You are on page 1of 26

SKENARIO 3

Dosen pembimbing tutorial 4


Prof. dr. soebaktiningsih, sp.par. M.sc dtmh
SKENARIO
Aduh dok, saya kok kurang bertenaga yaaa

R, mahasiswa usia 17 tahun, datang ke tempat praktek dokter umum dengan keluhan dia merasa sering merasa lemas, lesu dan
kurang bertenaga saat belajar serta saat berolahraga. Akhirnya dia tidak bisa belajar dalam waktu lama. Saat ditanya dokter
tentang menu makanan sehari-hari, R mengatakan menu sarapan biasanya roti 2 lembar, makan siang mie instant kadang bakso
dan makan malam nasi + lalapan + 1 potong ayam goreng. R memiliki BB 60 kg, TB 165cm, Body Mass Index (BMI) normal.
Dokter kemudian menganalisis kebutuhan kalori R untuk mengetahui angka kecukupan gizi (AKG) R baik dari aspek
makronutrien maupun mikronutrien. Sebelum menghitung kebutuhan kalori R, dokter menghitung Basal Metabolic Rate (BMR).

Keyword : AKG, BB, TB, menu makanan
KLARIFIKASI ISTILAH
Kalori pada makanan adalah satuan yang digunakan untuk menghitung seberapa besar makanan yang dibutuhkan sehari-
hari.(Anne Ahira, 2013)
Angka Kecukupan Gizi (AKG) suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Ila Fadila, 2013)
Mikronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang diperlukan oleh tubuh manusia selama hidupnya dalam jumlah kecil untuk
melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis, tetapi tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh. Mikronutrien terdiri dari vitamin dan
mineral yang tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi dapat diperoleh dari makanan (Olvista, 2011)
Makronutrien adalah zat makanan yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak . Biasanya zat makronutrien bisa menghasilkan
energi, contohnya adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Selain zat-zat tersebut dapat menghasilkan energi, juga dibutuhkan
dalam pembentukan sel-sel baru (Lily Kartiana 2011)
Basal Metabolic Rate (BMR) : produksi panas per satuan waktu pada orang dalam keadaan basal. Keadaan basal ialah suatu
keadaan jaga (tidak tidur) tetapi orang bersangkutan dalam keadaan istirahat fisik maupun mental dan berada dalam lingkungan
yang bersuhu nyaman (Annisa Hasanah, 2014)
Body Mass Index (BMI) adalah berat badan dalam kg dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam m digunakan sebagai penilaian
berat badan kurang atau obesitas (Dorland, 2012), harga normal 20-25 (Djoni Djunaedi dkk, 2013)

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dengan keluhan R?
2. Bagaimana pemenuhan gizi yang sesuai dengan kebutuhan kalori saudara R agar dia tidak lagi merasakan lemas, lesu dan kurang
bersemangat saat belajar dan melakukan olahraga?
3. Mengapa dokter perlu menghitung BMR terlebih dahulu sebelum menghitung kalori R?

HIPOTESIS
1. Gizi yang seimbang dapat meningkatkan pertahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang
normal. Sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh indonesia.
Masalah gizi yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KAP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi Besi (Febri Endra, 2014)
2. Karena dokter harus mengetahui kalori minimal yang dibutuhkan saudara R dalam 1 hari untuk menyusun menu yang diperlukan.
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
Penilaian Status Gizi : Langsung (Antropometri, klinis, biokimia, biofisik
Tidak langsung (survey konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi)
Penghitungan kebutuhan kalori
Penyusunan menu sesuai AKG
Makronutrien dan mikronutrien

