You are on page 1of 32

PONDASI DANGKAL

I. PENDAHULUAN

Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar
struktur/bangunan (sub structure) yg berfungsi meneruskan
beban dari bagian atas struktur/bangunan (upper structure)
ke dalam tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan :

- Keruntuhan geser tanah dan
- Penurunan (settlement) tanah/pondasi yg berlebihan.


Yang dinamakan pondasi dangkal
sangat susah didefinisikan, pada
umumnya tergantung dari
interprestasi masing-masing ahli
tanah untuk mengartikan. Terzaghi
mendefinisikan pondasi dangkal
sebagai berikut :

- Apabila perbandingan antara
kedalaman pondasi dan lebar pondasi
lebih kecil atau sama, maka
konstruksi pondasi yang diletakkan
pada dasar tanah tersebut dapat
dinamakan pondasi dangkal ( lihat
Gbr.1 ).
A. PENGERTIAN STABILITAS PONDASI DANGKAL

Stabilitas dari suatu pondasi dangkal ditentukan oleh :
1. Kapasitas daya dukung tanah ( bearing capacity ) dimana
konstruksi pondasi dangkal diletakkan ditentukan oleh :

a. Macam pondasi dangkal, termasuk dimensi dan letak
pondasi
b. Sifat-sifat tanah dimana pondasi dangkal diletakkan,
terutama yang ada hubungannya dg karakteristik indek dan
karakteristik struktur tanah antara lain :
( berat isi ) tanah, c ( cohesi ) dan | ( sudut geser dalam )

2. Penurunan ( settlement ) , penurunan seragam dan tak
seragam

a. Penurunan segera ( immediate settlement ).
penurunan yg diakibatkan oleh deformasi elastisitas tanah,
kering, basah dan jenuh air tanpa perubahan kadar air.
Perhitungan penurunan segera umunya didasarkan pada
penurunan yang diturunkan dari teori elastis.

b Penurunana konsolidasi ( consolidation settlement ).
Apabila suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban
diatasnya, maka air akan mengalir keluar dari lapisan tersebut
dan isinya (volume) akan berubah menjadi lebih kecil, peristiwa
ini disebut konsolidasi. Terdapat dua macam konsolidasi yaitu
konsolidasi primer dan konsolidasi sekunder.




B. KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI
DANGKAL

Didalam teknik pondasi terdapat bermacam-macam cara
untuk menghitung besarnya kapasitas daya dukung
pondasi dangkal, yang dapat disebut pionir dan paling
terkenal dikemukakan oleh Terzaghi ( 1943 ),
kemudian disusul oleh pakar lainnya seperti : Meyerhof,
Hansen, Bala, Fesic dan lain-lainnya.







1. KAPASITAS DAYA DUKUNG TERZAGHI

Anggapan dan dasar teori yang dipakai pada analisa Terzaghi
a. Menghilangkan tahanan geser tanah diatas bidang horizontal yang melewati
dasar pondasi.
b. Menggantikan butir a dengan seolah-olah ada beban sebesar q = D
f

c. Membagi distribusi teg dibawah pondasi menjadi tiga bagian ( lihat Gbr.1 ).
d. Tanah adalah homogen dan isotropic, kekuatan geser direpresentasikan oleh
persamaan Coulomb; t = c + o tan |
e. Dasar pondasi menerus, kasar dan penyelesaian permasalahan adalah dua
dimensi.
f. Zone elastis dibatasi oleh bidang lurus bersudut | = | dengan horizontal,
sedangkan zone plastis termobilisasi.
g. Total tekanan pasif P terdiri dari tiga komponen pembentuk, dimana masing-
masing dapat dihitung sendiri-sendiri, kemudian ketiga komponen tersebut
ditambahkan meskipun permukaan kritis masing2 komponen tidak sama.


Zone I Zone yang lansung dibawah pondasi dicegah untuk bergerak lateral oleh gaya
friksi dan adhesi antara tanah dan dasar pondasi. Jadi boleh dikatakan zone I tetap
dalam keadaan keseimbangan elastis, dan bekerja sebagai bagian dari pondassi.

Zone II (sepasang) Disebut zone dari geser radial, karena pada zone ini
terbentuk dari satu set gaya-gaya geser radial dengan ujung dari dasar pondasi sebagai
titik pusat spiral logaritma yang membentuk gaya geser radial tadi.

