You are on page 1of 15

MEKANISME PEMBORAN DALAM TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINING)

PROPOSAL PENELITIAN


OLEH :
JAYA SYAHPUTRA SEMBIRING
11 306 074







TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Berikut lembar pengesahan sebagai bukti tertulis mengenai Proposal Penelitian
MEKANISME PEMBORAN DALAM TAMBANG TERBUKA
(SURFACE MINING)


Medan, November 2013
Pengusul


Jaya Syahputra Sembiring
(11 306 074)


Menyetujui,

Pembimbing

Ir. Sedarta Sebayang, MT



TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
2013



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
MEKANISME PEMBORAN DALAM TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINING).
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah
Metodologi Penelitian dan Komputasi Tambang.
Dalam pelaksanaan penyusunan proposal ini, penulis mendapat banyak bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Keluarga tercinta yang telah membantu penulis dengan Doa dan dukungan dalam
berbagai hal.
2. Bapak Ir. Sedarta Sebayang, MT selaku Dosen Pembimbing sekaligus Dosen pada
mata kuliah Metodologi Penelitian dan Komputasi Tambang
3. Rekan-rekan yang senasib dan seperjuangan yang telah memberikan bantuan,
masukan, kritikan dan saran-saran.
Semoga arahan, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan menjadi berkat bagi
keluarga, bapak, dan rekan-rekan, sehingga memperoleh balasan yang lebih baik dari Tuhan
yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan proposal
atau tulisan penulis berikutnya. Semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat
dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan khususnya pendidikan
matematika.



Medan, November 2013


Jaya Syahputra Sembiring

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali yang dilakukan dalam suatu
kegiatan peledakan pada batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat lubang ledak yang
nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan. Dalam suatu operasi
peledakan batuan, kegiatan pemboran merupakan pertama kali yang dilakukan dengan tujuan
untuk membuat sebuah lubang ledak dengan geometri dan pola yang sudah tertentu pada
masa batuan, yang selanjutnya akan diisi dengan bahan peledak yang akan diledakan.
Peledakan itu sendiri bertujuan untuk membongkar batuan atau material yang keras dengan
menggunakan campuran bahanbahan kimia untuk memicu terjadi peledakan.
Karena perlu nya kegiatan pemboran ini maka sangat penting adanya materi tentang
pemboran dan beberapa hal tentang segala sesuatu tentang pemboran agar kegiatan pemboran
dapat di lakukan dengan baik.
Untuk daerah-daerah tertentu memiliki struktur batuan yang berbeda beda sehingga
sangat penting untuk mengetahui jenis alat bor yang sesuai. Pemboran tidak hanya dilakukan
untuk proses pembuatan lubang ledak tetapi juga dapat digunakan untuk pengumpulan data
sebaran cadangan,pengambilan semple,perhitungan volume dan lain lain, yang sangat penting
untuk proses penambangan selanjutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi jalan nya
kegiatan pemboran antara lain geometri peledakan, keterampilan operator dan kondisi alat
bor yang digunakan dalam proses pemboran. Hal tersebut harus diketahui jika ingin
mendapatkan hasil pemboran yang maksimal sehingga dapat meningkatkan kecepatan
pemboran. Dalam masing-masing metode pemboran yang digunakan memiliki kelebihan
serta kekurangan yang harus dipertimbangkan agar mendapat metode pemboran yang paling
sesuai dengan keadaan dilapangan. Maka dalam suatau sebelum melakukan kegiatan
pemboran kita harus terlebih dahulu menentukan menentukan metode pemboran yang sesuai
dengan karakteristik batuan yang ingin kita bor, agar agar kegiatan pemboran berjalan dengan
baik dan mendapatkan hasil yang optimal yang sesuai dengan yang kita inginkan.



1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud:
Mengerti apa yang di maksud dengan pemboran
Mengerti manfaat dari pemboran
Mengeti mekanisme pemboran
Mengetahui hal hal yang mempengaruhi kinerja alat bor
Mengetahui macam alat bor

Tujuan :
Menentukan jenis alat bor pada pemboran lubang ledak maupun pemboran coring.
Mampu memilih alat bor sesuai keadaan dilapangan
Menentukan metode pemboran pada pemboran lubang ledak maupun pemboran
coring.

