You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepert yang telah diketahui, manusia memerlukan bahan makanan untuk
dapat menopang hidupnya. Makanan yang tersedia hendaknya bergizi, bermanfaat
bagi tubuh dan yang paling pentng adalah kebersihan dari makanan itu sendiri.
Proses pembuatan makanan merupakan hal yang paling mendasar dalam
menentukan kebersihan dan kualitas dari suatu makanan sehingga selain kita menilai
makanan dari fsiknya, kita juga harus menilik bagaimana makanan tersebut dibuat.
Sehubungan dengan maraknya isu tentang kebersihan dari soun, kami
melakukan survey mengenai berberapa aspek sepert penerapan dari Program Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), limbah dari proses
produksi soun, dan agen-agen penyebab penyakit yang ditmbulkan dari Pabrik Soun
Tambak Sogra, Purwokerto. Di dalam laporan ini, kami akan membahas mengenai
hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya berkaitan dengan Pabrik Soun Tambak
Sogra, Purwokerto. Setelah kita mengetahui apakah aspek-aspek tersebut telah
diterapkan oleh pabrik tersebut atau belum, kita dapat menilai kualitas dari pabrik
tersebut serta produk yang dihasilkan memenuhi standar atau tdak.















BAB II
ISI


A. Landasan Teori
Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurut Peraturan Pemerintah Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2011 No. 2260 adalah sekumpulan perilaku yang dipraktkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga atau
masyarakat mampu menolong dirinya berperan aktf mewujudkan kesehatan masyarakat. Di
samping itu, Saraswat (2011) mengemukakan Program Hidup Bersih dan Sehat adalah
wujud dari pemberdayaan masyarakat yang sadar dan mau serta mampu mempraktan pola
hidup yang bersih. Secara umum, tujuan dari Program Hidup Bersih dan Sehat adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat dimana
sasarannya meliput insttusi pendidikan, rumah tangga, tempat kerja, tempat umum, dan
fasilitas kesehatan. (Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269,
2011)
Ketatarumahtanggaan yang baik tidak dapat dicapai dengan suatu
pembersihan menyeluruh yang dilakukan hanya sekali-kali saja. Bila pabrik akan
dibersihkan dan secara teratur, rencana ini harus disusun dengan baik. Rencana
untuk kebersihan pabrik harus menjadi suatu kegiatan yang terus menerus dan
dengan cara-cara pelaksanaan untuk pengecekan dan evaluasi yang baik harus
ditegakkan (Soeripto, 1991).
Pencegahan kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan tanggung jawab
para manajemen yang wajib memelihara kondisi kerja yang selamat sesuai dengan
ketentuan pabrik. Di pihak lain, para kepala urusan wajib senantiasa mencegah
jangan sampai terjadi kecelakaan.
Umumnya kejadian kecelakaan kerja disebabkan kesalahan manusia (human
error), dimana penyebab kecelakaan bermula pada kegiatan tidak selamat manusia
itu sendiri. Silalahi ( 1991) menyatakan bahwa ada beberapa perbuatan yang meng-
usahakan keselamatan, antara lain:
a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang diberikan.
b. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada
atasan.
c. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja harus dipatuhii
secermat mungkin.
d. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan akan
perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.
e. Peralatan dan per lengkapan keselamatan dan kesehatan kerja dipakaii
(digunakan) bila perlu.

You might also like