You are on page 1of 34

Teori Ring

1
I
RING DAN LAPANGAN
(RING AND FIELDS)

Definisi dan Beberapa Contoh Ring

Pada teori group, kita hanya mengenal satu operasi, yang dalam struktur
aljabar hanya mengenal satu operasi pada sembarang himpunan yang tak kosong
yang memenuhi sifat-sifat tertentu. Struktur aljabar yang terdiri dari himpunan tak
kosong dan menggunakan dua operasi biner tambah dan kali dinotasikan secara
berturut-turut +dan dinamakan Ring. Pada bagian ini akan kita membahas ring,
dan beberapa jenis-jenis ring diantaranya daerah integral (Integral Domain dan
Lapangan).

Definisi (Ring).
Suatu ring (R,+,) adalah himpunan R bersama dengan dua operasi biner
+dan . Yang dibaca dengan tambah dan kali yang didefinisikan pada R
sedemikian sehingga sifat-sifat berikut berlaku.
1. <R,+>merupakan grup abelian (group komutatif)
2. (a b) R
3. a (b c) =(a b) c
4. a (b +c) =a b +a c dan (b +c ) a =b a +c a
Catatan:
(i) Untuk pembahasan selanjutnya, penulisan ab sering ditulis ab bila operasi
merupakan perkalian yang kita kenal sehari-hari dan a +(-b) ditulis a - b.
(ii) Identitas operasi jumlah pada ring (R, +, ) disimbolkan dengan 0 dan
disebut unsur nol dari ring.
(iii) Invers penjumlahan dari a di R disimbol a dan disebut unsur negatif dari
a.
Drs. Rusli, M.Si. 2
(iv) J ika kita mengatakan bahwa R ring, yang dimaksud adalah R adalah
himpunan tak kosong dengan dua operasi biner + dan sedemikian
sehingga (R, +, ) ring.
Beberapa Contoh

Contoh: Berikut ini adalah contoh himpunan tak kosong yang merupakan ring
dengan operasi yang diberikan
1) < Z, +, > 6) < M
(2,Z)
, +, >
2) < Q, +, > 7) < Z[2], +, >
3) < R, +, > 8) < f
R
, +, >
4) < C, +, > 9) < RxS, +, >, dengan R dan S
masing-masing merupakan ring
5) < Z
n
, +, >

J ika pada ring R, terdapat unsur 1 sedemikian sehingga a 1 =1 a = a,
a R, maka R adalah Ring dengan unsur kesatuan (Ring with unit
.element.)
J ika pada ring R, berlaku sifat a b =b a, a,b R, maka R dikatakan
Ring Komutatif (Comutative Ring).

Teorema 1. Misalkan R ring, 0 adalah unsur nol di R dan a, b, c R
(a) 0a =a0 =0
(b) a(-b) =(-a)b =-(ab)
(c) (-a)(-b) =ab
(d) a(b c) =ab ac dan (a b)c =ac bc.
J ika R mempunyai unsur kesatuan, maka
(e) (-1)a =-a
(f) (-1)(-1) =1
Bukti
Teori Ring


3
Misalkan R ring dengan operasi tambah dan kali, serta misalkan bahwa identitas
untuk operasi jumlah dan kali berturut-turut adalah 0 dan 1, maka a, b, c R, kita
peroleh:
(a) kita dapat menulis,
a0 =a(0 +0) [ sifat unsur 0 di R ]
a0 =a0 +a0 [ sifat distribusi kanan ]
0 +a0 =a0 +a0 [ sifat unsur 0 di R ]
a0 =0 [ karena R grup terhadap +, maka a0 di R, tambahkan
kedua ruas dengan a0 ]
Dengan cara sama, 0a =(0 +0)a =0a +0a, dengan menggunakan sifat
distribusi kiri, diperoleh 0a =0.
(b) Pertama-tama akan ditunjukkan a(-b) =-(ab). Perhatikan bahwa:
ab +a(-b) =a[b +(-b)] =a0 =0 (dengan menggunakan sifat distribusi kanan
dan bagian (a) pada lemma ini. Dengan demikian diperoleh bahwa a(-b) =-ab.
Dengan cara sama ab +(-a)b =[a +(-a)]b =0b =0, diperoleh (-a)b =-ab.
(c) (-a)(-b) =-(a(-b) (menurut bagian (b))
=-(-(ab)) (menurut bagian (b))
=ab
(d) a(b c) =a[b +(c)] (definisi operasi pengurangan)
= ab + a(-c) (sifat distibusi kanan)
=ab +(-ac) (menurut bagian (b))
=ab ac (definisi operasi pengurangan)
Dengan cara sama (a b)c =ac bc.
(e) Misalkan bahwa R mempunyai unsur kesatuan 1, maka:
a +(-1)a =1a +(-1)a
= [1 +(-1)]a
= 0a
= 0
Ini berarti bahwa (-1)a =-a.
(f) J ika dipilih a =-1 pada bagian (e), diperoleh (-1)(-1) =1.
Drs. Rusli, M.Si. 4

INTEGRAL DOMAIN DAN SUBRING
Definisi
J ika R ring komutatif dan aR, a0. a dikatakan unsur pembagi nol jika
terdapat b R, b 0 ab=0.
Definisi
Ring komutatif dengan unsur kesatuan dikatakan Daerah Integral (Integral
Domain) jika tidak mempunyai unsur pembagi nol.
Definisi
R ring, R dikatakan Ring Pembagian (Division Ring) jika unsur-unsur tak
nol merupakan grup terhadap perkalian.
Contoh
1. <Z,+,>, <Q,+,>,<R,+,> merupakan daerah integral
2. <Z
6
,+,> bukan daerah integral
Teorema J ika R integral domain, a,b,c R, a0 dan ab=ac, maka b=c.
Definisi
S himpunan S R, diakatakan subring dari R jika S merupakan ring
terhadap operasi pada R.
Contoh <2Z,+,> subring dari <Z,+,> dan <Z,+,> subring dari <Q,+,>
Teorema R ring, S R, S subrung jhj S memenuhi sifat berikut:
1. S
2. a,b S, a+bS dan abS
3. aS, -a S
Contoh
R =: <f
R
,+,>, S =:{f Rf(1)=o}, maka S subring.

Contoh 2.1.1 R adalah himpunan bilangan bulat terhadap operasi tambah dan kali
biasa, maka R merupakan ring komutatif dengan unsur kesatuan.

Teori Ring


5
Contoh 2.1.2 R ={2z : zZ} terhadap operasi penjumlahan dan perkalian biasa
merupakan ring komutatif tetapi tidak mempunyai unsur kesatuan.

Contoh 2.1.3 R adalah himpunan bilangan rasional terhadap opearsi penjumlahan
dan perkalian biasa merupakan ring komutatif dengan unsur kesatuan

Contoh 2.1.4 R adalah himpunan bilangan bulat modulo 7 terhadap penjumlahan
dan perkalian mod 7 merupakan ring komutatif dengan unsur kesatuan.

