You are on page 1of 7

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No.

2, Juni 2008 69
UpayaPenanggulanganGiziBurukpadaBalita,Rahma Edy Pakaya, dkk.
UPAYAPENANGGULANGANGIZIBURUKPADABALITA
MELALUIPENJARINGANDANPELACAKANKASUS
SCREENING OF MALNUTRITION CASES IN PRIMARY HEALTH CARE CENTRE:
MALNUTRITION MANAGEMENT PROGRAM
Rahma Edy Pakaya
1
, Istiti Kandarina
2
, Akhmadi
3
1
PuskesmasKalekeKabupatenDonggalaSulawesiTengah
2
BagianIlmuKesehatanMasyarakat,FKUGM,Yogyakarta
3
ProgramStudiIlmuKeperawatan,FKUGM,Yogyakarta
ABSTRACT
Background:Atotalof1.506childreninYogyakartaSpecialDistrictProvincesufferedfrommalnutrition.They
residedinGunungKidul(531children),Sleman(287children),KotamadyaYogyakarta(225children)andKulon
Progo (190 children). (Wirobrajan was 6
th
from 18 sub-districts of most frequent incident of malnutrition in
Yogyakarta.)
Objective:Toassesstheimplementationofcasescreeningandcasefindingofthechildrenmalnutritionthrough
bothofPosyandu(IntegretedCareVenue)andPolyclinicatWirobrajanCommunityHealthCenter,Yogyakarta.
Methods: A descriptive non-analytic, cross-sectional study was carried out. Data were collected from in-depth
interview.Asrespondentswerememberofteamofpoornutritionpreventionprogram.Researchwasconducted
fromDecember24
th
2007toJanuary9
th
2008atWirobrajanCommunityHealthCenter,Yogyakarta.
Results: Case screening was conducted trough both of active and passive. Active case screening was
conducted every two or three months by all of Posyandu in Wirobrajan area. Pasive case screening was
conductedbydailyhealthservicesettinginCommunityHealthCenterandbasedonhealthcaderreport.case
screening was performed by collect data of children include name and age, measurement of body weight and
height,headcircumference,roughandsmoothmotoricability.Afterthat,documentationandreportingtogoverment
wasmade.WHO-NCHSstandardwasusedasstandardofmalnutritionmeasurement.Aftercasescreeningor
case reporting, case finding was performed by home visit. Data collected by using of questioner or direct
interview to parent.Anthropometric re-measurement can be performed as needed refer to community health
centerortothehospitalifthereisenclosingdeseaseandmakedokumentation.Thisactivityisconveniencewith
GuidelineofMalnutritionManagementinandCommunityHealthCenterSetting.
Keywords: case screening, case finding, children, malnutrition.
PENDAHULUAN
Awal tahun 2007, Departemen Kesehatan
melaporkanada1,7jutabalitayangberstatusgizi
buruktersebardiseluruhIndonesiadandiperkirakan
ada5dari18jutabalitadinegeriiniyangberstatus
gizi kurang.
1
Sebanyak 1.506 balita di wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
mengalamigiziburuk.Balitayangmengalamigizi
buruk itu terbanyak di Gunungkidul 531 balita,
Sleman (287 balita), Bantul (273 balita), Kota
Yogyakarta(225balita)danterendahdiKulonprogo
(190 balita).
2
Untuk wilayah Kota Yogyakarta,
KecamatanWirobrajanberadadiurutanke6daerah
terbanyakkasusgiziburukyangdialamibalitadari
18kecamatandiDIY.
Darihasilstudipendahuluanpadatanggal22
Juni 2007 di wilayah Puskesmas Wirobrajan,
didapatkandatatentangangkakejadiangiziburuk
daritahun2005sampaitahun2007(Januari-Juni)
yangdigambarkandalamTabel1.
Status gizi
Tahun
Jumlah keseluruhan
balita
Jumlah balita yang
ditimbang Buruk Kurang Baik Lebih
2005 1612 1256 7 174 1035 42
2006 1610 1245 6 172 1029 38
2007 1575 1264 12 176 1036 40
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Pemantauan Status Gizi
Balita di Wilayah Kecamatan Wirobrajan Tahun 2005-2007
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 2, Juni 2008
halaman 69 - 75
70 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 2, Juni 2008
Dari data di atas dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatankasusbalitaKEPdaritahunketahun.
Terjadinyagiziburukpadabalitaantaralainkarena
kurangnya asupan gizi dan serangan penyakit
infeksi. Faktor penyebab tidak langsung adalah
rendahnyadayabelidanketidaktersediaanpangan
yang bergizi, keterbatasan pengetahuan tentang
panganyangbergiziterutamauntukibudananak
balita.
3
Puskesmas Wirobrajan telah melakukan
berbagaiupayadalammenanggulangimasalahgizi
di wilayahnya melalui berbagai program yakni:
penjaringan balita KEP, kegiatan penyuluhan
kelompok pada ibu sasaran, pelacakan kasus,
pemeriksaankesehatanolehdokterdiPuskesmas,
rujukanbalitagiziburukkerumahsakit,pemberian
obat cacing, pemberian suplemen gizi serta
pemberian PMT pemulihan.
4
Namun di antara
berbagaiprogramtersebutyangmerupakanujung
tombakdalampenemuankasusbalitaKEPadalah
program penjaringan serta palacakan balita KEP
yang dilakukan dengan dua cara yaitu melalui
penimbanganbalitadiPosyandupadasetiapbulan
danmelaluipemeriksaandipoliklinik/Puskesmas.
Olehkarenaitu,penelititertarikuntukmelihatlebih
jauhprosespenjaringandanpelacakanbalitaKEP
yangdilakukanolehpetugaskesehatanPuskesmas
Wirobrajan.
BAHANDANCARAPENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
rancanganpenelitiandeskriptifnonanalitikmelalui
pendekatan cross sectional. Variabel dalam
penelitianiniadalahvariabeltunggalyaitukegiatan
penjaringandanpelacakanbalitaKEPdiPuskesmas
Wirobrajan. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruhstafPuskesmasWirobrajanyangikutsecara
aktifdalamberbagaikegiatanperbaikanstatusgizi.
Pemilihansampelmengikutiprinsipkesesuaianatau
kepantasan dan kecukupan. Kesesuaian adalah
sampeldipilihberdasarkankondisiyangberkaitan
dengan topik penelitian, sedangkan kecukupan
menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari
sampelmenggambarkaninformasiseluruhfenomena
yangterjadi.
5
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24
Desember20079Januari2008,dandilaksanakan
diwilayahkerjaPuskesmasWirobrajanDIY.Adapun
sampeldalampenelitianiniberjumlahenamorang
yangterdiridariduaorangdokter,satuorangahli
gizi,satuorangperawat,satuorangbidan,satuorang
pelaksanaharianposyandu.Sampelyangdiambil
adalahpegawaiPuskesmasyangmemenuhikriteria
inklusi.Strategipenentuansampeldilakukandengan
carapurposive sampling.Purposivekarenamemiliki
tujuan tertentu yakni memilih sampel yang kaya
informasi.Carainitidakmewakilidalamhaljumlah
responden (kuantitas), namun dalam kualitasnya
atau ciri-ciri responden yang ingin diwakili dan
kebutuhanjumlahsubjekpenelitiandidasarkanpada
sifat jenuh atau saturasi data yang diperoleh.
6
Pengambilansampelsecarapurposive samplingatau
sampel bertuj uan di dasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri,berdasarkanciriatausifat-sifatpopulasiyang
sudahdiketahuisebelumnya.
7
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
1. KebijakanPimpinanPuskesmasTerhadap
Pencegahan dan Penanggulangan Gizi
BurukPadaBalita
Kebijakan seorang pimpinan terhadap suatu
program, mempengaruhi keberhasilan program
tersebut.BerdasarhasilwawancaradenganKepala
Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta didapatkan
bahwa pel aksanaan pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk pada balita telah
dilaksanakandenganberkoordinasimelaluilintas
program dan lintas sektoral, seperti ungkapan
responden:
Untuklintassektoralkitasudahkoordinasi
denganbaikdenganpakcamat,paklurah,
dan pak RW di masing-masing wilayah
untukdapatmendongkrakbalitagiziburuk
supayameningkatstatusgizinya(P1)
Respondenyanglainjugamengatakanbahwadalam
melaksanakankegiatanpenjaringandanpelacakan
giziburukmerekaberkoordinasidenganlintassektor
yang lain seperti PKK dan ibu-ibu kader, seperti
ungkapan:
JadikitakerjasamadenganPKK,dengan
lintassektoryanglain,khususnyaibukader
(P3).
