You are on page 1of 13

BAB VF, Penguat Daya Hal:233

Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


BAB VF
PENGUAT DAYA
Dalam elektronika banyak sekali dijumpai jenis penguat,
pengelompokkan dapat berdasarkan:
1. rentang frekuensi operasi,
a. gelombang lebar (seperti: penguat audio, video, rf dll)
b. gelombang sempit (seperti tuned amplifier).
2. metoda pemasangan rangkaian,
a. pemasangan AC : semua komponen frekuensi rendah
(termasuk dc) tidak diteruskan ke rangkaian penguat
b. pemasangan DC : salah satu tipenya adalah penguat chopper,
sinyal input terbelah menjadi seri pulsa kemudian diperkuat
oleh penguat ac sebelum dikembalikan lagi ke level dc.
3. titik bias pada penguat: kelas A, kelas B, kelas AB dan kelas C
4. tegangan
5. arus
6. daya
Berdasarkan dengan tipe pembiasan yang dilakukan oleh
penguat, dapat dikelompokkan menjadi:
1. kelas A : Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur
sedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalu
mengalir. Penguat ini beroperasi pada daerah linear.
2. kelas B : Titik kerja diatur pada suatu sisi ekstrim saja, sehingga
daya quiescent sangat kecil. Untuk sinyal input sinusoida,
penguatan hanya terjadi pada setengah perioda sinyal input saja.
3. kelas AB : Titik kerja diatur dua ekstrim dari kelas A dan kelas
B. Jadi sinyal output sama dengan nol pada satu bagian namun
dengan selang kurang dari setengah siklus sinyal sinus.
BAB VF, Penguat Daya Hal:234





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
4. kelas C : Titik kerja diatur beropersi untuk arus (tegangan)
output sama dengan nol dengan selang lebih besar dari setengah
siklus sinus. Sehingga penguat bekerja kurang dari setengah
perioda sinyal input.
Effisiensi adalah ukuran kemampuan suatu elemen aktif untuk
mengkonversikan daya DC menjadi daya AC yang diumpankan ke
beban, atau dinyatakan :
=
sinyal daya yang diberikan ke beban
daya DC yang diberikan ke rangkaian
100%

Penguat kelas A
v
s
V
CC
R
L
V
o

Gambar 1, Penguat kelas A

Beban R
L
adalah beban hambatan kolektor, dan Tegangan
output puncak ke puncak V
opp
= V
CC.
Sedang arus puncak ke puncak
I
opp
= V
CC
/R
L
. Sehingga daya max adalah
(max) o oeff oeff
P V I = atau
(max) o oeff oeff
P V I = =
2
8
2 2 2 2
CC CC CC
L
L
V V V
R
R
=


BAB VF, Penguat Daya Hal:235





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
Asumsi untuk pembiasannya ideal, yaitu V
CE
= V
CC
dan V
CE

ini sebagai level DCnya, dengan arus DC yang mengalir/diserap pada
R
L
adalah:
I
CCave
= I
C

Dan daya yang diberikan adalah :
1
( ) ( ) 2
CC
s CC CC ave CC C Q CC
L
V
P V I V I V
R
= = =

Sehingga effisiensi dari penguat kelas A adalah
2
(max)
2
8
(max) 100% 25%
2
o
CC L
s CC L
P
V R
P V R
= = =


kerugian: tidak seluruh arus yang mengalir di kolektor menghasilkan
sinyal daya ac.

Daya yang didisipasikan adalah P
D
=P
s
- P
o
- P
dc

dengan
2
2
2
( )
2 4
CC CC
dc C Q L L
L L
V V
P I R R
R R

= = =


.
Dissipasi maksimum terjadi jika tidak ada output yang dihasilkan atau
P
o
= 0, sehingga:
2 2 2
(max)
2 4 4
CC CC CC
D s dc
L L L
V V V
P P P
R R R
= = =

BAB VF, Penguat Daya Hal:236





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
Penguat kelas B : Push-Pull
+V
CC1
-V
CC2
R
L
i
L
I
c1
I
c2
v
i
Q1
Q2

Gambar 2, Penguat kelas B

Penguat kelas B ini memanfaatkan teknik push-pull, dua
transistor yang bekerja saling komplementer. Kedua transistor tsb
berbeda tipe namun karakteristiknya sama atau matched