PETA KONSEP
R, mahasiswa
17 th
Sarapan : 2 lbr roti
Makan siang : mie instant
/ bakso
Makan malam : nasi +
llapan + 1 pt ayam gr
Lemas, lesu,
kurang bertenaga
saat belajar +
olahraga
BB : 60 kg
TB : 165 cm
BMI normal
AKG BBI = {(TB-100) 10%(TB-100)}
BMR Untuk wanita = BBI x 25
Untuk pria = BBI x 30
Kalori 1 hari
Sesuai dengan usia, aktivitas, berat
badan dan ada/tidaknya infeksi berat
Makronutrien :
Karbohidrat, protein,
lemak
Mikronutrein :
vitamin,
mineral
Asupan
Nutrisi
Pemeriksaan
Antropometri
NARASI PETA KONSEP
8
Penggunaan antropometri secara umum digunakan untuk melihat keseimbangan antara asupan protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam
tubuh. Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan teknik Bdy Mass Index (BMI). Ini
merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. Dalam hal ini, BMI sebagai langkah awal bagi dokter untuk mengetahui bagaimana proporsi jaringan tubuh R.
Angka Kecukupan Gizi R dapat dilihat dari kesesuaian menu makanan dengan kebutuhan kalori dalam satu hari. Mengukur
kebutuhan kalori R diawali dengan menilai Berat Badan Ideal (BBI). BBI diukur dengan mengurangi (tinggi badan 100) dengan
10% (tinggi badan 100). Perhitungan BBI bisa dilakukan apabila laki-laki mempunyai tinggi > 160 cm dan wanita > 150cm.
Kemudian mencari Basal Metabolism Rate (BMR) dengan penyesuain jenis kelamin (wanita x 25 ; laki-laki x 30) dan terakhir
memasukkan 4 faktor meliputi usia, berat badan, aktivitas dan penyakit infeksi berat yang mungkin mempengaruhi kebutuhan kalori
R dalam satu hari.
R merasakan keluhan lemas, lesu dan kurang bertenaga saat belajar dan olahraga disebabkan karena ketidaksesuaian antara asupan
nutrisi dari makanan dan aktivitas yang dilakukan, bisa juga karena ketidakseimbangan antara asupan makro maupun mikronutrien.
Dilihat dari jenis aktivitas yang dilakukan R, maka dibutuhkan tambahan dari kalori basalnya. Makronutrien yang dibutuhkan tubuh
yaitu karbohidrat (45%), protein(10%) dan lemak(20%). Kelebihan salah satu makronutrien, misal karbohidrat akan disimpan
sebagai lemak dibawah kulit. Efek jangka panjang, R bisa mengalami penaikan berat badan dan membuat semakin lelah, lesu dan
kurang bersemangat untuk melakukan aktivitas, karena untuk menopang tubuhnya membutuhkan kalori yang cukup besar. Pada saat
energi yang dihasilkan dari asupan makanan kurang, maka tubuh akan mengutamakan untuk pelaksanaan fungsi tubuh yang vital
(BMR).
PEMBAHASAN
R memiliki keluhan lemas, lesu dan kurang bersemangat karena tidak terpenuhinya kalori yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas. Dalam keadaan tubuh tidak melakukan aktivitas, tubuh tetap membutuhkan kalori yang disebut sebagai
Basal Metabolic Rate (BMR). BMR merupakan kalori minimal yang harus dipenuhi agar proses yang terjadi di dalam tubuh
berlangsung dengan baik. Ketika tubuh beraktivitas, tubuh membutuhkan kalori yang lebih dari BMR karena untuk aktivitas juga
membutuhkan energi tersendiri.
Banyak faktor (primer dan sekunder) yang berpengaruh pada BMR. Faktor primer antara lain luas permukaan tubuh,
jenis kelamin, usia, komposisi tubuh, keaktifan kelenjar penghasil hormon (tirid, insulin, glukagon, hormon pertumbuhan,
prolaktin, dan MSH), serta kehamilan. Faktor sekunder yang berpengaruh adalah status gizi, tidur, demam, dan kegiatan. Faktr
usia terhadap BMR berkaitan dengan kegiatan metabolisme sel-sel tubuh. Nilai BMR semasa pertumbuhan cukup besar karena
keaktifan pembelahan sel begitu tinggi. Namun, setelah usia 25 tahun, BMR akan susut sebanyak 2-5% per dekade hingga
tercapai usia 65 tahun. Di atas usia ini, BMR tidak berubah lagi. Kegiatan mental sebenarnya tidak berpengaruh terhadap BMR.
Jika sudah belajar atau berpikir keras, orang merasa penat, keadaan ini bukan diakibatkan oleh kerja mental, melainkan karena
kegiatan fisik atau tegangan otot yang menyertai kegiatan belajar dan /atau berpikir keras itu.
BMR tidak sesuai dengan energi yang dihasilkan dari makanan R. Dalam perhitungan didapatkan bahwa BMR R adalah
1755 kkal, sedangkan kalori yang masuk dari makanan R hanya sebesar 630 945 kkal dalam sehari. Menurut WHO, kebutuhan
protein 10-15%, karbohidrat 45-65% dan lemak 20-30%. Saudara R mengkonsumsi karbohidrat yang terkandung dalam roti 2
lembar (150 kal), nasi (200 kal) dan mie instant (175 kal) sehingga total karbohirat yang masuk adalah 525 kal. Protein yang
dikonsumsi dari bakso daging (40 kal) dan ayam (40 kal) menghasilkan protein total sebesar 80 kal. Sedangkan lemak didapatkan
dari minyak goreng (90 kal), bakso daging (54 kal), ayam (54 kal) dan mie instant (180 kal) dengan jumlah total 378 kal. Dari
menu makan siang bakso dalam satu hari R mendapatkan energi sebesar 630 kal dengan rincian karbohidrat 350 kal, protein 40
kal dan lemak 190. Tiga ratus lima puluh kalori karbohidrat memenuhi kebutuhan energi 55% dari total, sedangkan protein 6%
dan lemak 30%. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat didapatkan data bahwa asupan protein R kurang dari standar minimal.