Masalah gizi adalah masalah kesehatan
masyarakatyangpenanggulangannyatidakdapat
dilaksanakan dengan pendekatan medis dan
pelayanankesehatansaja,sehinggamemerlukan
dukunganlintassector.
8
Mengingatpenyebabnya
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 2, Juni 2008 71
UpayaPenanggulanganGiziBurukpadaBalita,Rahma Edy Pakaya, dkk.
sangat kompl eks, pengel ol aan gi zi buruk
memerlukan kerjasama yang komprehensif dari
semua pihak. Bukan hanya dari dokter maupun
tenagamedis,namunjugapihakorangtua,keluarga,
pemuka masyarakat maupun agama dan
pemerintah.
9
Upayamengatasiprevalensibalitagiziburuk
dilakukanantaralainmelalui:(1)Penanggulangan
kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguanakibatkurangyodium,kurangvitaminA,
dan kekurangan zat gizi mikro lainnya; (2)
pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian
keluargasadargizi;(3)pemberiansubsidipangan
bagipendudukmiskin;(4)peningkatanpartisipasi
masyarakatmelaluirevitalisasipelayananPosyandu;
dan(5)pelayanangizibagiibuhamil(berupatablet
besi)danbalita(berupamakananpendampingASI)
darikeluargamiskin.Keberhasilankebijakandan
programinidisampingperanpemerintahjugatidak
terlepas dari peran serta dunia usaha dan
masyarakatdalammendukungperbaikangiziburuk
padamasyarakatmiskin
3
,sedangkanuntuklintas
programPuskesmasselainmelibatkanahligizijuga
melibatkanmedis,paramedis,kesehatanlingkungan
danPKM,sepertiungkapanresponden:
di dalam lintas program ini kita tidak
hanya melibatkan petugas gizi tapi juga
PKMnya, terutama medisnya, juga
paramedisnya(P1).
Pernyataanrespondentersebutjugadidukung
olehpernyatanrespondenyanglainbahwasetiap
kali mereka turun melakukan kegiatan bersama-
samadenganahligizi,medis,paramedis,kesehatan
lingkungan,danPKM.Sepertiungkapan:
disitu tetap harus mencakup medis,
paramedis, kemudian ada PKMnya,
keslingnya,ahligizinya(P4).
Dalammelaksanakantugasturunkelapangan
tim penanggulangan gizi buruk Puskesmas
Wirobrajan mendapatkan SK penugasan dari
pimpinanPuskesmas,sepertiungkapanresponden:
kita membuatkan surat tugas,
eh..bukan surat tugas tapi berupa SK
penugasandarikepalaPuskesmas(P1).
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan
responden yang lain bahwa setiap melakukan
kegiatan diluar Puskesmas selalu ada surat
penugasan dari kepal a Puskesmas seperti
ungkapan:
Setiap kita kegiatan diluar terutama
pembinaan posyandu pasti ada surat
tugasnya(P4).
2. Penjaringan Balita Gizi Buruk di Wilayah
KerjaPuskesmasWirobrajan
Upaya ti m penanggul angan gi zi buruk
PuskesmasWirobrajanuntukmengetahuikejadian
dan jumlah balita gizi buruk di wilayah kerjanya,
denganmengadakanpenjaringanyaitudenganjalan
menemukan kasus balita gizi buruk melalui
pengukuranberatbadandanmelihattanda-tanda
klinis.Penjaringaninidilakukansecarapasifdan
secaraaktif.
Penjaringansecaraaktifdilakukanduabulan
sekali atau tiga bulan sekali di semua posyandu
yang ada di wilayah Wirobrajan. Kegiatan ini
dilakukanolehpetugasPuskesmasyangdibantu
oleh kader kesehatan yang ada di masyarakat.
