You are on page 1of 23

D

I
S
U
S
U
N
O L E H:
KELOMPOK 3
NAMA : 1. ANTONIUS NDRURU
2. GAJAMADA HALAWA
3. YUNIDAR TELAUMBANUA
4. RITA DEWIYANA ZEBUA
5. TITIX SRIMAHAYANTI TEL
6. WISMAN FATEMALUO
SEM/KLS : VI/6
PRODI : MANAJEMEN
MATA KULIAH : MANAJEMEN PERKANTORAN
DOSEN PENGAMPU : SAMUDERA K. ZENDRATO, S.sos., M.S












KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
Kasih dan Rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul Nasib
Mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam Nias Selatan. Laporan
ini di anjukan guna memenuhi tugas pada mata Manajemen Perkantoran. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosesn Pengampu yang telah memberikan tanggung jawab kepada kami
untuk menyelesaikan laporan ini, Berkat informasi-informasi atau media yang kami peroleh
dapat membantu sehingga Laporan Penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari Laporan ini ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, Kritik dan
Saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya penelitian ini
dimasa yang akan datang.
Dengan harapan semoga Laporan Penelitian ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan tentang Izin dan Operasi Perguruan Tinggi Swasta
dan Perguruan Tinggi Negeri dengan tidak berdampak negatif terhadap jembatan kehidupan
dalam segi pendidikan.


Telukdalam, 28 Mei 2014
Penyususn,





KELOMPOK 3








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................... 1
B. Identifikasi masalah .................................................................. 2
C. Batasan masalah ....................................................................... 2
D. Tujuan penelitian ...................................................................... 2
E. Manfaat penelitian .................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 3
A. Dasar dan tujuan Pendidikan .................................................... 3
B. Peranan Perguruan tinggi ......................................................... 4
C. Pentingnya Akreditasi Perguruan Tinggi ................................. 5
D. Kampus Ilegal .......................................................................... 8
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ................................................. 11
A. Populasi dan sampel ................................................................. 11
B. Faliditas dan reaabilitas instrumen ........................................... 11
C. Teknik pengumpulan data ........................................................ 11
D. Pengujian .................................................................................. 12
E. Teknik Analisis data ................................................................. 13
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGUJIAN HIPOTESI DAN
PEMBAHASAN .................................................................................... 14
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 14
B. Hasil hipotesisi penelitian ........................................................ 15
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 18
A. Kesimpulan .............................................................................. 18
B. Saran ......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA








NASIB MAHASISWA UNIVERSITAS SETIA BUDI MANDIRI (USBM)
TELUKDALAM KABUPATEN NIAS SELATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang
ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskannya kepada generasi
berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu
proses pendidikan. Sehingga, pendidikan memiliki fungsi dan peran yang sangat penting
dalam kehidupan manusia.
Lain halnya dengan salah satu Perguruan Tinggi di Nias Selatan yakni USBM yang
sampai saat ini sangat memperhatikan Nasib Mahasiswanya atas ketidak jelasan Izin
Kampus tersebut. Namun Setiap Peraturan Kementerian di Republik Indonesia yang
sudah diundangkan berarti wajib untuk mematuhi dan menghormatinya. Hal tersebut
terjadi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. PTS (Perguruan
Tinggi Swasta) yang berani melanggar Permedikbud RI. Terbukti, penyelenggaraan
pendidikan kuliah USBM Medan di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan dan Yayasan
Nisel Cerdas Bangkit Kabupaten Nias Selatan di gedung SMA Negeri 1 Telukdalam dan
SMK Negeri 1 Telukdalam sampai hari ini tidak ada izin penyelenggaraan Dirjen Dikti
Kemdikbud.
Bupati Nias Selatan (Nisel), Provinsi Sumatera Utara, berkolaborasi dengan
perguruan tinggi kelas jauh untuk membangun perguruan tinggi berkedok Yayasan Cerdas
Bangkit yang berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) untuk
membangun kelas jauh dan sudah berjalan meski tidak memilki Izin dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Koordinasi Perguruan
Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah I Sumatera Utara telah melayangkan surat nomor:
061/K.1.2.1/PS/2013 Perihal Larangan Penyelenggaran kelas jauh yang muatannya
melarang dengan tegas pendidikan kelas jauh atau Sabtu Minggu di lingkungan Kopertis
Wilayah I tanpa izin resmi yang diterbitkan oleh Kemendibud .



