You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

ACARA VII
DARAH








Disusun oleh :
Kelompok VIII
Wijayanti Nur Kusuma PT/06540
Bimantara Twinkana PT/06564
Agata Foni Puspa PT/06572
Prabowo Priambodo PT/06589
Asisten : Era Rahmawati Agustiani



LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA VII
DARAH

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui protein pada darah atau
serum, zat-zat protein dan bukan protein, serum darah serta mengetahui
pigmen darah.

Tinjauan Pustaka
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan
kekuningan, disebut plasma darah yang di dalamnya terkandung sel-sel
darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit). Darah terdiri atas unsur seluler
dan plasma. Unsur seluler terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit
(sel darah putih), trombosit (platelets) dan kadang-kadang ada sel-sel
campuran dari sistem reticuloendotelia (Campbell et al., 2002).
Plasma darah (unsur cairannya) mencakup 55% dari volume total
darah. Plasma adalah bagian cair yang berfungsi sebagai medium bagi
sel-sel korpuskel (partikel padat) darah untuk mengambang plasma
sebagai bagian terbesar dari darah, merupakan cairan yang di dalamnya
terkandung albumin, bahan pembeku darah, antibodi (imunoglobin),
hormon-hormon, dan berbagai jenis protein serta berbagai jenis garam.
Partikel padat darah (korpuskel darah) mencapai 45% dari volume total
darah (Koraag, 2010).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari
paru-paru keseluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan
tubuh keparu-paru, mengangkut sari-sari makanan keseluruh tubuh,
mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh kealat-alat
ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjaren edokrin kebagian tubuh
tertentu, mengangkut air untuk diedarkan keseluruh tubuh, menjaga
stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh
alat-alat tubuh yang aktif kealat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh
dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Abbas, 1997). Darah
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah mengandung zat-zat yaitu, fibrinogen (protein pembekuan
darah) dan serum (cairan bening atau kuning muda yang didalamnya
terkandung zat antibodi yaitu senyawa gamma globulin). Saat darah
terkena udara atau saat pembuluh darah pecah, globulin plasma
(fibrinogen) mengendap membentuk jaringan fibrin, meninggalkan cairan
berwarna kuning yang dikenal sebagai serum. Benda darah akan
terkaitpada jalinan fibrin dan terbentuklah bekuan darah. Bekuan darah
akan mencegah peredaran lebih lanjut (Tilman et al., 1998).
Didalam darah itu sendiri, jenis-jenis protein diklasifikasikan
berdasarkan kelarutan dalam albumin, globulin, dan prolamin. Albumin
adalah protein yang larut dalam air dan larutan garam. Globulin adalah
protein yang larut dalam garam serta sedikit larut dalam air. Prolamin
adalah protein yang larut dalam etanol 79% sampai 80%, tidak larut dalam
air maupun larutan garam. Darah vertebrata merupakan jenis jaringan ikat
yang terdiri atas beberapa jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks
cairan yang disebut plasma. Tubuh manusia pada umumnya mengandung
kurang lebih 4 sampai 6 liter darah (Campbell et al.,1999).
Pada jaringan yang terluka darah dapat keluar dari pembuluh darah
kapiler. Beberapa saat kemudian terjadi penggumpalan darah yang
menutup luka. Darah yang dikeluarkan oleh tubuh ditampung pada suatu
tempat dan dibiarkan beberapa menit darah akan menggumpal dan diatas
gumpalan darah terdapat cairan jernih yang dinamakan serum (Krummel,
1996).




Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum darah ini adalah tabung
reaksi, pipet tetes, kertas saring, pemanas spirtus, pemantik, penjepit
tabung, corong, rak tabung reaksi, dan gelas ukur.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum darah ini adalah
darah oksalat, darah non fibrin (serum), larutan (NH
4
)SO
4
, aquades,
amonium sulfat padat, larutan asam asetat 2%, indikator khlorofenol
merah, larutan HNO
3
pekat, larutan AgNO
3,
larutan NH
4
OH, larutan
amonuim molibdat, larutan kalium oksalat, gliserol, bubuk Na
2
CO
3
bebas
air, larutan CuSO
4
2,5%, larutan benzidin dan larutan H
2
O
2
3%.