Contoh 2.1.5 R adalah himpunan bilangan bulat modulo 6 terhadap penjumlahan
dan perkalian mod 6 merupakan ring komutatif dengan unsur kesatuan.

Contoh 2.1.6 Misalkan F adalah himpunan semua fungsi dari f : RR, dengan
operasi penjumlahan dan perkalian fungsi, maka F merupakan ring komutatif.

Contoh 2.1.7 Misalkan R adalah himpunan bilangan bulat modulo n, maka R
merupakan ring komutatif terhadap operasi penjumlahan dan perkalian mod n.

Contoh 2.1.8 Misalkan R adalah himpunan bilangan kompleks dengan operasi
penjumlahan dan perkalian biasa, R merupakan ring komutatif dengan unsur
kesatuan.

Contoh 2.1.9 Misalkan R adalah himpuanan matriks ordo nxn unsur bilangan bulat
merupakan ring yang tak komutatif dengan unsur kesatuan terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian matriks.

Contoh 2.2.1 J ika Z
6
adalah himpunan himpunan bilangan bulat modulo 6. Selidiki
apakah Z
6
merupakan ring dengan unsur pembagi nol.

Drs. Rusli, M.Si. 6
Contoh 2.2.2 J ika Z
5
adalah himpunan bilangan bulat modulo 5. . Selidiki apakah
Z
6
merupakan ring tanpa unsur pembagi nol.

Contoh Misalkan R=Z
5
, Buktikan bahwa R=Z
5
merupakan ring pembagian.

Tunjukkan bahwa <Z,+,>, <Q,+,>,<R,+,> merupakan daerah integral
Tunjukkan bahwa <Z
6
,+,> bukan daerah integral

Buktikan bahwa jika R adalah ring tanpa pembagi nol jika dan hanya jika
hukum penghapusan berlaku.
Buktikan bahwa jika R adalah lapangan, maka R merupakan ring tanpa unsur
pembagi nol.
Bukti
Misalkan R lapangan, maka R merupakan ring komutatif dengan unsur
kesatuan dimana setiap unsur tak nolnya memiliki invers di R terhadap
operasi perkalian.
Ambil a, b dua unsur sebarang di R, dengan ab=0. Sekarang jika a0, maka
a
-1
ada, sehingga ab=0 mengakibatkan a
-1
(ab) =a
-1
0 sehingga kita punya
b=0. J adi jika a0, ab=0, maka b=0. Dengan cara sama bila b0, maka b
-1

ada, sehingga ab=0 mengakibatkan (ab)b
-1
=0b
-1
sehingga kita punya a=0.
Dengan demikian jika b0, ab=0, maka a=0. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa R tanpa pembagi nol.

Teorema 2.2.5. Daerah Integral (D) yang hingga merupakan lapangan.

Bukti
Sebelum kita membuktikan teorema ini, kita kembali pada pengertian daerah
integral merupakan ring komutatif sedemikian sehingga ab=0 jika dan hanya jika
paling sedikit satu dari a=0 atau b=0. Sedangkan lapangan merupakan ring
Teori Ring


7
komutatif dengan unsur kesatuan yang mana setiap unsur tak nol mempunyai
invers. Dengan demikian untuk membuktikan bahwa daerah integral yang hingga
itu merupakan lapangan, kita harus menunjukkan bahwa
(a) 1 D, sedemikian sehingga a1=a, untuk setiap aD.
(b) untuk setiap a0, aD, terdapat bD, sedemikian sehingga ab=1.

Misalkan {x
1
, x
2
, , x
n
}adalah semua unsur-unsur D dan misalkan a0D. karena
D ring, maka x
1
a, x
2
a, , x
n
a semuanya juga termuat di D.
Claim x
1
a, x
2
a, , x
n
a semuanya berbeda. Ambil x
i
a, x
j
a dua unsur D dengan x
i
a =
x
j
a untuk ij, maka (x
i
- x
j
)
j
a=0. Karena D daerah integral dan a0, maka x
i
- x
j
=0,
sehnigga x
i
= x
j
. Kontradiksi dengan x
i
x
j
.untuk ij. J adi x
1
a, x
2
a, , x
n
a
semuanya berbeda. Dengan demikian D tepat mempunyai n buah unsur yang
berbeda. Dengan kata lain untuk setiap yD, dapat ditulis sebagai y =x
i
a, untuk
suatu x
i
D. Karena aD, maka a=x
io
a, untuk suatu x
io
D. Karena D komutatif,
maka a =x
io
a =ax
io
. Sekarang jika sebagai y =x
i
a, untuk suatu x
i
D, dan y x
io
= (x
i

a) x
io
=x
i
(a x
io
) =x
i
a= y. J adi x
io
merupakan unsure kesatuan dari D dan kita tulis 1.
Sekarang 1D, dengan menggunakan fakta bahwa setiap unsur di D, merupakan
perkalian dengan suatu unsur lain dengan a. Dengan kata lain 1D, maka terdapat
bD, sedemikian sehingga 1=ba, dan karena D komutatif maka 1=ba=ab. Dengan
demikian teorema telah terbukti.

Akibat 2.2.6. Z
p
Lapangan jhj p bilangan prima.

Bukti
Berdasarkan teorema di atas, cukup kita tunjukkan bahwa Z
P
merupakan daerah
integral. Ambil a,b dua unsur sebarang dari Z
p
dengan ab=0, maka ab habis dibagi
oleh p dan karena p prima maka p harus membagi a atau b. Dengan kata lain jika p
membagi a maka a =0 dan jika p membagi b maka b=0. J adi a,bZ
p
, dan ab=0
maka a=0 atau b=0. Dengan demikian Z
p
merupakan daerah integral karena unsur-
unsur dari Z
p
hingga maka Z
p
merupakan lapangan.
Drs. Rusli, M.Si. 8

Pertanyaan
(a) apakah Ring Z[2] merupakan daerah integral
(b) apakah Ring Z[2] merupakan lapangan
(c) apakah Ring Q[2] merupakan sublapangan dari R

Teorema 2.2.8 Setiap lapangan adalah daerah integral

Bukti
Misalkan F adalah lapangan, maka F adalah ring komutatif. Selanjutnya ambil a, b
unsur-unsur sebarang di F dengan ab=0.akan ditunjukan bahwa a=0 atau b=0.
Misalkan a0, karena F lapangan maka a
-1
F. Dengan demikian a
-1
(ab)=a
-1
0=0.,
atau b=0. Dengan cara sama ditunjukkan jika b0 maka a=0

Definisi

Daerah Integral D dikatakan mempunyai karakteristik 0 (nol) jika
na=0, dengan a 0dan n bilangan bulat hanya dipenuhi oleh n=0.

Latihan
Selidiki apakah Z, Q, R, C dan Z
n
mempunyai karakteristik nol.

Definisi

DaerahIintegral D dikatakan mempunyai karakteristik hingga jika
terdapat bilangan bulat positif n sehingga na=0, aD


Teorema 2.2.9. Karakteristik daerah integral yang hingga selalu hingga.

