You are on page 1of 6

BANJIR DAN GENANGAN

Definisi
Dalam Pedoman Penyusunan Sistem Peringatan Dini dan Evakuasi untuk Banjir
Bandang yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum disebutkan, banjir
adalah peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai.
Buku Dinas PU DKI menjelaskan, banjir adalah keadaan aliran air dan atau elevasi
muka air dalam sungai atau kali atau kanal yang lebih besar atau lebih tinggi dari
normal. Genangan yang timbul di daerah rendah sebagai akibat yang ditimbulkannya
juga termasuk dalam pengertian ini.
Genangan adalah peristiwa terhentinya air atau air tidak mengalir. Bisa saja, di satu
lokasi ada genangan air meski tinggi muka air di sungai masih di bawah rata-rata.
Meski demikian, secara subtansi ya tetap sama. Maksudnya sama-sama ada air yang
menggenang. Hanya saja, secara teknis, penanganannya bisa beda karena yang satu
disebabkan oleh meluapnya air di kali/sungai, sedangkan yang satunya lagi karena
tidak mengalirnya air karena terhambat oleh saluran.

Jenis-jenis banjir
Ada beberapa jenis-jenis banjir ditinjau dari penyebabnya. Di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Banjir Danau
Banjir danau ini terjadi karena luapan air danau yang meluber dan menutupi daratan
di sekitarnya. Hal ini bisa juga terjadi karena bendungan yang jebol. Kasus yang
berkaitan dengan banjir danau di antaranya adalah peristiwa banjir di Situgintung
2009.
Musibah ini menelan jumlah korban yang cukup banyak, hingga puluhan orang. Dari
peristiwa ini tampak bahwa danau pun tidak boleh kita sepelekan. Musibah bisa saja
terjadi dari danau, baik danau alami ataupun danau buatan/waduk.
2. Banjir Sungai
Banjir ini dikarenakan aliran sungai yang meluap ke daratan. Banjir sungai ini lebih
sering terjadi di berbagai pelosok daerah. Contohnya, banjir sungai Bengawan Solo,
banjir sungai Citarum yang menenggelamkan ratusan rumah dan harta benda.
3. Banjir Laut Pasang/Rob
Banjir laut pasang atau Rob ini terjadi karena badai dan gempa bumi. Musibah ini
acap kali terjadi menimpa daerah di pinggir pantai. Daerah-daerah yang sering
mengalami ini di antaranya adalah Jakarta Utara, Pantai utara Jawa, Cilacap dan
sebagainya.
4. Banjir Lahar
Banjir lahar terjadi karena pertemuan magma hasil muntahan gunung berapi, dengan
air sungai, kemudian menggulung bersama-sama dan berwarna coklat pekat. Air
sungai ini membawa pasir dan material dari perut gunung.
Suhu lahar pada umumnya panas. Contoh banjir lahar adalah pada saat Gunung
Merapi di Jawa Tengah erupsi. Aliran laharnya mengalir menuju jalur-jalurnya.
Alirannya melewati Kali Putih, Kali Gendol, dan seterusnya.
Penyebab Banjir
Air memang adalah zat yang dibutuhkan manusia. Manusia membutuhkan air untuk
menyambung hidupnya, tanpa air maka manusia tak bisa hidup, tetapi jika kemudian
jumlahnya terlalu berlebihan, maka air bisa menjadi musibah bagi manusia.
Itulah banjir. Hukum alam berlaku, bahwa segala sesuatu di alam ini karena ada sebab
dan akibat. Akibat muncul karena ada sebabnya. Banjir menjadi musibah bagi
manusia, pasti juga karena ada sebabnya. Lantas, apa penyebab banjir?
Ada beberapa faktor penyebab timbulnya banjir, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penebangan Hutan Liar
Hutan yang ditebang akan menghilangkan banyak pohon. Pohon ini mempunyai
banyak fungsi. Ia adalah paru-paru alam, sekaligus penahan erosi dan penghambat
laju air kala hujan. Penebangan hutan liar tanpa memperhatikan metode penghijauan
kembali inilah faktor yang menyebabkan banjir.
Pada beberapa hutan hujan tropis, penebangan ini membuat kehidupan aneka satwa
pun terganggu. Tempat tinggal mereka yang nyaman telah dirusak oleh pola perilaku
manusia yang egois dengan menebang pohon secara liar. Ada beberapa hutan yang
menjadi korban atas perilaku ini. Contohnya adalah hutan di sekitar Afrika Tengah
telah benar-benar kehilangan hutannya.
2. Pendangkalan Sungai
Sungai adalah jalan tol bagi air. Apa yang terjadi jika jalan tol ini terhambat? Maka,
aliran airnya akan meluap ke jalur kiri kanannya. Pendangkalan sungai ini
dikarenakan beberapa hal. Untuk jalur sungai yang melewati pemukiman padat
penduduk, masyarakat yang tinggal di tepi aliran sungai terkadang membuang sampah
di sungai.
Penumpukan sampah ini menjadi penyebab pendangkalan sungai secara akumulatif.
Untuk kasus-kasus khusus, seperti bencana banjir lahar, pendangkalan terjadi karena
