You are on page 1of 42

Ig A

IgM
IgG
Ig M

INFEKSI TORCH

Disusun oleh:
Zahra (2006730108)
Pembimbing:
Dr. H. Baharuddin H, Sp.OG
TORCH : Kelompok organisme berpotensi melewati
barier plasenta infeksi gejala klinis mirip.
Toxoplasma
Others
Rubella
Cytomegalovirus
Herpes simpleks
INFEKSI TORCH DALAM KEHAMILAN
Awal : Abortus, lahir mati,
prematur, kelainan
kongenital ( hidrosefalus,
mifkroftalmus, mikrosefalus
dll)

Akhir : Retardasi mental,
retinokoroiditis, lesi organik
tubuh yang lain.

Gambaran utama
Bayi berat badan lahir rendah atau prematur
Mikrosefali-kalsifikasi intrakranial, korioretinitis,
hidrosefalus internal
Hepatosplenomegali
Tanda tambahan
Disseminated intravascular coagulopathy
Anemia hemolitik Coombs negatif
Kuning pada 24 jam pertama
Serologis Toksoplasma,
Rubella
Isolasi virus Herpes virus, individual
Sitomegalovirus

Rutin serologi Rubella
Toxoplasma gondii
Protozoa obligat intraseluler
Epidemiologi:
Seluruh penjuru dunia
Iklim suhu rendah <
Iklim kering <
Indonesia : IgG = 51,58 %
IgM = 13,16 %
T Limfosit

Siklus proliferatif
Siklus kista
Organisme
masuk sel
Ruptur kista
Pembelahan lambat
beberapa minggu
( Tachyzoit )
( Bradyzoit )
kista
Pembelahan cepat
- beberapa hari
- aktif
- invasif
sel
imunitas
imunitas
tropozoit
pseudokist
Siklus pada manusia atau binatang
makrogamet
mikrogamet
schizon
tropozoit
ookista
Siklus seksual pada kucing


pseudokista


kista takizoit
KUCING ( Definitive Host, siklus seksual)
EKSKRESI 10 juta/hari Ookista + 2 Minggu
SPORULASI ( 1 - 5 Hari ) Infeksius
Bertahan > 1 Tahun pada Tanah
(Warm, Moist Soil)
- Hujan
- Cacing Tanah
Kecoa
Lalat
Dataran Rendah, Tropis berpantai
INGESTI
Tangan
Permukaan Tanah
Ekspos Makanan
AKUT EKSASERBASI / RE INFEKSI
Setengah Matang
DAGING
KISTA
Sayur-
2
an
Gejala Klinik
DEWASA :
Gejala minimal/ tidak ada
Tidak khas : demam, nyeri otot, sakit
tenggorokan, pembesaran & nyeri limfonodi
servikalis posterior, supraklavikula,
suboksiput.
Infeksi berat : sakit kepala, muntah, depresi,
nyeri otot, pneumonia hepatitis, miokarditis,
enfefalitis, delirium, kejang.
Toksoplasmosis kongenital
Ringan :
Tak memberikan gejala, lahir normal.
Berat :
Kematian janin, gangguan pertumbuhan,
hidrosefali, anensefali, mikrosefali, hidrops
non imun, korioretinitis.
Gejala lambat : ( lahir tanpa gejala )
Korioretinitis, katarak, ikterus, mikrosefali,
hidrosefalipneumonia, diare, kejang, retardasi
mental, gangguan penglihatan, kerusakan
otak berat, kematian.

