You are on page 1of 7

1.

Apa pengaruh suhu terhadap pertumbuhan organisme laut dan Berapakah kisaran suhu
yang baik untuk pertumbuhannya?
Menurut Barus (2002), temperatur air sangat mempengaruhi aktifitas fisiologis dari
organisme air, seperti dijelaskan oleh hukum Vant Hoffs. Harus diketahui bahwa setiap
organisme air mempunyai kisaran toleransi yang berbeda terhadap nilai temperatur air.
Terdapat organisme yang mempunyai kisaran toleransi yang luas (euryterm) dan ada jenis
yang mempunyai kisaran toleransi yang sempit (stenoterm). Dengan naiknya temperatur
akan menyebabkan kelarutan oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini dapat
menyebabkan organisme air akan mengalami kesulitan untuk melakukan respirasi.
Suhu di lautan kemungkinan berkisar antara -1,87
o
C (titik beku air laut) di daerah
kutub sampai maksimum sekitar 42
o
C di daerah perairan dangkal. Sedangkan kisaran suhu di
daerah daratan yang pernah dimonitor adalah yang paling rendah -68
o
C di Siberia pada
tahun 1982 dan yang paling tinggi 58
o
C di Libya pada tahun 1922 (Hutabarat dan Evans
1988)

2. Jelaskan kaitan suhu dengan parameter oseanografi lainnya! (contoh: salinitas, DO, dll).
Untuk lebih memahami tentang pentingnya fungsi temperatur sehubungan dengan
kelarutan oksigen di dalam air, dapat dijelaskan sebagai berikut: misalkan dalam pengukuran
kadar oksigen terlarut di suatu lokasi pengamatan diperoleh harga 8mg/l. Secara sepintas
dapat disimpulkan bahwa pada lokasi pengamatan tersebut relatif cukup banyak
mengandung oksigen. Dalam kondisi seperti ini dapat disimpulkan bahwa kualitas perairan
tersebut cukup bersih dan terbebas dari senyawa organik karena tidak ada defisit oksigen
yang diamati (Barus, 2002)
Ahli kelautan fisik sangat tertarik pada suhu dan salinitas air laut karena mereka
adalah karakteristik yang membantu untuk mengidentifikasi badan air tertentu, dan juga
karena bersama-sama dengan tekana, mereka menentukan densitas air laut. Yang terakhir
ini penting karena menentukan kedalaman di mana massa air akan menetap di ekuilibrium-
paling padat di bagian atas dan paling padat di bagian bawah (Pickard, 1982)
3. jelaskan tentang terjadinya El Nino dan La Nina dan Apa dampak yang ditimbulkannya?
Menurut Setiyono (1996), El Nino berasal dari bahasa spanyol yang artinya anak laki-laki.
Suatu fenomena alam dengan memanasnya perairan permukaan (suhu lebih dari 28
o
C) di Lautan
Pasifik dan bergerak ke arah timur equator mendekati Pantai Peru dan Equator di Amerika Selatan.
Peristiwa tersebut berkaitan dengan melemahnya angin pasat tenggara di bagian timur Pasifik dan
menguatnya angin barat di bagian barat Pasifik. Sedangkan La Nina berasal dari kata Spanyol, yaitu =
anak perempuan. Suatu fenomena alam yang merupakan kebalikan dari peristiwa El Nino di mana
angin pasat tenggara yang berhembus kuat di sebelah timur Pasifik dan di mana angin barat yang
lemah di bagian barat jauh Pasifik menghasilkan perairan permukaan laut yang dingin (kurang dari
25
o
C) meluas ke arah barat sepanjang equator. Peristiwa tersebut berbeda dari kondisi biasanya.
Menurut Samadi (2007), dampak yang ditimbulkan oleh El Nino dan La Nina sebagai berikut,
umumnya El Nino terjadi pada akhir tahun atau awal tahun berikutnya serta makin naik sekitar bulan
mei hingga beberapa bulan dan berlangsung selama satu tahun. Oleh karena itu, gejala El Nino akan
mengubah sistem peredaran udara global dalam arah timur-barat sehingga terjadi pergeseran arus
udara. Pada saat El Nino aktif, terjadi periode kemarau yang kering. Curah hujan umumnya dibawah
normal, sehingga berpotensi mengakibatkan potensi kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan La Nina
suhu pada musim dingin lebih panas daripada saat kondisi normal di bagian barat laut. Pada saat La
Nina aktif. Wilayah Indonesia umumnya mengalami banyak curah hujan yang ditunjukkan curah
hujan berkisar normal dan atas normal; umumnya musim kemarau kita menjadi banyak hujan,
bahkan pada saat musim hujan, untuk daerah tertentu dapat menyebabkan banjir.





Setiyono, Heryoso. 1996. Kamus Oseanografi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universuty Press




Samadi. 2007. Geografi 1. Bogor: Yudhistira




Barus, T.A. 2002. Pengantar Limnologi. Medan : Jurusan Biologi FMIPA USU.



Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta : UI Press




Pickard, George. L.1975. Descriptive Physical Oceanography. Surrey : Biddles Ltd.

You might also like