1.3. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah yang dapat di ambil dari penjelasan di atas adalah :
Jenis jenis dan metode pemboran apa yang di lakukan pada pemboran pembuatan
lubang ledak?
Jenis alat bor seperti apa dan metode apa yang di gunakan dalam melakukan
pemboran pencarian sampel.?
Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pemboran ?
Apabila alat bor tidak sesuai dengan kondisi lapangan apa yg akan terjadi ?
Lengkapnya :
Pemboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor jenis Leg drill dan Jumbo
drill. Dua jeis mesin bor ini cara kerjanya sangatlah berbeda, mesin bor jenis Leg drill
menggunakan pusher leg sebagai kaki untuk menyangga drill dan nomy pada saat
melakukan pekerjaan pemboran sedangkan jumbo drill menggunakan mesin untuk
menentukan arah pemborannya yang dioperasikan oleh operator dengan metode cut and fill.
dalam pemilihan alat bor untuk tambang terbuka yang memakai metoda peledakan jenjang,
ada beberapa factor yang harus diperhatikan, antara lain : ukuran dan kedalaman lubang
ledak, jenis batuan, kondisi lapangan dan lain sebagainya.
Sedangkan pada pencarian sampel alat bor yang di gunakan adalah bor tangan, bor spiral dan
bor putar dan lainya yang sesuai dengan pemboran eksplorasi.
Sedangkan dalam proses pemboran banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pemboran di
antara ny adalah : sifat batuan, umur dan kondisi alat bor, geometri pemboran, diameter
lubang tembak dan lain-lain.
Dan apabila pada kegiatan pemboran pada sutau daerah yang tidak sesuai dengan alat bor
dengan keadaan nya maka yang terjadi adalah kerusakan pada mata bor di karnakan
kekerasana batuan lebih besar daripada standart mata bor yang di pakai, selain itu hasil
produksi juga bisa tidak sesuai dengan perencanaan awal.

1.4 Batasan Masalah
Ruang lingkup lingkungan dan area Tamabang terbuka (surface mining)
Kegiatan Pemboran dalam bentuk pembuatan lubang ledak dan pemboran untuk
pengmbilan sampel.
Menentukam metode pemboran yang sesuai dengan karakteristik batuan agar
mendapatkan hasil yang optimal.

1.5 Luaran (output)
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan maka jika suatu pemboran yang di lakukan di
tambang terbuka, dan terlebih dahulu menentukan mmetode metode apa yang di lakukan
sesuai dengan kondisi di lapangan, dan karakteristik dari batuan nya maka kaegiatan
pemboran dapat berjalan dengan baik dan akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang
kita inginkan.

Out camp
Dengan penentuan Mekanisme pemboran dalam tambang terbuka ini maka penulis
dapat mengetahui permasalahan dan hal hal apa yang harus di perhitungkan dalam
melakukan pemboran di tambang terbuka khusus nya dalam pembuatan lubang tembak dan
juga pemoran pencarian sampel.






BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Landasan teori
Tehnik pemboran merupakan suatu kegiatan yang di lakukan dalam proses
penambangan baik tamabng terbuka maupun tambang bawah tanah, kegiatan pemboran yang
di lakukan dalam tambang terbuka adalah membuat lobang lobang tembak untuk di lakukan
peledakan pada suatu tempat yang ingin di tambang, selain itu pemboran di dalam tambang
terbuka juga berguna sebagai pengambilan dan pengumpulan data sebaran cadangan.
Mekanise pemboran dalam tambang terbuka di lakukan sesuai dengan aturan aturanya agar
dalm pengerjaan nya alat bor tidak terjaadi kerusakan maupun terjadi kesalahan dalam
pemboran.
Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8
(delapan) macam yaitu :
1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif
2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan
3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi
4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi
5. Kimiawi : microblast, disolusi
6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis
7. Seismik : sinar laser
8. Nuklir : fusi, fisi.
Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran untuk
penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin sistem mekanik
(perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung
pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan pula pada pertimbangan teknik dan
ekonomi, sistem pemboran secara mekanik lebih applicable dari pada sistem pemboran yang
lain. Oleh sebab itu maka sangat penting untuk mengetahui produktivitas alat bor untuk
pembuatan lubang ledak untuk masing-masing jenis batuan,sehingga di peroleh hasil yang
maksimal dalam proses produksi.