RISIKO TRANSMISI KE JANIN
Pada Infeksi Primer :
TRIMESTER I : 17%
TRIMESTER II : 24%
TRIMESTER III : 62%
* 90 % Infeksi Trimester III Gejala (-)
Transmisi melalui plasenta
DIAGNOSIS
Isolasi parasit
Chorionic villus sampling, kordosentesis,
amniosentesis, biopsi, sampel darah, LCS
inokulasi pada tikus
Plasenta kista .
Sulit tidak dilakukan.
Serologi :
Sabin-Feldman dye test, IFA, IHA, ELISA
Pedoman penilaian hasil serologi
1. Infeksi Primer akut bila :
Serokonversi IgG / IgG 2 4 X (int 2-3 mgg)
IgA & IgM (+) infeksi 1-3 mgg yll.
IgG avidity rendah
Sabin-Feldman/ IFA > 300 IU/ml atau 1:1000
IgM-IFA 1:80 atau IgM-ELISA 2.600 IU/ml
2. IgG rendah, stabil, IgM (-) infeksi lampau
3. 5 % penderita IgM persisten bertahun-tahun
4. IgG & IgM infeksi akut periksa ulang
ALGORITME PEMERIKSAAN TOKSOPLASMA DALAM KEHAMILAN
SKRINING
Trimester I
IgG+, IgM-
IgG+, IgM+
IgG-, IgM-
IgG Avid
Ulang skrining
trimester ke 2 - 3
Diulang skrining
Minggu ke- 3
IgG +, 4 X
>0,3 <0,3 IgG +, IgM+ IgG -, IgM-
Infeksi selama
kehamilan
IgG +
pengobatan
USG
Diagnosis
prenatal
Infeksi janin
Pengobatan lebih lanjut
pemeriksaan neonatus Pengobatan bayi
Tak terinfeksi
Infeksi sebelum
konsepsi
Janin mungkin terinfeksi
Reaktivasi
Infeksi yg lalu
Imunocompromise
Penatalaksanaan
Pencegahan infeksi
Menjaga kebersihan : cuci tangan, sarung
tangan, cuci sayur-sayuran dan buah-buahan.
Memasak makanan sampai matang (>66 C)
Pengobatan
Mengurangi transmisi ke janin
Efektifitas 50 %
PENGOBATAN
SELF LIMITING TAK PERLU TERAPI
EFEKTIFITAS TERGANTUNG:

USIA KEHAMILAN
KAPAN TERINFEKSI
JANIN TERINFEKSI ATAU TIDAK
DAYA TAHAN TUBUH
TIDAK MENGELIMINASI KISTA
Rejimen pengobatan ( WHO )
1. Kombinasi :
Sulfonamide/ sulfadiazin 1000 mg / hari
Pirimethamin (Daraprim) 25 mg / hari
As. Folat 10 mg / hari
Selama 4 mgg, diulang interval 4 mgg, maks. 3X.
Diberikan setelah 20 mgg,
2. Spiramisin 4 X 1 gram selama 4 minggu (9 juta
unit)
Diulang tiap 4 mgg.
3. Isoprinosine 3 X 500 mg / hari (3 hari/mgg dlm 1
bln)
( rejimen tambahan di UI )

Skema diagnosis dan penatalaksanaan
Toksoplasmosis
Pasien dengan kemungkinan
pemaparan toksoplasmosis
Pemaparan dengan feses kucing
Makan daging mentah
Skrining titer
hemaglutinisasi inhibisi
Tegakkan infeksi sebelumnya
Tentukan titer
hemaglutinisasi inhibisi
Hasil positif palsu ?
Kepekaan infeksi
Kecurigaan klinis
pemaparan peny.
ulangi titer
hemaglutinisasi inhibisi
4 X
Contoh darah janin
Mgg 20-24
Hasil (+) IgM (+)
Titer SF tinggi (>1:256)
Hasil (-) IgM (-)
Titer SF rendah
Tes warna SF / IgM
Pengobatan ? Pilihan abortus
Tetap / sedikit
Ikuti ketat
Ulangi titer
ANC rutin
Persalinan pervaginam
Rubella
Virus RNA golongan Togavirus
Orang normal :
Tidak berbahaya
Morbiditas dan mortalitas rendah
Kehamilan :
Gangguan pembentukan organ
Akibatkan kecacatan & kematian hasil
konsepsi
LEWAT UDARA NASO & ORO FARING
INKUBASI 11 14 HARI
VIREMIA MATERNAL ( REPLIKASI DALAM
SEL TROFOBLAS )
HEMATOGEN BARIER PLASENTA
INFEKSI PADA HASIL KONSEPSI
VIREMIA FETAL ( REPLIKASI DALAM SEL
ENDOTEL JANIN ) KELAINAN ORGAN
LUAS
90 % INFEKSIUS BERBULAN-BULAN
Penyebaran
GEJALA KLINIK
DEWASA
RINGAN TANPA GEJALA
PRODROMAL : malaise, mialgia, sakit
kepala
ONSET : limfadenopati postaurikuler
Ruam ( stl 6-7 hari ), exanthema makulo
papular sentrifugal milai dada atas, perut,
ekstremitas, artralgia 3 hari.
1. Sindroma rubella kongenital 4 defek utama :
a. Gangguan pendengaran neurosensorik
b. Kelainan jantung : PDA, VSD,PS
c. Gangguan mata : katarak, glaukoma
d. Retardasi mental
Kelainan lain :
e. Purpura trombositopeni ( Blueberry muffin rash )
f. Hepatosplenomegali, meningoensefalitis, pneumonitis, dll
2. Extended : cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan
pertumbuhan dan bicara, kejang, ikterus, gangguan imunologi
(hipogamaglobulin).
3. Delayed : panensefalitis, DM tipe-1, gangguan pada mata &
pendengaran yang baru muncul bertahun-tahun kemudian.
GEJALA RUBELLA KONGENITAL
DIAGNOSIS