Sepertidiungkapkanolehresponden:
Kalau yang secara aktif kita mungkin
setahunbisae..atauduabulansekaliatau3
bulan sekali programnya itu melakukan
penjaringansemuaposyandukitadatangi
kemudiankitanilaiapakahadagangguan
tidak hanya pertumbuhannya tetapi juga
perkembangannyajuga.(P4)
Untukkegiatanpenjaringanbisadaridata
PSG, bisa dari laporan kader, atau e.. apa
pasiensendiridiPuskesmasterussaatitu
ditemukan.(P2)
Kegiatanyangdilakukanadalah:semuabalita
di data terl ebi h dahul u kemudi an di l akukan
pengukuranBB,TBdanLingkarkepala.Pengukuran
BB menggunakan standar yang lebih sederhana
yaknidenganindeksBB/Umur.Biladidapatkanbalita
denganBByangtidaksesuaidenganumurnyaatau
terdapattanda-tandagiziburukmakabalitatersebut
dirujukkePuskesmasuntukdilakukanpemeriksaan
lebihlanjutsehinggastatusgizibalitatersebutdapat
dipastikan.Sepertidiungkapkanresponden:
Langkah-langkahpenjaringandiposyandu
pada meja satu pendaftaran semua balita
mejakeduapenimbanganBB,TB,umurmeja
tigapencatatandisinidilakukanpenjaringan
mejaempatdilakukanmotivasipadabalita
gizi kurang dan gizi buruk meja ke lima
pelayanankesehatan(P2)
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 2, Juni 2008
halaman 69 - 75
72 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 2, Juni 2008
Dibeberapanegaramiskin,biasanyaanak-anak
yang menderita malnutrisi gizi buruk akut tidak
pernahdibawaketenagaataufasilitaskesehatan.
Padakasussepertiini,perluadanyapendekatan
kepada masyarakat yang berpengaruh (tokoh
masyarakat,danlain-lain)agardapatmelaksanakan
perawatan pada anak yang sakit. Bukti telah
menunjukkan bahwa sekitar 80% anak dengan
malnutrisi buruk akut yang telah teridentifikasi
merupakantemuankasusyangaktif.
10
Penj ari ngan secara pasi f di l akukan di
Puskesmas apabi l a penderi ta datang ke
Puskesmasuntukmemeriksakanpenyakitnyadan
saatitudiketahuibalitatersebutmenderitagiziburuk,
jugadidapatkanlaporandarikaderbahwaadagizi
buruk diwilayah kerja Puskesmas. Hal tersebut
sepertiyangdiungkapkanresponden:
Penjaringan secara pasif kami lakukan
setiapharidipoliumumpadasaatorang
tua membawa balita untuk berobat ke
Puskesmas (P2)
Kita sudah memberikan informasi atau
memberikan pelatihan kepada kader
bagaimanacaramenimbangyangbaikdan
bagaimana cara menganalisa dan
melaporkanjikamemangadapertumbuhan
daribayimaupunbalitayangberhentiatau
tidak tumbuh sesuai dengan usianya itu
kalausecarapasif(P4).
Kegiatan yang dilakukan dalam penjaringan
tersebutantaralainmenanyakannamadanumur
bal i ta, meni mbang berat badan dengan
menggunakan indeks BB/Umur, mengukur tinggi
badan, mengukur lingkar kepala, kemampuan
motorikkasar,dankemampuanmotorikhalus.Bila
didapatkankriteriagiziburukpadabalitamakabalita
tersebut akan dilaporkan ke pelayanan gizi
Puskesmasuntukdilakukanvalidasisertamengukur
kembaliBBdenganmenggunakanindeksBB/TB.
Setelahdidapatkanhasiltentangstatusgizibalita
tersebut dan dipastikan bahwa balita tersebut
mengalamigiziburukmakaakandimasukkandalam
daftarpenderitagiziburukyangakanmendapatkan
penangananlebihlanjut.Namunsebelumnyabalita
tersebut diperiksa kembali oleh dokter untuk
mengetahuiadanyapenyakitpenyerta,bilapenyakit
yangmenyertaitidakdapatdiatasidiPuskesmas
maka akan dirujuk ke rumah sakit. Seperti
diungkapkanresponden:
Langkah-langkah penjaringan di
Puskesmas pasien datang ke poli umum
kemudian dokternya lihat standar kalau
misalnyakurangatauburukkebagiangizi
untukmasalahgizinyakemudiandisinisaya
timbanglagiiniterlepassetelahdiperiksa
olehdokter.Setelahitubaliklagikedokternya
untukpenyakitpenyertanya.(P2)
kemudian kita ukur baik berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, gerakannya,
kemampuanbahasamotorikkasar,motorik
halus yang mencakup pertumbuhan dan
perkembangannya(P4).
