You are on page 1of 7

103

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling
(PTBK). Menurut Gunawan (2007), action research adalah kegiatan dan atau
tindakan perbaikan sesuatu yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya
digarap secara sistematik dan sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai
tingkatan riset. Action research juga merupakan proses yang mencakup siklus
aksi, yang mendasarkan pada refleksi; umpan balik (feedback); bukti
(evidence); dan evaluasi atas aksi sebelumnya dan situasi sekarang. Di dalam
PTBK terdapat 4 kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
evaluasi, dan refleksi.
1. Perencanaan
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah yang telah di
dapat, maka penulis mengadakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
yakni siklus 1.
a. Mendiagnosis permasalahan siswa yang tidak masuk sekolah tanpa
izin (membolos), penyebab permasalahan dirumuskan.
b. Konselor menganalisis data tentang klien
c. Konselor melaksanakan sintesis data untuk mengenal kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan klien
104

d. Konselor menyampaikan penanganan permasalahan siswa tidak
masuk sekolah tanpa izin (membolos) menggunakan tahapan-tahapan
konseling kelompok
2. Pelaksanaan
Setelah menyusun rencana dalam kegiatan, penulis melakukan kegiatan
berikutnya yakni pelaksanaan. Dalam pelaksanaan ini, penulis
menggunakan siklus 1 dimana digunakan layanan konseling kelompok.
Jika dalam siklus I, belum menunjukkan tercapainya indikator
keberhasilan kemudian dilanjutkan ke siklus II.
3. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mencatat hal-hal yang ditemukan selama
proses kegiatan siklus I. Untuk selanjutnya dirumuskan tentang kegagalan
atau keberhasilannya.
4. Refleksi
Refleksi dari penulis yakni akan lebih ditingkatkan kegiatan layanan
konseling kelompok.
Dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling penulis
memberikan layanan berupa Konseling Individu. Adapun rencana tindakan
penulis adalah sebagai berikut :




105

Tabel 3.1 : Rencana Awal PTBK SIKLUS 1

No. Bentuk Tindakan
Hasil yang diharapkan
(Indikator Keberhasilan)
1. Mengidentifikasi kelemahan
dan kekuatan diri masing-
masing siswa
Siswa dapat mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan diri masing-
masing
2. Mengungkapkan
permasalahan yang sedang
dihadapi siswa
Siswa mampu mengungkapkan
permasalahan yang sedang dihadapi
3. Menunjukkan kelemahan
dan kekuatan diri siswa
Siswa dapat menerima diri sendiri
4. Menyatakan tidak pada
perbuatan yang tidak baik
Siswa mampu menyatakan tidak
pada perbuatan yang tidak baik
5. Menolak permintaan yang
tidak diinginkan dan dapat
merugikan diri sendiri
Siswa mampu menolak permintaan
yang tidak diinginkan dan dapat
merugikan diri sendiri
6. Komunikasi secara terbuka,
jujur, tegas, terus terang dan
apa adanya
Siswa mampu berkomunikasi secara
terbuka, jujur, tegas, terus terang dan
apa adanya

Setelah layanan siklus I, penulis mengamati tentang perilaku membolos
selama 1 (satu) bulan untuk menilai keberhasilan layanan.
Dalam siklus I ini penulis sebagai pemimpin serta pengamat dalam
konseling kelompok. Jika siklus I, konseling kelompok sudah berhasil, maka
penulis melanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan indikator keberhasilan
siklus I adalah sudah terentasnya masalah yaitu siswa tidak membolos lagi.






106

Tabel 3.2 : Rencana Awal PTBK SIKLUS II

No. Bentuk Tindakan
Hasil yang diharapkan
(Indikator Keberhasilan)
1. Mengidentifikasi kelemahan
dan kekuatan diri masing-
masing siswa
Siswa dapat mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan diri masing-
masing
2. Mengungkapkan
permasalahan yang sedang
dihadapi siswa
Siswa mampu mengungkapkan
permasalahan yang sedang dihadapi
3. Menunjukkan kelemahan
dan kekuatan diri siswa
Siswa dapat menerima diri sendiri
4. Menyatakan tidak pada
perbuatan yang tidak baik
Siswa mampu menyatakan tidak
pada perbuatan yang tidak baik
5. Menolak permintaan yang
tidak diinginkan dan dapat
merugikan diri sendiri
Siswa mampu menolak permintaan
yang tidak diinginkan dan dapat
merugikan diri sendiri
6. Komunikasi secara terbuka,
jujur, tegas, terus terang dan
apa adanya
Siswa mampu berkomunikasi secara
terbuka, jujur, tegas, terus terang dan
apa adanya