#1 PENILAIAN STATUS GIZI
Pengertian Status Gizi
Suatu ekspresi ada atau tidaknya keseimbangan terhadap variabel tertentu.

Misal :
Terjadinya kejadian anemia (zat besi) terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan zat besi dengan pembentukan sel darah merah
Tinjauan Pustaka
METODE PENGUKURAN STATUS GIZI
11
Secara langsung
1. Antropometri : berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkatan umur dan tingkat gizi.
2. Biokimia : pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti
hati dan otot. Metode ini digunakan untuk peringatan adanya kemungkinan terjadi keadaan malnutris
yang lebih parah. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimiafaali dapat lebih
banyak menlong untuk menetukan kekurangan gizi yang spesifik.
3. Klinis : metode untuk menilai status gizi masyarakat yang didasarkan atas perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapa dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,
rambut dan muksa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Metode ini umumnya untuk survey klinis secara tepat dan untuk mendeteksi secara cepat tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
4. Biofisik : metode penentuan status gizi dengan melihat kemapuan fungsi dan struktur jaringan. Metode ini
umumnya digunakan dalam situasi tertentu dengan menggunakan tes adaptasi gelap.

Secara tidak langsung
1. Survey konsumsi makanan : metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data konsumsi
makanan sehingga dapat memberikan gambaran tentang berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluarga dan individu.
2. Statistik vital : pengukuran dengan menganalisis data beberapa statistike kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu dan
data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor ekologi : faktor yang menyebabkan malnutrisi oleh karna lingkungan fisik dan budaya.
#1 PENILAIAN STATUS GIZI
Tujuan pengukuran status gizi
Fisik => antropometri ; status vitamin dan mineral => biokimia
Unit sampel yang akan diukur
masyarakat rawan gizi secara keseluruhan => antropometri (murah dan bisa dipertanggung jawabkan)
Jenis Informasi yang dibutuhkan
asupan makanan => survei konsumsi ; tingkat hemoglobin => biokimia
Tingkat reabilitas dan akurasi yang dibutuhkan
tingkat pembesaran gondok diukur dengan biokimia, bukan ecara klinis
Tersedianya fasilitas dan peralatan
Antropometri lebih mudah tersedia dibandingkan biokimia
Tenaga
biokimia => analis kimia ; klinis => dokter
Waktu
singkat => antropometri
Dana
biokimia relatif lebih mahal dibandingkan metode lainnya