KalaustandarbakuadaitustatusgiziWHO
NCHSkamigunakanituuntukBB/UjugaBB/
TBdisanalengkapada,adaacuannyapakai
patokanpatokansepertiitu(P2)
Kegiatan penjaringan yang dilakukan oleh
Puskesmas Wirobrajan tersebut sesuai dengan
langkahlangkahpenjaringan
8
,yaitu:
1. Mendatangiposyanduataurumahbalitayang
didugamenderitagiziburuk
2. Menyiapkanataumenggantungkandacinpada
tempatyangaman
3. Menanyakantanggal/kelahirananak
4. Menimbangbalita
5. Mencatathasilpenimbangan
6. MenilaistatusgizibalitadenganindeksBB/U
standartWHONCHS
7. Mencatatnamabalitamenderitagiziburuk
8. MembuatlaporanKLBkeDKK
3. Pelacakan Balita Gizi Buruk di Wilayah
KerjaPuskesmasWirobrajan
Pelacakan pada balita gizi buruk dilakukan
untuk mengetahui faktor faktor yang berkaitan
dengan kejadian gizi buruk dengan melalui
wawancara dan pengamatan. Pel acakan
dilaksanakan setelah terjadi penjaringan atau
didapatkan kasus balita gizi buruk dengan
mendatangirumahbalitagiziburuktersebut.Halini
sepertiyangdiungkapkanolehresponden:
Kalau untuk penjaringan ada program
kusus dari dinas jadi itu rutin dilakukan
tetapi kalau untuk pelacakan biasanya
berdasarkankasus(P4).
Untuk pelacakan itukan pertama kita
mendapatinformasidariibukaderitusendiri
bahwadisanaadagizikurangkarenabisa
mengetahuidarihasilpenimbangansetiap
bulanitulhaitukitalacakdirumahjaditidak
melaluiposyandu(P3).
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 2, Juni 2008 73
UpayaPenanggulanganGiziBurukpadaBalita,Rahma Edy Pakaya, dkk.
Pernyataanrespondentersebutdikuatkandengan
pernyataanorangtuabalitagiziburukbahwasetelah
anaknyadinyatakangiziburukrumahnyadidatangi
olehpetugaskesehatandariPuskesmas.Seperti
diungkapkan:
Ada empat orang yang datang setelah
beberapawaktuditahugiziburuk(O2).
Apasebulanya..pokoknyaharisenin,tiga
orang(O3).
Kegiatan yang dilakukan dalam pelacakan
balitagiziburukdiwilayahPuskesmasWirobrajan
diantaranya adalah memberikan kuesioner atau
tanyajawablangsungkepadaorangtuabalitagizi
buruk,melakukanpengukuranulangantropometri
biladiperlukan,melakukanrujukankePuskesmas
dan atau ke rumah sakit bila ada penyakit yang
menyertai serta melakukan dokumentasi. Berikut
pernyataanrespondententangkegiatanpelacakan
giziburukdiwilayahkerjaPuskesmasWirobrajan:
Untuksementarainikamipergiketurba
ya turun kebawah kerumah-rumah
penderita gizi buruk tersebut dan kami
dengan cara memberikan kuisener atau
tanya jawab langsung kepada orang tua
korbansesuaidengankuesioneryangtelah
(P2).
Timbangberatbadaniya,ukurTBsekali
pemeriksaan, hanya sebatas membawa
timbangan sama tinggi badan sama
dokumentasi(P3).
Kalauadapenyakitpenyertanyakitaakan
rawat seoptimal mungkin apa yang bisa
dilakukan di Puskesmas tapi kalau harus
dirujuk atau lebih ke spesialis nanti akan
kitarujukkerumahsakit(P1).
