Professional Documents
Culture Documents
ANGGOTA :
Desy Riska I. K. P 02121113002
Rizki Tri Handayani 021211131015
Anggreta Galuh A. 021211131034
Elva Puspitarini
021211131036
PENDAHULUAN
Seiring dengan masuknya globalisasi di Indonesia, banyak sekali pengaruh-pengaruh
yang masuk dari luar negeri yang sesuai dengan norma Indonesia sendiri maupun tidak.
Inilah yang harus disaring kembali oleh masyarakat Indonesia sendiri agar kebudayaan yang
baru itu tidak merusak norma dan moral bangsa apalagi meninggalkan jati diri bangsa yaitu
pancasila sebagai bhineka tunggal ika.
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan suku bangsanya dari sabang sampai
meraoke, kaya akan agama, ras, dan bahasa. Karena kaya akan keanekaragaman rakyatnya
Indonesia rentan terhadap pengaruh-pengaruh globalisasi yang mendunia. Contohnya saja
zaman sekarang ini banyak peristiwa-peristiwa yang menandakan lunturnya rasa ke bhineka
tunggal ika di Indonesia banyak perselisihan di sana-sini antar suku, antar agama, maupun
antar golongan yang permasalahannya itu aslinya kecil namun dibesar-besarkan maka sering
terjadi percekcokan maupun peperangan yang menelan banyak jiwa dan harta.
Bercermin dari permasalahan-permasalahan kami mencoba meneliti apakah masih ada
rasa ke bhineka tunggal ika di lingkungan sekitar kami yaitu di daerah jalan kedungsroko
gang 7 RT 1 RW 2 Surabaya yang notabene terdiri dari beberapa suku dan agama. Di daerah
ini mayoritas dihuni oleh suku Madura, dan minoritas suku Jawa dan Bali. Agamanya pun
beragam ada islam, Kristen, dan hindu. Inilah yang membuat kami tertarik lebih lanjut untuk
melakukan wawancara kepada masyarakat yang ada di sana.
Dengan wawancara ini kami mendapat banyak pandangan dari masyarakat setempat
tentang bhineka tunggal ika di daerah ini. Dengan mengetahui rasa ke bhineka tunggal ika di
daerah ini kami mendapat gambaran kecil tentang keadaan rakyat Indonesia apakah masih
ada rasa ke bhineka tunggal ika di Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana pendapat masyarakat kedungsroko rt 1 rw 2 tentang bhineka tunggal ika?
b. Bagaimana penerapan bhineka tunggal ika di kedungsroko rt 1 rw 2?
c. Apakah sudah berhasil penerapan bhineka tunggal ika di kedungsroko rt 1 rw 2? Dan
kalau iya jelaskan.
d. Bagaimana cara rt dan rw membimbing masyarakatnya agar bisa menerapkan konsep
bhineka tunggal ika.
PEMBAHASAN
Pandangan Ketua RT terhadap konsep bhineka tunggal ika:
1. Menurut Ketua RT (Budi Santoso)
Bhineka Tunggal Ika itu ya pokoknya rukun , tidak ada pertengkaran.
Berarti Bhineka Tunggal Ika nya sudah sukses. Masyarakat sini sudah saling
menghormati, contohnya saja antara suku mayoritas disini (Madura) bisa
saling berinteraksi dengan baik dengan suku Minoritas ( Jawa). Mengenai
agama masyarakat sini sebagian besar beragama islam dan sebagian kecil
beragama kristen, namun meskipun ada perbedaan agama , masyarakat sini
sudah bisa saling menghormati dan hidup berdampingan berlandaskan rasa
tenggang rasa.
2
Bhineka Tunggal Ika di kampunya sudah cukup berhasil. Karena tidak ada sengketa
tentang masalah agama, suku dll. Pokoknya bisa hidup rukun. Ketika tetangga sakit
juga membantu. Patuh pada peraturan pemerintah. Pembangunan ada pemerataan
dalam masyarakat contohnya adanya raskin, blt dan santunan orang jompo. Cara Pak
Widodo membimbing masyarakatnya dengan:
1. Melalui Ketua RT mempersamakan presepsi supaya masyarakat bisa hidup
rukun.
Setiap bulan ada iuran (17 agustus, sampah, dkk) 10 rb/kk. Beberapa tahun ini 17
Agustus sering tidak terlaksana karena kurangnya dana dan masyarakat tidak mau
ditarik iuran lagi.
Sangat susah membimbing masyarakat sini untuk bersatu. Sebenarnya dalam satu
lingkaran masih banyak yang bersaudara tapi masih sering bertengkar. Contohnya :
Banyak judi kartu, sabung ayam tapi tidak ada yang berani
menegur/menginsyafkan.
Pancasila sudah mulai luntur. Bhineka Tunggal Ika sudah mulai luntur. Mudah
dipecah belah.
Yang seharusnya berperan penting adalah ulama untuk menarik hati para
masyarakat agar tumbuh kesadaran untuk bersatu.
5. Menurut remaja
Menurut Raisya
masyarakat saat ini kurang memahami isi pancasila dan tidak
menerapkannya, bahkan pancasila sebagai ideologi negara hanya menjadi
pajangan semata.
Menurut Resti
mungkin masyarakat masih belum memahami arti pentingnya
mempelajari pancasila, belum memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme
yang sejati, serta mengerti tentang arti pentingnya negara fisioner.
Menurut Mbak Aulia
orang Indonesia banyak, beda-beda tetapi kenyataannya susah untuk
menyatukannya karena perbedaan bahasa, keyakinan daerah berbeda-beda
Menurut Dik Dija
Mayoritas islam
Di daerah saya ada hari raya karo, yaitu adat dimana berbagai agama
merayakan suatu perayaan secara bersama, tidak membedakan satu sama lain.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang kami peroleh ternyata rasa ke bhineka tunggal ika di daerah
kedungsroko rt 1 rw 2 Surabaya cukup tertanam kuat tetapi ada beberapa masalah yang kalau
dibiarkan dan membudaya, akan merusak rasa bhineka tunggal ika di Indonesia.