Gejala tak khas ( ruam, adenopati
postaurikuler) sulit
Isolasi virus swab tenggorokan sulit
Serologi terbaik
Fase akut Titer meningkat 4 kali
IgM spesifik 1 2 minggu setelah infeksi
primer menetap 1 3 bulan
Prenatal ( trimester I ) : CVS antigen
spesifik, RNA
KLASIFIKASI SINDROMA RUBELLA KONGENITAL









1. CRS confirmed defek dan 1/> tanda :
Virus rubella (+)
IgM spesifik rubella (+)
IgG spesifik rubella menetap
2. CRS compatible defek (+) tetapi lab tak lengkap. 2 defek dari
item a, atau masing-masing 1 dari item a dan b:
a. Katarak dan/ atauglaukoma kongenital, penyakit jantung
kongenital, tuli, retinopati.
b. Purpura, splenomegali, kuning, mikrosefali, retardasi mental,
meningoensefalitis, kelainan tulang.
3. CRS possible. Defek klinis yang tak memenuhi CRS compatible
4. Infeksi rubella kongenital. Temuan serologi tanpa defek
5. Stillbirth yang disebabkan rubella maternal.
6. Bukan CRS. Laboratorium tak sesuai CRS, Tak ada antibodi rubella
pada anak <24 bulan dan pada ibu.

Penatalaksanaan
Vaksinasi virus rubella yang
dilemahkan kekebalan lama
seumur hidup.
Vaksinasi tak boleh pada wanita
hamil.
Tak ada obat mencegah viremia.

Sitomegalovirus
Virus DNA golongan herpesviridae
Karakteristik : mampu adaptasi masa
laten/ dormant.
Daya tahan kambuh
Penyebab utama infeksi kongenital (0,2
2,2 % )


Penyebaran
Melalui cairan tubuh.
Gol. Sosial ekonomi rendah >
Infeksi primer : transmisi ke janin 40 %
Penularan setiap saat dalam masa
kehamilan.
Semakin muda umur kehamilan gejala
semakin berat
Gejala klinis
Wanita normal asimptomatik atau
subklinik.
Gejala :
Mononukleosis-like syndrome
Sindroma post transfusi
Penyakit sistemik luas
Hepatitis anikterik.
Diagnosis
Ibu :
Titer antibodi anti CMV > 4 X
Antibodi IgM ibu (+)
Isolasi virus.
Infeksi kongenital :
IgM spesifik serum janin (+)
Isolasi virus
Konfirmasi imunologi spesifik
Kemungkinan peningkatan transmisi kongenital.
1. Titer virus tinggi
2. Antibodi spesifik > 4 X
3. IgM (+)
Penatalaksanaan.
Tidak ada pengobatan yang efektif.
Antibodi tak dapat lindungi
kemungkinan infeksi berikutnya
vaksinasi ?
Ibu hamil tidak boleh sering kontak
dengan anak 2 4 tahun
Menjaga kebersihan
Herpes Simpleks
Virus DNA golongan herpesviridae
Karakteristik : replikasi didalam inti sel,
membentuk intranuclear inclusion body
2 tipe :
o Virus herpes simpleks tipe 1( herpes
labialis )
o Virus herpes simpleks tipe 2( herpes
genitalis )
Penyebaran
Kontak tubuh terutama kontak seksual
Autoinokulasi
Transplasenta jarang
Penularan pada bayi saat persalinan
Gejala Klinik
Infeksi primer
Tanpa gejala (jarang)
Dengan gejala (sering)
Inkubasi 3 6 hari erupsi papuler
gatal, pegal-pegal, nyeri vesikel
ulserasi.
2 4 minggu gejala hilang
Infeksi rekuren
Infeksi laten dalam ganglion saraf
Tanpa gejala (sering)
Lesi sedikit, tak begitu nyeri, khas timbul pada
lokasi yang sama dengan infeksi primer.
Lebih singkat.
Infeksi Herpes Neonatus
Disseminata (70 %)
Menyerang organ penting ( otak, paru, hati,
adrenal )
Kematian > 50 %
DIC, pneumonitis, kerusakan otak, prematur
Lokalisata ( 15 %)
Kematian <, bila tak diobati 75 % disseminata
Gejala mata, kulit, otak kebutaan, 30 %
kelainan neurologis
Asimtomatik
Sebagian kecil
Diagnosis
Klinis :
Lesi yang khas
Laboratorik :
Kultur jaringan sensitifitas 95 %
mahal, lama (> 48 jam )
Serologi : ELISA sensitifitas 97,5 %
dan spesifisitas 98 %
Penatalaksanaan
Prinsip utama : Jangan biarkan virus dan bayi
bertemu
Wanita dengan infeksi dianjurkan tidak hamil
Wanita hamil dengan infeksi hati-hati ancaman
partus prematurus, viremia
Dianjurkan persalinan perabdominam pada lesi
genital.
Bayi boleh rawat gabung dengan menghindari
kontak dengan lesi
Pengobatan
Acyclovir :
Penghambat kompetitif polimerase DNA
virus dan merusakrantai DNA
Selektif terhadap sel terinfeksi
Keamanan tinggi, termasuk bayi
Vaksin : belum ada yang efektif

