You are on page 1of 10

Extraction / Ekstraksi

Extraksi emas dalam skala industri yang paling umum dilakukan yaitu :
Liquation Separation
Amalgamasi
Sianidasi
I. Liquation Separation / pencairan
Pemisahan pencairan ( liquation separation ), adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan cara memanaskan mineral di atas titik
leleh logam, sehingga cairan logam akan terpisahkan dari pengotor.
Yang menjadi dasar untuk proses pemisahan metode ini, yaitu :
Density ( berat jenis )
Melting point ( titik cair )
Contoh : memisahkan emas dan perak

Titik cair emas pada suhu 1064.18
o
C, sedangkan titik cair perak pada suhu 961.78
o
C. Ini artinya perak akan mencair lebih dulu
dari pada emas. Namun untuk benar-benar terpisah, maka perak harus menunggu emas mencair 100%.

Kemudian bila dilihat dari berat jenisnya, maka berat jenis emas cair sebesar 17.31 gram per cm
3
sedangkan berat jenis perak
sebesar 9.32 gram per cm
3
. Hal ini berarti berat jenis emas lebih besar dari pada berat jenis perak.

Dari hukum alam fisika, maka bila ada dua jenis zat cair yang berbeda dan memiliki berat jenis yang berbeda pula, maka zat cair
yang memiliki berat jenis lebih kecil dari zat satunya, ia akan mengapung. Dengan demikian, cairan perak akan terapung diatas
lapisan cairan emas, seperti halnya cairan minyak mengambang diatas lapisan air. Dari sana, perak dipisahkan dari emas, sampai
tidak ada lagi perak yang terapung. Dengan metode akan dihasilkan Au bullion dan Ag bullion.
II. Amalgamasi
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampur bijih emas dengan merkuri ( Hg ). Produk yang terbentuk
adalah ikatan antara emas-perak dan merkuri yang dikenal sebagai amalgam ( Au Hg ). Merkuri akan membentuk amalgam
dengan semua logam kecuali besi dan platina.


Penggunaan raksa alloy atau amalgam pertama kali pada 1828, meskipun penggunaan secara luas teknik baru ini dicegah karena
sifat air raksa yang beracun. Sekitar 1895 eksperimen yang dilakukan oleh GV Black menunjukkan bahwa amalgam aman
digunakan, meskipun 100 tahun kemudian ilmuwan masih diperdebatkannya.
Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, namun demikian amalgamasi akan efektif
pada emas yang terliberasi sepenuhnya maupun sebagian pada ukuran partikel yang lebih besar dari 200 mesh ( 0.074 mm ) dan
dalam membentuk emas murni yang bebas ( free native gold ). Tiga bentuk utama dari amalgam adalah AuHg2, Au2Hg and Au3Hg.
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen
yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap
dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.

Tahapan amalgamasi secara sederhana sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan amalgamasi hendaknya dilakukan proses kominusi dan konsentrasi gravitasi, agar mencapai derajat
liberasi yang baik sehingga permukaan emas tersingkap.
2. Pada hasil konsentrat akhir yang diperoleh ditambah merkuri ( amalgamasi ) dilakukan selama + 1 jam
3. Hasil dari proses ini berupa amalgam basah ( pasta ) dan tailing. Amalgam basah kemudian ditampung di dalam suatu
tempat yang selanjutnya didulang untuk pemisahan merkuri dengan amalgam
4. Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan kegiatan pemerasan ( squeezing )
dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan merkuri dari amalgam ( filtrasi ). Merkuri yang diperoleh dapat
dipakai untuk proses amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam amalgan tergantung pada seberapa kuat
pemerasan yang dilakukan. Amalgam dengan pemerasan manual akan mengandung 60 70 % emas, dan amalgam yang
disaring dengan alat sentrifugal dapat mengandung emas sampai lebih dari 80 %.
5. Retorting yaitu pembakaran amalgam untuk menguapkan merkuri, sehingga yang tertinggal berupa alloy emas.













Ekstraksi Amalgamasi yang baik :
1. Lokasi ekstraksi bijih harus terpisah dari lokasi kegiatan penambangan.
2. Dilakukan pada lokasi khusus baik untuk amalgamasi untuk meminimalkan penyebab pencemar bahan
berbahaya akibat peresapan kedalam tanah, terbawa aliran air permukaan maupun gas yang terbawa
oleh angin.
3. Dilengkapi dengan kolam pengendap yang berfungsi baik untuk mengolah seluruh tailing hasil
pengolahan sebelum dialirkan ke perairan bebas.
4. Lokasi pengolahan bijih dan kolam pengendap diusahakan tidak berada pada daerah banjir.
5. Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.