Kamidisanasendiri-sendiriadayanglihat
lingkungannya ada yang menanyakan
makannya keadaan rumah, keadaan
keluarga,ekonomi.(P2)
Setelah memperoleh data dilakukan
pencatatan dan pelaporan terutama ke
Puskesmas ada ke dinas kesehatan
kemudian tindak lanjut lagi dirujuk ke
Puskesmaskalautidakmampudirujukke
rumah sakit. pemberian PMT, vitamin,
konselingdiPuskesmas(P2)
Kegiatanpelacakanbalitagiziburukituuntuk
mengetahuifaktoryangberkaitandengankejadian
balitagiziburukmelaluiwawancaradanpengamatan
diwilayahkerjaPuskesmas.
8
Faktor-faktortersebut
sepertiyangtelahdiungkapkanresponden:
Kalaudarisecaraumumkitatanya-tanya
ternyataadaanakyangkesebelas,ternyata
bapaknya ekonomi lemah. Ada orang
tuanya tukang becak, buruh. Intinya apa.
lingkunganjugadilihat,kemarinjugaada
tidurnyabelumpakaikasurjuga,bisajuga
kan karena lingkungan yang lembab, ada
yangkarenapolaasuhibunyatidaksabar
atautidaktelaten,ibunyakerjayangngasuh
pembantunya kalau pembantunya makan
tidakmakanterserahanaknya(P2).
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh orang tua/
pengasuhbalitagiziburukbahwaorangtuabalita
adalah pekerja dan selama ini anaknya susah
makan.Sepertidiungkapkan:
Soalnya makannya gak mau, nangisan
terus(O3).
Saya bukan ibunya, saya pengasuhnya,
ibunyakerjadikulitdidaerahBantul(O1).
Sebagaitindaklanjutpenjaringandanpelacakan
makapadabalitagiziburukdiberikanperawatandan
pengobatansesuaidengankondisibalitatersebut.
Sepertiyangdiungkapkanresponden:
PemberianPMTpadagizikurangdangizi
burukpadakeluargamiskinselama100hari
(P2).
Kita pada bulan Juni kemarin membagi
peralatan bagi ibu atau anak gizi buruk
berupakasurseluruhnyaadaduabelaskita
bagisemua.BantuandaripihakPuskesmas
ada, PKK kota kususnya dari wali kota.
SetiaptigabulansekalimembagiPMT,baik
susu,multivitamin,danrotimarri(P3}.
Kalauadapenyakitpenyertanyakitaakan
rawat seoptimal mungkin apa yang bisa
dilakukan di Puskesmas tapi kalau harus
dirujukataulebihkespisialisnantiakankita
rujukkeRumahSakit(P1).
Halinidiperkuatdenganpernyataanorangtuabalita
gizi buruk bahwa selama ini telah mendapatkan
bantuan berupa kasur, pemberian makanan
tambahan,danmultivitamin.Sepertiungkapan:
Pengobatannya obat rutin, kalau gizi
buruknyadikasihkacangijodangulajawa
diPuskesmas.Adabiscuit,telur,kacangijo,
gulajawamungkinbuatmeningkatkanberat
badannya(O1).
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 2, Juni 2008
halaman 69 - 75
74 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 2, Juni 2008
diberi susu, MPASI, kacang ijo, telur
diberikantiap2bulansekali(O3).
4. KendalayangDihadapiTimPenanggulangan
Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas
Wirobrajan
Dalammelaksanakankegiatanpenjaringandan
pelacakangiziburukdiwilayahkerjaPuskesmas
Wi robraj an ti m penanggul angan gi zi buruk
Puskesmas Wirobrajan mengalami beberapa
kendala antara lain waktu untuk pelaksanaan
penjaringandanpelacakansepertiyangdiungkapkan
responden:
kalau melacak untuk sore hari karena
petugasdisinirumahnyadiluarkotasemua
kalau sore hari kita harus istilahnya
kencanlahdengankeluarga(P3).
Halinidiperkuatolehrespondenyanglain:
kendalanyaalokasiwaktu,kalauboleh
dalam jam kerja. Cuman mungkin
masyarakatnyayangtidakbisa(P4).