Teori Ring


9
Bukti

Misalkan D adalah daerah integral yang hingga dan misalkan 1 unsur kesatuan di D,
maka menurut definisi karakteristik D akan hingga atau tak hingga. Dengan
demikian order dari 1 (D dipandang sebagai grup komutatif terhadap operasi
penjumlahan) adalah 0 atau hingga. Sekarang karena order setiap unsur grup hingga
adalah hingga, dan karena 1 unsur D, maka order dari 1 hingga sebut n,yaitu n1 =
0. Sekarang ambil aK sebarang, maka,
na =a +a++a sebanyak n suku
=1a+1a++1a sebanyak n suku
=(1 +1+ +1) a
=(n1)a
=0a (karena n1=0)
=0 (karena 0 a =0, a D)
J adi n adalah bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga na =
0, aD. Karenanya karakteristik dari D hingga.

Teorema 2.2.10. J ika D integral domain, maka karakteristik dari D adalah 0 atau
prima.

Bukti

Misalkan D adalah integral domain dan a sebarang unsur D. Sekarang kasus
jika order dari a adalah 0, bila D dipandang sebagai grup terhadap operasi
penjumlahan, maka karakteristik dari D adalah 0. Dengan ini teorema telah
terbukti. Selanjutnya jika order dari a adalah hingga sebut n, bila D
dipandang sebagai grup terhadap operasi penjumlahan, maka karakteristik
dari D adalah n dan akan kita tunjukkan bahwa D merupakan bilangan
prima. Andaikan n komposit, dan misalkan n =n
1
n
2
dengan n
1
1, n
2
1 dan
Drs. Rusli, M.Si. 10
n
1
<n, n
2
<n. Sekarang karena n merupakan karakteristik dari D, maka n
merupakan bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga na=0, aD,
a0. Sehingga kita punya
na =0
n
1
n
2
a =0
(n
1
n
2
a)b =0b, bD, b0.



Definisi
S himpunan S R, diakatakan subring dari R jika S merupakan ring
terhadap operasi pada R.

Contoh <2Z,+,> subring dari <Z,+,> dan <Z,+,> subring dari <Q,+,>
Teorema 2.2.11 R ring, S R, S, S subring jhj S memenuhi sifat berikut:
4. a,b S, a+bS dan abS
5. aS, -a S

Bukti

Misalkan
Contoh
R =: <f
R
,+,>, S =:{f Rf(1)=o}, maka S subring.
Definisi

K Himpunan bagian tak kosong dari F adalah sublapangan jika K
adalah lapangan terhadap operasi yang sama pada F.

Teorema 2.2.7. Subhimpunan K dari lapangan F adalah sublapangan dari F jhj
Teori Ring


11
(i). a,b K, berlaku a-bK
(ii) a,b K dan b 0, berlaku ab
-1
K

Bukti

(syarat perlu). Misalkan K adalah sub lapangan dari F, maka terhadap
operasi yang dengan F, K juga merupakan lapangan. Karenanya untuk setiap
b K, berlaku -bK. J adi a+(-b) K untuk setiap a, b K. karena a - b =a
+(-b) K. J uga untuk setiap b K dan b 0, maka b
-1
ada dan di K.
Karenanya ab
-1
K, untuk setiap a, b K.
Sebaliknya (syarat cukup). Misalkan K himpunan bagian unsur tak kosong
dari F sedemikian sehingga
(i) aK, bKa b K.
(ii) aK, 0b Kab
-1
K
2
Homomorfisma, Ideal dan Ring Faktor

2.1 Homomorfisma

Pada saat mempelajari grup, kita telah mengenal konsep
homomorfisma pada suatu grup. Konsep homomorfisma ini juga merupakan
suatu konsep yang sangat penting dalam ring. Kita kembali pada
homomorfisma grup, didefinisikan sebagai pemetaan yang memenuhi relasi
(ab)=(a)(b). Karena ring memiliki dua operasi, maka definisi
homomorfisma pada ring diberikan sebagai berikut.

Drs. Rusli, M.Si. 12
Definisi 2.1.1
Misalkan R dan R masing-masing merupakan ring. Pemetaan
:RR dikatakan homomorfisma jika untuk setiap a,b R.
memenuhi (1) (a+b)=(a)+(b) dan (2) (ab)=(a) (b)

Lemma 2.1.1
J ika adalah homomorfisma dari R ke R, maka
1. (0)=0
2. (-a)=- (a), untuk setiap aR

Bukti
(i) J ika a unsur sebarang di R, maka a+0=a=0+a, sehingga
(a)=(a+0)=(a) +(0), demikain pula
(a)=(0+a)=(0) +(a),
karenanya (a)+(0)=(0) +(a)=(a), (a)R,
akibatnya (0)adalah unsure nol di R, yaitu :
(0)=0.
(ii) J ika a unsur sebarang di R, maka a+(-a)=0 =(-a)+a, sehingga
(0)=(a+(-a))=(a)+(-a)
(0)=((-a)+a)=(-a)+(a)
karenanya (a)+(-a)=(-a)+(a)=(0),(a)R
akibatnya -(a)=(-a)

Definisi 2.1.2
J ika homomorfisma dari R ke R, maka kernel I(), adalah
himpunan semua unsur aR sehingga (a)=0 unsur nol di R.

Teori Ring


13
Lemma 2.1.2
J ika adalah morfisma dari R ke R dengan kernel I(), maka
1. I() adalah subgrup dari R terhadap operasi penjumlahan.
2. jika aI() dan r R maka keduanya ar dan ra unsur kernel .

Bukti.
(1) (a) Ambil a, bI(), maka (a)=0 dan (b)=0. Sekarang pandang
(a+b), karena suatu homomorfisma, maka (a+b)=(a) +(b) =
0+0 =0. J adi a+bI(), dengan kata lain I() tertutup terhadap
operasi penjumlahan.

(b) Ambil a I() sembarang, maka (a)=0 dan karena (-a)=-(a)=-
(0)=0, ini berarti -aI().
Dari (a)-(b) dapat disimpulkan bahwa I() merupakan subgrup dari R.

(2) Misalkan aI(), dan rR, maka (a)=0, perhatikan bahwa (ar) =
(a)(r) =0(r) =0, dengan demikian arI(). Dengan cara sama (ra)
=(r)(a) =(r)0 =0, berdasarkan definisi I() diperoleh ar dan ra
kedua-dunya terletak di I().

Contoh 2.1.1
Misalkan R dan R sebarang ring, dan dengan (a)=0, aR, maka
:RRadalah homomorfisma, lebih dari itu I()=R. disebut
homomorfisma nol.
Bukti
Drs. Rusli, M.Si. 14
Ambil a, b sembarang dua unsur di R, maka (a)=0 dan (b)=0. Sekarang
perhatikan (a+b)=0=0+0=(a)+(b) dan (ab)=0=(0)(0)=(a)(b). J adi
merupakan suatu homomorfisma.

