You are on page 1of 10

Unsur dan Senyawaan Belerang

September 14, 2012


BAB I PENDAHULUAN


BAB II TURUNAN BELERANG

Sulfur Dioksida (SO
2
)
Pembuatan komersial SO
2

Pembakaran belerang dari batu bara
S
(s)
+ O
2(g)
SO
2



Pembakaran bijih logam yang mengandung
4 FeS + 11O
2
2 Fe
2
O
3
+ SO
2



Anhidrit CaSO
4

CaSO
4
+ 2C 2CO
2
+ 4SO
2


Suatu cara untuk menghilangkan SO
2
yaiutu mengalirkan gas SO
2
melalui kapur
CaCO
3
+ SO
2(g)
CaSO
3(aq)
+ CO
2(g)

SO
3
dan H
2
SO
4

SO
3(g)
dibuat dengan cara oxidasi SO
2

SO
2(g)
+ O
2(g)
SO
3(g)



SO
3(g)
+ H
2
O
(l)
H
2
SO
4(aq)





Asam Sulfat ( H
2
SO
4
)
Asam sulfat sangat korosif dan reaksi hidrasi dengan air sangat eksotermis. Selalu
tambahkan asam ini ke air untuk mengencerkannya, jangan sekali-kali menuang air ke dalam
asam sulfat. Asam sulfat juga sangat kuat sebagai dehidrator dan harus dilakukan dengan sangat
hati-hati. Asam sulfat murni mempunyai sifat hantaran listrik yang signifikan sebagai akibat sifat
swaionisasi menurut persamaan reaksi :
2H
2
SO
4(l)
H
2
O(H
2
SO
4
) + H
2
S
2
O
7
(H
2
SO
4
)
H
2
O(H
2
SO
4
) + H
2
SO
4(l)
H
3
O
+
(H
2
SO
4
) + HSO
4
-
(H
2
SO
4
)
H
2
O(H
2
SO
4
) + H
2
S
2
O
7
(H
2
SO
4
) H
3
O
+
(H
2
SO
4
) + HS
2
O
7
-
(H
2
SO
4
)
Sifat korosif asam sulfat dapat merusak benda-benda dari logam, karena logam akan teroksidasi
baik dengan asam sulfat encer maupun pekat. Contoh reaksi logam dengan asam sulfat encer,
Mg
(s)
+ H
2
SO
4(aq)
MgSO
4(aq)
+ H
2(g)

Reaksi logam dengan asam sulfat pekat,
Mg
(s)
+ H
2
SO
4(aq)
MgSO
4(aq)
+ SO
2(g)
+ H
2
O
(l)

Asam sulfat pekat dapat menarik molekul air dari senyawa-senyawa lain dalam proses dehidrasi.
Ketika asam sulfat pekat diteteskan ke kertas tissue, akan terjadi dehidrasi dan kertas itu menjadi
gosong, warnanya menjadi hitam karena terbentuk arang dan berlubang-lubang.
Biasanya asam sulfat dipikirkan hanya sebagai asam saja, namn sesungguhnya asam sulfat dapat
bereaksi menurut lima cara yang berbeda, yaitu sebagai suatu asam, pengering terhadap air,
pengoksidasi, agen sulfonasi dan sebagai suatu basa.
Asam sulfat sebagai suatu asam
Asam sulfat encer sering digunakan sebagai suatu asam. Asam sulfat encer adalah asam kuat
diprotik membentuk dua anion, ion hidrogen sulfat, H
2
O
4
-
dan ion sulfat, SO
4
2-
, menurut
persamaan ionisasi sebagai berikut :
H
2
SO
4(aq)
+ H
2
O
(l)
H
3
O
+
(aq)
+ HSO
4
-
(aq)

HSO
4
-
(aq) )
+ H
2
O
(l)
H
3
O
+
(aq)
+ SO
4
2-
(aq)

Persamaan keseimbangan pertama terletak jauh lebih menggeser ke arah kanan daripada
persamaan keseimbangan ke dua. Jadi spesies yang dominan dalam larutan encer asam sulfat
adalah ion hidronium, H
3
O
+
dan ion hidrogen sulfat, HSO
4
-
.
Asam sulfat sebagai pengering terhadap air
Asam sulfat pekat mempunyai kemampuan melenyapkan komponen air dari struktur formula
suatu senyawa. Sebagai contoh, gula dapat diubah menjadi karbon dan air oleh asam sulfat
melalui suatu reaksi eksotermik yang spektakuler sebagai berikut :
C
12
H
22
O
11(s)
+ H
2
O
(l)
12 C
(s)
+ 11 H
2
O
(g)
+ H
2
SO
4(aq)

