You are on page 1of 2

Terapi appendektomi terbuka telah diterapkan pada beberapa kasus dengan diagnosa sementara

appendisitis akut antara tahun 2008-2010. Dari 258 kasus, OA telah dilakukan pada 252 pasien
(97,3%), sementara7 kasus diobati dengan medis (2,7%). Grup umur 10-30 tahun mewakili
prevalensi tertinggi pada akut apendisitis (86%). Pemeriksaan laboratorium dan radiologi digunakan
untuk diagnosis pada beberapa kasus. Pemeriksaan darah lengkap, USG dan foto polos abdominal
diterapkan pada 43,4%, 29,8% dan 19,7% dari total perhitungan pasien. Gejala-gejala; nyeri perut,
muntah, dan demam sebagian besar menyertai pasien apendisitis akut umur 10-30 tahun. Dengan
demikian, 254 kasus (98,44%) mengeluh nyeri perut, 116 kasus mengeluh muntah (44,9%). Kasus
apendisitis yang diselidiki dengan keluhan demam ada 77 pasien (29,80%). Pada penelitian
komplikasi apendisitis, 5 kasus menunjukkan massa apendikular. Namun, perforasi appendiks
menyebabkan peritonitis lokal ada 10 kasus. Komplikasi karena peritonitis umum yang diamati pada
24 kasus. Kebanyakan dari komplikasi ini tercatat dalam umur 10-30 tahun. Tentang intervensi, 251
kasus appendisitis akut dilakukan operasi (97,3%).

PENDAHULUAN
Apendisitis akut merupakan yang paling umum penyebab nyeri perut akut yang memerlukan
operasi. Lebih dari 5 % dari perkembangan populasi pada beberapa titik. Perkembangan paling
sering pada remaja dan umur 20 tahunan tapi bisa terjadi pada beberapa usia.
(1)
Appendektomi
terbuka tetap standar emas untuk pengobatan apendisitis akut lebih dari satu abad. Apendisitis akut
tetap paling umum darurat bedah umum terlihat dikebanyakan rumah sakit
(2)
dan kasus akut
abdomen paling umum yang memerlukan intervensi operasi. Pada kota industri, setiap individu
mempunyai 7% dari waktu hidupnya berisiko apendisitis, dengan frekuensi tertinggi terjadi pada
umur 10 sampai 30 tahun. Secara bertahap risiko menurut sampai usia 50, ketika itu stabil.
(1)

Meskipun lanjutan teknologi, diagnosis apendisitis masih didasarkan terutama pada sejarah
pasien dan pemeriksaan fisik
(4,5)
. Pemeriksaan laboratorium WBC dan serum protein reaktif
membantu dalam mendukung diagnosis appendisitis akut alih-alih diluar itu. Keseluruhan
sensitivitas, spesifisitas dan akurasi USG pada diagnosis appendisitis akut masing-masing 78%, 92%
dan 87%. Computer tomography (CT) scan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas 98% dalam
mendiagnosis appendisitis akut dan tinggi cost effective
(7)
. CT heliks telah dilaporkan memiliki
sensitifitas 90-100%, spesifisitas 91-99%, akurasi 94-98%, nilai prediksi positif 92-98% dan nilai
prediktif negatif 95-100%.
Kasus-kasus rumit yang khas dari appendisitis akut mudah untuk didiagnosis dan diobati.
Kasus-kasus yang khas dengan nyeri para-umbilikal (nyeri viseral) berpindah ke perut kuadran kanan
bawah. Nyeri biasanya berhubungan dengan mual, muntah dan demam yang rendah. Melokalisasi
irtasi dan peradangan peritoneum dengan nyeri disertai batuk (Dunphys sign), tenderness dan
defens muskular pada palpasi di daerah kuadaran kanan bawah diatas titik McBurney dan rebound
tenderness ditimbulkan oleh palpasi dalam dengan pelepasan cepat (Blumberg sign). Sayangnya, 20-
33% pasien yang dicurigai appendisitis akut dengan temuan atipikal.
Massa appendiks secara klinis terjadi pada akut appendisitis sebanyak 2-6% pasien. Pasien
dengan akut appendisitis terlambat didiagnosa dan datang dengan peradangan massa di fossa iliaca
kanan yang merupakan kumpulan dari appendiks yang meradang, omentum, dan usus.
Pada awal abad 20, manajemen non-operatif pada massa appendiks diikuti interval
appendektomi setelah 6-8 minggu jika pengobatan konservatif berhasil. Hal tersebut menjadi tradisi
dalam manajemen massa appendikular. Pengobatan konservatif (Ochsner-Sherren regimen)
melingkupi hospitalisasi, cairan intravena, antibiotik, analgetik dan observasi ketat tanda vital dan
status umum pasien. Pada 80-90% pasien massa appendiceal menyembuh tanpa komplikasi.
Manajemen massa appendiceal masih kontroversi.
Tujuan dari studi penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil dari angka kesakitan dari
appendectomy terbuka pada pasien dengan dengan perbedaan umur di Rumah Sakit Al-Thwrah dan
Al-Olfy, Kota Hodeidah, Yemen, penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu Juni 2008 sampai
Agustus 2010

You might also like