You are on page 1of 8

LAPORAN KASUS

ASMA PERSISTEN SEDANG PADA PEREMPUAN LANSIA PEROKOK PASIF DENGAN


FUNGSI KELUARGA KURANG SEHAT PADA RUMAH TANGGA YANG TIDAK
BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT









Disusun oleh
INDRAWAN WICAKSONO
NIM : 2008 031 0196




FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

1.Pengalaman
Pasien datang ke Puskesmas Pembantu Tegalmulyo untuk Kontrol Asma. Pasien mengeluh
dalam sebulan belakangan ini intensitas serangan menjadi lebih sering. Setiap pagi hari pasien
merasakan dada terasa berat dan sesak nafas namun keluhan berkurang saat siang hari. Dalam 1
bulan belakangan keluhan serangan malam terjadi sudah 4 kali. Saat serangan asma di malam
hari pasien menjadi tidak bisa tidur dan lebih nyaman jika menggunakan bantal yang ditumpuk
sejumlah 4 buah. Sesak Nafas yang timbul disertai suara mengi dan batuk berdahak dengan
dahak berwarna putih bening terutama dimalam hari. Batuk dialami sejak 1 minggu belakangan
tanpa disertai penurunan berat badan Sejak sebulan belakangan ini keluhan yang muncul dirasa
mengganggu aktifitas sehari-hari pasien. Pasien mengalami serangan asma terakhir 2 hari yang
lalu. Keluhan muncul biasanya terjadi karena pasien terpapar debu, asap rokok dan cuaca dingin.
Riwayat alergi dibenarkan (+) udang dan debu. Riwayat atopic keluarga +. Pemeriksaan fisik
ditemukan suara tambahan paru berupa wheezing+/+.
2. Masalah yang dikaji.
1. Bagaimana klasifikasi asma?
2. bagaimana penanganan komperhensif pada pasien diatas?
3. Analisis
1. Klasifikasi asma adalah sebagai berikut:
Derajat asma Gejala Gejala malam Fungsi paru
Intermitten
mingguan






Persisten ringan
- Gejala <
1x/minggu
- Tanpa gejala di luar
serangan
- Serangan singkat
- Fungsi paru
asimtomatik dan
normal luar
serangan

- Gejala >
2 kali seminggu






> 2 kali seminggu

VEPI atau APE
80%







mingguan




Persisten sedang
harian






Persisten berat
kontinu
1x/minggu tapi <
1x/hari
- Serangan dapat
mengganggu
aktivitas dan tidur

- Gejala harian
- Menggunakan obat
setiap hari
- Serangan
mengganggu
aktivitas dan tidur
- Serangan
2x/minggu, bisa
berhari-hari

- Gejala terus-
menerus
- Aktivitas fisik
terbatas
- Sering serangan





> sekali seminggu







Sering
VEPI atau APE
80% normal




VEPI atau APE >
60% tetapi 80%
normal






VEPI atau APE <
80% normal

2. Pengobatan yang efektif hanya mungkin berhasil dengan penatalaksanaan yang komprehensif, dimana
melibatkan kemampuan diagnostik dan terapi daris eorang dokter Puskesmas di satu pihak dan
adanya pengertian serta kerjasama penderita dan keluarganya di pihak lain. Pendidikan kepada
penderita dan keluarganya adalah menjadi tanggung jawab dokter Puskesmas, sehingga dicapaihasil
pengobatan yang memuaskan bagi semua pihak
(8)
.
Beberapa hal yang perlu diketahui dan dikerjakan oleh penderita dan keluarganya adalah :
a. Memahami sifat-sifat dari penyakit asma : Bahwa penyakit asma tidak bisa sembuh secara
sempurna.Bahwa penyakit asma bisa disembuhkan tetapi pada suatu saat oleh karenafaktor
tertentu bisa kambuh lagi.Bahwa kekambuhan penyakit asma minimal bisa dijarangkan
denganpengobatan jangka panjang secara teratur.
b. Memahami faktor yang menyebabkan serangan atau memperberat serangan,seperti :Inhalan :
debu rumah, bulu atau serpihan kulit binatang anjing, kucing,kuda dan spora jamur.Ingestan :
susu, telor, ikan, kacang-kacangan, dan obat-obatan tertentu.Kontaktan : zalf kulit, logam
perhiasan.Keadaan udara : polusi, perubahan hawa mendadak, dan hawa yangl embab.Infeksi
saluran pernafasan.Pemakaian narkoba atau napza serta merokok.Stres psikis termasuk emosi
yang berlebihan seperti stress fisik dan kelelahan
.(8)

c. Penderita dan keluarga sebaiknya mampu mengidentifikasi hal-hal apa saja yang memicu dan
memperberat serangan asma penderita. Perlu diingat bahwapada beberapa pasien, faktor di atas
bersifat individual dimana antara pasien satu dan yang lainnya tidaklah sama tetapi karena hal itu
sulit untuk ditentukan secarapasti maka lebih baik untuk menghindari faktor-faktor si atas.
Memahami faktor-faktor yang dapat mempercepat kesembuhan, membantuperbaikan dan
mengurangi serangan :Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan(bersifat
individual).Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.Berhenti merokok dan
penggunakan narkoba atau napza.Menghindari kontak dengan hewan diketahui menjadi penyebab
serangan.Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker), udara dingin dan
lembab.Berusaha menghindari kelelahan fisik dan psikis.Segera berobat bila sakit panas
(infeksi), apalagi bila disertai dengan batuk dan pilek.Minum obat secara teratur sesuai dengan
anjuran dokter, baik obatsimptomatis maupun obat profilaksis.Pada waktu serangan berusaha untuk
makan cukup kalori dan banyak minum air hangat guna membantu pengenceran dahak.Manipulasi
lingkungan : memakai kasur dan bantal dari busa, bertempat dilingkungan dengan temperatur
hangat.
d.Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara pemakaian obat- obatan yang diberikan oleh dokter
:
Bronkodilator : untuk mengatasi spasme bronkus.
Steroid : untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan.
Ekspektoran : untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak.
Antibiotika : untuk mengatasi infeksi, bila serangan asma dipicu adanya infeksi saluran nafas
.(8)