Fungsi asam sulfat yang demikian ini sangat penting dalam banyak reaksi kmia organik. Sebagai
contoh, penambahan asam sulfat pekat pada etanol akan menghasilkan etena, C
2
H
4
, atau
etoksietena atau dietil eter , (C
2
H
5
)
2
O, bergantung pada kondisi reaksi yang bersangkutan
menurut persamaan reaksi :
C
2
H
5
OH
(l)
+ H
2
SO
4(aq)
C
2
H
5
OSO
3
H
(aq)
+ H
2
O
(l)

C
2
H
5
OSO
3
H
(aq)
C
2
H
4(g)
+ H
2
SO
4(aq)
( dalam asam berlebih )
C
2
H
5
OSO
3
H
(aq)
+ C
2
H
5
OH
(l)
(C
2
H
5
)
2
O
(l)
+ H
2
SO
4(aq)
(dalam etanol berlebih)

Asam sulfat sebagai pengoksidasi
Walaupun asam sulfat bukan oksidator sekuat asam nitrat, namun asam sulfat pekat-panas
merupakan agen pengoksidasi yang baik. Sebagai contoh, asam sulfat pekat-panas bereaksi
dengan logam tembaga menghasilkan ion tembaga (II) dan asam sulfat tereduksi menjadi
belerang dioksida dan air menurut persamaan reaksi redoks :
Cu
(s)
Cu
2+
(aq)
+ 2 e
2 H
2
SO
4(aq)
+ 2 e SO
2(g)
+ 2H
2
O
(l)
+ SO
4
2-
(aq)

Asam sulfat sebagai agen sulfonasi
Asam sulfat pekat mempunyai kemampuan menggantikan satu atom hidrogen dalam suatu
senyawa organik dengan gugus asam sulfonik,-SO
3
H, seperti contoh berikut ini :
2H
2
SO
4(aq)
+ CH
3
C
6
H
5(l)
CH
3
C
6
H
4
SO
3
H
(s)
+ H
2
O
(l)

Asam sulfat sebagai suatu basa
Suatu asam Bronsted-Lowry hanya dapat bertindak sebagai basa apabila ditambahkan pada suatu
donor proton yang lebih kuat. Asam sulfat adalah asam yang kuat, oleh karena itu hanya asam
yang sangat lebih kuat saja seperti asam fluorosulfonat yang mampu memaksa asam sulfat
bertindak sebagai basa menurut persamaan reaksi :
H
2
SO
4(aq)
+ HSO
3
F
(l)
H
3
SO
4
+
(H
2
SO
4
) + SO
3
F
-
(H
2
SO
4
)




Pembuatan Asam Sulfat (Proses Kontak)
Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak industri lainnya yang berdasarkan reaksi
kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Reaksi yang
terjadi dapat diringkas sebagai berikut:
a. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida

b. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida.

c. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat.

d. Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat.

Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan
dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini hanya berlangsung baik pada suhu
tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru kesetimbangan bergeser ke kiri. Pada proses kontak
digunakan suhu sekitar 500
o
C dengan katalisator V
2
O
5
. Sebenarnya tekanan besar akan
menguntungkan produksi SO
3
, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan
hasil yang memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar
melainkan tekanan normal, 1 atm. Dalam industri kimia, jika campuran reaksi kesetimbangan
mencapai kesetimbangan maka produk reaksi tidak bertambah lagi. Akan tetapi produk reaksinya
diambil atau disisihkan, maka akan menghasilkan lagi produk reaksi.

Amonia yang terbentuk dipisahkan dari campuran kesetimbangan dengan cara pencarian dari gas
nitrogen di daur ulang ke wadah reaksi untuk menghasilkan produk reaksi. Dari proses kontak ini
lalu akan terbentuk asam sulfat pekat dgn kadar 98%








BAB III PERANAN BELERANG DALAM
SENYAWA KARBON

Terdapat asam amino yang mengandung belerang, yaitu Sisteina. Sisteina merupakan asam
amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki atom S, bersama-sama dengan metionina.
Atom S ini terdapat pada gugus tiol (dikenal juga sebagai sulfhidril atau merkaptan). Karena
memiliki atom S, sisteina menjadi sumber utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain
yang mengandung belerang. Sisteina dan metionina pada protein juga berperan dalam
menentukan konformasi protein karena adanya ikatan hidrogen pada gugus tiol.
Sisteina mudah teroksidasi oleh oksigen dan membentuk sistina, senyawa yang terbentuk dari
dua molekul sisteina yang berikatan pada atom S masing-masing. Reaksi ini melepas satu
molekul air (reaksi dehidrasi).

Sumber utama sisteina pada makanan adalah cabai, bawang putih, bawang
bombay, brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-sistein juga diproduksi secara industri
melalui hidrolisis rambut manusia dan babi serta bulu unggas, namun sejak tahun 2001 juga telah
dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme.
Pada manusia, protein yang mengandung belerang terdapat pada kulit, ambut, dan bulu. Indikasi
dari proetein tersebut ialah jika terbakar, mengeluarkan bau sangit.