Selainitukendalayangdirasakanadalahpetugas
tim penanggulangan gizi buruk juga memegang
beberapa program lain di Puskesmas sehingga
pekerj aan mereka tumpang-ti ndi h, hal i ni
diungkapkanresponden:
Hambatannya lagi petugasnya over lap/
overkegiatan(P1).
Sepertijugadiungkapkanolehrespondenyang
lain bahwa mereka tidak hanya sebagai tim
penanggulangangiziburuktetapijugamemegang
beberapaprogramyanglain:
Saya sebagai tata usaha, sebagai
kepegawaian,informasi,membuatSIK,dan
masihbanyaklagi(P3).
Kendalayanglainorangtuabalitaadalahpekerja
musimansehinggawaktudilakukanpelacakanatau
pemberianbantuanyanglainbalitatersebuttidak
ada ditempat atau sudah tidak ada. Seperti
diungkapkanresponden:
Ini mbak yang mejadi masalah itu
sebetulnyagiziburukyangadadiwilayah
kitabukanpendudukaslidiahanyaborodia
hanya ngontrak, tapi bagaimanapun ini
menjadi potret atau gambaran diwilayah
wirobrajan(P1).
Responden yang lain juga mengungkapkan hal
tersebut:
Orangnya pindah-pindah, jadi pas kita
lacakgakada(P5).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka
dapat diketahui bahwa kendala-kendala yang
dihadapi oleh tim penanggulangan gizi buruk
PuskesmasWirobrajanyaitukegiatanpenjaringan
danpelacakandilakukandiluarjamkerjasehingga
dirasa mengganggu kegiatan keluarga petugas,
adanyabebankerjadiluarkegiatanpenjaringandan
pelacakanyanglebih,orangtuabalitatinggalnya
tidakmenetapsehinggasusahuntukmenemuinya.
KESIMPULANDANSARAN
Kegiatanpenjaringandilakukansecaraaktifdan
pasif.Penjaringansecaraaktifdilakukanduabulan
sekali atau tiga bulan sekali di semua posyandu
yang ada di wilayah Wirobrajan. Kegiatan ini
dilakukanolehpetugasPuskesmasyangdibantu
oleh kader kesehatan yang ada di masyarakat,
sedangkanpenjaringansecarapasifdilakukanpada
saatpelayanandiPuskesmasseharihariserta
laporanyangdiberikanolehkader.Kegiatanyang
dilakukandalampenjaringantersebutantaralain
menanyakan nama dan umur balita, menimbang
berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur
lingkar kepala, kemampuan motorik kasar, dan
kemampuan motorik halus. Setelah itu dilakukan
dokumentasidandilaporkanpadapemerintahkota.
Standartbakuyangdigunakandalammengukurgizi
burukbalitamenggunakanstandartWHO-NCHS.
Pelacakan pada balita gizi buruk dilakukan
untuk mengetahui faktor faktor yang berkaitan
dengan kejadian gizi buruk dengan melalui
wawancara dan pengamatan. Pel acakan
dilaksanakan setelah terjadi penjaringan atau
didapatkan kasus balita gizi buruk dengan
mendatangi rumah balita gizi buruk tersebut.
Kegiatanyangdilakukandalampelacakanbalitagizi
burukdiwilayahPuskesmasWirobrajandiantaranya
adalah memberikan kuesioner atau tanya jawab
langsung kepada orang tua balita gizi buruk,
melakukan pengukuran ulang antropometri bila
diperlukan,melakukanrujukankePuskesmasdan
atau ke rumah sakit bila ada penyakit yang
menyertai serta melakukan dokumentasi. Hal ini
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 2, Juni 2008 75
UpayaPenanggulanganGiziBurukpadaBalita,Rahma Edy Pakaya, dkk.
sesuaidenganPedomanTatalaksanaGiziBurukdi
RumahTanggadanPuskesmas.
Pelaksanatimpenanggulangangiziburukdalam
melaksanakantugasnyabekerjapadasorehari,ini
dirasasangatmenggangguolehanggotatim.Perlu
dipikirkankembaliolehpimpinanPuskesmasdalam
penjadwalankegiatanpelacakandanpenjaringangizi
buruk pada balita diwilayah kerja Puskesmas
Wirborajan.Banyaknyaprogramyangdipegangoleh
anggota tim penanggulangan gizi buruk diluar
programpenanggulangangiziburukitusendiriakan
menurunkankualitaskinerjaanggotatimtersebut.