e. Mampu menilai kemajuan dan kemunduran dari penyakit dan hasil pengobatan.
f. Mengetahui kapan self treatment atau pengobatan mandiri harus diakhiri dan
segera mencari pertolongan dokter.
Penderita dan keluarganya juga harus mengetahui beberapa pandangan yang salah tentang asma, seperti:
a. Bahwa asma semata-mata timbul karena alergi, kecemasan atau stres, padahal keadaan
bronkus yang hiperaktif merupakan faktor utama.
b. Tidak ada sesak bukan berarti tidak ada serangan.
c. Baru berobat atau minum obat bila sesak nafas saja dan segera berhenti minum obat bila
sesak nafas berkurang atau hilang
.(8)

PENGOBATAN
Tujuan terapi asma yaitu :
a) mengendalikan gejala asma
b) Mencegah kekambuhan
c) Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
d) Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise
e) Menghindari efek samping obat asma
f) Mencegah obstruksi jalan nafas yang irreversibel.
(3,5)


Yang termasuk obat anti asma
(3,5)
:
a.Bronkodilator
i. Agonis
2
Obat ini mempunyai efek bronkodilatasi. Terbutalin, salbutamol, dan fenetrol
memiliki lama kerja 4-6 jam, sedang agonis
2
long action bekerja lebih dari 12 jam,
seperti salmeterol, formoterol, bambuterol, dan lain-lain. Bentuk aerosol dan inhalasi
memberikan efek bronkodilatasi yang sama dengan dosis yang jauh lebih kecil yaitu
sepersepuluh dosis oral dan pemberiannya lokal.
ii. Metilxantin
Teofilin termasuk golongan ini. Efek bronkodilatornya berkaitan dengan
konsentrasinya di dalam serum. Efek samping obat ini dapat ditekan dengan
pemantauan kadar teofilin serum dalam pengobatan jangka panjang.
Antikolinergik
Golongan ini menurunkan tonus vagus intrinsik dari saluran nafas.

Anti inflamasi
Antiinflamasi menghambat inflamasi jalan nafas dan mempunyai efek supresi dan
profilaksis.
i. Kortikosteroid
ii. Natrium kromolin (sodium cromoglycate) merupakan antiinflamasi non steroid.

Terapi awal, yaitu :
a) Oksigen 4-6 liter/menit
b) Agonis
2
(salbutomol 5 mg atau feterenol 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi
nebulasi dan pemberiannya dapat diulang setiap 20 menit sampai 1 jam. Pemberian
agonis
2
dapat secara subkutan atau iv dengan dosis salbutamol 0,25 mg atau
terbutalin 0,25 mg dalam larutan dekstrosa 5% dan diberikan perlahan.
c) Aminofilin bolus iv 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam
sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.
d) Kortikosteroid hidrokarbon 100-200 mg iv jika tidak ada respon segera atau pasien
sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.
Respon terhadap terapi awal baik, jika didapatkan keadaan berikut :
a) Respon menetap selama 60 menit setelah pengobatan.
b) Pemeriksaan fisik normla
c) Arus puncak ekspirasi (APE) > 70%
d) Jika respon tidak ada atau tidak baik terhadap terapi awal maka pasien sebaiknya dirawat
di Rumah Sakit.








Pengobatan asma jangka panjang berdasarkan dengan serangan akut
Derajat asma Obat pengontrol Obat pelega
Asma persisten Tidak perlu - Bronkodilator aksi singkat
yaitu inhalasi agonis
2

- Intensitas pengobatan
tergantung berat
eksaserbasi
- Inhalasi agonis
2
atau
kromolin dipakai sebelum
aktivitas atau pajanan
alergen.
Asma persisten ringan - Inhalasi kortikosteroid 200-
500
g/kromolin/nedokromil/at
au teofilin lepas lambat.
- Bila perlu ditingkatkan
sampai 800 g atau
ditambahkan bronkodilator
aksi lama terutama untuk
mengontrol asma malam
dapat diberikan agonis
2
aksi lama inhalasi atau oral
teofilin lepas lambat.
- Inhalasi agonis
2
aksi
singkat bila perlu dan
melebihi 3-4 x sehari

Asma persisten sedang - Inhalasi kortikosteroid 800- - Inhalasi agonis
2
aksi
2000 g.
- Bronkodilator aksi lama
terutama untuk mengontrol
asma malam, berupa agonis

2
aksi lama inhalasi atau
oral teofilin lepas lambat.
singkat bila perlu dan tidak
melebihi 3-4 x sehari

Asma persisten berat - Inhalasi kortikosteroid 800-
2000 g atau lebih.
- Bronkodilator aksi lama,
berupa agonis
2
inhalasi
atau oral teofilin lepas
lambat.
- Kortikosteroid oral jangka
panjang
-

4. DOKUMENTASI
RM nomer : TM00734
5.REFERENSI
Karnen B, Asma Bronkial ,dalam Soeparman, dkk, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, edisi 3, FKUI,
Jakarta, 1996, Hal 21-39.
www.ginaasthama.org
konsensus asma 2011

You might also like