Zone III (sepasang) Disebut zone dari gaya geser linier. Batas dari zone III ini
dengan horizontal bersudut 45 - |/2. Pada Gbr.2.1, adalah zone yang dibatasi oleh
bidang cde. Seperti yang diterangkan dalam anggapan/ dasar teori maka bidang
tegangan adalah bidang longsor yang hanya sampai daerah ec. Hal ini mengakibatkan
tegangan geser diatas bidang horizontal tidak ada dan diganti dengan beban sebesar q
= D
f
.

ZONE TEGANGAN TERZAGHI
KAPASITAS DAYA DUKUNG TERZAGHI


Dipengaruhi oleh : faktor bentuk pondasi
faktor sifat-sifat tanah

- Menerus q
ult
= cN
c
+ q N
q
+ 0.5 BN

- Empat persegi q
ult
= 1.3 cN
c
+ q N
q
+ 0.4 BN

- Lingkaran q
ult
= 1.3 cN
c
+ q N
q
+ 0.3 BN



Dimana : q = Df = efektif over burden pressure
N
c
, N
q
, N = faktor-faktor kapasitas daya dukung
Terzaghi













2. KAPASITAS DAYA DUKUNG MEYERHOF

Perbedaan zone tegangan yg terjadi dibandingkan
dengan cara Terzaghi, maka pada Meyerhof adalah
: ( lihat Gbr. 1 )
- abc merupakan zone elastis
- abdd merupakan gabungan zone geser dari
geser radial dan geser bidang
(plane shear) terjadinya zone ini tergantung
dari kedalaman pondasi dan
kekasaran dari permukaan pondasi.













2. KAPASITAS DAYA DUKUNG MEYERHOF


Dipengaruhi oleh : faktor bentuk pondasi
faktor sifat-sifat tanah
faktor kedalaman pondasi
faktor pembebanan

Dengan anggapan tadi Meyerhof menurunkan pers :
Bb vertikal q
ult
= cN
c
s
c
d
c
+ q N
q
s
q
d
q
+ 0.5 BNsd
Bb inklionasi q
ult
= cN
c
d
c
i
c
+ q N
q
d
q
i
q
+ 0.5 BNdi

Dimana : s
I
= faktor bentuk pondasi
d
i
= faktor kedalalaman pondasi
i
I
= faktor inklinasi pembebanan

3. KAPASITAS DAYA DUKUNG HANSEN
Analisis daya dukung Hansen dibandingkan
dengan Terzaghi dan Meyerhof adalah yang
terlengkap.
Faktor-faktor lain yang diperhitungkan adalah
pengaruh permukaan tanah (ground factor)
dan pengaruh inklinasi dasar pondasi (base
factor)

Kapasitas daya dukung Hansen sbb:
3. KAPASITAS DAYA DUKUNG HANSEN
q
ult
= cN
c
S
c
d
c
l
c
g
c
b
c
+

N
q
s
q
d
q
I
q
g
q
b
q
+ 0,5 BN s i g b

Untuk tanah berbutir halus, | = 0. Persamaan menjadi
q
ult
= 5,14 S
u
( 1 + s c + d c ic - b c g c ) + q
Dimana:
N
c
, N
q
, N

= faktor kapasitas daya dukung
s
c
, s
q
, s

= faktor bentuk pond, tanda aksen khusus unt tnh kohesif
d
c
, d
q
d

= faktor kedalaman pondasi,aksen khusus utk tanah kohesif
i
c
, i
q
, i

= faktor inklinasi pembebanan, aksen khusus utk tnh kohesif
g
c
, g
q
, g

= faktor kemiringan permukaan tnh, tanda aksen utk tnh kohesif
b
c
, b
q
b

= faktor inklinasi dasar pond, tanda aksen khusus utk tnh kohesif



C. POLA KERUNTUHAN DAN ANALISIS
KAPASITAS DAYA DUKUNG

1. POLA KERUNTUHAN

Menurut Vesic ( 1963 ) dikenal tiga pola keruntuhan dari kapasitas daya dukung pondasi
dangkal (lihat Gbr. 2), yaitu :

a. Keruntuhan geser umum ( general shear failure )
b. Keruntuhan geser setempat ( lokal shear failure )
c. Keruntuhan geser pons ( punching shear failure )

Pola keruntuhan geser ini pada umumnya dihubungkan dengan kemampuan tanah
untuk mampat ( soil compressibility ).

Dimana pada tanah yang tidak mudah mampat keruntuhan yang terjadi adalah
keruntuhan geser umum ( general shear failure ).

Sedangkan pada tanah yang mudah mampat, pola keruntuhan adalah keruntuhan geser
setempat ( lokal shear failure ) dan keruntuhan geser pons ( punching shear failure ).