debit air bercampur dengan pasir dari perut gunung. Hal ini membawa dampak pula
terhadap pendangkalan sungai.
3. Pembuatan Saluran Air dan Tanggul yang Tidak Memenuhi Syarat
Segala hal yang ada di muka bumi ini sudah ada ketentuan dan peraturannya.
Komposisi-komposisi ideal telah diciptakan oleh manusia. Namun, adakalanya
manusia itu sendiri yang melakukan perusakan sistem. Bayangkan saja, jika dalam
sebuah konstruksi bangunan tanggul, dam atau bendungan, komposisi semen dan
pasir sudah dihitung secara tepat.
Namun, karena ada oknum yang mengambil keuntungan secara pribadi, ada
komposisi yang diganti dan dikurangi. Ini berpengaruh pada sistem bangunan
tersebut.
Apa yang terjadi kemudian sangat mudah untuk ditebak, ketahanan bangunan menjadi
berkurang. Bangunan mudah aus dan rusak sehingga terjadilah efek karambol yang
lebih parah, yaitu bencana alam yang merugikan manusia itu sendiri.
4. Naiknya Air Laut Ke Permukaan Daratan
Situasi ini terjadi saat ada rob atau banjir laut yang masuk ke daratan. Tata letak
daratan yang lebih rendah dari permukaan air laut menjadi penyebabnya. Saat pasang
laut, maka air menyentuh permukaan daratan. Dalam hal ini perlu strategi khusus
untuk masyarakat yang tinggal di sekitar laut.
Jika memang pemukiman bisa direlokasi, maka hal itu lebih afdol. Namun, jika
ternyata tidak bisa, kita bisa belajar dari negeri Belanda. Belanda adalah negara yang
mempunyai daratan lebih rendah dari laut.
Belanda berhasil menemukan metode pengelolaan air sehingga bisa berguna untuk
membentengi negaranya dari banjir laut. Pembuatan kanal, dam dan bendungan telah
berhasil membuat mereka nyaman dan aman dari musibah banjir laut.
Cara Mengantisipasi dan Menanggulangi Banjir
Ada langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi
bencana banjir. Jika hal ini bisa dilakukan, maka banjir akan jauh lebih mudah
diminimalisir. Pelanggaran terhadap hal ini akan membuahkan hasil panen, yaitu
panen banjir.
1. Penanaman Pola Pikir, Pola Sikap/Tindakan dan Pola Spiritual Manusia untuk
Menghargai Alam
Ilmu alam itu ilmu pasti. Alam tak banyak basa-basi. Tak banyak janji muluk-muluk.
Rumusnya sangat simple, jelas dan mudah dipahami. Jauh dari retorika ala manusia
yang ingin menangnya sendiri. Contohnya adalah struktur orbit planet itu adalah hal
pasti.
Itulah alam. Apa yang terjadi, jika matahari marah dan tidaak mau menyinari bumi?
Pasti jutaan makhluk hidup pun punah karena memasuki suhu yang amat sangat
dingin.
Itulah maksudnya, alam bergerak dalam hukumnya yang pasti. Hukum sebab akibat.
Hukum timbal balik. Hukum alam yang lain adalah hukum tarik menarik atau
gravitasi.
Jadi, mulai sekarang, manusia harus sadar dan menghargai alam. Jika tak ingin
mendapatkan musibah banjir, maka segera latihlah diri untuk membuang sampah pada
tempatnya, tanamlah pohon-pohon yang bisa menyerap air. Ajarkan itu semenjak dini
pada anak-anak hingga orang tua, dan nanti kita bisa merasakan imbal baliknya dari
alam.
2. Pembuatan Lubang Biopori
Lubang biopori adalah lubang yang kita buat di sekitar tempat tinggal. Lubang
resapan yang memudahkan air untuk bisa meresap. Lubang ini bisa menjadi reservoir
dan resapan alam. Mikroba-mikroba tanah bisa digunakan secara alami untuk
membantu menyerap air yang menggenang di atasnya.
3. Rumah Siaga Banjir
Masyarakat secara swadaya atau bersama-sama, bisa menyiapkan diri untuk
menanggulangi banjir dengan menyiapkan posko komando dan komunikasi.
Rumah siaga ini akan menjadi pusat untuk menanggulangi dan menyikapi secara
taktis saat terjadi bencana banjir. Komunikasi, evakuasi dan subsidi bahan-bahan
makanan, obat-obatan serta air bersih bisa dikoordinasi dari posko ini.
4. Manajemen Hulu dan Hilir Sungai
Manajemen ini melibatkan pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sekitar aliran
sungai untuk bersikap ramah lingkungan, sekaligus membuat antisipasi-antisipasi jika
terjadi banjir.
Banjir adalah bencana yang rawan mudah terjadi di sekitar kita. Ini adalah bencana
yang mayoritas penyebabnya karena ulah manusia itu sendiri. Cara yang paling
efektif untuk mengatasi tiap jenis-jenis banjir adalah menyadari hal ini secara
bersama-sama atau saling menyadarkan antara semua pihak.
Gotong royong dan kepekaan/kepedulian antara sesama pun harus ditanamkan. Sikap
saling menolong dan menghormati antar warga akan memudahkan untuk menyikapi
kondisi-kondisi yang berkaitan dengan banjir.

You might also like