You are on page 1of 5

Dwi Tjahjo Putranto

8335128402
S1 Akuntansi Non Reguler A 2012

Pada hari kamis tanggal 24 April 2014, Kelas Jurusan Akuntansi Angkatan 2012 mengikuti
kegiatan GOVIS (Government Visit) dalam rangka memenuhi tugas Akuntansi
Pemerintahan. Kami berkumpul di Terbuk UNJ jam 7 pagi untuk melakukan persiapan
perjalanan menuju Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) dan Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Kami berangkat jam 8 pagi menggunakan Bus Pariwisata
Safari dan kebetulan dapat di bus nomor dua. Perjalanan pertama menuju BPKP tidak
memakan waktu banyak dikarenakan jaraknya yang dekat tetapi sedikit macet akibat pagi
hari.

BPKP
Setibanya di BPKP, kami mengantri terlebih dulu sebelum memasuki kantornya. Setelah
masuk, kami mengantri lagi sebelum memasuki ruangan auditorium dengan dibekali
sekotak makanan ringan, fotokopian PPT tentang yang akan dibahas, dan Majalah.
Setelah semuanya duduk rapi, acara dimulai dengan pembukaan dari pembawa acara.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Pak Indra, Deputi BKPK beserta jajarannya.
Yang pertama kali dibahas adalah pengertian dari BPKP itu sendiri dan perbedaannya
dengan BPK yang seringkali orang orang saru dengan dua hal tersebut. Mereka juga
menjelaskan bahwa posisi BPKP berada di dalam area pemerintahan, namun BPK posisinya
berada di luar pemerintahan.
Setelah pembahasan tersebut, dilanjutkan dengan penjelasan dari Pak Nyoman mengenai
APIP. Di mana kita dijelaskan APIP merupakan Aparat Pengawas Intern Pemerintah
menurut Pasal 49 ayat 1 yang meliputi BPKP, Itjen Inspektorat KL, Inspektorat Provinsi,
Inspektorat Kabupaten. beliau juga menjelaskan bahwa dinas pemerintahan sangat
membutuhkan banyak sekali akuntan akuntan yang baru lulus, kalau tidak salah sekitar
60000 akuntan untuk ditempatkan di seluruh Indonesia. Maka dari itu, diadakanlah
pelatihan kepada para anggota baru BPKP agar bisa langsung didistribusikan ke beberapa
lokasi di Indonesia yang membutuhkan jasa akuntan.

Pak Nyoman juga menjelaskan tugas serta fungsi APIP menurut PP no 60 tahun 2008
tentang SPIP, APIP melakukan pengawasan intern melalui:
1. Audit, terdiri atas
a. Audit Kinerja
b. Audit dengan tujuan tertentu
2. Reviu
3. Evaluasi
4. Pemantauan
5. Kegiatan pengawasan lainnya
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara:
UUD 1945
UU no 17 tahun 2003
PP no 66 tahun 2008
UU no 01 tahun 2004
Akuntabilitas BPKP menuju kepada:
Presiden RI
Menteri / Pimpinan Lembaga
Gubernur
Bupati walikota

Selain itu, materi yang diberikan mengenai gambaran umum Akuntansi Pemerintah Daerah
Berbasis Akrual, seperti:
-Dasar hukum yang digunakan pada Standar Akuntansi Pemerintahan, Pedoman Umum
Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP), dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Pada Pemda.
-Manfaat Akuntansi Berbasis Akrual yaitu mengukur kinerja sesungguhnya dari Entitas
Akuntansi atau pelaporan dan mengukur efisiensi pelayanan yang dilakukan oleh Pemda.
-Laporan Keuangan Pokok berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 yaitu kelompok untuk
Laporan Pelaksanaan Anggaran Laporan Keuangannya terdiri atas:


a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(LPSAL)
b. Laporan Finansial Laporan Keuangannya terdiri atas Laporan Operasional (LO),
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, dan Laporan Arus Kas (LAK)
c. Laporan Keuangan terdiri atas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
Materi lain yang disampaikan juga tentang Basis Akuntansi Pada Laporan Keuangan. Basis
Akuntansi terdiri atas Basis Akrual dan Basis Kas. Bentuk Basis Akrual Laporan
Keuangannya terdiri atas Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),
dan Neraca. Sedangkan yang berbasis Kas Laporan Keuangannya terdiri atas Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LPSAL), dan Laporan Arus KAs (LAK).
Selanjutnya kami diberi penjelasan mengenai apa itu Basis Kas. Basis kas adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar, dan Basis Kas diterapkan untuk pengakuan Pendapatan
LRA, Belanja, dan Pembiayaan.
Kemudian Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Basis Akrual diterapkan untuk pengakuan Pendapatan LO, Beban, Aset, Kewajiban, dan
Ekuitas.
Setelah penjelasan lebih lanjut ternyata waktu juga yang membatasi karena BPKP memiliki
acara pada hari esok. Pembahasan diakhiri dengan serah terima kenang kenangan dan
penutupan yang dilanjuti dengan foto bersama kemudian persiapan menuju tempat kedua
yaitu Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.








Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
Perjalanan menuju tempat kedua lumayan memakan waktu banyak dikarenakan kondisi
jalan yang macet. Setibanya di sana kami langsung naik ke lantai 27 untuk melakukan
pembahasan pada jam 2 siang.
Pendapatan Negara paling banyak dihasilkan dari pajak. Ada juga pendapatan di luar pajak,
seperti penjualan SDA tapi tidak seberapa bila dibandingkan dengan pajak. Narasumber
menjelaskan bahwa pajak yang kita bayar sangat berpengaruh sekali ke dalam
pembangunan infrastruktur Negara, maka dari itu kita diingatkan agar membayar pajak.
Beliau juga memberi tahu tata cara pembayaran pajak yang benar, pembayaran pajak tidak
dilakukan di kantor pajak melainkan melalui bank atau bisa juga melalui kantor pos.
Pajak daerah dan pusat berbeda, contoh pajak daerah seperti reklame, hiburan, kendaraan,
dan lain-lain. Pajak pusat meliputi PPN, PPH, PBB dan lain-lain. Dijelaskan juga bahwa
Indonesia sebagai suatu Negara yang belum bisa dikatakan mandiri, karena:
-APBN Indonesia defisit
-Instrument utang dimiliki oleh asing, seperti contoh yang kita ketahui
pertambangan baik itu minyak bumi, gas alam, batu bara dan sebagainya. Yang
mana hal ini dapat melunasi utang Indonesia namun malah dimiliki oleh asing hal
ini membuat factor ketiga muncul
-Banyaknya kemiskinan
Kemiskinan di sekitar kita itu terjadi secara terus menerus sambung menyambung.
Dikarenakan produktivitas masyarakat yang rendah. Hal ini memberikan dampak ke
pendapatan mereka. Bila produktivitas masyarakat rendah maka pendapatan yang mereka
dapat juga kecil. Bila sudah memiliki suatu pendapatan yang kurang mampu memenuhi
kehidupan mereka maka mereka tidak dapat menabung, bagaimana bisa menabung
bilamana pendapatan yang mereka dapat saja tidak cukup untuk memenuhi kehidupan
mereka sehari-hari. Bila sudah tidak dapat menabung maka masyarakat pun tidak bisa
untuk berinvestasi untuk kelangsungan hidup mereka dimasa yang akan datang. Hal ini
terus berlanjut dari waktu ke waktu.

You might also like