B. Subjek Penelitian
Siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Salatiga, yang sering tidak masuk sekolah
tanpa izin (membolos) sejumlah 3 (tiga) orang siswa dilihat dari data absensi
tahun ajar 2011/2012. Ketiga siswa berasal dari kelas VIII F.
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observsi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai komunikasi
subjek selama konseling. Diobervasi adalah tingkah laku siswa selama
melakukan konseling kelompok.




107

Tabel 3.3 :PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1

Nama Kontak
Mata
Ekspresi
Perasaan
Sikap/Ketengan
Bicara
Volume Kecepatan
Bicara
Ket
K-1
K-2
K-3

b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh referensi dari guru Bimbingan
dan Konseling (BK), wali kelas dan siswa. Data yang ingin diperoleh
adalah perubahan sikap siswa.
Tabel 3.4 : PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU BIMBINGAN
DAN KONSELING

NO PERTANYAAN
1. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah memanggil siswa
yang membolos untuk melakukan konseling?
2. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah memanggil orang tua
siswa yang membolos?
3. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah melakukan home visit
terhadap siswa yang membolos?
4. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah mempertemukan
siswa dan orang tua di sekolah?
5. Apakah guru Bimbingan dan Konseling berupaya mengatasi masalah
membolos siswa?
6. Apakah guru Bimbingan dan Konseling memotivasi keberhasilan
pengentasan perilaku membolos siswa?

Tabel 3.5 :PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA

NO PERTANYAAN
1. Alasan apa yang membuat kamu untuk membolos?
2. Upaya apakah dari dalam diri kamu untuk tidak membolos?
3. Perubahan apakah yang kamu dialami akibat dari membolos?
4. Apakah kamu sudah menunjukkan adanya perubahan dari perilaku
membolos?


Ket : K = Konseli
108

Tabel 3.6 :PEDOMAN WAWANCARA KEPADA WALI KELAS

NO PERTANYAAN
1. Apakah siswa dapat masuk sekolah, jika terlambat sampai di sekolah?
2. Apakah siswa dapat memahami diri sendiri?
3. Apakah siswa telah dapat teratasinya perilaku membolos?
4. Apakah siswa dapat mengembangkan kelebihan yang ada pada diri
siswa?

c. Studi Dokumentasi
Data diperoleh dari presensi siswa kelas VIII tahun ajaran 2011/2012 SMP
Negeri 9 Salatiga dari Bulan Juli sampai dengan Bulan Nopember.
D. Indikator Keberhasilan
Subyek penelitian tidak menunjukkan perilaku membolos selama 1 (satu)
bulan sejak penelitian berakhir, akibat dari latihan asertif.
Tabel 3.7 : Indikator Keberhasilan Latihan Asertif

No Indikator
1. Mampu mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri serta mampu
menerima diri sendiri
2. Mampu mengungkapkan permasalahan yang dihadapi siswa
3. Mampu mengatakan tidak pada perbuatan yang tidak baik serta
mampu menolak permintaan yang dapat merugikan diri sendiri
4. Mampu berkomunikasi dengan jujur, terbuka, terus terang dan apa
adanya

E. Teknik Analisis
Peneliti menggunakan penelitian Penelitian Tindakan Bimbingan
Konseling (PTBK) berdasarkan pada masalah ketidakhadiran siswa yang
pengumpulan data dari catatan absensi siswa, dari narasumber warga sekolah
diantaranya wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling dan guru kelas secara
tertulis maupun secara lisan serta mencari jalan keluar dengan layanan
109

Konseling Kelompok terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tidak
masuk sekolah (membolos). Pendekatan kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan
ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terperinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang
alami (Creswell, 1998). Menurut Bogdan dan Taylor (1975 dalam Moleong
2000) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument kunci. Oleh
karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya, menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi
lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui
makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi social, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data dan meneliti
sejarah perkembangan.

You might also like