C. POLA KERUNTUHAN DAN ANALISIS
KAPASITAS DAYA DUKUNG


Pola keruntuhan geser ini pada umumnya dihubungkan
dengan kemampuan tanah untuk mampat (soil
compressibility).

Dimana pada tanah yang tidak mudah mampat
keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan geser umum (
general shear failure ).

Sedangkan pada tanah yang mudah mampat, pola
keruntuhan adalah keruntuhan geser setempat ( lokal
shear failure ) dan keruntuhan geser pons ( punching
shear failure ).








Gbr. 2 Pola keruntuhan kapasitas daya dukung pondasi
dangkal menurut vesic (1963)

Keruntuhan geser setempat
utk tanah yg mudah mampat
Keruntuhan geser umum utk
tnh yg tidak mudah mampat
Keruntuhan geser ponds utk
tnh yang mudah mampat

D. PENGARUH MUKA AIR TANAH


Kapasitas daya dukung berkurang dengan adanya
muka air tanah yang tinggi.

Hal ini disebabkan karena berkurangnya overburden
pressures dan rusaknya ikatan kohesi didalam struktur
tanah dengan adanya air tersebut.

Didalam penggunaan persamaan kapasitas daya dukung
Terzaghi keberadaan muka air tanah Dihubungkan
dengan dimensi atau lebar pondasi B.




D. PENGARUH MUKA AIR TANAH



Letak muka air tanah (m.a.t) didalam perhitungan
kapasitas daya dukung berpengaruh untuk
penentuan besaran berat isi .

Besaran yang digunakan dapat berupa total,

Terendam sepenuhnya =
b


Atau yang merupakan transisi dari
b
dan total.



Z
w
> B
=
t
=
m
(daerah ini
air tidak berpengaruh)


Z
w
s B
=
b
+ ( Z
w
/B) (
t

b
)



Z
w
s 0
=
b


Z
w
= kedalaman muka
air tanah dari dasar
pondasi
=
t
=
m
= brt isi
tanah

b
= -
w
=
terendam = efektif



E. BEBAN BERINKLINASI DAN BEBAN TAK SENTRIS
PADA PONDASI DANGKAL


Beban berinklinasi dan tak sentris memberikan juga pengaruh dengan berkurangnya
kapasitas daya dukung.

Menurut Vesic pondasi dangkal harus direncanakan sedemikian rupa sehinggga jarak
eksentrisitas (e) tidak melebihi B/6 (lihat GBR. 4). Karena kalau e > B/6 menurut
Vesic dapat terjadi :

- terangkatnya pondasi
- kehilangan kontak pondasi dengan lapis tanahnya

jadi harga e s b/6
Apabila syarat persamaan diatas tidak dipenuhi,
maka pondasi harus direncanakan kembali

Apabila syarat persamaan diatas dipenuhi
tetapi beban yang bekerja berinklinasi,
maka menurut Vesic pada persamaan Terzaghi
dimasukkan faktor inklinasi Vesic

Gambar 4 : Eksentrisitas beban pondasi

E. BEBAN BERINKLINASI DAN BEBAN TAK SENTRIS
PADA PONDASI DANGKAL


jadi harga e s b/6
Apabila syarat pers diatas tdk
dipenuhi,maka pondi
hrs direncanakan kembali

Apabila syarat pers diatas dipenuhi
tetapi beban yg bekerja berinklinasi,
mk menurut Vesic pada persamaan Terzaghi
dimasukkan faktor inklinasi Vesic



F. TEGANGAN KONTAK ( CONTACT PRESSURE )

Tegangan kontak yang bekerja dibawah pondasi akibat beban
struktur diatasnya (upperstructure load) diberi nama
tegangan kontak (contact presure).

pengertian tegangan kontak ini akan sangat berguna terutama
didalam penentuan faktor keamanan S.F (safety factor).

Secara umum faktor keamanan didefinisikan sebagai berikut :

SF = KAPASITAS/BEBAN
= KAPASITAS DAYA DUKUNG/TEGANGAN KONTAK



F. TEGANGAN KONTAK ( CONTACT PRESSURE )


o = (Q/A) (M
x
.x/I
y
)

(M
y
.y/I
x
)

dimana, o = tegangan kontak .. (kg/cm
2
atau ton/m
2
)
Q = beban aksial total .. (ton)
M
x
.M
y
= momen total sejajar respektif terhadap sumbu x
dan sumbu y ( ton m)
x, y = jarak dari titik berat pondasi ketitik dimana
teg kontak dihitung sepanjang respektif sumbu x
dan sumbu y .. (m)
I
x
, I
y
= momen inersia respektif thd sumbu x dan y ..(m)


S.F = SF = 1, artinya tegangan kontak sama dengan kapasitas daya dukung (bearing
capacity). Lapis tanah tepat dalam seimbang menerima beban.