Contoh 2.1.2
Misalkan R ring dan R=Rdan didefinisikan (x)=x,xR, maka adalah
homomorfisma dan I()={0}.
Bukti
Ambil x, y sembarang dua unsur di R, maka (x)=x dan (y)=y. Sekarang
perhatikan (x+y)=x+y=(x)+(y) dan (ab)=xy=(x)(y). J adi merupakan
suatu homomorfisma. Karena hanya 0R, yang dipetakan ke 0 pada R,
maka I()={0}.

Contoh 2.1.3
Misalkan Z[2] adalah himpunan bilangan riil yang berbentuk m+n2
dengan m, n bilangan-bilangan bulat. Dapat kita tunjukkan bahwa Z[2]
merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian. Didefinisikan
: Z[2]Z[2] dengan (m+n2)=m-n2, maka homomorfisma dan
I()={0}.
Bukti
Ambil x, y sembarang dua unsur di R, x=m
1
+n
1
2, dan y==m
2
+n
2
2,
dengan m
1
, n
1
, m
2
, n
2
Z. maka (m
1
+n
1
2)=m
1
-n
1
2 dan (m
2
+n
2
2)=m
2
-
n
2
2. Sekarang perhatikan bahwa
x+y=(m
1
+n
1
2+m
2
+n
2
2) =(m
1
+m
2)
+(n
1
+n
2
)2
dan
xy=(m
1
+n
1
2)(m
2
+n
2
2)=(m
1
m
2
+2n
1
n
2
+(m
1
n
2
+n
1
m
2
)2)
maka
Teori Ring


15
(x+y)=(m
1
+n
1
2+m
2
+n
2
2)
=((m
1
+m
2)
+(n
1
+n
2
)2)
=(m
1
+m
2
)-(n
1
+n
2
)2
=((m
1
-n
1
2)+(m
2
-n
2
)2))
=(x)+(y)
dan
(xy)=((m
1
+n
1
2)(m
2
+n
2
2))
=((m
1
m
2
+2n
1
n
2
+(m
1
n
2
+n
1
m
2
)2))
=(m
1
m
2
+2n
1
n
2
-(m
1
n
2
+n
1
m
2
)2)
=(m
1
m
2
-m
1
n
2
2-n
1
m
2
2+2n
1
n
2
)
=(m
1
-n
1
2)(m
2
+-n
2
2)
=(m
1
+n
1
2)(m
2
+n
2
2)
=(x)(y)
J adi merupakan suatu homomorfisma

Contoh 2.1.4
Misalkan Z
n
adalah ring bilangan bulat modulo n. definisikan I: ZZ
n

dengan (a)=sisa dari a apabila dibagi oleh n, maka homomorfisma.

Contoh 2.1.5
Misalkan R himpunan semua fungsi-fungsi kontinu bernilai riil pada interval
tutup [0,1]. R terhadap operasi penjumlahan dan perkalian fungsi merupakan
ring. Selanjutnya misalkan F adalah ring bilangan riil terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian, serta didefinisikan pemetaan RF, dengan
(f(x))=f(1/2). Dengan pengaitan yang demikian merupakan
homomorfisma yang bersifat pada dari R ke F.

Drs. Rusli, M.Si. 16
Definisi 2.1.3
Suatu homomorfisma dari R ke R dikatakan suatu monomorfisma jika
homomorfisma tersebut satu-satu.

Lemma 2.1.3
Homomorfisma dari R ke R dikatakan suatu monomorfisma jika dan
hanya jika I()=(0).
Bukti
Misalkan monomorfisma (satu-satu). Ambil xI(), maka kita mempunyai
(x)=0=(0). Karena satu-satu haruslah x=0. J adi I()={0}.
Sebaliknya misalkan I()=0, ambil x,yR sembarang yang bersifat
(x)=(y). Karena merupakan homomorfisma , maka kita punya hubungan
(x+(-y))=(x)-(y)=0. Dengan demikian kita peroleh x-yI(), karena
I()={0}, maka x=y. Ini membuktikan bahwa : RR bersifat satu-satu
(monomorfisma).

Definisi 2.1.4
Suatu homomorfisma dari R ke R dikatakan suatu epimorfisma jika
homomorfisma tersebut bersifat pada.

Definisi 2.1.5
Suatu homomorfisma dari R ke R dikatakan suatu isomorfisma jika
homomorfisma tersebut bersifat satu-satu dan pada.

Homomorfisma yang dimaksud pada definisi di atas, merupakan
homomorfisma yang memenuhi sifat monomofisma dan epimorfisma.
Dengan kata lain suatu homomorfisma merupakan suatu isomorfisma jika
Teori Ring


17
homomrfisma tersebut merupakan suatu monomorfisma dan epimorfisma.
Dengan demikian jika kita memandang pemetaan tersebut sebagai fungsi,
maka homomorfisma yang bersifat isomorfisma bila berbicara pada fungsi
merupakan fungsi bijektif yaitu suatu fungsi yang bersifat injektif (satu-satu)
dan surjektif (pada).
Drs. Rusli, M.Si. 18
2.2 Ideal
Ide mengkonstruksi grup faktor pada saat mempelajari grup kita akan
ulangi dalam mempelajari ring, ide tersebut kita terapkan untuk
mendapatkan ring faktor (quotien), sehingga konsep grup faktor merupakan
konsep yang sama dengan konsep ring faktor (quotien). Pada pembentukan
grup faktor, terlebih dahulu kita mengkonstruksi koset dan subgrup normal,
kemudian terbentuklah grup faktor. Pada bagian ini kita terlebih dahulu
membicarakan ideal kemudian dari ideal ini kita mengkonstruksi suatu ring
yang unsur-unsurnya merupakan ideal yang selanjutnya kita namakan
dengan ring faktor atau ring quotien.

Definisi 2.2.1
Suatu himpunan bagian tak kosong U dari R dikatakan ideal kiri dari R jika
(1) U merupakan subgrup dari R terhadap penjumlahan, (2) untuk setiap
uR, ruU.

Definisi 2.2.2
Suatu himpunan bagian tak kosong U dari R dikatakan ideal kanan dari R
jika (1) U merupakan subgrup dari R terhadap penjumlahan, (2) untuk setiap
uR, urU.

Berdasarkan definisi 2.2.1 dan 2.2.2 kita definisikan bahwa suatu
himpunan bagian tak kosong U dari R dikatakan ideal dari R, jika merupakan
ideal kiri sekaligus merupakan ideal kanan dari R.
J elas bahwa {0} dan R merupakan ideal dari sembarang ring R. Ideal
yang demikian disebut ideal trivial atau sering juga disebut dengan improper
ideal. Semua ideal dari U dari R yang berbeda dari {0} dan R disebut proper
ideal atau ideal sejati.
Teori Ring


19
Lemma 2.2.1
Syarat perlu dan cukup bahwa himpunan bagian tak kosong U dari R,
merupakan ideal dari R bila memenuhi (i) jika aU, dan bU, maka a-bU,
dan (ii) jika uU, dan rR, maka urU dan ruU.
Bukti
(syarat perlu). Misalkan U ideal dari ring R, maka U merupakan subgrup
dari R terhadap operasi penjumlahan dan untuk setiap uU, dan rR berlaku
urR dan ruR. tetapi syarat perlu dan cukup bahwa U merupakan subgrup
terhadap penjumlahan adalah jika a, bU sembarang, maka a-bU. Dengan
demikian kita punya jika U ideal dari R, maka berlaku (i) jika aU, dan
bU, maka a-bU, dan (ii) jika uU, dan rR, maka urU dan ruU.
(syarat cukup). Misalkan U himpunan tak kosong dari R, yang memenuhi
sifat (i) jika aU, dan bU, maka a-bU, dan (ii) jika uU, dan rR, maka
urU dan ruU. Dari sifat (i) kita peroleh bahwa U merupakan subgrup dari
R terhadap operasi penjumlahan, sehingga kita punya sifat bahwa jika sifat
(i) jika aU, dan bU, maka a-bU, dan (ii) jika uU, dan rR, maka
urU dan ruU berlaku, maka
(1) U merupakan subgrup dari R terhadap penjumlahan
(2) untuk setiap uR, urU.
Dengan demikian U merupakan ideal dari R.