Terkait latar belakang diatas yang mana dalam Laporan Penelitian ini akan memuat
tentang Nasib Mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan di lingkungan pendidikan

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun masalah-masalah yang akan
diidentifikasi pada penelitian ini yaitu:
1. Mahasiswa USBM dari Nias Selatan Merasa dibohongi oleh Pemda Nias Selatan.
2. Alasan Mahasiswa USBM Nias Selatan tidak mendapatkan Nomor Indu Mahasiswa
yang sampai sekarang ini disebut dengan julukan Mahasiswa tanpa identitas.
3. Pihak USBM Medan merasa dirugikan dengan kedatangan ratusan Mahasiswa USBM
Telukdalam yang melakukan Studi Banding di Medan.
4. Kelas jarak jauh diduga melnggar Norma dan kaidah akademik yang tidak
memberikan kejelasan terhadap Mahasiswa USBM dari telukdalam Nias Selatan.
5. Ketidak jelasan anggaran dana dan nasib mahasiswa USBM telukdalam Nias selatan
yang memicu aksi demo terhadap Bupati Nias selatan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas untuk menjaga penelitian lebih terarah dan
lebih terfokus, maka penulis membatasi masalah mengenai Kasus yang dialami
Mahasiswa USBM Telukdalam Nias Selatan atas ketidak jelasan Izin dan berkedok
Yayasan Cerdas Bangkit yang berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri
(USBM) .
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kasus yang dialami kampus USBM Telukdalam Nias selatan.
2. Untuk mengetahui Nasib mahasiswa USBM Telukdalam Nias Selatan yang tidak
memiliki Identitas sebagai Mahasiswa.
3. Untuk mengetahui hubungan Pemkab Nias Selatan dengan Universitas Setia Budi
Mandiri (USBM) Medan.
4. Untuk mengetahui tindakan Mahasiswa USBM Telukdalam dan tanggapan Pemkab
Nias Selatan terkait kasusu PTS yang tidak memiliki izin operasi.
E. Kegunaan Penelitian
a. Bagi pihak akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran masa depan atas
ketidak jelasan perguruan tinggi yang seharusnya memberikan jemabatan bagi
1



masa depan kelak dan menyadarkan siswa untuk menentukan jenjang Pendidikan
dalam Perguruan Tinggi.
b. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan yang harus
dimiliki seorang pemimpin dalam melakukan target yang tidak berdampak buruk
bagi masa depan serta menjadikan contoh atas kasus yang dipelajari.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Sebelum penulis membicarakan lebih lanjut tentang dasar dan tujuan pendidikan, maka
penulis perlu terlebih dahulu membahas dasar pendidikan.
1. Dasar Pendidikan
Yang dimaksud dengan dasar di sini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap
tegaknya suatu bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah
yang menjadi dasarnya. Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud
adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan pegangan
dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan
lainnya.
Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan
antara lain sebagai berikut Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4
tahun 1950, Jo Nomor 2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang
Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam pendidikan,
karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh
pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan
dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu
Orde Lama berbeda dengan Orde Baru. Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang,
rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai
dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia. Rumusan tujuan pendidikan yang dikemukakan di dalam Ketetapan MPRS dan
MPR serta UUSPN No. 2 Tahun 1989 adalah sebagai berikut: Tap MPRS No. XXVII/
MPRS/ 1996 Bab II Pasal 3 dicantumkan: Tujuan pendidikan membentuk manusia




Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki Pembukaan
dan Isi Undang-Undang Dasar 1945.
Pendidikan berfungsi untuk memberikan arah terhadap pertumbuhan dan perkembangan
manusia dan lingkungannya. Pertumbuhan dan perkembangan dan perubahan tersebut harus
terorganisasi dan diarahkan sedemikian rupa menuju kepada tujuan akhir pendidikan
sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk itu srana pendidikan atau lembaga-lembaga
pendidikan merupakan penyalur pendidikan itu sendiri.
Adanya aktivitas dan lembaga-lebaga pendidikan merupakan jawaban atas problema
dari perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina
bentuk-bentuk dengan tingkah laku tertentu dalam keadaan tertentu, maka lembaga-lembaga
pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,
dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada
segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.

B. Peranan Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi merupakan lembaga yang sangat strategis dalam mendorong
percepatan pembangunan masyarakat. Dengan sejumlah keunggulan yang dimilikinya seperti
sumber daya manusia, perangkat kelembagaan yang mapan, serta kemampuan membuat riset
dan kajian, maka peran perguruan tinggi seyogiyanya harus berperan sebagai agen
pembangunan (agent of developm...ent). Dengan potensi sumberdaya manusia berkualitas
yang memadai itulah, sudah sewajarnya bila Universitas atau Perguruan Tinggi didaerah
harus mampu mengambil peran dalam pembangunan bukan hanya skala regional melainkan
juga dalam skala nasional. bahkan perguruan tinggi di daerah ini dapat berkembang menjadi
salah satu pusat keunggulan (center of exellence), jika ada upaya sungguh-sungguh ke rah itu.
Dalam konteks pembangunan di daerah, beberapa hal harus di perankan oleh Perguruan
tinggi, antara lain sebagi berikut :
1) Pertama, membangun sumber daya manusia daerah yang berkualitas dengan selalu
meningkatkan dan memperkuat basis pendidikan masyarakat. membangun
sumberdaya manusia berkualitas ini mempunyai makna sangat strategis bagi
pembangunan jangka panjang. Pandangan pembangunan dewasa ini menunjukkan
SDM sebagai variabel utama yang menentukan keberhasilan pembangunan
2) Kedua, mengadakan studi-studi kebijakan untuk disumbangkan kepeda pemerintah
daerah, sehingga memudahkan dalam menentukan prioritas program pembangunan
3



