You are on page 1of 1

(Sajak) A sampai Z

Aku menulis sajak ini saat masih dini hari.


Berharap mentari segera menyibakkan tirai tebal penutup pagi.
Cerahnya mungkin akan menghangatkan darah ini,
Darah yang terlalu lama mendingin, beku dan mati!

Enam asa telah berlalu,
Fantasi mimpiku tak juga habis dimakan waktu.
Gerakan dansa yang indah dilantai rindu,
Hembusan nafas yang tak pernah berhenti terpompa hidupkan aku.

Indahnya cinta, bak surgawi yang jatuh ke bumi
Jejalkan aku pada keharmonisan yang ternyata hanya mimpi
Keindahan, keanggunan, kepolosan, kesetiaan, kesucian terpatri.
Lantunan pesona gemulai indah dipandang . Tentramkan hati.

Matahari kini muncul menggeliat perlahan.
Nampakan warna kehangatan nuansa jiwa insan.
Obati jiwa-jiwa yang haus akan keramahan.
Potret sempurna penciptaan Tuhan

Queen of Flower sudah tak sabar ingin menggeliat merekah,
Rentetan proses alam yang sangat sempurna dan indah.
Selaraskan hati aku dan kamu.
Terpisahkan panah cinta yang berbeda arah.

Untuk kali ini saja izinkan aku bercerita kembali.
Variasi usang penyatuan dua buah pribadi.
Wakili perasaan yang terpenjara dalam sepi.
X-plorasi sebuah karya yang kuanggap seni.
Yang tak seindah kisah Laila dan Majnun yang akhirnya mati.
Zaman dimana cinta suci masih bersemi.



Dhea X. Near
Lampung Barat, 12 Agustus 2011
(dilarang menjiplak tanpa izin penulis)

You might also like