2.1.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang dibor, geometri
pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan ketrampilan operator.

1. Sifat Batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan
metode pemboran yaitu : kekerasan, kekuatan, elastisitas, plastisitas, abrasivitas, tekstur,
struktur, dan karakteristik pembongkaran.

2. Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock)
Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata mata bor terhadap batuan. Nilai
drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian terhadap toughness berbagai tipe batuan oleh
Sievers dan Furby. Hasil pengujian mereka memperlihatkan kesamaan nilai penetration
speed dan net penetration rate untuk tipe batuan yang sejenis.

3. Umur dan Kondisi Mesin Bor
Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran, kemampuan mesin bor
akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada kecepatan pemboran. Umur mata bor dan
batang bor ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran.

4. Geometri Pemboran
a. Diameter Lubang ledak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak adalah :
a. Volume batuan yang dibongkar
b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian
c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan
d. Mesin bor yang tersedia
e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan.


b. Arah Lubang ledak
Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah tegak dan arah miring.
Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang ledak miring > dari pemboran tegak selain
itu pemboran miring penempatan posisi awal lebih sulit karena harus menyesuaikan dengan
kemiringan lubang ledak yang direncanakan.

c. Kedalaman Lubang ledak
Penentuan kedalaman lubang ledak disesuaikan dengan tinggi jenjang, dimana kedalaman
lubang ledak>tinggi jenjang. Kelebihan kedalaman lubang bor (subdrilling) dimaksudkan
untuk memperoleh jenjang yang rata.


2.2 Pemilihan Alat Bor
Adapun kondisi batuan yang akan digali atau dimanfaatkan bermaca-macam
karakteristik, tekstur, struktur dan kekerasannya, maka dalam usaha-usaha tersebut perlu
diterapkan suatu metode yang tepat. Misalnya terhadap batuan yang keras (andesit), maka
proses pemanfaatannya dapat dilakukan dengan metode peledakan. Tetapi sebelum
pelaksanaan keputusan pekerjaan peledakan, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu adanya
fakto-faktor pemilihan bahan peledak dan factor-faktor teknis yang mempengaruhi hasil dari
suatu proses tersebut, sehingga ketetapan pekerjaan dapat tercapai.
Metode pemboran yang utama dipergunakan dalam tambang terbuka atau adalah
pemboran pertikal atau miring. Dalam pekerjaan tambang, pemboran ini dilakukan untuk
media bahan peledak. Sehingga dapat difungsikan sebagaimana mestinya dan juga pemboran
ini sangat berpengaruh terhadap bentuk permukaan tambang khususnya bentuk bench yang
diledakkan.

2.3 Geometri Pemboran
geometri pemboran meliputi diameter lubang bor, kedalaman lubang tembak,
kemiringan lubang tembak, tinggi jenjang dan juga pola pemboran.

2.3.1 Diameter lubang tembak
diameter lubang tembak yang terlalu kecil menyebabkan faktor energi yang dihasilkan
akan berkurang sehingga tidak cukup besar untuk membongkar batuan yang akan diledakkan,
sedang jika diameter lubang tembak terlalu besar maka lubang tembak tidak cukup untuk
menghasilak fragmentasi yang baik, terutama pada batuan yang banyak terdapat kekar
dengan jarak kerapatan yang tinggi.
diameter lubang tembak yang kecil juga memberikan patahan atau hancuran yang lebih baik
pada bagian atap jenjang. hal ini berhubungan dengan stemming, dimana lubang tembak yang
besar maka panjang stemming juga aka semakin besar dikarenakan untuk menghindari
getaran dan batuan terbang, sedangkan jika menggunakan lubang tembak yang kecil maka
panjang stemming dapat dikurangi.
ukuran diameter lubang ledak yang akan dipilih akan tergantung pada :
1. volume massa batuan yang akan dibongkar (vulome produksi)
2. tinggi jenjang dan konfigurasi isian
3. tinggi fragmentasi yang diinginkan
4. alat muat yang digunakan

2.3.2 Kedalaman lubang tembak
kedalaman lubang tembak biasanya disesuaikan dengan tinggi jenjang yang
diterapkan. dan untuk mendapatkan lantai jenjang yang rata maka hendaknya kedalaman
lubang tembak harus lebih besar dari tinggi jenjang, yang mana kelebihan daripada
kedalaman ini disebut dengan sub drilling.