Metode
Pengendapan
Pengendapan globulin. Tabung diisi 3 mL serum yang kemudian
ditambahkan larutan (NH
4
)
2
SO
4
jenuh sebanyak 3 mL, lalu digojog.
Endapan dipisahkan dari filtrat dengan penyaringan. Filtrat tersebut
kemudian disimpan untuk percobaan selanjutnya. Endapan yang didapat
kemudian dimasukkan ke tabung. Aquades dituangkan 3 sampai 4 tetes
dalam tabung lalu digojog agar bekuan larut. Campuran dibiarkan dan
dicatat yang terjadi.
Pengendapan albumin. Filtrat pada uji pengendapan globulin
ditambahkan amonium sulfat padat berlebihan. Larutan tersebut lalu
digojog dan diamati endapan yang terjadi. Endapan kemudian disaring
dan dipindahkan ke dalam tabung. Aquades dimasukkan ke dalam tabung
lalu di gojog. Endapan akan larut lalu diencerkan lagi dan dibiarkan.
Larutan tersebut kemudian diamati ada tidaknya endapan yang muncul.



Zat-zat Bukan Protein dalam Serum Darah
Deproteinase serum darah. Tabung diisi darah sebanyak 5 mL
dan 10 mL air kemudian dididihkan. Larutan asam asetat 2% ditambahkan
ke dalam campuran tersebut setetes demi setetes hingga terbentuk
endapan. Endapan yang terbentuk lalu disaring agar terpisah dari
filtratnya. Filtrat yang didapat, ditetesi indikator khlorofenol merah. Larutan
kemudian diasamkan hingga pHnya 5,4. Larutan tersebut kemudian
dididihkan kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh akan digunakan pada
percobaan selanjutnya.
Uji khlorida. Filtrat pada percobaan deproteinase serum darah
sebelumnya diambil sedikit lalu ditambahkan 1 tetes larutan HNO
3
pekat
dan beberapa tetes larutan AgNO
3
. Larutan tersebut diamati endapannya.
Setelah itu ditambahkan NH
4
OH agar endapan larut kembali.
Uji fosfat. Filtrat pada percobaan deproteinase serum darah
diambil sedikit dan dituangkan ke dalam tabung. Beberapa tetes amonium
molibdat dan 1 tetes HNO
3
pekat ditambahkan ke dalam filtrat. Larutan
tersebut kemudian dipanaskan dan diamati apa yang terjadi.
Uji kalsium. Filtrat pada uji deproteinase serum darah dimasukkan
ke dalam tabung lalu ditambahkan beberapa tetes larutan kalium oksalat
lalu diamati apa yang terjadi.
Uji glukosa. Filtrat pada uji deproteinase serum darah diambil 2
mL lalu ditambahkan 2 tetes gliserol, sedikit bubuk Na
2
CO
3
bebas air, dan
2 tetes larutan CuSO
4
2,5%. Campuran tersebut dididihkan selama
beberapa menit dan diamati perubahan yang terjadi.
Pigmen Darah
Uji benzidin. Sebanyak 1 tetes darah diencerkan dengan 10 mL
air. Darah encer diambil 1 mL, lalu ditambahkan 1,5 mL larutan Benzidin
dan 0,5 mL larutan H
2
O
2
3% kemudian diamati perubahan yang terjadi