#1 Penilaian Status Gizi
Faktor yang perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Metode Penilaian Status Gizi
MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI
13
Menghitung Berat Badan Ideal (BBI)
=> Rumus Brocca : BBI = (Tinggi Badan -100) -10%(Tinggi Badan -100)
interpretasi : - kurus = < (BBI 10%BBI)
- gemuk = > (BBI + 10%BBI)
- normal = BB antara kurus dan gemuk
Menghitung Basal Metabolic Rate (BMR)
laki-laki = 30 x BBI
perempuan = 25 x BBI
Kebutuhan kalori 24 jam dilihat dari faktor :
- usia => >40 tahun dikurangi 10%
- berat bdan => gemuk dikurangi 10-20% ; kurus ditambah 10-20%
- berat-ringan aktivitas => ringan + 10% ; berat + 20%
- infeksi berat => pasien TB paru + 10-20%
#2 Penghitungan Kebutuhan Kalori
MENGATUR MENU BERDASARKAN KEBUTUHAN KALORI
Jumlah dan jenis bahan makanan
- karbohidrat : 40%
- protein : 10%
- lemak : 15%
Pembagian kalori setiap makan
- sarapan : 25% kalori total 24 jam
- selingan 1 : 15 % kalori total 24 jam
- makan siang : 30% kalori total 24 jam
- selingan 2 : 10% kalori total 24 jam
- makan malam : 20% kalori total 24 jam
(Gita Sekar Prihanti, 2014)
#3 Penyusunan menu sesuai AKG
KEBUTUHAN KALORI R
BBI = (TB 100) 10%(TB 100)
= (165 100) 10%(165 100)
= 65 10%(65)
= 65 6,5 = 58,5 kg
kelebihan = BBI + 10% BBI
= 58,5 + 10% (58,5)
= 58,5 + 5,85 = 64,35 kg
kekurangan = BBI 10% BBI
= 58,5 10% (58,5)
= 58,5 5,85 = 52,65 kg
BB R adalah 65 kg, sehingga R termasuk gemuk karena
lebih besar dari nilai minimal kelebihan (64,35 kg).
Menurut Standar Brocca, BB R lebih 0,65 kg

BMR = 30 x BBI
= 30 x 58,5
= 1755 kal
Faktor yang mempengaruhi
- usia = dibawah 40 th => tidak dikurangi
- berat badan = > BBI => dikurangi 10%
- aktivitas = ringan => ditambah 10%
- infeksi = tidak ada => tidak ditambah +
=> 0%

Kebutuhan kalori 24 jam R = 1755 kal

#3 Penyusunan menu sesuai AKG
MENGATUR MENU BERDASARKAN KEBUTUHAN KALORI
KALORI MAKANAN R SECARA TEORI
Pembagian kalori setiap makan
- makan pagi = 25 % x 1755 = 438,75 kal
- selingan 1 = 15% x 1755 = 263,25 kal
- makan siang = 30% x 1755 = 526,5 kal
- selingan 2 = 10% x 1755 = 175,5 kal
- makan malam = 20% x 1755 = 351 kal

KALORI MAKANAN R
Makan pagi (150 kal)
2 lbr roti = 150 kal
Makan siang (96 410 kal)
bakso = 95 kal
mie instant = 410 kal
Makan malam (385 kal)
nasi = 200 kal
1 ayam goreng = 95 kal
lalapan
minyak goreng = 90 kal +
dengan baso = 630 kal
dengan mie instant = 945 kal


KALORI MAKANAN R
Makan pagi (150 kal)
2 lbr roti =150 kal
Makan siang (96 410 kal)
bakso = 95 kal
mie instant =410 kal
Makan malam (385 kal)
nasi =200 kal
1 ayam goreng = 95 kal
lalapan
minyak goreng = 90 kal +
dengan bakso =630 kal
dengan mie instant =945 kal

Total kalori yang dibutuhkan R 1755 kkal. Total kalori dari
makanan R 630 945 kal. Input output

Makan pagi dan siang kurang dari yang disarankan
Tidak ada selingan 1 dan 2
Makan malam lebih dari yang disarankan