Serat wol dari domba juga banyak mengandung sisteina. Bagi domba, sisteina esensial yang
harus dipasok dari rumput-rumputan yang dimakannya. Karena itu, jika rumput tidak tersedia
domba tidak memproduksi wol. Namun demikian, domba transgenik yang memiliki enzim
penghasil sisteina (dari metionin) telah berhasil dikembangkan sehingga ketergantungan akan
rumput menjadi berkurang.

Permanent Waving
Proses permanent waving rambut merupakan pemutusan ikatan S-S menghasilkan gugus SH.
Kemudian rambut yang tidak teratur ditata kembali dengan alat pengeriting (roll rambut),
ditambah oksidator, misalnya hidrogen peroksida. Proses ini akan membuat ikatan S-S terbentuk
kembali sehingga menghasilkan tatanan rambut yang baru.

Pembuatan Lipatan Pantalon atau Rok
Pembuatan Lipatan Pantalon merupakan proses penyusunan ulang ikatan disulfida.
Protein dalam wol distabilkan oleh ikatan hidrogen yang menjembatani rantai Polipeptida. Bahan
pakaian diberi zat pereduksi kemudian dipanaskan. Setelah itu iberi uap air yang akan memecah
ikatan hidrogen dalam serat pakaian. Kemudian terjadi penyusunan ulang ikatan S-S secara
simultan.

Vulkanisasi Karet
Belerang juga digunakan untuk proses vulkanisasi karet. Karet merupakan hasil bumi yang bila
diolah dapat menghasilkan berbagai macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan.
Teknologi karet sendiri semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya
waktu dan akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari industri ini. Ada dua jenis karet
yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam (natural
rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan polimer alam
dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan
bahan baku minyak bumi.
Saat ini jumlah produksi dan konsumsi karet alam jauh di bawah karet sintetis. Kedua jenis karet
ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karet alam memiliki daya elastis
atau daya lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik, tidak mudah panas dan
memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan. Karet sintetis lebih tahan terhadap berbagai
bahan kimia dan harganya relatif stabil. Contoh karet sintetis yang banyak digunakan
yaitu styrene butadiene rubber (SBR).
Untuk mengubah sifat fisik dari karet dilakukan proses vulkanisasi. Vulkanisasi adalah proses
pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul yang berdiri sendiri, meningkatkan
elastisitas dan menurunkan plastisitas. Suhu adalah faktor yang cukup penting dalam proses
vulkanisasi, namun tanpa adanya panas pun karet tetap dapat divulkanisasi.
Proses Vulkanisasi
Sejak Goodyear melakukan percobaan memanaskan karet dengan sejumlah kecil sulfur, proses
ini menjadi metode terbaik dan paling praktis untuk merubah sifat fisik dari karet. Proses ini
disebut vulkanisasi. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada karet alam, namun juga pada karet
sintetis. Telah diketahui pula bahwa baik panas maupun sulfur tidak menjadi faktor utama dari
proses vulkanisasi. Karet dapat divulkanisasi atau mengalami proses curing tanpa adanya panas.
Contohnya dengan bantuan sulfur klorida. Banyak pula bahan yang tidak mengandung sulfur tapi
dapat memvulkanisasi karet. Bahan ini terbagi dua yaitu oxidizing agents seperti selenium,
telurium dan peroksida organik. Serta sumber radikal bebas seperti akselerator, senyawa azo dan
peroksida organik.
Banyak reaksi kimia yang berhubungan dengan vulkanisasi divariasikan, tetapi hanya melibatkan
sedikit atom dari setiap molekul polimer. Definisi dari vulkanisasi dalam kaitannya dengan sifat
fisik karet adalah setiap perlakuan yang menurunkan laju alir elastomer, meningkatkan tensile
strength dan modulus serta preserve its extensibility. Meskipun vulkanisasi terjadi dengan
adanya panas dan sulfur, proses itu tetap berlangsung secara lambat. Reaksi ini dapat dipercepat
dengan penambahan sejumlah kecil bahan organik atau anorganik yang disebut akselerator.
Untuk mengoptimalkan kerjanya, akselerator membutuhkan bahan kimia lain yang dikenal
sebagai aktivator, yang dapat berfungsi sebagai aktivator adalah oksida-oksida logam seperti
ZnO.
Vulkanisasi dapat dibagi menjadi dua kategori, vulkanisasi nonsulfur dengan peroksida, senyawa
nitro, kuinon atau senyawa azo sebagai curing agents; dan vulkanisasi dengan sulfur, selenium
atau telurium.