Lemma 2.2.2
Irisan sembarang dua ideal dari R juga merupakan ideal dari R
Bukti
Misalkan U
1
dan U
2
sembarang dua ideal dari R, maka U
1
dan U
2
merupakan
subgrup dari R terhadap operasi penjumlahan. Karenanya U
1
U
2
juga
merupakan subgrup dari R. Sekarang misalkan u U
1
U
2
sembarang dan
Drs. Rusli, M.Si. 20
rR. Karena U
1
dan U
2
merupakan ideal-ideal dari R, maka urU
1
, ruU
1

dan urU
2
dan ruU
2
, akibatnya urU
1
U
2
dan ruU
1
U
2
merupakan
ideal dari R.

Lemma 2.2.3
Misalkan M himpunan bagian tak kosong dari ring R, maka irisan semua
koleksi ideal-ideal dari R yang memuat M merupakan ideal terkecil yang
memuat M.
Bukti
Misalkan {S

|} adalah koleksi semua ideal-ideal dari R yang memuat


M, maka menurut definisi ideal setiap S

merupakan subgrup dari R terhadap


operasi penjumlahan. Karena irisan subgrup-subgrup dari R yang memuat M
juga merupakan subgrup yang memuat M, kita peroleh bahwa {S

|}
adalah subgrup dari R yang terkecil yang memuat M. Selanjutnya ambil
u{S

|} sembarang dan rR sembarang, maka uS

untuk setiap
, dan karena S

merupakan ideal untuk setiap , maka urS

dan
ruS
,
untuk setiap . Akibatnya ur{S

|} dan ru{S

|}.
Dengan demikian {S

|} merupakan ideal dari R dan karena


{S

|} himpunan terkecil yang memuat M, maka dapat disimpulkan


bahwa {S

|} merupakan ideal terkecil yang memuat M.


Ideal yang kita bicarakan pada lemma 2.2.3 biasanya dikenal juga
dengan nama ideal yang dibangun oleh M. ideal yang demikian selanjutnya
ditulis (M).

Definisi 2.2.3
Suatu ideal yang dibangun oleh satu unsur disebut dengan ideal utama
(principal ideal).
Teori Ring


21

Definisi 2.2.4
Misalkan R ring komutatif dengan unsur kesatuan dan tanpa unsur pembagi
nol disebut ring ideal utama jika setiap ideal dari R merupakan ideal utama.

Ekivalen dengan definisi 2.2.4 di atas adalah bahwa bila R
merupakan daerah integral dengan unsur kesatuan merupakan ring ideal
utama jika setiap ideal U dari R dibangun oleh satu unsur, yaitu U=(a), untuk
suatu aR.

Contoh 2.2.1
Misalkan Q himpunan semua bilangan rasional dan Z himpunan semua
bilangan bulat. J elas Z merupakan himpunan bagian dari Q. Pembaca dapat
menunjukkan bahwa Q merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian dan Z merupakan grup terhadap operasi penjumlahan. Tetapi Z
bukan merupakan ideal kiri maupun kanan, sebab perkalian antara bilangan
rasional dengan bilangan bulat tidak senantiasa merupakan bilangan bulat
demikian pula bahwa perkalian antara bilangan bulat dengan bilangan
rasional tidak senantiasa merupakan bilangan bulat.

Berdasarkan contoh di atas, dengan mudah kita dapat menemukan
bilanagn rasionan dan bilangan bulat yang memenuhi contoh 2.2.1 di atas,
yaitu dengan memilih 2/3Q, dan 5Z, maka (2/3)(5)=10/3Z demikian
pula 5(2/3)=10/3Z, dan masih banyak lagi bahkan tak terhingga banyaknya
bilangan rasional dan bilangan bulat yang dapat kita pilih sedemikian sifat
ini tidak berlaku.

Contoh 2.2.2
Drs. Rusli, M.Si. 22
Misalkan R himpunan semua bilangan riil dan Q himpunan semua bilangan
rasional, maka jelas sekali bahwa QR, dan pembaca dengan mudah dapat
menunjukkan bahwa R merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian serta Q merupakan grup terhadap operasi penjumlahan. Tetapi Q
bukan merupakan ideal kiri maupun ideal kanan.

Sebagai latihan pembaca di minta untuk menemukan bilangan
rasional Q dan bilangan riil R yang bersifat bahwa
aQ, rR, tetapi arQ
dan aQ, rR, tetapi raQ

Contoh 2.2.3
Misalkan R ring semua matriks ordo 2x2 dengan unsur-unsur bilangan bulat,
yaitu R=

Z d c b a
d b
c a
, , , dan H=

Z b a
b
a
,
0
0
, maka H
merupakan ideal kiri dari R, tetapi H bukan ideal kanan dari R.

Contoh 2.2.4
Misalkan R seperti pada contoh 2.1.3, dan S=himpunan matriks 2x2 yang
berbentuk

Z b a
b
a
,
0
0
, maka H merupakan ideal kiri dari R tetapi H
bukan ideal kanan.

Contoh 2.2.5
Misalkan m sembarang bilangan bulat positif tetapi tetap dan T={ma|aZ},
maka untuk sembarang dua unsur ma dan mb di T, berlaku ma-mb=m(a-
b)T, karena aZ dan bZ, maka a-bZ. J adi T merupakan grup terhadap
Teori Ring


23
operasi penjumlahan. Sekarang ambil maT sembarang dan bZ, maka
(ma)b=m(ab)T, karena Z bersifat assosiatif terhadap operasi perkalian dan
b(ma)=(bm)a=m(ba)T, karena Z bersifat komutatif dan assosiatif terhadap
operasi perkalian.

Definisi 2.2.4
Suatu ideal MR dalam ring R, dikatakan ideal maksimal dari R jika terdapat
ideal U dari R sedemikian sehingga MUR, maka R=U atau M=U.
Ekivalen dengan definisi di atas, adalah M ideal dari R dan MR,
dikatakan ideal maksimal jika tidak terdapat ideal sejati dari R yang memuat
M.