Untuk
v
s
>0 : Q
1
konduksi
Q
2
cut-off
i
C1
mengalir dari V
CC1
Q
1
R
L
V
CC1

V
o
< 0
v
s
<0 : Q
1
cut-off
Q
2
konduksi
i
C2
mengalir dari V
CC2
R
L
Q
2
V
CC2

V
o
> 0

Arus yang mengalir di beban i
L
= i
C2
- i
C1
. Jika nilai puncak v
ce1

sebesar V
p
, maka arus i
c1
sebesar :
p
p
L
V
I
R
=


BAB VF, Penguat Daya Hal:237





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
v
s
i
c1
i
c2
i
L

Gambar 3, Bentuk sinyal

Kedua transistor sepasang (parameternya matched ) , daya output :
(untuk sinyal sinus)
2
2
2 2
p p p
o eff eff
L
V I V
P V I
R
= = =
Jika V
CC1
= V
CC2
= V
CC
= V
p
, dan transistor ideal , maka :
2
(max)
2
CC
o
L
V
P
R
=
Daya yang ditarik oleh masing-masing sumber DC adalah seri dari
setengah bagian gelombang sinus, akibatnya arus rata-rata yang
disupply adalah :
2
p
av
L
V
I
R
= ,
sehingga
2
p
s CC av CC
L
V
P V I V
R
= = .
Effisiensinya penguat itu dapat dicari dengan cara:
BAB VF, Penguat Daya Hal:238





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
2 2
2
2 2
4
p
L
p L p L p
o
V
s CC av CC
CC R
V R V R V
P
P V I V
V

= = = =
dan effisiensi maks jika V
p
= V
CC
atau (max) = /4 = 78 %

Dissipasi daya pada transistor
Berbeda dengan kelas A, pada saat tidak ada daya output, tidak
ada daya yang di supply, sehingga tidak ada daya yang di
dissipasikan. Dissipasi maksimum dicari sbb :
2
2
2
p p
D s o CC
L L
V V
P P P V
R R
= =
2 2
0 maka
p
CC D
p CC
p L L
V
V dP
V V
dV R R
= = =
Sehingga diperoleh :
2 2
(max)
2
2
0, 2
CC CC
D
L L
V V
P
R R
=
Dari
2
(max)
2
CC
o
L
V
P
R
= , diperoleh daya disipasi maksimum adalah
P
D(max)
= 0,4 P
o(max)
(ini untuk kedua transistor). Sehingga untuk
masing-masing transistor adalah P
D(max)
= 0,2 P
o(max)
.

Distorsi pada kelas B
Sifat-sifat distorsi pada kelas B sedikit unik, bila karakteristik
transfernya tidak linear. Jika kedua transistor yang dipergunakan
cocok (matched) maka arus yang mengalir pada transistor Q
1
dan Q
2

masing-masing i
1
dan i
2
hanya bergeser 180
o
. Jika ada suku
harmonik:
BAB VF, Penguat Daya Hal:239





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
i
1
= I
C
+ B
o
+ B
1
cos t + B
2
cos 2t + B
3
cos 3t + . . .
i
2
= I
C
+ B
o
+ B
1
cos (t+) + B
2
cos (2t+) + B
3
cos (3t+)
+ . . .
atau i
2
= I
C
+ B
o
- B
1
cos t + B
2
cos 2t - B
3
cos 3t + . . .
Sehingga i
L
= i
1
- i
2
= 2 (B
1
cos t + B
3
cos 3t + . . .)
Hal ini menunjukkan bahwa ada tersisa gelombang harmonik
orde ganjil. Namun bila karakteristik kedua transistor tidak identik,
maka harmonik orde genapnya juga muncul.
Distorsi ini akibat sifat nonlinear dari transistor dikenal sebagai
distorsi cross-over, hal ini secara sederhana akibat kedua transistor
tidak konduksi pada tegangan -V

< V
i
< V

seperti ditunjukkan pada


Gambar 4.
i
B1
v
BE1
arus basis yang
distorsi
v
BE2
i
B2
sinyal input

Gambar 4, Distorsi crossover.
Penguat kelas AB
Karena karakter non linear dari transistor, maka ada distorsi harmonik
yaitu distorsi crossover. Distorsi ini dapat dieliminasi dengan
BAB VF, Penguat Daya Hal:240





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
memberikan tegangan bias DC kecil pada masing-masing transistor,
misalnya menggunakan dua buah dioda atau dua buah transistor yang
kira-kira sama dengan 2 V

seperti ditunjukkan pada Gambar 1.