#3 Penyusunan menu sesuai AKG
NILAI KALORI MAKANAN R
KANDUNGAN ZAT GIZI MAKANAN R
Karbohidrat
Roti 2 lembar 150 kal
nasi 200 kal
mie instant 175 kal +
525 kal

Protein
bakso daging 40 kal
ayam 40 kal +
80 kal

Lemak
minyak goreng 90 kal
bakso daging 54 kal
ayam 54 kal
mie instant 180 kal +
378 kal
KANDUNGAN ZAT GI ZI MAKANAN R SECARA TEORI
- karbohidrat = 45% kalori
= 45% x 1755 = 789,75 kal

- protein = 10% kalori
= 10% x 1755 = 175,5 kal

- lemak = 20% kalori
= 20% x 1755 = 351 kal



=> Karbohidrat dan protein kurang dikonsumsi oleh R.
sedangkan lemak yang terkandung dalam makanan R
jumlahnya berlebih.


#3 Penyusunan menu sesuai AKG
MENU YANG DISARANKAN UNTUK R

Makan pagi = 438,75 kal
karbohidrat = 45% x 438,75 = 197,21 kal
protein = 10% x 438,75 = 43,88 kal
lemak = 20% x 438,75 = 87,65 kal
Selingan 1 = 263,25 kal
karbohidrat = 45% x 263,25 = 118,46 kal
protein = 10% x 263,25 = 26,33 kal
lemak = 20% x 263,25 = 52,65 kal
Makan siang = 526,5 kal
karbohidrat = 45% x 526,5 = 236,93kal
protein = 10% x 526,5 = 52,65 kal
Lemak = 20% x 526,5 = 105,3 kal
Selingan 2 = 175,5 kal
karbohidrat = 45% x 175,5 = 78,98 kal
protein = 10% x 175,5 = 17,55 kal
Lemak = 20% x 175,5 = 35,1 kal
Makan malam = 351 kal
karbohidrat = 45% x 351 = 157,95 kal
protein = 10% x 351 = 35,1 kal
Lemak = 20% x 351 = 70,2 kal









waktu Menu karbohidr
at
Protei
n
lemak
Pagi Roti 2 lbr 150 kal
Telur rebus 40 kal 54 kal
Total 150 kal 40 kal 54 kal
Sel 1 Susu sapi 54 kal 28 kal 63 kal
Apel 40 kal
Total 94 kal 28 kal 63 kal
Siang Nasi 1 ctg 200 kal
Daging sapi 40 kal 54 kal
Minyak
sdm
45 kal
Total 200 kal 40 kal 99 kal
Sel 2 Yoghurt 54 kal 28 kal 63 kal
Malam Nasi ctg 100 kal
Sayur bening 25 kal
Ayam rebus 40 kal 54 kal
Total 125 kal 40 kal 54 kal
#3 Penyusunan menu sesuai AKG
PENGELOMPOKAN ZAT GIZI
Menurut Kebutuhan terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien, adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah besar dalam tubuh yang menghasilkan energi / KHPL.
Merupakan komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/
jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Yang termasuk zat makronutrien adalah Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein.
1. Karbohidrat.
Karbohidrat adalah kelompok nutrient yang penting dalam susunan makanan yang berfungsi sebagai sumber energy bagi
tubuh. Senyawa ini mengandung unsure karbon, hydrogen, dan oksigen; dihasilkan oleh tanaman melalui proses
fotosintesis yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
6CO
2
+6H
2
O C
6
H
12
O
6
+ 6O
2
2. Protein
Protein merupakan substansi organic dengan kandungan unsure karbon, hydrogen dan oksigen yang mirip
dengan karbohidrat dan lemak. Di samping itu protein juga mengandung nitrogen. Kebutuhan protein dapat
diperoleh dari sumber pangan hewani dan nabati. Sumber pangan hewani dapat didapat dari daging, ikan,
roti, susu, keju, telur, sedangkan sumber pangan nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti kacang
buncis, kedelai, dan miju-miju.
3. Lemak
Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsure karbon, hydrogen dan oksigen. Lemak sendiri merupakan ester
dari gliserol dan asam lemak. Gliserol merupakan alcohol trihildat yang mempunyai tiga gugus hidroksil OH.
Sedangkan asam lemak adalah molekul yang memiliki rumus umum R.COOH, dengan R menunjukkan rantai
hidrokarbon. Berdasarkan strukturnya, lemak yang tersusun atas satu molekul gliserol dan tiga atau lebih molekul asam
lemak disebut sebagai trigliserida. Trigliserida ini mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda yang dikenal
dengan trigliserida majemuk. Lemak alami adalah campuran dari beberapa trigliserida majemuk. Dengan demikian
lemak alami juga mengandung sejumlah asam lemak yang berbeda.