Berikut ini akan diberikan beberapa sifat yang berhubungan dengan
ideal.

Lemma 2.2.4
Lapangan tidak mempunyai ideal sejati
Bukti
Misalkan S ideal tak nol dari lapangan F dan misalkan a sembarang unsur
tak nol dari S, maka S merupakan himpunan bagian dari F, akibatnya berlaku
J ika aS, maka aF, karena F ring, maka a
-1
F
Sekarang karena S ideal dari F, maka berlaku
J ika aS, dan a
-1
F, maka 1=aa
-1
S
Sehingga diperoleh bahwa 1S. Selanjutnya ambil xF sembarang, dan
karena S ideal dari F, maka berlaku atau xS karena 1S, dan xF, maka
1xS, dan karena xF diambil sembarang, mengakibatkan xS, maka FS,
tetapi karena S ideal dari F, maka kita punya juga relasi SF. Dengan
Drs. Rusli, M.Si. 24
demikian kita simpulkan bahwa S=F. J adi setiap ideal tak nol dari F
merupakan ideal yang sama dengan F, dengan kata lain bahwa ideal dari F
hanya {0} dan F sendiri. Karenanya suatu lapangan tidak mempunyai ideal
sejati.

Lemma 2.2.5
J ika R ring komutatif dan aR, maka Ra={ra|rR} merupakan ideal dari R.
Bukti
Ambil x,y sembarang dua unsur di Ra, maka x=r
1
a dan y=r
2
a, untuk suatu
r
1
,r
2
di R, maka x-y =r
1
a-r
2
a =( r
1
-r
2)
aRa. Dengan demikian Ra merupakan
subgrup dari Ra terhadap operasi penjumlahan. Sekarang ambil rR dan
r
1
aRa sembarang, maka r(r
1
a)= (rr
1
)aRa dan (r
1
a)r= (r
1
r)aRa.
Karenanya Ra merupakan ideal dari R.

Lemma 2.2.6
Ring komutatif dengan unsur kesatuan yang tidak mempunyai ideal sejati
senantiasa merupakan lapangan.
Bukti
Misalkan R adalah ring komutaif dengan unsur kesatuan dan tidak
mempunyai ideal sejati. Dengan kata lain ideal dari R hanyalah {0} dan R
sendiri. Untuk menunjukkan bahwa R lapangan, akan ditunjukkan bahwa
untuk setiap unsur tak nol dari R, mempunyai invers di R.
Ambil sembarang aR dengan a0, definisikan himpunan Ra={ra|rR},
maka menurut lemma 2.2.5, Ra merupakan ideal dari R. Karena 1R, maka
a=1aRa, dan karena a0, maka Ra merupakan ideal dari R yang tak nol.
Berdasarkan hipotesis bahwa R tidak mempunyai ideal sejati dan Ra ideal
tak nol di R, maka haruslah R=Ra. Selanjutnya karena 1R dan Ra=R, maka
Teori Ring


25
mesti terdapat unusr bR sedemikian sehingga ba=1, tetapi karena R
komutatif, maka ab=1. J adi a
-1
=bR. Dengan demikian bahwa untuk setiap
unsur tak nol dari R, senantiasa mempunyai invers atau dengan kata lain
bahwa R merupakan lapangan.

Lemma 2.2.7
J ika a unsur pada suatu ring komutatif dengan unsur kesatuan, maka
himpunan Ra={ra|rR} merupakan ideal utama dari R yang dibangun oleh
a.
Bukti
Telah ditunjukkan bahwa pada lemma 2.2.5 bahwa Ra merupakan ideal ,
juga karena R merupakan dengan unsur kesatuan maka a=1aRa. J adi Ra
merupakan ideal yang memuat unsur a. Selanjutnya untuk menunjukkan
bahwa Ra merupakan ideal utama, maka akan ditunjukkan bahwa Ra adalah
ideal terkecil dari R yang memuat a, dengan kata lain akan ditunjukkan
bahwa setiap ideal dari R yang memuat a, juga memuat Ra.
Misalkan S ideal dari R yang memuat a dan ra sembarang unsur dari
Ra, maka rR. Karena S ideal dari R yang memuat a, maka raS. jadi
raRa, mengakibatkan raS, karena ra diambil sembarang di ra, maka
berarti bahwa setiap unsur di Ra, juga merupakan unsur S, atau RaS.
Akibatnya Ra termuat pada setiap ideal dari R yang memuat a, dengan
demikian Ra merupakan ideal terkecil yang memuat a. Dengan kata lain Ra
merupakan ideal utama dari R yang dibangun oleh a.
Lemma 2.2.8
Ring bilangan bulat Z merupakan ring ideal utama
Bukti
Karena ring bilangan bulat ring komutatif dengan unsur kesatuan dan tanpa
unsur pembagi nol, sehingga untuk menujukkan bahwa Z merupakan ring
Drs. Rusli, M.Si. 26
ideal utama, cukup ditunjukkan bahwa setiap ideal dari Z merupakan ideal
utama.
Misalkan S sembarang ideal dari Z. J ika s={0}, maka jelas S merupakan
ideal utama. Sekarang misalkan S{0}, maka S senantiasa mempunyai unsur
paling sedikit satu yang tak nol, sebut 0aS. Selanjutnya, karena S ideal
maka S merupakan subgrup dari Z terhadap operasi penjumlahan, dengan
demikian jika aS, maka -aS, sehingga S memiliki paling sedikit satu
unsur positif.
Sekarang, misalkan s unsur positif yang terkecil dalam S. Claim bahwa S
merupakan ideal utama yang dibangun oleh s. Sebagaimana telah
ditunjukkan bahwa himpunan yang berbentuk Zs={as|aZ} adalah ideal
utama yang dibangun oleh s. Sehingga kita akan tunjukkan bahwa Zs=S.
Ambil as sembarang unsur dari Zs, maka aZ, dan karena S ideal dari Z,
maka asS. jadi kita punya bahwa jika asZs, maka asS. Ini berarti bahwa
ZsS (1)
Sekarang ambil n sembarang unsur di S, maka menurut algoritma pembagian
yang dikenakan pada n dan s, terdapat bilangan bulat q dan r sedemikian
sehingga
n=qs+r, dengan 0 r < s
karena sS, dan qZ, maka qsS, juga karena nS, maka r=n-qsS (S
subgrup dari Z), sehingga rS. Tetapi karena 0 r < s dan s unsur positif
terkecil dari S, maka haruslah r=0, karenanya n=qsZs (karena qZ, maka
qsZS). J adi setiap unsur di S juga merupakan unsur di Zs, dengan demikian
SZs (2)
Dari (1) dan (2) kita punya
S=Zs
Teori Ring


27
Tetapi karena Zs merupakan ideal utama yang dibangun oleh s, maka S juga
merupakan ideal utama yang dibangun oleh s, dan karena S diambil
sembarang ideal dari Z, maka setiap ideal dari Z, merupaka ideal utama.
Dengan kata lain bahwa Z merupakan ring ideal utama.