Hasil dan Pembahasan

Pengendapan
Pengendapan globulin. Uji pengendapan globulin menggunakan
satu buah tabung yang diisi dengan 3 ml serum, 3 ml larutan (NH
4
)
2
SO
4

jenuh lalu digojok maka larutan akan menjadi warna merah dan terdapat
endapan, kemudian disaring. Filtrat (P.1a) dipisahkan dengan endapan
kemudian ditambahkan 3 tetes air, lalu digojog lagi maka endapan larut
didalam air ditandai dengan adanya warna yang lebih bening. Globulin
mempunyai sifat yaitu larut didalam air. Hasil praktikum sesuai dengan
teori karena adanya endapan. Menurut Sloane (2004), larutan globulin
dapat diendapkan oleh penambahan garam ammonium sulfat hingga
setengah jenuh. Sifat globulin adalah sedikit larut dalam air tetapi larut
dalam larutan garam, tidak mempunyai asam amino khusus.
Pengendapan albumin. Uji pengendapan albumin menggunakan
satu buah tabung yang diisi dengan filtrat (P.1a) yang ditambahkan
amonium sulfat padat berlebih lalu digojog dan disaring. Filtrat dan
endapan dipisahkan. Endapan dipindahkan ke dalam tebung kemudian
ditambahkan air, lalu digojog. Terjadi perubahan setelah penambahan air
yaitu endapan akan larut oleh air. Endapan larut ditandai dengan adanya
warna yang lebih bening. Albumin merupakan senyawa protein yang tidak
larut dalam garam jenuh. Menurut Talwar (2006), albumin dapat
diendapkan dengan penjenuhan oleh ammonium sulfat. Hasil praktikum
sesuai dengan teori karena terbentuknya endapan. Sifat albumin adalah
larut dalam air dan larut dalam garam encer, tidak mempunyai asam
amino khusus.
Zat-Zat Bukan Protein dalam Serum Darah
Deproteinasi serum darah. Tabung reaksi diisi 5 mL serum darah
dan ditambahkan 10 mL air lalu dididihkan, maka akan terjadi warna
merah, selanjutnya ditambah dengan setetes demi setetes larutan asam
asetat 2% pada didihan tersebut menjadi warna coklat muda, dan setelah
70 tetes terjadi endapan berwarna putih. Endapan lalu disaring. Filtrat
ditetesi indikator khlorofenol merah, warna filtrat akan berubah menjadi
merah kemudian ditambahkan asam asetat hingga warna menjadi kuning
seperti semula, setelah itu dididihkan kembali kemudian disaring. Filtrat
(P.2a.) yang dihasilkan pada deproteinasi serum darah akan dibuat ke
dalam empat tabung. Hasil pecobaan ini dapat disimpulkan bahwa protein
mengalami denaturasi, denaturasi terjadi karena pH dan suhu yang
melebihi kemampuan protein. Menurut Bastiansyah (2008), konformasi
molekul protein dapat berubah karena pengaruh suhu, pH atau karena
terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain atau ion-ion logam dan
peristiwa ini sering disebut deproteinasi.
Uji khlorida. Filtrat (P.2a.) ditambahkan 1 tetes HNO
3
pekat dan 50
tetes AgNO
3
, didapatkan NH
4
OH, sehingga endapan larut kembali dan
larutan menjadi berwarna ungu. Hasil endapan AgCl bewarna putih.
Endapan putih dituangi beberapa tetes tersebut membuktikan bahwa di
dalam plasma darah terdapat khlorida. Menurut Ganong (2003),
terbentuknya endapan AgCl (endapan putih) menunjukkan adanya ion Cl
-

dalam darah yang diikat oleh Ag
+
dari AgNO
3
. Penambahan amonia akan
mengurangi endapan AgCl. Menurut Aziz (2008), fungsi klorida biasanya
bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan
osmotik dalam darah. Kadar klorida yang normal dalam darah orang
dewasa adalah 95 sampai 108 mEq/L.
Uji fosfat. Filtrat (P.2a.) ditambah beberapa tetes ammonium
molibdat larutan menjadi warna ungu, selanjutnya ditambah 1 tetes HNO
3