Kerugianya dalam hal effisiensi, karena ada daya stand-by tsb.
R
3
R
2
R
1
R
L
20 V
20 V
Q
1
Q
3
Q
2
R
E
D
1
D
2
v
s

Gambar 1, Penguat kelas AB

Transistor Q
1
akan dibias untuk operasi kelas A. Hambatan R
1

sebagai beban kolektor dengan kondisi quiescent (v
s
= 0): I
LQ
= 0 dan
V
ENQ
= 20 V.
Arus yang mengalir melalui dioda D
1
dan D
2
akan
menghasilkan beda potensial sebesar :
V
D1
+ V
D2
= V
B2E
+ V
EB2

Pada kondisi quiescent arus yang mengalir di kolektor adalah
I
C1Q
.
Transistor Q
2
dan Q
3
beroperasi dalam kelas B. Umumnya pada
rancangan ini dioda D
1
, D
2
dan transistor Q
2
dan Q
3
menggunakan
heat-sink yang sama, sehingga pada saat transistor Q
2
dan Q
3
panas
akan membuat V
D1
+ V
D2
berkurang tegangannya selanjutnya akan
BAB VF, Penguat Daya Hal:241





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
mengurangi arus quiescent, rancangan ini dikenal sebagai umpanbalik
negatif termal.
Untuk membuat tingkat driver transistor Q
1
dari rancangan
kelas AB di atas dilakukan sbb:
Pada saat v
s
mencapai tegangan maksimum negatif, transistor
Q
1
mendekati cut-off sehingga v
EN
= v
B2N
40 V. Untuk kondisi ini
i
B2
maksimum dan akan mengalir ke R
1
. Dengan memperhatikan
gambar berikut ini










Gambar 2, Rangkaian driver transistor kelas AB
Jika diambil V
R1
= 2 volt, maka V
B2N
= 40 V - 2 V = 38 V.
jika dipilih V
B2E
= 1 V, maka V
EN
= V
B2N
- V
B2E
= 37 V
sehingga i
C2(max)
= (37-20)V/100 = 1,70 mA dan i
B2
(max) =
1,7 mA jika h
fe
= 100.
1
1
2
2
1, 2 k
1, 7
R
B
V V
R
i mA
= = =
.
BAB VF, Penguat Daya Hal:242





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I
Pada saat v
s
= 0 V
2E
= V
EN
+ V
EB2
= 20,8 V
i
C1
=
( , , )
,
20 8 2 0 8
1 2
x V
k
= 16 mA
Pilih V
RE
= 1,5 V agar transistor Q
2
dan Q
3
beropersai sebagai
kelas AB, sehingga
R
E
=
V
i
RE
C1
15
=
, V
16 mA
= 94 .
Nilai R
2
dan R
3
dicari dengan metoda coba-coba seperti yang
ditunjukkan pada analisa DC pada BJT, diperoleh masing-masing
sebesar 1, 5 k dan 22 k.
Penguat Kelas-C
Penguat kelas C akan mengalir arus di kolektor kurang dari 180
o

pada setiap siklusnya tidak sinusoida, ada rangkaian tangki
resonansi, LC seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
BAB VF, Penguat Daya Hal:243





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Gambar 3 , Penguat kelas C tertala dan tanggapan frekuensinya
Rangkaian tangki resonansi LC paralel, memiliki frekuensi
resonansi sebesar:
LC 2
1
f
r


Pada saat sinyal input tertala pada frekuensi f
r
tegangan output
akan maksimum dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan
sebesar A
max
.
Untuk menganalisa rangkaian ini, pertama-tama dilakukan
Rangkaian ekivalen DC. Selanjutnya dilakukan pembuatan garis
beban ditunjukkan pada gambar berikut.
BAB VF, Penguat Daya Hal:244





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I


Gambar 4, Rangkaian DC ekivalen dan garis beban DC dan AC
Transistor tsb tidak ada pem-bias-an
V
BE
= 0 I
C
= 0 untuk sinyal input < 0,7 V
titik Q akan cuttoff pada garis beban
R
S
: hambatan kolektor DC (resistansi induktor RF) garis
beban relatif vertikal karena R
S
kecil.
Rangkaian ekivalen AC penguat CE ditunjukkan pada
gambar berikut.
BAB VF, Penguat Daya Hal:245





Sastra Kusuma Wijaya FISIKA FMIPA UI Diktat Elektronika I

Gambar 5, Rangkaian ekivalen AC
Pada penguat CE berlaku:
c
CEQ
CQ C(sat)
r
V
I I + =

dan
c CQ CEQ CE(cut)
r I V V + =

Pada penguat kelas C, I
CQ
= 0 dan V
CEQ
= V
CC
, sehingga:
c
CC
C(sat)
r
V
I =
dan
CC CE(cut)
V V =

seperti ditunjukkan pada garis beban di atas, dengan r
c
: hambatan
kolektor AC. Jadi pada penguat kelas C swing tegangan sebesar V
CC

dan arus saturasi sebesar V
CC
/r
c
.

You might also like