Lemma 2.2.9
Irisan sembarang dua ideal pada suatu ring R, senantiasa merupakan ideal
pada ring R.
Bukti
Misalkan U
1
dan U
2
sembarang dua ideal dari ring R, maka U
1
dan U
2

merupakan subgrup dari R terhadap operasi penjumlahan. Karena irisan dua
subgrup dari R juga merupakan subgrup dari R, maka U
1
U
2
subgrup dari R.
Sekarang ambil sembarang aU
1
U
2
dan rR, maka aU
1
dan aU
2
.
Sehingga arU
1
, raU
1
dan arU
2
, raU
2
, maka arU
1
U
2
dan
raU
1
U
2
. Ini menunjukkan bahwa U
1
U
2
merupakan ideal dari R.

Lemma 2.2.10
Misalkan M himpunan bagian tak kosong dari ring R, maka irisan koleksi
semua ideal pada R yang memuat M adalah ideal terkecil yang memuat M.
Bukti
Misalkan {S

| } koleksi semua ideal-ideal dari R yang memuat M,
maka setaip S

merupakan subgrup dari R (terhadap operasi penjumlahan)


yang memuat M. Karena irisan semua subgrup dari R yang memuat M adalah
subgrup terkecil yang memuat M, maka {S

|} adalah subgrup terkecil


yang memuat M. Sekarang ambil a{{S

|}} sembarang dan rR


sembarang, maka aS

, untuk setiap . Sehingga ar dan ra unsur di S

,
untuk setiap (Mengapa), akibatnya ar{{S

|}} dan
Drs. Rusli, M.Si. 28
ra{{S

|}}. Dengan ini maka {S

|} adalah ideal terkecil yang


memuat M dan sering dikatakan ideal yang dibangun oleh M dan ditulis (M).

3.3 Ring Faktor
Misalkan bahwa U adalah ideal (kiri dan kanan) dari ring R. Kita
mengkonstruksi suatu himpunan baru yaitu R/U yaitu himpunan yang unsur-
unsurnya adalah semua koset-koset yang berbeda dari U dalam R. Karena U
adalah ideal dari R, maka menurut definisi ideal, U merupakan subgrup dari
R terhadap operasi penjumlahan, dan karena R merupakan grup komutatif
terhadap operasi penjumlahan, maka koset kiri dari U dalam R juga
merupakan koset kanan dari U dalam R, sehingga kita lebih senang
menyebut kata koset. Karena R/U memuat semua koset-koset dari U dalam
R, maka R/U merupakan himpunan yang unsur-unsurnya berbentuk U+a,
dengan a sembarang unsur dari ring R. lebih dari itu R/U juga merupakan
grup terhadap operasi penjumlahan. Himpunan R/U ternyata merupakan
suatu ring (ditunjukkan pada sifat berikut), ring yang demikian disebut
dengan ring faktor (Ring Quoti en).

Lemma 3.3.1
Misalkan U ideal (ideal kiri dan kanan) dari ring R, maka himpunan R/U
yaitu himpunan yang unsur-unsurnya adalah semua koset-koset dari U+a, a
sembarang unsur dari ring R. Dengan operasi
(U+a)+(U+b)=U+(a+b)
(U+a)(U+b)=U+ab
maka R/U merupakan ring.
Bukti
Pertama-tama akan ditunjukkan bahwa operasi yang didefinisikan di atas
terdefinisi dengan baik. Misalkan
Teori Ring


29
S+a =S+a dan S+b =S+b
Sehingga aS+a dan bS+b, karenanya terdapat dan di S sedemikian
sehingga
a=+a dan b=+b
akibatnya,
a+b=(+a)+(+b)=(a+b)+(+)
sehingga (a+b)-(a+b)=(+)S (karena S subgrup)
karenanya S+(a+b)=S+(a+b) atau (S+a)+(S+b)=(S+a)+(S+b), sehingga
penjumlahan dalam R/S terdefinisi dengan baik. Selanjutnya akan
ditunjukkan bahwa operasi perkalian di R/S terdefinisi dengan baik.
Yaitu akan ditunjukkan, jika U+a=U+a dan U+b=S+b; maka dengan
operasi perkalian (U+a)(U+b)=(U+a)(U+b). Dengan kata lain akan
ditunjukkan bahwa ab+U=ab+U. Karena U+a=U+a dan U+b=S+b, maka
a=a+u
1
, dimana u
1
U, dengan cara sama b=b+u
2
, dimana u
2
U. J adi
ab=(a+u
1
)(b+u
2
)=ab+u
1
b+au
2
+u
1
u
2
; karena U ideal dari R, maka
u
1
bU, au
2
U, u
1
u
2
U. Akibatnya u
3
=u
1
b+au
2
+u
1
u
2
U, sehingga ab=
ab+u
3
. Akibatnya ab+U= ab+u
3
+U=ab+U (karena u
3
U, maka
u
3
+U=U). Selanjutnya dengan kedua operasi tersebut di R/S memenuhi sifat.
(i) Penjumlahan assosiatif di R/S, Ambil (S+a), (S+b), dan (S+c) sembarang
tiga unsur di R/S, maka
{(S+a)+(S+b)}+(S+c) ={S+(a+b)}+(S+c)
=S+{(a+b)+c}
=S+{a+(b+c)}[penjumlahan assosiatif di R]
=(S+a)+{S+(a+b)}
=(S+a)+{(S+b)+(S+c)}.
(ii) Identitas penjumlahan ada di R/S, yaitu koset (S+0), sebab jika diambil
(S+a) sembarang unsur di R/S, maka
Drs. Rusli, M.Si. 30
(S+a) +(S+0)=(S+(a+0)=S+a
dan (S+0)+(S+a)=S+(0+a)=S+a.
(iii) Setiap Koset di R/S mempunyai invers penjumlahan di R/S. Sebab J ika
diambil sembarang koset (S+a) di R/S, maka dapat dipilih (S+(-a)) juga
unsur di R/S (kenapa?) sedemikian sehingga
(S+a)+(S+(-a))=(S+0)=(S+(-a))+(S+a)
Karenanya setiap unsur (S+a) di R/S mempunyai invers penjumlahan di
R/S
(iv) dengan operasi penjumlahan komutatif di R/S, sebab jika diambil dua
unsur sembarang (S+a) dan (S+b) di R/S, maka
(S+a)+(S+b)=S+(a+b)=(S+b+a)=(S+b)+(S+a)
(v) operasi perkalian assosiatif di R/S, sebab jika (S+a), (S+b), dan (S+c)
sembarang tiga unsur di R/S, maka
{(S+a)(S+b)}(S+c)=(S+(ab)(S+c)
=S+(ab)c)
=S+a(bc)
=(S+a)(S+bc)
=(S+a){(S+b)(S+c)}
(vi) operasi perkalian bersifat distributif terhadap penjumlahan di R/S, sebab
jika diambil (S+a), (S+b), dan (S +c) sembarang tiga unsur di R/S, maka
(S+a){(S+b)+(S+c)}=(S+a)(S+b+c)
=(S+a(b+c))
=(S+ab+ac)
=(S+ab)+(S+ac)
=(S+a)(S+b)+(S+a)(S+c)
Dengan cara sama {(S+a)+(S+b)}(S+c)=(S+a)(S+c)+(S+b)(S+c)
Dengan demikian R/U adalah ring, dan disebut dengan ring faktor(Quotien
ring), atau ring kelas residu, atau ring differens.
Teori Ring