berdasarkan kebutuhan daerah. Juga membuat studi-studi evaluatif dalam upaya
perbaikan program pembangunan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas program
3) Ketiga, mengembangkan model-model pembangunan daerah dengan
mempertimbangkan sektor-sektor unggulan, yang dapat diangkat dan dimanfaatkan
oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat. Model-model pembangunan tersebut
diperlukan terutama untuk merumuskan program yang relevan dengan kondisi lokas
dan masyarakat setempat.
4) Keempat, membangn kerjasama antar universitas, pemerintah daerah dan
masyarakat lain untuk (1). menyusun kebijakan dan program RPJMD, (2).
melaksanakan studi-studi spesifik sehubungan dengan usaha mengembangkan
ekonomi masyarakat daerah, (3). melakukan kajian-kajian terhadap program
nasional yang akan diterapkan didaerah, sehingga dapat memberikan sumbangan
bagi pembangunan nasioanl disamping pembangunan daerah sendiri
5) Kelima, memantapkan kegiatn pengabdian masyarakat sebagai wujud pemihakan,
utamanya kepada penduduk miskin. Pengabdian pada masyarakat tersebut,
dilakukan dengan cara membuat program kegiatan yang bisa mengembangkan
ekonomi rakyat, Ini amat penting karena masyarakat di daerah, secara sosial
ekonomi masih tergolong lemah. Program tersebut akan semakin mantap lagi bila
didukung oleh lembaga kajian yang menelaah mengenai masalah-masalah sosial
ekonomi masyarakat.
6) Keenam, membantu mengerahkan dan menggerakkan partisipasi masyarakat,
melalui kegiatan-kegiatan dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi. Partisipasi
masyarakat dapat dikembangkan antara lain melalui lembaga-lembaga swadaya dan
kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang dimotivasi dan diprakarsai oleh
Perguruan Tinggi.
Untuk Bisa menyelenggarakan peranan itu semua, dengan sendirinya Perguruan tinggi
itu sendiri harus memulai dengan pembangunan dalam dirinya. terutama masyarakat menuntut
bukan hanya bimbingan ilmu pengetahuan, tetapi juga keteladanan dalam prilaku baik
Mahasiswa maupun para pengajar dan stafnya.

C. Pentingnya Akreditasi Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi didedikasikan untuk :
1. Menguasai, memanfaatkan, mendeseminasikan, mentranformasikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan , teknologi, dan senin (ipteks),
2. Mempelajari, mengklasifikasikan dan melestarikan budaya, serta



3. Meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu perguruan tinggi sebagai institusi melaksanakan fungsi Tridharma
Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, serta
mengelola Ipteks. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut, perguruan tinggi harus
mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara terus
menerus, baik masukan, proses maupun keluaran berbagai program dan layanan yang
diberikan kepada masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas public, perguruan tinggi harus secara aktif
membangun system penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa system
penjaminan mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, perguruan tinggi harus
diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan system penjaminan mutu yang
baik dan benar, perguruan tinggi akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan
mengembangkan diri sebagai institusi akademik dan kekuatan moral masyarakat secara
berkelanjutan.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berbagai pertimbangan
tersebut diatas, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan akreditasi
bagi semua institusi perguruan tinggi di Indonesia. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi
adalah proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi
terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program Tridarma Perguruan Tinggi, untuk
menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Komitmen tersebut dijabarkan ke
dalam sejumlah standar akreditasi.
BAN-PT adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengevaluasi dan menilai,
serta menetapkan status dan peringkat mutu institusi perguruan tinggi berdasarkan standar
mutu yang telah ditetapkan.


Dengan demikian, tujuan dan manfaat akreditasi institusi perguruan tinggi adalah:

(1). Memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi
telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga
mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggara
perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar
(2). Mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan
dan mempertahankan mutu yang tinggi; dan



(3). Hasil akreditasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam
transfer kredit perguruan tinggi, pemberian bantuan dan alokasi dana,
serta pengakuan dari badan atau instansi lain.


Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi akan mengevaluasi dan menilai Institusi
berdasarkan 15 kriteria kunci yaitu :

1. Kepemimpinan
2. Kemahasiswaan
3. Sumber Daya Manusia
4. Kurikulum
5. Sarana dan Prasarana
6. Pendanaan
7. Tata Pamong
8. Sistem Pengelolaan
9. Sistem Pembelajaran
10. Suasana Akademik
11. Sistem Informasi
12. Sistem Penjaminan Mutu
13. Lulusan
14. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
15. Program studi

Akreditasi dilakukan oleh pakar sejawat dan mereka yang memahami hakekat
pengelolaan perguruan tinggi sebagai tim atau kelompok asesor. Keputusan mengenai mutu
didasarkan pada penilaian terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang
ditetapkan dan berdasarkan nalar serta pertimbangan para pakar sejawat. Selain itu, sesuai
Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, pada pasal 28 ayat 3
butir a disebutkan bahwa gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak sah dan
dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau Program
Studi yang tidak Terakreditasi. Pada pasal yang sama ayat 4 butir a. juga disebutkan
bahwa gelar profesi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan
oleh Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang tidak Terakreditasi.



Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pengertian, pemahaman, strategi dan kiat
mengisi dan menjawab semua butir pada instrument Akreditasi sehingga dapat memperoleh
akreditasi yang maksimal
Sehubungan dengan itu TIM penyusun Borang Institusi UNITRI harus segera
menyusun borang Institusi dengan :
1. Penguasaan dan Pemahaman yang mendalam tentang 15 kriteria kunci Akreditasi
Institusi
2. Memahami prinsip dan pelaksanaan Akreditasi Institusi oleh BAN-PT.
3. Pemahaman yang baik tentang penyelenggaraan operasional perguruan tinggi yang
sesuai dengan criteria Akreditasi Institusi oleh BAN-PT
4. Institusi berupaya untuk memenuhi sarana dan prasarana institusi agar sesuai
dengan persyaratan akreditasi institusi.

E. Kampus Ilegal
Kemendikbud RI dituntut tidak serta merta mencap kampus swasta itu ilegal.
Kelambanan pihak kampus dalam pengajuan akreditasi jurusan atau institusi,
mempertimbangkan adanya jurusan baru bukan alasan mencap perguruan tinggi ilegal.
Tuntutan ini muncul di saat Kemendikbud RI akan mengumumkan beberapa Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dikategorikan legal, illegal,
bermasalah dan atau tidak bermasalah. Hal ini dinilai bakal menuai permasalahan baru.
Penggunaan istilah legal dan Illegal yang akan dikenakan kepada PTN dan PTS yang
bermasalah atau tidak bermasalah dinilai adalah pemilihan bahasa yang sangat tidak
memperhatikan kesantunan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa.
Pada kenyataannya, tidak ada satu kampus pun baik PTS maupun PTN di Indonesia
yang tidak memiliki masalah baik internal maupun eksternal. Tugas pemerintah dan negara
untuk mencapai tujuan bangsa dalam pendidikan yakni dengan menjadikan PTS dan PTN
sebagai Mitra yang sangat strategis yang saling menguatkan, bukan malah membunuhnya.
Chairman Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika,
menyebutkan pengumuman tersebut akan menyebabkan keresahan yang luar biasa pada para
mahasiswa yang sedang menimba ilmu. "Bahaya ini," jelasnya, di Jakarta.
Menurut Nova, keresahahan dan kekecewaan para mahasiswa tidak dapat dihindari, saat
almamater yang selama ini telah mendidiknya mendapatkan cap ilegal, sehingga status
kemahasiswaan mereka pun masuk kategori Mahasiswa Ilegal.
Jika demikian, kemana kemarahan jutaan mahasiswa itu akan diarahkan. Pertama,
jelasnya, diarahkan kepada Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud RI selaku Tukang



Stempel Ilegal. Kedua adalah Pengelola pendidikan tinggi, yakni Yayasan-yayasan yang
menaungi perguruan tinggi swasta.
Nova mengingatkan dampak buruk atas pengumuman Dirjen Dikti Kemendikbud RI
yang rencananya akan disampaikan pada 17 Maret 2014 tersebut. Hal ini akan meningkatkan
eskalasi suhu politik nasional. Kegaduhan politik benar-benar akan terjadi. "Jutaan
mahasiswa-mahasiswi berdemonstrasi bergerak turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa
yang mempertanyakan status kemahasiswaan mereka, Ujar Andi.
Tugas negara dan pemerintah adalah melakukan pembinaan dan pembimbingan
terhadap PTS dan PTN, bukan malah menghakimi dan memberi vonis bahkan penghantam
palu godam dengan cap ilegal terhadap PTS yang telah berjasa bagi cita bangsa
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pihak yang juga bersuara lantang menolak cap illegal terhadap perguruan tinggi adalah
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI). Pada akhir Februari lalu APTISI
secara tegas menolak upaya Dirjen Dikti yang berdasar pada surat edaran Dirjen Dikti No
1207E.E2/HM/2013 tanggal 26 November 2013, tentang Sosialisasi Perguruan Tinggi Legal
di Wilayah Kopertis setempat. Surat edaran itu berisi enam persyaratan agar kampus swasta
dapat berstatus legal.
Pertama, PTS memiliki Akte Pendirian Yayasan yang disahkan Kemenkumham RI.
Kedua, memiliki izin pendirian dari Kemendikbud RI. Ketiga, tidak menyelenggarakan
program kelas jauh. Keempat, menyelesaikan laporan Pangkalan Data Perguruan Tinggi
(PDPT) sampai tahun 2012.
Kelima, memiliki akreditasi dari Badan Akreditasi nasional Perguruan Tinggi (BAN-
PT) atau sudah mengajukannya sebelum September 2013. Keenam tidak memiliki konflik
internal dalam masalah kepemilikan.Penolakan atas pemberlakuan persyaratan legalitas
kampus swasta dinilai APTISI adanya pencampuran logika antara kesalahan administrasi dan
status ilegal pada kampus swasta.
Pada tahun 2011, jumlah PTS mencapai 3.068 atau 95% yang menampung 2.298.830
mahasiswa seluruh Indonesia. Sedangkan PTN hanya berjumlah 93 atau 5% dengan daya
tampung 907,323 mahasiswa. Dengan demikian posisi PTS sangat memegang peran penting
untuk dapat menampung jumlah terbesar generasi bangsa yang mengenyam dunia pendidikan
lebih tinggi yang tidak bisa di-cover oleh negara.
Demikianlah salah satu kasus yang dialami Perguruan Tinggi Swasta USBM
Telukdalam Nias Selatan. Bupati Nias Selatan (Nisel), Provinsi Sumatera Utara, berkolaborasi
dengan perguruan tinggi kelas jauh untuk membangun perguruan tinggi berkedok Yayasan
Cerdas Bangkit yang berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) untuk