pekat menjadikan larutan berwarna coklat, lalu dipanaskan. Fungsi dari
pemberian amonium molibdat adalah untuk menangkap senyawa fosfat di
dalam darah. Reaksi tersebut menghasilkan larutan berwarna kuning dan
terdapat endapan. Endapan tersebut bernama amonium fosfomolibdat.
Hasil tersebut membuktikan bahwa di dalam plasma darah terdapat fosfat.
Menurut Ganong (2003), endapan kuning adalah ammonium
fosfomolibdat hasil reaksi ammonium moblidat dan fosfat dalam filtrat.
Penambahan HNO
3
berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan
peroksida dan berfungsi untuk melepaskan ikatan fosfat dalam darah
sehingga dapat berikatan dengan ammonium fosfomolibdat.
Uji kalsium. Filtrat (P.2a.) ditambah beberapa tetes larutan kalium
oksalat sehingga terbentuk endapan yang seperti serbuk-serbuk. Fungsi
dari kalium oksalat adalah untuk menangkap senyawa kalsium didalam
darah. Reaksi tersebut menghasilkan endapan bewarna putih, endapan
tersebut bernama kalsium oksalat. Menurut Ganong (2003), fungsi dari
kalium oksalat adalah untuk menangkap senyawa kalsium didalam darah.
Oksalat mengikat kalsium yang ada pada darah sehingga menjadi kalsium
oksalat. Menurut Bastiansyah (2008), sedikit banyaknya kalsium dalam
darah dapat dilihat dari tingkat kekeruhan larutan setelah ditettesi kalium
oksalat. Tingkat kekeruhan semakin tinggi maka kalsium didalam darah
banyak, demikian juga sebaliknya. Endapan yang terbentuk tersebut
merupakan endapan kalsium kalsium oksalat yang merupakan hasil reaksi
dari kalium oksalat dengan kalsium yang terdapat dalam darah.
Uji glukosa. 2 ml Filtrat (P.2a.) ditambahkan 2 tetes gliserol, sedikit
bubuk Na
2
CO
3
bebas air, 2 tetes larutan CuSO
4
2,5% lalu dididihkan.
Percobaan ini tidak didapatkan endapan warna merah bata. Endapan
tersebut juga membuktikan bahwa serum darah tidak mengandung
glukosa dan tidak ada glukosa yang direduksi oleh CuSO
4
. Hasil
percobaan tidak sama dengan teori bisa jadi dikarenakan menurunnya
kualitas larutan-larutan yang ada, praktikan kurang menjaga kebersihan
alat sehingga bisa saja tercampur dengan larutan lain dan kurangnya
kecermatan dalam melihat volume yang seharusnya sudah ditetapkan.
Fungsi dari gliserol dan Na
2
CO
3
pada praktikum ini adalah untuk
mempercepat reaksi (katalis), sedangkan larutan CuSO
4
2,5% adalah
untuk membuktikan bahwa dalam plasma darah terdapat glukosa yang
dapat mereduksi Cu
2+
dalam CuSO
4
2,5%. Menurut Soendoro (1995), ion
penting yang terdapat di dalam larutan tersebut ialah Cu
++
yang berwarna
biru. Gula reduksi pada glukosa akan mengubah atau mereduksi ion
tersebut menjadi Cu
+
yang mengendap sebagai Cu
2
O yang berwarna
merah bata, hijau, atau kuning tergantung pada konsentrasi karbohidrat,
zat pereduksinya itu akan berubah menjadi asam. Menurut Witasari
(2009), faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan glukosa darah adalah
kandungan serat dalam makanan, proses pencernaan, cara
pemasakannya, ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan
sebagai zat anti nutrien, perbedaan interprandial, waktu makan dengan
lambat atau cepat, pengaruhnya intoleransi glukosa dan pekat tidaknya
makanan. Menurut Guyton (2006) fungsi glukosa dalam darah adalah
sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan
sumber energi utama bagi otak. Kadar gula darah normal pada manusia
berkisar 70-110 mg/dl setelah berpuasa selam 8 jam dan setelah akan
kadar gula dalam darah adalah 200 mg/dl.
Pigmen Darah
Uji Benzidin. Tabung pertama terbentuk warna bening dan tabung
kedua terbentuk warna biru kehijauan. Terjadi perubahan warna larutan
pada tabung kedua menjadi warna biru kehijauan karena H
2
O
2
terdekomposisi dan menghasilkan O
2
yang dapat mengoksidasi benzidin
sehingga berubah menjadi benzidin blue. Menurut Stock and James
(2005), H
2
O
2
dapat didekompisisi oleh darah. Menurut Junquera (1997),
hemoglobin (Hb) merupakan salah satu komponen penyusun darah dan
merupakan suatu derivate porfirin yang mengandung besi serta berfungsi
dalam hal pengikatan dan pengangkutan O
2
. Hb berfungsi membawa CO
2
dari jaringan tubuh, dengan aktifitas ini maka Hb juga membantu
terciptanya keseimbangan asam basa dalam darah.





Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa di dalam serum darah terdapat globulin dan albumin yang ditandai
dengan adanya endapan. Zat-zat non-protein yang terdapat dalam serum
darah yaitu khlorida yang ditandai dengan larutan yang berwarna ungu,
fosfat yang ditandai dengan larutan menjadi warna kuning dan ada
endapannya, dan kalsium yang ditandai dengan adanya endapan putih
berbentuk serbuk. Darah tidak mengandung glukosa dibuktikan dengan
tidak adanya endapan merah bata yang terbentuk karena darah yang diuji
adalah darah normal. Pigmen yang terdapat dalam darah berasal dari
hemoglobin (Hb) yang berfungsi membawa O
2
juga membawa CO
2
dari
jaringan tubuh.

















Daftar Pustaka

Abbas, M. 1997. Biologi. Yudistira. Jakarta. Fujaya, Yushinta. 2004.
Fisiologi Ikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Aziz, Abdul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan
Cetakan Kedua. Salemba Medika. Jakarta.
Bastiansyah, Eko. 2008. Panduan Lengkap Membaca Hasil Tes
Kesehatan. Penebar Plus. Jakarta.
Campbell, N.A., Jane B.R., and Lawrence, G.M. 1999. Biologi.
Erlangga.Jakarta.
Campbell, Reece-Mitchell. 2002. Biologi Edisi kelima jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Ganong, F. W. 2003. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Gayton AC, Hell Je. 2006. Buku ajar fisiologi Kedokteran Edisi 11. EGC.
Jakarta.
Junquera, L Carlos. 1997. Histologi Dasar. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Koraag, J. F. 2010. Berbagi Nyawa: Hidup Bahagia fengan Berdonor
Darah. Pustaka Marwa. Yogyakarta.
Krummel, D. 1996. Nutrition in Cardiovascular Disease. Krauses Food,
Nutrition, Diet, Therapy. 9
th
ed. W.B. Saunders Company.
Philadelphia London Toronto Montreal Stdney Tokyo.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Soendoro. 1995. Prinsip-prinsip Biokimia Edisi 2. Erlangga. Jakarta.
Stock, Jhon T., James D. Stuart.2005. The decomposition of hydrogen
peroxide by blood. George senters discovery of the enzyme
involved. Bull. Hist. Chem., volume 30.
Talwar, G. P., L. M. Srivastava.2006.Text of Biochemistry and Human
Biology 3rd Ed. Prentice-Hall of India Private Limited. New Delhi
Tillman, A.D., H. Hartadi, S., Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S.,
Lebdosae Kujo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Witasari, Ucik., S. Rahmawaty., S. Zulaekah. 2009. Hubungan Tingkat
Pengetahuan, Asupan Karbohidrat Dan Serat Dengan
Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes
Militus Tipe 2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

You might also like