#3 Mikronutrien dan makronutrien
Mikronutrien, adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi penting.
Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tetap sehat. Vitamin
sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1912 oleh Hopskin.
Mineral
Unsure mineral adalah unsure selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang diperlukan oleh tubuh. Sekitar 4 %
berat tubuh manusia tersusun atas mineral. Sejumlah mineral seperti kalsium dan fosfor terdapat dalam jumlah yang
relative besar di dalam tubuh. Mineral yang terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam tubuh dikenal dengan unsure
kelumit (trace element)


#3 Mikronutrien dan makronutrien
KARBOHIDRAT
Fungsi karbohidrat
Sebagai sumber energi. Setiap 1 g karbohidrat mengandung 4 kkal.
Sebagai penghasil lemak. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh diubah menjadi lemak. Proses konversi ini berlangsung dalam hati
meskipun lemak tersimpan di seluruh tubuh, yakni di dalam sel lemak jaringan adiposa.
Sebagai pasangan protein. Karbohidrat diperlukan dalam susunan makanan sebagai pasangan protein. Jika susunan makanan
mengandung sedikit karbohidrat, presentase protein yang disediakan sebagai harus sumber energy akan lebih besar dari biasanya.
Karena peran utama dari protein adalah sebagai bahan dasar pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak, maka asupam
karbohidrat yang cukup harus diberikan, agar protein dapat digunakan untuk keperluan pertumbuhan.

Sumber karbohidrat
Serealia dan makanan yang terbuat dari serealia contohnya gandum, beras, dan jagung.
Gula murni (sukrosa)
Sayuran (mis, kentang, kacang-kacangan, sayuran hijau dan sayuran akar lain). Akan tetapi, kandungan karbohidrat dalam
panganan tersebut lebih rendah.
Buah-buahan. Buah-buahan mengandung 5-10% gula. Makin manis rasa buah makin tinggi kandungan gulanya.
Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa.

#3 Mikronutrien dan makronutrien
PROTEIN
Fungsi protein
Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan,
Untuk pembentukan enzim, antibody dan beberapa hormone
Sebagai sumber energy. Kelebihan protein dapat digunakan sebagai sumber energy. Setiap 1 g protein menyediakan 4 kkal

#3 Mikronutrien dan makronutrien
LEMAK
Pada dasarnya ada dua tipe asam lemak yaitu :
Asam lemak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang jenuh hydrogen
Asam lemak tak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang tidak jenuh hydrogen, dan karenanya mempunyai satu
ikatan rangkap atau lebih.

Fungsi lemak dalam susunan makanan.
Sebagai sumber energy. Setiap I g lemak mengandung 38 kj (9 kkal)
Pembentukan jaringan adipose. Kelebihan lemak tidak langsung diguanakan untuk energy, melainkan disimpan dalam jaringan
adipose.
Sumber asam lemak esensial. Asam lemak esensial mutlak diperlukan oleh tubuh . agar dapat berfungsi secara normal. Senyawa
ini tidak dapat disintesis oleh tubuh dan karenanya harus tersedia dalam bahan makanan yang dikonsumsi.
Penyerapan vitamin larut-lemak. Jenis lemak tertentu di dalam susunan makanan membantu tercukupinya asupan vitamin A, D, E,
dan K yang larut dalam lemak.