membangun kelas jauh dan sudah berjalan meski tidak memilki Izin dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Koordinasi Perguruan Tinggi
Swasta (Kopertis) Wilayah I Sumatera Utara telah melayangkan surat nomor:
061/K.1.2.1/PS/2013 Perihal Larangan Penyelenggaran kelas jauh yang muatannya melarang
dengan tegas pendidikan kelas jauh atau Sabtu Minggu di lingkungan Kopertis Wilayah I
tanpa izin resmi yang diterbitkan oleh Kemendibud.
Bupati Nisel dengan sengaja telah melanggar peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 20 tahun 2011 dan Nomor 24 tahun 2011 yang intinya adalah melarang
perguruan tinggi jarak jauh. Bisnis pendidikan yang dipelopori oleh seorang bupati adalah
perbuatan yang sangat mamalukan, sebab menyelenggarakan pendidikan tanpa ada izin yang
resmi dari instansi terkait.
Kopertis juga mengusulkan agar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menghentikan
layanan seperti, pelaporan data PDPT, pemberian bantuan hibah, pemberian bantuan
penelitian, perpanjangan izin penyelenggaraan program studi, pemrosesan penilaian angka
kredit dan kenaikan jabatan akademik, pemberian tunjangan profesi dan tunjangan
kehormatan bagi dosen tetap yang terlibat, pemrosesan sertifikasi dosen, pemberian Bidikmisi
serta mengusulkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi untuk mencabut izin
penyelenggaraan program study, menghentikan pemberian beasiswa, PPA dan BBM, dan
menginformasikan kepada masyarakat melalui media massa.
Meski surat teguran ini sudah dilayangkan, namun Universitas Setia Budi Mandiri
(USBM) masih tetap berjalan. Bahkan menurut sumber koran ini yang tidak ingin namanya
dipublikasikan, mengatakan, Pihak atau orang suruhan bupati saat ini sedang sibuk
mengurus izin untuk keabsahan USBM. Tapi kami tidak yakin izin bisa keluar, karena USBM
tidak memiliki lahan, bangunan, dan berbagai fasilitas yang mendukung penyelenggaraan
perkuliahan. Bahkan, USBM sekarang ini hanya menumpang di Gedung SMP Negeri Dharma
Caraka dan SMA negeri I Telukdalam sebagai sarana perkuliahan. Kalaupun izinnya bisa
diterbitkan, maka kami yakin ada suap dalam penerbitan izinnya itu.













BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini menurut jenisnya merupakan populasi yang terbatas dan
menurut sifatnya merupakan populasi yang homogen. Populasi dalam penelitian ini adalah
orang yaitu Seluruh Mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri telukdalam Tahun
Akademik 2013/2014. Kabupaten Nias Selatan yang berjumlah 207 orang dan langsung
menjadi sampel penelitian dengan menggunakan metode sensus.

B. Faliditas dan Reabilitas dan Instrumen
Yang dijadikan alat untuk menguji kebenaran dalam penelitian ini adalah melakukan
survai terhadap mahasiswa/i Universitas Setia Budi Mandiri Telukdalam Nias Selatan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar kasus yang mereka alami dan mengali informasi
dari Media cetak dan Elektronik.

C. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan fakta yang sangat penting dalam pembuatan suatu penelitian, dalam
rangka mengumpulkan data-data untuk menunjang terlaksananya penyusunan penelitian ini
maka kami menggunakan prosedur pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif
digunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian kepusatakaan (library research)
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data landasan teori sehubungan dengan
obyek penelitian ini dengan jalan membaca literature-literatur, laporan-laporan serta
bacaan lain yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.
2. Penelitian lapangan
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara langsung dari objek
penelitian melalui beberapa teknik pendekatan yaitu:
a) Observasi (pengamatan)




Mengamati secara langsung kondisi masyarakat serta obyek yang menjadi fokus
penelitian ini.
b) Interview (Wawancara)
Yaitu mengadakan komunikasi langsung dengan responden melalui tatap muka
guna menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian.