Bahan-bahan tambahan
Akselerator :
Hingga tahun 1900-an, vulkanisasi karet masih merupakan proses yang lambat, sehingga lebih
banyak sulfur yang digunakan daripada jumlah optimumnya. Waktu curing beberapa jam, oleh
karena itu dibutuhkan bahan yang mampu mempercepat proses vulkanisasi. Kalsium, magnesium
atau seng oksida (akselerator anorganik) dapat mempercepat proses vulkanisasi. Industri karet
mengalami perubahan besar ketika diperkenalkan akselerator organik untuk vulkanisasi.
Diantaranya ialah senyawa-senyawa yang mengandung sulfur seperti tiourea, tiofenol,
merkaptan, ditiokarbamat, tiuram disulfida ditambah akselerator nonsulfur seperti urea. Selain
dengan cara mengawali pembentukan radikal bebas atau dengan mengikat proton, beberapa
akselerator dapat bekerja dengan bantuan panas. Beberapa akselerator memerlukan aktivator
dalam kerjanya.

Aktivator :
Keberadaan oksida logam atau garam dari kalsium, seng atau magnesium diperlukan untuk
mencapai efek penuh dari hampir semua jenis akselerator. Kelarutan dari bahan sangat penting.
Oleh karena itu, oksida-oksida logam banyak digunakan bersama asam organik seperti asam
stearat atau sabun dari logam yang digunakan (stearat, laurat). Disamping kebutuhan akan
aktivator, dengan akselerator seperti merkaptobenzotiazol, adanya oksida logam menjadi sangat
penting dalam menentukan jenis reaksi ikatan silang yang terjadi. Ikatan yang terbentuk adalah
jembatan ion yang kuat yang terbentuk ketika vulkanisasi.

Bahan Pengisi (filler) :
Vulkanisat dengan komposisi karet, sulfur, akselerator, aktivator dan asam organik relatif
bersifat lembut. Nilainya dalam industri modern pun relatif rendah. Untuk memperbaiki nilai di
industri perlu ditambahkan bahan pengisi. Penambahan ini meningkatkan sifat-sifat mekanik
seperti tensile strength, stiffness, tear resistance, dan abrasion resistance. Bahan yang
ditambahkan disebut reinforcing fillers dan perbaikan yang ditimbulkan disebutreinforcement.
Hanya sedikit bahan pengisi yang bersifat memperbaiki satu atau dua sifat karet alam. Sementara
yang lainnya melemahkan vulkanisat pada satu atau dua sifat. Bahan tersebut dikenal
sebagai inert fillers. Kemampuan filler untuk memperbaiki sifat vulkanisat dipengaruhi oleh sifat
alami filler, tipe elastomer dan jumlah filler yang digunakan. Komposisi kimia dari filler
menentukan kemampuan kerja dari filler. Karbon hitam adalah filler yang paling efisien
meskipun ukuran partikel, kondisi permukaan dan sifat lain dapat dikombinasikan secara luas.
Sifat elastomer juga turut menentukan daya kerja dari filler. Bahan yang baik untuk memperbaiki
sifat karet tertentu, belum tentu bekerja sama baiknya untuk jenis karet lain. Peningkatan jumlah
filler menyebabkan perbaikan sifat vulkanisat. Karbon hitam adalah satu-satunya bahan murah
yang dapat memperbaiki ketiga sifat penting vulkanisat yaitu tensile strength, tear
resistance danabrasion resistance.

Uji Kualitatif untuk Senyawa Belerang
SO
2
:
SO
2
merupakan gas tak berwarna yang dapat menghilangkan warna larutan Fuksin atau
mengubaj kertas saring yang telah dibasahi dengan Kaliumdikromat menjadi biru. Larutan fuksin
adalah zat warna tri-Fenil Metana.


SO
3
2-

Ion sulfit dapat dideteksi dengan larutan Barium Klorida menghasilkan endapan putih
yang larut dalam HCl encer.
BaCl
2(aq)
+ SO
3
2-
(aq)
BaSO
3(s)
(putih) + 2Cl
-
(aq)

BaSO
3(s)
+

HCl
(aq)
BaCl
2(aq)
+ H
2
O
(l)
+ SO
2(g)





SO
4
2-

Ion sulfat dapat dideteksi dengan larutan Barium Klorida menghasilkan endapan putih yang tidak
larut dalam HCl encer.
BaCl
2(aq)
+ SO
4
2-
(aq)
BaSO
4(s)
(putih) + 2Cl
-
(aq)



S
2-

Ion Sulfida baunya seperti telur busuk. Sulfida dengan kertas yang dibasahi dengan Pb-
asetat akan membuat kertas tersebur menjadi hitam karena terbentuk PbS.
Pb(CH
3
COO)
2
+ S
2-
PbS (hitam) + 2CH
3
COO
-

You might also like