2.3.3. Kemiringan lubang tembak (arah pemboran)
arah pemboran yang kita ketahui ada dua, yaitu arah pemboran tegak dan arah
pemboran miring. arah penjajaran lubang bor pada jenjang harus sejjajar untu k mrnjamin
keseragaman burden yang ingin didapatkan dan spasi dalam geometri peledakan. lubang
tembak yang dibuat tegak, maka pada bagian lantai jenjang aan menerima gelombang tekan
yang besar, sehingga menimbulkan tonjlan pada lantai jenjang, hal ini dikarenakan
gelombang tekan seagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian lagi akan
diteruskan pada abgian bawah lantai jenjang.
sedangkan dalam pemakaian lubang tembak miring akan membentuk bidang bebas
yang lebih luas, sehingga akan mempermudah proses pecahnya batuan karena gelombang
tekan yang dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan pada lantai jenjang
yang lebih kecil.

2.3.4. Pola pemboran
pola pemboran yang biasa diterapkan pada tambang terbuka biasanya menggunakan dua
macam pola pemboran yaitu :
1. pola pemboran segi empat (square pattern)
2. pola pemboran selang-seling (staggered)
Pola pemboran segi empat adalah pola pemboran dengan penempatan lubang-lubang
tembak antara baris satu dengan baris berikutnya sejajar dan membentuk segi empat. Pola
pemboran segi empat yang mana panjang burden dengan panjang spasi tidak sama besar
disebut square rectangular pattern. Sedangkan pola pemboran selang-seling adalah pola
pemboran yang penempatan lubang ledak pada baris yang berurutan tidak saling sejajar, dan
untuk pola pemboran selang-seling yang mana panjang burden tidak sama dengan panjang
spasi disebut staggered rectangular pattern.
Beberapa Keuntungan Pemboran Miring :
mengurangi biaya pemboran dan konsumsi handak, karena dengan burden yang besar
akan diperoleh jenjang yang stabil
mengurangi resiko timbulnya toe dan backbreak

Beberapa Kerugian Pemboran Miring :
sulit melakukan pemboran miring yang akurat
diperlukan supervisi yang ketat

Beberapa Keuntungan Pemboran Vertikal :
Pelaksanaan pengeboran lebih mudah, cepat, dan akurat
Untuk jenis batuan yang sama, asesoris bor berumur lebih panjang
Bahan pel edak l ebi h s edi ki t
Bi a ya pengebor an l ebi h keci l

Beberapa Kerugian Pemboran Vertikal :
Lereng kurang stabil terhadap getaran, perlu analisis kestabilan lereng
Hanya baik untuk batuan yang kompeten (kuat)
Permukaan bidang bebas sering tidak rata

2.4 Sistem Pemboran Secara Mekanik (Mechanical Drilling)
Sistem pemboran secara mekanik merupakan operasi pemboran yang peralatan pemborannya
digerakkan secara mekanis sehingga operator pemboran dapat mengendalikan semua
parameter pemboran lebih mudah. Peralatan pemboran ini disangga diatas rigs dan
menggunakan roda atau ban rantai. Komponen utama pada mechanical drilling adalah,
a. Mesin (sumber energi mekanik)
b. Batang Bor (mentransmisi energi mekanik)
c. Mata Bor (menggunakan energi mekanik untuk menembus batuan)
d. Flushing (membersihkan lubang bor dari cuttings)























BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Kerangka Berfikir
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali yang dilakukan dalam suatu
kegiatan peledakan pada batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat lubang ledak yang
nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan. Bukan hanya untuk
pembuatan lubang ledak tetapi pemboran memiliki fungsi lain nya seperti pengumpulan data
sebaran cadangan. Karena perlu nya kegiatan pemboran ini maka sangat penting adanya
materi tentang pemboran dan beberapa hala tentang segala sesuatu tentang pemboran agar
kegiatan pemboran dapat di lakukan dengan baik.
Untuk daerah-daerah tertentu memiliki struktur batuan yang berbeda beda sehingga sangat
penting untuk mengetahui jenis alat bor yang sesuai. Pemboran tidak hanya dilakukan untuk
proses pembuatan lubang ledak tetapi juga dapat digunakan untuk pengumpulan data
persebaran cadangan,pengambilan semple,perhitungan volume dan lain lain, yang sangat
penting untuk proses penambangan batu bara selanjutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi
jalan nya kegiatan pemboran antara lain geometri peledakan, keterampilan operator dan
kondisi alat bor yang digunakan dalam proses pemboran. Hal tersebut harus diketahui jika
ingin mendapatkan hasil pemboran yang maksimal sehingga dapat meningkatkan hasil
produksi. Dalam masing-masing metode pemboran yang digunakan memiliki kelebihan serta
kekurangan yang harus dipertimbangkan agar mendapat metode pemboran yang paling sesuai
dengan keadaan dilapangan

3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di dalam ruang lingkup tamabang terbuka (surface mining)
dengan mekanisme pemboran yang sesuai dengan urutan nya maka proses pemboran pada
tambang terbuka akan berjalan dengan baik, proses penentuan mekanisme pemboran memang
harus di rancang dengan sebaik baiknya agar dalam kegiatanya tidak mengalami
permasalahan baik dari segi teknis maupun mekanis.

3.3 Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian merupakan pralatan pralatan pemboran dalam proses pemboran
dalam tambang terbuka.


3.4 Loksai penelitian
Lokasi penelitianyang di lakukan ada dalah di G-resource Batang Toru Kabupaten Tapanuli
Selatan, Sumatera Utara

3.5 Prosedur pengambilan data.
1. Penelitian kepustakaan
2. Penelitian ke lapangan
Pengamatan (Observasi)
Kuisioner
Wawancara (Interview)
Dokumentasi

Diagram Alir penelitian


























analisis
Study literatur
Pengambilan data
Penentuan posisi lubang tembak dan
pemboran coring
Pengolahan data
Koreksi data
Laporan akhir
Selesai
Tabel Data pengujian
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR TABLE...............................................................................................
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1.1 Landasan Teori....................................................................................... .......
1.2 Maksud Dan Tujuan.......................................................................................
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.4 Batasan Masalah............................................................................................

BAB II Landasan Teori...................................................................................
2.1 Landasan Teori.............................................................................................
2.1.1 Faktor yang memepengaeuhi kinerja pemboran...................................
2.1.2 Sifat batuan...........................................................................................
2.1.3 Drilabilitas Batuan ...............................................................................
2.1.4Umur dan kondisi mesin bor.................................................................
2.1.5 Geometri Pemboran..............................................................................
2.2 Pemilihan Alat Bor.......................................................................................
2.3 Geometri Pemboran......................................................................................
2.3.1 Diameter Lubang bor............................................................................
2.3.2 Kedalaman Lubang bor........................................................................
2.3.3 Kemiringan Lubang Tembak ..............................................................
2.3.4 Pola Pemboran .....................................................................................
BAB METODOLOGI PENELITIAN...........................................................
3.1 Kerangka Berpikir.........................................................................................
3.2 Metode Penelitian.........................................................................................
3.3 Populasi Penelitian........................................................................................
3.4 Lokasi Penelitian .........................................................................................
3.5 Prosedur pengambilan data..........................................................................
Daftar pustaka
1. Koesnaryo S., (2001), Pemboran untuk Penyediaan Lubang Ledak, Jurusan Teknik
Pertambangan UPN VETERAN Yogyakarta.
2. http://wapedia.mobi/id/Emas
3. Jimeno,.CL., (1995), Drilling And Blasting Of Rock, AA Bakema, Roterdam .

You might also like