D. Pengujian
Berdasarkan data yang diperoleh dari kepustakaan teori dan penelitian lapangan melalui
pengamatan dan wawancara yang diperoleh dalam penelitan ini secara teori Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan akreditasi bagi semua institusi perguruan
tinggi di Indonesia. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi adalah proses evaluasi dan penilaian
secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas
penyelenggaraan program Tridarma Perguruan Tinggi, untuk menentukan kelayakan program
dan satuan pendidikan. Komitmen tersebut dijabarkan ke dalam sejumlah standar akreditasi.
Selain itu, sesuai Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, pada
pasal 28 ayat 3 butir a disebutkan bahwa gelar akademik dan gelar vokasi dinyatakan tidak
sah dan dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau Program
Studi yang tidak Terakreditasi. Pada pasal yang sama ayat 4 butir a. juga disebutkan
bahwa gelar profesi dinyatakan tidak sah dan dicabut oleh menteri apabila dikeluarkan oleh
Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi yang tidak Terakreditasi.
Sementara itu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan, dari hasil wawancara
dan pengamatan Penyelenggaraan Program Studi (Prodi-Red) Kelas jauh Universitas Setia
Budi Mandiri (USBM) Di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan di duga langgar norma dan
kaidah akademik.
Pasalnya, kualitas penyelenggaraan dan kelulusannya tidak dapat di
pertanggungjawabkan dan Ijazah yang di keluarkan tidak sah. Hal ini di ketahui berdasarkan
surat Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta(Kopertis) Wilayah-I
Prof.Ir.Moehammed Nawawiy Loebis,M.Phil,Ph.D Tanggal 5 Oktober 2012 Nomor :
531/1.2.1/PS/2012 perihal, Kelas Jauh USBM Medan di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan.
Dalam surat Koordinator Kopertis Wilayah-1 itu menyebutkan, USBM Medan yang di
selenggarakan oleh Yayasan Setia budi Mandiri Medan sudah mendapatkan Ijin
penyelenggaraan dari Kementerian Pendidikan Nasional Nomor : 131/D/O/2008 tanggal 14
Juli 2008 berdomisili di Medan. Namun, dalam Suratnya itu juga menguraikan, jika ada
penyelenggaraan Program studi di luar Ijin yang telah di tetapkan atau di kategorikan kelas
jauh termasuk USBM di Telukdalam Kab. Nias Selatan maka itu melanggar norma dan
11



kaidah akademik yang kualitas penyelenggaraan dan kelulusannya tidak dapat di
pertanggungjawabkan dan menetapkan bahwa Ijazah yang di kelurkan tidak Sah.
Ini sesuai dengan surat Direktur Kelembagaan dan Kerja sama Dirjen Dikti Kemdikbud
Nomor : 595/D5.1/2007 Tanggal 27 Februari 2007. Selain itu, sejak Tahun 1997 juga telah
di larang penyelenggaraan pendidikan model Kelas Jauh dan Kelas Sabtu minggu
Kadis Pendidikan Nisel Dra. Magdalena Bago, SPd,MM,MBA saat di konfirmasi
mengenai Ijin Prodi Kelas Jauh Atau paralel USBM di Telukdalam Kab. Nisel melalui
pesan singkat, Senin, (15/10) Tidak ada balasan.

E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dilokasi penelitian dianalisis secara kualitatif yang didukung oleh
analisis kritik yaitu seleksi dari sekian banyak pandapat responden dan selanjutnya disajikan
data penelitian dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan dalam bentuk kalimat.






























BAB IV
HASIL PENELITIAN PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian
Terbukti, penyelenggaraan pendidikan kuliah USBM Medan di Telukdalam Kabupaten
Nias Selatan dan Yayasan Nisel Cerdas Bangkit Kabupaten Nias Selatan di gedung SMA
Negeri 1 Telukdalam dan SMK Negeri 1 Telukdalam sampai hari ini tidak ada izin
penyelenggaraan Dirjen Dikti Kemdikbud.
Kopertis Wilayah I pernah mengeluarkan surat dengan Nomor: 531/K1.2.1/PS/2012
Tanggal 5 Oktober 2012 maka setelah surat tersebut menyebar-luas di berbagai penjuru di
wilayah Kabupaten Nias Selatan akhirnya Pengelola USBM Medan di Telukdalam Kabupaten
Nias Selatan menetapkan bahwa Program Studi:
1. S.1 Bahasa Inggris
2. S.1 Bahasa Indonesia
3. S.1 Matematika
4. S.1 Ilmu Ekonomi
5. S.1 Ilmu Hukum
6. S.1 Ilmu Teknik Elekto
7. S.1 Teknik Informatika
Ketujuh Program tersebut masih di bawah naungan USBM Medan di Telukdalam.
Sedangkan Program Studi:
1. S.1 Ilmu Hukum diganti namanya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Perubahan
Kabupaten Nias Selatan program Hukum Jenjang S1
2. S.1 Ilmu Tekhnik Elektro dan Informatika berubah menjadi Sekolah Tinggi Teknologi
Perubahan Kabupaten Nias Selatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Nisel Cerdas
Bangkit Kabupaten Nias Selatan.
Dapat dilihat melalui surat Koordinator Kopertis Wilayah I Nomor:
477/K1.2.1/PS/2012 Tanggal 29 Agustus 2012. Sesungguhnya itu bukanlah surat izin
penyelenggaraan melainkan rekomendasi usul pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Perubahan Nias Selatan yang dimohon oleh Yayasan Nisel Cerdas Bangkit Kabupaten Nias




Selatan yang ditujukan kepada Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kemdikbud.