S.F > 1, artinya tegangan kontak lebih kecil dari mobilisasi kapasitas daya dukung.
Lapis tanah dapat menerima beban.

SF < 1, artinya tegangan kontak lebih besar dari mobilisasi kapasitas daya
dukung. Lapis `tanah tidak dapat menerima beban.

Kapasitas daya dukung yang digunakan biasanya kapasitas daya dukung
ultimate, tetapi apabila dikehendaki S.F lebih konservatif, kapasitas daya dukung yang
digunakan adalah kapasitas daya dukung izin (allowable bearing capacity ).



TEG KONTAK AKIBAT
BEBAN AKSIAL
DIAGRAM TEGANGAN KONTAK YG SEBAGIAN NEGATIF
GAMBAR DIAGRAM TEGANGAN KONTAK





CONTOH SOAL
Diket : ukuran dari pondasi tapak
2.50 x 2.50 m diletakkan pada 1.50 m
dibawah permukaan.
Pada pondasi bekerja gaya sebesar
15 ton dengan ex = 0.20 m. tanah liat
terdapat dibawah pondasi dengan
harga q
u
= 10 ton/m
2
, =1,6t/m
3
.

Soal : (1) Hitung daya dukung dg
cara lebar yg digunakan
(2) Hitung daya dukung dg
faktor reduksi.

(1 CARA LEBAR YANG DIGUNAKAN
Dari gambar B = 2/50 2. 0.2 = 2.10 m
q
ult
= 1.3 cN
c
+ D
f
N
q
+ 0.4 BN
c =q
u
/2 = 10 ton / m
2
= 5 ton/m
2

tanah kohesif maka Z | = 0 didapat ;
N
c
= 5.14
N
q
= 1.0
N = 0
= 1.6 ton/m
3

q
ult
= 1.3 x 5 x 5.14 + 1.6 x 1.5 x 1 + 0,4 x 1,6 x 2,10 x 0 = 35.81 ton/m
2

Sumbangan tegangan akibat adanya eksentrisitas momen dihilangkan
jadi S.F = q
ult
/ o kontak
= (35,81) / (15 / 2,5 x 2,5) = 12,53
S.F. = faktor keamanan pada kapasitas daya dukung ultimate
Apbila dicari faktor keamanan pada kapasitas daya dukung izin maka;
q
ult
dibagi dengan suatu S.F lagi untuk mendapatkan q allowable (izin)








PONDASI MAT

Pondasi Mat (plat menyeluruh) digunakan pada lapisan
tanah lunak yang daya dukungnya kecil

Atau jika beban bang pada kolom bangunan cukup besar.

Atau apabila digunakan pondasi plat terpisah untuk
masing-masing kolom , jumlah luas dari pondasi itu lebih
besar dari setengah luas bangunan, maka akan lebih
praktis apabila digunakan pondasi plat menyeluruh seluas
bangunan (pondasi Mat)







PONDASI MAT

Juga pada lapisan tanah yg tidak homogin, atau jika terdapat
lensa-lensa tanah lunak pada lapisan tanah yg agak padat.

Sehingga bila menggunakan kaki pondasi sendiri-sendiri,
maka mungkin ada pondasi yang berdiri diatas tanah yang
lemah, sehingga dapat menimbulkan penurunan yg lebih
besar dan akan mengakibatkan terjadinya penurunan yg tidak
rata.

Jika beban kolom bangunan tidak besar, maka plat pondasi
dapat dibuat sama tebal pada seluruh bangunan.

Jika beban kolom cukup besar maka pada tempat dibawah
kolom-kolom plat pondasi harus dipertebal, penambahan
tebal plat pondasi dapat keatas maupun kebawah
MACAM-MACAM BENTUK PONDASI MAT


KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI MAT

Daya dukung pondasi MAT pada prinsipnya sama dengan pondasi
dangkal.

q
u
= cN
c
F
cs
F
cd
F
ci
+ qN
q
F
qs
F
qd
F
qi
+ 0,5 BN F
s
F
d
F
I


Dimana :
c = cohesi
q = tegangan efektif pada dasar pondasi
= berat isi tanah
B = lebar pondasi atau diameter pondasi
F
cs
,
,
F
qs
, F
s
= faktor bentuk
F
cd
, F
qd
, F
d
= faktor kedalaman
F
ci
, F
qi
, F
i
= faktor beban inklinasi
N
c
, N
q
, N = faktor daya dukung

You might also like