III. Sianidasi
Leaching Sianida adalah proses pelarutan selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat
larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain.
Ekstraksi emas dengan menggunakan leaching sianida ditemukan pertama kali oleh J. S. Mac Arthur di
Glasgow, Scotland tahun 1887, dan sekarang telah dipakai sebagian besar produksi emas dunia. Walau
sesungguhnya banyak lixiviants ( leaching agen ) lainnya yang dapat digunakan, antara lain :
Bromides ( Acid and Alkaline )
Chlorides
Thiourrea / Thiocarbamide ( CH
4
N
2
S )
Thiosulphate ( Na
2
S
2
O
3
)
Iodium-Iodida
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan / pelindian ( leaching ) dan proses
pemisahan emas ( recovery ) dari larutan kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah
Sodium Cyanide ( NaCN ), Potassium Cyanide ( KCN ) , Calcium Cyanide [ Ca(CN)
2
], atau Ammonium
Cyanide ( NH
4
CN ). Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih
baik dari pelarut lainnya.

Ada banyak teori tentang pelarutan emas mulai dari Teori Oksigen Elsner, Teori Hidrogen Janin, Teori
Hidrogen Peroksida Bodlanders, Teori korosi Boonstra, sampai Teori Pembuktian Kinetika dari Habashi. Teori
yang paling banyak dipakai adalah Teori Oksigen Elsner dan Pembuktian Kinetika Habashi.
Teori Oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag dengan sianida adalah sebagai berikut :
4Au + 8CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O 4Au(CN)
2
-
+ 4NaOH
-

4Ag + 8CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O 4Ag(CN)
2
-
+ 4NaOH
-

Teori Pembuktian Kinetika ( Habashi. 1970 ), reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut :

2Au + 4CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O 2Au(CN)
2
-
+ 2OH
-
+ H
2
O
2

2Ag + 4CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O 2Ag(CN)
2
-
+ 2OH
-
+ H
2
O
2

Mekanisme reaksi ini adalah mekanisme elektrokimia.
Walaupun penggunaan metode ini sama halnya dengan metode ekstraksi yang lain yang masih memiliki potensi
dampak berupa efek beracunnya bagi pekerja dan lingkungan, ekstraksi emas dengan menggunakan metode
leaching sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi emas dalam skala industri, karena metode ini
menawarkan tehnologi yang lebih efektif dan efisien, antara lain adalah :
a. Heap leaching ( pelindian tumpukan ) : pelindian emas dengan cara menyiramkan larutan sianida pada
tumpukan bijih emas ( diameter bijih < 10 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air lindian yang
mengalir di dasar tumpukkan yang kedap kemudian di kumpulkan untuk kemudian dilakukan proses berikutnya.
Efektifitas ekstraksi emas berkisar 35 65 %

b. VAT leaching ( pelindian rendaman ) : pelindian emas yang dilakukan dengan cara merendam bijih
emas ( diameter bijih < 5 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada
bak kedap. Air lindianyang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk dilakukan proses berikutnya.
Proses pelindian berlangsung antara 3 7 hari dan setelah itu tangki dikosongkan untuk pengolahan
bijih yang baru. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 40 70 %
a. Agitated tank leaching ( pelindian adukan ) : pelindian emas yang dilakukan dengan cara mengaduk
bijih emas yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada suatu tangki dan
diaerasi dengan gelembung udara. Lamanya pengadukan biasanya selama 24 jam untuk menghasilkan
pelindian yang optimal. Air lindian yang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk kemudian dilakukan
proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas dapat mencapai lebih dari 90 %.

Tank leaching ( tong pengolahan emas ) dapat menggunakan beberapa model, selain model tangki
silinder dilengkapi propeler sebagai agitator ( pengaduk ), dapat pula menggunakan tong kerucut
dengan menggunakan tenaga angin dari kompresor sebagai aerator sekaligus agitator.

Tong pengolahan emas model kerucut dapat terbuat dari plat besi dengan rangka besi sebagai
penyangga sehingga posisi tong menjulang tinggi.

Atau membuat sumur yang dengan konstruksi bata daan semen atau dilapisi terpal plastik agar kedap
air.












DEWATERING
Dewatering merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah
kosentrat didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan unsur), Filtering
(Pemilihan), Drying (Pengeringan).
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian
yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer
atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan
secara terus menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.
2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat
dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :
Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
1. intermitten, misalnya Moore leaf filter.
2. Continuous ada beberapa tipe, yaitu antara lain :
a. bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
b. bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
c. bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
d. bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.
3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu antara lain:
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
1. tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o 100o).
2. rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan
arah.

You might also like