B. Hasil penelitian Hipotesis Penelitian
Perlu diketahui bahwa selama belum ada izin dari Dirjen Dikti Kemdikbud, Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) tidak boleh/ dilarang menyelenggarakan penerimaan mahasiswa dan
perkuliahan.
Apabila hal tersebut ditemukan dan dilaporkan kepada pihak berwajib maka Dirjen
Dikti Kemdikbud akan segera menutup PTS tersebut karena melanggar Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor: 108/Dikti/Kep/2001 Tentang Pedoman Pembukaan
Program Studi Dan/ Atau Jurusan Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 234/U/2000 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi, Keputusan Direktur Kelembagaan
dan kerja Sama Dirjen Dikti Kemdikbud Nomor: 595/ DS.1/T/2007, Permendiknas RI
Nomor: 20 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisi Perguruan
Tinggi (PPSLDPT) dan Permendikbud Nomor: 24 tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh Pada Perguruan Tinggi.
Dengan demikian, Pengelola USBMM di Telukdalam Kabupaten Nias Selatan menjadi
tukang mengelabui mahasiswa, Lembaga DPRD Nias Selatan, Masyarakat Nias Selatan,
Pemkab Nias Selatan beserta P.APBD Tahun 2012 Nias Selatan yang sudah dicairkan lebih
dari 16 milyaran rupiah pada bulan Oktober 2012 melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Nias
Selatan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil yang telah kami peroleh selama melakukan observasi mengenai kasus
yang dialami Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam Nias Selatan sebagai
berikut:
a) Menurut pengakuan seorang pengurus Yayasan USBM Medan bernama Def Michael
Hutasoit kepada NBC Rabu 19 Maret 2014 kesepakatan antara Pemkab. Nias Selatan
dengan USBM Medan tidak pernah ditanda tangani dengan alasan isi MOU tidak jelas.
Pihak USBM Medan akan menandatangani MOU asalkan isinya jelas dan
mahasiswanya harus kuliah di Medan tidak dibenarkan kuliah jarak jauh dan ternyata
14



USBM Telukdalam Nias selatan telah melakukan perkuliahan tanpa sepengetahuan
Yayasan Universitas Setia Budi Mmandiri Medan.
b) Arnold Budiman Hutasoit Ketua Yayasan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM)
Medan memberikan jalan keluar, mahasiswa dari Nias Selatan akan di kirim ke Medan.
Pada tanggal 9 Januari sebanyak 100 orang, namun yang dibayar hanya uang asrama
untuk 100 orang sebesar Rp 400.000 per orang. Sampai bulan Maret yang dibayar, Rp
40 juta, ditambah lagi total mahasiswa asal Nias Selatan sudah mencapai 207
mahasiswa yang dikirim oleh Pemkab Nias Selatan. Pihak USBM Medan mengaku,
biaya kuliah ke-207 orang tersebut satu sen pun belum dibayar oleh Pemkab Nias
Selatan. Yang dibayar itu hanya untuk sebagian biaya asrama bagi 100 orang.
c) Sementara itu, menurut pengakuan para mahasiswa, sebelum berangkat ke Medan,
mereka dijanjikan bahwa kedatangan ke Medan adalah hanya untuk studi banding,
bukan untuk kuliah menetap di Medan. Merasa dibohongi, para mahasiswa pun
menuntut kejelasan status mereka yang hingga lebih kurang 3 bulan berada di USBM
Medan, tidak jelas. Pihak kampus USBM Medan meminta mereka mendaftar dulu
sebagai mahasiswa dan membayar segala kewajiban.
d) Pihak pengelola USBM Nias atau Pemerintah Kabupaten Nias Selatan. Nomor ponsel
Kepala Dinas Pendidikan Nias Selatan Magdalena Bago tidak bisa dihubungi dan
komunikasi lewat media sosial pun tidak direspons.
e) Aksi demonstrasi mahasiswa, terjadi Senin (17/3/2014), atas ketidak jelasan status
mereka datang ke medan dan pihak yayasan USBM Medan kecewa. Masyarakat umum
merasa USBM yang salah. Kami kurang baik apa. Pihak Pemkab berjanji besok ke
besok, tetapi hingga sekarang tidak ada pembayaran. Padahal, katanya para mahasiswa
ini adalah beasiswa. Pihak Yayasan USBM sudah habis banyak untuk urusan ini, kata
Michael.
f) DPRD Nias Selatan, mengimbau pihak USBM Medan untuk tidak mengeluarkan NPM
mahasiswa karena bupati Nias Selatan tidak mungkin bisa bayar unag kulia mahasiswa.
g) Putra dan putri Nias Selatan yang bergabung di USBM Medan Cabang Telukdalam dari
Semester 1 sampai semester 6 berjumlah ribuan orang, usaha dan tenaga mereka
termasuk pengorbanan materi hanyalah berupa sia-sia belaka karena Yayasan
Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) tidak menerbitkan NIM dengan alasan
melanggar aturan.
h) Mahasiswa yang dikirim oleh Pemda Nisel Ke USBM Medan sejak bulan Januari 2014
yang lalu di nilai hanya menambahkan kesengsaraan bagi mahasiswa, mereka dianggap