Sumber lemak dalam diet.
Sumber lemak dalam diet meliputi daging, ikan, mentega, margarine, susu krim, keju, makanan panggang, minyak dan lemak
untuk memasak, telur, serta makanan lain (mis es krim, coklat, kembang gula, biji-bian, dan kuah salad). Sayur-sayuran dan buah-
buahan mengandung sedikit lemak, kecuali kedelai (24%) dan alpokat (8%).

#3 Mikronutrien dan makronutrien
VITAMIN
Vitamin larut lemak. Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A, D, E, dan K. Normalnya, tubuh dapat menyimpan
vitamin jenis ini meskipun terdapat batasan untuk vitamin E dan K. Oleh sebab itu, asupan vitamin larut lemak setiap hari bukan
keha\rusan.
Vitamin A (Retinol). Sumber vitamin A adalah hati, wortel, mentega, susu, dan margarine. Fungsi vitamin A antara lain :
Mendukung pertumbuhan dan metabolisme sel-sel tubuh, membantu pembentukan rodopsin, memelihara kesehatan jaringan
permukaan, terutama membrane selaput lender yang berair seperi kornea dan saluran pernapasan., memiliki sifat anti kanker.
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak, rabun senja, xeroftalmia, dan menurunnya
daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Vitamin D (kolekalsiferol). Vitamin D banyak terdapat pada hati, minyak hati ikan, mentega, keju, dan telur. Fungsi vitamin D :
Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi, membantu absorpsi kalsium dan usus dan penyerapan kalsium dan fosfor
oleh tulang dan gigi. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, gangguan absorpsi, kalsium dan pelunakan tulang serta
osteomalasia.
Vitamin E. bahan makanan yang mengandung vitamin E antara lain biji gandum (sayuran hijau, dan minyak sayur. Fungsi
vitamin E bagi tubuh adalah untuk memelihara struktur sel dan membantu pembentukan sel darah merah.
Vitamin K. Bahan makanan yang mengandung vitamin K antara lain sayuran hijau, hati, kacang kedelai. Vitamin K sangat
penting untuk membantu pembentukan protrombin dalam hati sehingga berperan dalam proses pembekuan darah.

Vitamin larut air. Jenis vitamin ini meliputi vitamin C dan kelompok vitamin B. Karena larut dalam air, vitamin ini tidak tersimpan
dalam tubuh. Kelebuhannya akan dikeluarkan melalui urine.
Vitamin B. Senyawa yang termasuk vitamin B antara lain tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2) dan asam nikotinat.
Vitamin C (asam askorbat). Senyawa ini ditemukan hampir pada semua bahan pangan nabati seperti sayuran dan buah-buahan
segar. Fungsi vitamin C adalah mendukung pembentukan semua jaringan tubuh terutama jaringan ikat, dan membantu absorpsi
zat besi dalam usus halus. Defisiensi vitamin C dapat menyebabkan skorbut (scurvy) dengan gejala utama memar, dan perdarahan
spontan di bawah kulit.

#3 Mikronutrien dan makronutrien
MINERAL
Jenis Mineral Sumber Fungsi
Kalsium Susu, sereal, roti, dan keju Pengaturan kandungan cairan dalam sel, pembentukan gigi
dan tulang
Zat Besi Hati, pudding hitam, cokelat, kerang dan bumbu kari. Komponen hemoglobin, membantu oksidasi dalam sel
Yodium Garam beryodium dan makanan laut Memperlancar pertumbuhan
Fosfor Telur, daging, susu dan hati Penyusunan tulang dan gigi serta pelepasan energy
Magnesium Biji-bijian, susu, dan daging Membantu kegiatan neuromuskular, pengaktifan enzim dan
pembentukan gigi dan tulang
Zinc Makanan laut, hati Sebagai bahan pembentuk enzim dan insulin
Iodin Ikan laut, rumput laut, serealia, sayuran dan susu. Pembentukan tiroksin oleh kelnjar tiroid
#3 Mikronutrien dan makronutrien
KESIMPULAN
Ketidakseimbangan asupan makronutrien dan mikronutrien menyebabkan keluhan R
BMR harus terpenuhi agar fungsi tubuh berjalan dengan baik

You might also like