Perlupembagianbebankerjapadapetugasyang
lain yang masih kurang beban kerjanya. Perlu
meningkatkanintervensikeposyandusehinggalebih
meningkatkanpencapaianD/Sposyandumengingat
pentingnya posyandu sebagai sarana pelayanan
kesehatan dal am upaya pencegahan dan
penanggulanganKEPpadabalita.Petugasperlu
meningkatkan motivasi pentingnya penimbangan
diposyandukepadamasyarakatdenganmengikut
sertakan lintas sektoral dan key person (tokoh
agama, tokoh masyarakat, sehingga dapat
meningkatkanpartisipasimasyarakatkeposyandu.
UCAPANTERIMAKASIH
Penelitian ini dapat terselesaikan berkat
dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak,padakesempataninipenulismenyampaikan
ucapanterimakasihsebesar-besarnyakepada:
1. dr.ChoirulAnwar,M.KesselakuKepalaDinas
Kesehatan Kota Yogyakarta yang telah
memberi kan i j i n kepada penul i s untuk
melakukanpenelitian.
2. drg. Emma Rahmi A., sel aku Kepala
PuskesmasWirobrajanyangtelahmemberikan
izndanbanyakmemberikanmasukankepada
penulisuntukmelakukanpenelitian.
3. Anggota tim penanggulangan gizi buruk di
PuskesmasWirobrajanyangtelahmembantu
jalannnyapenelitian.
4. Purwanta,SKp.,M.Kes.sebagaiPengujiyang
tel ah banyak memberi kan koreksi dan
masukan.
5. SeluruhStafDosendanAministrasiPSIKFK
UGM yang telah memfasilitasi kelancaran
penelitian.
6. Kedua orang tua, suami dan anak-anakku
tercintayangtelahmemberikandoa,motivasi,
dukungandankasihsayangnya,akubangga
danbahagiamemilikikalian.
7. Fitri,kakNursehan,kakZuldanteman-teman
lainyangtidakdapatsayasebutkansatu-per
satu.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu semua
masukanyangbersifatmembangunakanpenulis
terimadenganhatiyanglapangdanterbuka.
KEPUSTAKAAN
1. Chamim. Memerangi Gizi Buruk,Tempatkan
Masyarakat Sebagai Subyek Perubahan,
SeminarSehariKemitraanDalamMengatasi
MasalahGizidiIndonesia,2007.Diaksespada
28Mei2007
2. Utantoro,A.Sebanyak1.506BalitadiDIYAlami
Gizi Buruk, 2006. http://www.depkes.go.id,
Diaksespada20April2007
3. Anonim. Menanggulangi Kemiskinan dan
Kelaparan,2005.http://www.undp.or.id/pubs/
imdg.Diaksespada26Januari2008
4. NuraniN,PembahasanSituasiPangandanGizi
KecamatanWirobrajanYogyakartaTahun2005-
2007,Tidakdipublikasikan.2007.
5. Kresno,etal.,AplikasiMetodeKualitatifdalam
PenelitianKesehatan,FKM,UIBekerjasama
dengan CIMU-Health & The British Council,
Depok.2000,
6. Utarini,1999.MerancangPenelitianKualitatif:
Tuj uan Hi ngga Anal i si s Data, http://
mppk. ugm. ac. i d/ hapus/ f i l es/ Sesi 2- 3-
Design.doc.Diaksespada27Agustus2007
7. Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian
Kesehatan,Edisirevisi,RinekaCipta,Jakarta.
2002.
8. Sururi,M.PenanggulanganGiziBuruk.2006.,
http://dinkespurworejo.go.id,Diaksespada28
Mei2007
9. Nency,Y. Arifin, M.T., Gizi Buruk, Ancaman
Generasi Yang Hi l ang, 2006. http://
io.ppi.jepang.org/search,Diaksespada20April
2007
10. WHO, Community-Based Management of
Severe Acute Malnutrition, 2007. http://
www.who.int/nutrition/topics.Diaksespada26
Januari2008

You might also like