31
Catatan
(i) Jika R komutatif, maka R/S juga komutatif, sebab jika (S+a) dan (S+b)
dua unsur sembarang di R/S, maka
(S+a)(S+b)=(S+ab)=(S+ba)=(S+b)(S+a)
(ii) Jika R ring dengan unsur kesatuan, maka R/S juga merupakan ring
dengan unsur kesatuan, dengan unsur kesatuan (S+1), sebab jika jika
diambil (S+a) sembarang unsur di R/S, maka
(S+a)(S+1)=(S+a+1)=(S+a)
dan (S+1)(S+a)=(S+1+a)=(S+a)

Lemma 3.3.2
Misalkan S suatu ideal pada ring komutatif R dengan unsur kesatuan adalah
maksimal jika dan hanya jika ring R/S adalah lapangan.
Bukti
Karena R ring komutatif dengan unsur kesatuan. Maka ring faktor R/S
merupakan ring komutatif dengan unsur kesatuan dan unsur identitas
terhadap operasi penjumlahan dan perkalian berturut-turut adalah (S+0) dan
(S+1), dengan 0 dan 1 berturut-turut merupakan unsur nol dan unsur
kesatuan pada R. Selanjutnya misalkan S adalah ideal maksimal, akan
ditunjukkan bahwa R/S adalah lapangan. Dengan kata lain akan ditunjukkan
bahwa setiap unsur tak nol di R/S mempunyai invers terhadap operasi
perkalian. Ambil S+a R/S sembarang unsur tak nol di R/S, maka S+aS+0,
karenanya aS [karena S+a=S+0aS]. Selanjutnya misalkan T ideal
utama yang dibangun oleh a, sebut
T={a:R}
Karena jumlah dua ideal dari R, juga merupakan ideal dari R, maka S+T
ideal dari R yang memuat S. Sekarang, karena aS dan a=0+1aS+T dan
karena S ideal maksimal di R, maka haruslah S+T=R. Sekarang karena 1R,
Drs. Rusli, M.Si. 32
kita punya 1=b+a, untuk suatu bS dan R [karena R=S+T], sehingga 1-
a=bS.
Akibatnya
S+1=S+a
Atau S+1=(S+a)(S+), dengan R.
Dengan cara sama, (S+1)=(S+)(S+a)
Dengan demikian (S+a)
-1
=(S+)R/S. Sehingga untuk setiap unsur tak nol
di R/S mempunyai invers terhadap operasi perkalian. Karenanya R/S
lapangan.
Sebaliknya, misalkan S ideal dari R sedemikian sehingga R/S lapangan.
Akan ditunjukkan bahwa S ideal maksimal dari R. Misalkan T ideal di R
yang memuat S, maka setiap unsur-unsur di R yang termuat di S juga termuat
di T. Sehingga akan ditunjukkan bahwa R=T, yaitu cukup ditunjukkan bahwa
setiap unsur dari R yang tak termuat di S termuat di T. Misalkan aS, maka
S+aS+0, dengan kata lain S+a bukan unsur nol di R/S. Karena T memuat S,
maka terdapat unsur bT, sedemikian sehingga bS, akibatnya S+b bukan
unsur nol di R/S. Sekarang R/S lapangan, sehingga bila (S+a)R/S, dan
(S+b)R/S, maka
S+(ab
-1
)=(S+a)(S+b
-1
)=(S+a)(S+b)
-1
R/S
Sehingga ab
-1
R, dan karena T ideal dari T, serta bT, maka
a=ab
-1
bT.
J adi setiap unsur R yang tidak termuat di S, termuat di T, dengan demikian
RT, tetapi karena TR, maka R=T. Hal ini menunjukkan bahwa S ideal
maksimal di R.
Soal-Soal
1. J ika U ideal dari R dan 1U, buktikan bahwa U=R.
2. J ika F lapangan, buktikan ideal dari F hanya (0) dan F sendiri.
Teori Ring


33
3. J ika R ring komutatif dan aR,
(a) tunjukkan bahwa aR ={ar|rR} merupakan ideal dari R.
(b) Tunjukkan dengan contoh, bahwa sifat (a) tidak benar bila R tidak
komutatif.
4. J ika U dan V ideal-ideal dari R, misalkan U+V={u+v | uU, vV}.
Buktikan bahwa U+V juga merupakan ideal dari R.
5. J ika U dan V ideal-ideal dari R. Misalkan UV adalah himpunan semua
unsure yang berbentuk uv, dengan uU dan vV, yang jumlahnya
hingga. Buktikan bahwa UV merupakan ideal dari R.
6. Dalam soal 5. Buktikan bahwa UVUV.
7. J ika R ring bilangan bulat dan U ideal kelipatan 17. Buktikan bahwa jika
V ideal dari R dan RVU, maka V=R atau V=U.
8. J ika U ideal dari R, misalkan r(U)={xR | xu=0, uU}. Buktikan
bahwa r(U) merupakan ideal dari R.
9. J ika U merupakan ideal dari R, misalkan [R:U]={xR|rxU,rR}.
Buktikan bahwa [R:U] ideal dari R dan memuat U.
10. Misalkan R ring dengan unsur kesatuan. Dengan unsur-unsur pada R,
kita akan mendefinisikan ring R, dengan operasi a b =a +b +1 dan
ab=ab+a+b, dengan a, b, R.
(a) Tunjukkan bahwa R merupakan ring terhadap operasi dan
(b) Sebutkan unsur yang merupakan unsur nol di R
(c) Sebutkan unsur yang merupakan unsur kesatuan di R.
(d) Buaktikan bahwa R isomorfik dengan R.
11. Untuk aR, misalkan Ra={xa|xR}. Buktikan bahwa Ra adalah ideal
kiri.
12. Buktikan bahwa irisan dua ideal kiri dari R juga merupakan ideal kiri
dari R.
Drs. Rusli, M.Si. 34
13. Apakah yang anda dapat katakan mengenai irisan ideal kiri dengan ideal
kanan dari R?
14. J ika R ring dan aR, misalkan r(a)={xR|ax=0}. Buktikan bahwa r(a)
merupakan ideal kanan dari R.
15. J ika R suatu ring dan L suatu ideal kiri dari R, misalkan
(L)={xR|xa=0,aL}. Buktikan bahwa (L) merupakan ideal dari R.
16. J ika R ring dengan unsur kesatuan dan suatu homomorfisma dari R
pada R. Buktikan bahwa (1) merupakan unsur kesatuan pada R.
17. J ika R suatu ring dengan unsur kesatuan 1 dan suatu homomorfisma
dari R ke daerah integral R sedemikian sehingga I()R, buktikan bahwa
(1) unsur kesatuan dari R (I() adalah kernel/inti pemetaan ).

You might also like