oleh Yayasan USBM Medan hanya berupa tamu dan tidak di akui keabsahanya sebagai
mahasiswa USBM Medan.
i) Ratusan mahasiswa yang diutus oleh Pemkab Nisel telah di pulangkan ke Nias Selatan,
dan setibanya di Teluk Dalam, Senin (12-05-2014), berkisar pukul 11:00 Wib dengan
menaiki puluhan Bus langsung di turunkan di halaman Kantor Bupati Nias Selatan.
j) Ratusan Mahasiswa langsung emosi, mereka melakukan orasi di Kantor Bupati bahkan
hampir terjadi peristiwa brutal. bahkan sempat terjadi keributan dan tidak lama
kemudian di sambut baik oleh Sekda Kabupaten Nias Selatan Faduhusi Daely, S.Pd.
pada kesempatan itu Faduhusi Daely memberikan pemahaman dengan nada perihatin
sambil menjanjikan bahwa Pemkab Nias Selatan akan berupaya semaksimal mungkin
agar mahasiswa tidak kecewa lagi sehingga suasana yang cukup mencekam tersebut
reda.
k) Menjelang beberapa jam kemudian Sekda bersama Kadis Pendidikan Nias Selatan
Aktivitas Dakhi, S.Pd berhasil merangkul beberapa mahasiswa tersebut, Tim yang di
bentuk seketika itu telah di tugaskan untuk menelusuri dan berkomunikasi kepada pihak
terkait dengan tujuan untuk memeberhasilkan para mahasiswa USBM yang ada di
Telukdalam, dan telah di beri tempo waktu selama 1 (Satu) Bulan.


























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bupati Nias Selatan (Nisel), Provinsi Sumatera Utara, berkolaborasi dengan perguruan
tinggi kelas jauh untuk membangun perguruan tinggi berkedok Yayasan Cerdas Bangkit yang
berkolaborasi dengan Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) untuk membangun kelas jauh
dan sudah berjalan meski tidak memilki Izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Koordinasi Perguruan Tinggi
Swasta (Kopertis) Wilayah I Sumatera Utara telah melayangkan surat nomor:
061/K.1.2.1/PS/2013 Perihal Larangan Penyelenggaran kelas jauh yang muatannya melarang
dengan tegas pendidikan kelas jauh atau Sabtu Minggu di lingkungan Kopertis Wilayah I
tanpa izin resmi yang diterbitkan oleh Kemendibud .
Bupati Nisel dengan sengaja telah melanggar peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 20 tahun 2011 dan Nomor 24 tahun 2011 yang intinya adalah melarang
perguruan tinggi jarak jauh. Bisnis pendidikan yang dipelopori oleh seorang bupati adalah
perbuatan yang sangat mamalukan, sebab menyelenggarakan pendidikan tanpa ada izin yang
resmi dari instansi terkait.
Universitas Setia Budi Mandiri yang dikenal dengan USBM mangkiralias tidak
membayar gaji Dosen dan para stafnya di Nisel sebagaimana diketahui kemaren lewat
wawancara media HOL dengan beberapa tenaga Dosen di Nisel. Hal ini juga di amini
beberapa anggota Dewan yang kebetulan mendengar Keluhan para Dosen dan Staf yang
berjumlah 117 orang ini. menurut beberapa Sumber dilapangan, Pihak USBM terkesan tutup
mata dan mengacuhkan perkara ini sementarA uang untuk membayar operasional itu adalah
Anggaran yang diambil dari APBD Nisel untuk pendidikan. sebesar Rp.4.050.000.000,-
persemester yang mana sudah dianggarkan sebelumnya.
Pertanyaan yang timbul dilapangan adalah mengenai perizinan USBM apakah memang
ada izin operasionalnya di Nisel? komentar salah seorang anggota DPRD Tk II Nisel yang
tidak mau jati dirinya diungkap dalam berita ini.

B. Saran




Berdasarkan laporan penelitian diatas saran yang dapat kami berikan terhadap kasus
yang menimpa mahasiswa Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) Telukdalam Nias Selatan
bahwa Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan
manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh
instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju
pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan
dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan
mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan
mahasiswa diajar oleh guru dan dosen yang hasilnya beberikan gambaran kehidupan kelak,
bagi pemerintahan daerah hendaknay tidak mencampuri urusan politik demi satu tujuan yang
memberikan pandangan negatif terhadap masyarakat.
























18








DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Mochtar, Spektrum Problematika Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara
Wacana, 1994.
Effendi, Mukhlison Dan Rodliyah, Siti, Ilmu Pendidikan. Ponorogo: PPS Press, 2004.
Mudyoharjo, Redjo, Pengantar Pendidikan ; Sebuah Study Awal Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Radja Grafindo
Persada, 2001.
Soemanto, Wastry, Sekuncup Ide Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

You might also like