Dosis Acyclovir
Beberapa bentuk preparat :
Krim untuk topikal
Dioleskan tiap 3 jam, 6X/ hari, selama 7 hari
Intravena untuk kasus berat
5 mg/ kgBB/ 8 jam selama 5 hari
Oral untuk infeksi primer, infeksi ulang,
penekanan rekurensi
200mg, 5 X/ hari, selama 10 hari
TERIMA KASIH

You might also like

  • Berat Badan 1
    Berat Badan 1
    Document1 page
    Berat Badan 1
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Aktif Bekerja
    Aktif Bekerja
    Document1 page
    Aktif Bekerja
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Materi 2 DR Ulan
    Materi 2 DR Ulan
    Document19 pages
    Materi 2 DR Ulan
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Refreshing
    Refreshing
    Document2 pages
    Refreshing
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Tinitus
    Tinitus
    Document13 pages
    Tinitus
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Surat Pernyataan Mempunyai Tempat Praktik
    Surat Pernyataan Mempunyai Tempat Praktik
    Document1 page
    Surat Pernyataan Mempunyai Tempat Praktik
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Sop Common Cold
    Sop Common Cold
    Document1 page
    Sop Common Cold
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Surat Lamaran Kerja
    Surat Lamaran Kerja
    Document1 page
    Surat Lamaran Kerja
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Tinitus
    Tinitus
    Document13 pages
    Tinitus
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Daftar Pertanyaan
    Daftar Pertanyaan
    Document2 pages
    Daftar Pertanyaan
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Virus
    Virus
    Document12 pages
    Virus
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Bab Ii Fix
    Bab Ii Fix
    Document18 pages
    Bab Ii Fix
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Epistaksis
    Epistaksis
    Document12 pages
    Epistaksis
    Leo Kolong
    No ratings yet
  • Labirinitis
    Labirinitis
    Document2 pages
    Labirinitis
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Lapkas SN
    Lapkas SN
    Document30 pages
    Lapkas SN
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Slide BP
    Slide BP
    Document42 pages
    Slide BP
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Referat Pertusis
    Referat Pertusis
    Document18 pages
    Referat Pertusis
    Vera Septia Nalurita
    No ratings yet
  • Lapkas SN
    Lapkas SN
    Document18 pages
    Lapkas SN
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Slide Jurnal Vit A
    Slide Jurnal Vit A
    Document16 pages
    Slide Jurnal Vit A
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Lapkas NH
    Lapkas NH
    Document32 pages
    Lapkas NH
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Lapkas SN
    Lapkas SN
    Document18 pages
    Lapkas SN
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Lapkas BP
    Lapkas BP
    Document35 pages
    Lapkas BP
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Referat Pertusis
    Referat Pertusis
    Document18 pages
    Referat Pertusis
    Vera Septia Nalurita
    No ratings yet
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Document10 pages
    Kejang Demam
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document1 page
    Cover
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet
  • Dis Tosia
    Dis Tosia
    Document26 pages
    Dis Tosia
    Sri Ulandari A Taufan
    No ratings yet