You are on page 1of 13

Draft:

Integrasi Hermeneutika Hans Georg Gadamer ke dalam Ilmu Tafsir?


Sebuah Proyek Pengembangan Metode Pembacaan Alquran
pada Masa ontemporer
!
Sahiron Syamsuddin
I" Pendahuluan
Upaya mensintesiskan kajian Islam dengan disiplin-disiplin ilmu sekular bukanlah hal
yang baru di dunia Islam. Tentunya sintesis antara dua atau lebih disiplin ilmu tersebut
dilakukan dari masa ke masa dengan memperhatikan perkembangan ilmu yang ada. ada abad
ke-! ".#ke-$ %. kaum %u&ta'ilah menggabungkan teologi Islam dengan filsafat (unani yang
pada saat itu menjadi trendmark dan dominan dalam kajian-kajian keagaman) sosial dan sains.
*b+ l-"udhayl al-&*ll,f -.. //0#1234) misalnya) mensintesakan *tomismus (unani dengan
teologi Islam.
/
5akhr al-D6n al-7,'6) seorang mufassir klasik) memasukkan temuan-temuan
ilmiah pada masanya ke dalam kitab tafsirnya Maft al-Ghayb untuk menunjukkan
kemukji'atan *l8uran dalam bidang sains.
!
Dua 9ontoh tersebut kiranya telah 9ukup untuk
membuktikan bah.a penggabungan kajian Islam dengan satu atau lebih disiplin ilmu yang
lain telah lama dipraktikkan oleh tokoh-tokoh Islam. "asil dari sebuah sintesis ilmiah
tentunya beragam dalam hal bentuk) kualitas maupun kuantitas. :eberagaman ini sangat
mungkin disebabkan oleh banyak faktor) seperti struktur keilmuan masing-masing dan
kualitas pemahan orang yang melakukan perpaduan tersebut.
ada abad modern ide perpaduan beberapa disiplin ilmu ini kembali mun9ul di kalangan
sarjana-sarjana %uslim yang antusias dengan pengembangan keilmuan Islam. *m6n al-
:h+l6 -311;-3$<04) seorang pemikir Islam dari %esir yang sangat berpengaruh pada a.al
abad ke-/= khususnya dalam bidang pembaruan ilmu tafsir) misalnya mengemukakan ide
perlunya menggunakan teori-teori sastra modern) di samping teori-teori ilmu tafsir klasik)
dalam menafsirkan *l8uran.
2
Ide ini kemudian dieja.entahkan oleh murid-muridnya seperti
&>?isha &*bd al-7a@m,n -Aint al-Sh,Bi?4 yang mengelaborasi keindahan bahasa *l8uran
3
Dipresentasikan pada *nnual Conferen9e :ajian Islam yang dilaksanakan oleh Ditpertais DD*E 7I
pada tanggal /<-!= FoGember /==< di Aandung.
/
Hosef Gan Dss) Theologie und Gesellschaft im 2. und 3. Jahrhundert idschra -Aerlin: Ialter de
Eruyter) 3$$/4) Hilid !) hlm. /$=- /$<.
!
7otraud Iielandt) JTafsir *l-Kur?an: %asa %odern dan :ontemporer) terj. Sahiron Syamsuddin
dalam Tash!irul "fkar# Jurnal $efleksi %emikiran &eagamaan dan &ebudayaan 31 -/==24) hlm. <$-0=.
%enurut Iielandt) al-7,'6 mengadopsi ilmu *stronomi yang dari tradisi erso-India dan "ellenistik.
2
Lihat *m6n al-:h+l6) Manhi' ta'dd f l-na! !a-l-balgha !a-l-tafsr !a-l-adab -:airo: D,r
al-%a&rifa) 3$<34.
3
dalam menyampaikan pesan-pesan ilahi
;
dan %u@ammad *@mad :halaf *ll,h yang meneliti
seni 8ur?ani dalam memaparkan kisah-kisah tentang beberapa umat terdahulu.
<
5a'lur
7ahman mengemukakan teori double mo(ement -Eerakan Eanda4 dalam penafsiran
*l8uran) setelah beliau berinteraksi dengan konsep-konsep hermeneutik yang diutarakan oleh
"ans Eeorg Eadamer dan Dmilio Aetti)
0
meskipun sebagian Mrientalis mempertanyakan
kebenaran pemahaman 7ahman terhadap hermeneutika Eadamer.
1
(udian Iahyudi
menggunakan sebagian teori hermeneutik Eadamer) ketika mengemukakan kritikan terhadap
pemikiran Ulil *bshar *bdalah) yang menurutnya mengabaikan prinsip
ori)ont(erschmel)ung -penggabungan 9akra.ala teks dan 9akra.ala pemba9a4 dan lebih
mengedepankan subyektifitas interpretif-nya.
$
Aeberapa 9ontoh ini menunjukk bah.a
pemikir-pemikir tersebut memandang penting adanya perpaduan ilmiah untuk
menyempurnakan disiplin ilmu keislaman.
aradigma interkonneksi dan integrasi keilmuan yang terutama didengung-
dengungkan dan dipropagadakan oleh UniGersitas Islam Fegeri -UIF4 Sunan :alijaga
(ogyakarta dan didukung oleh Departemen *gama 7I merupakan kelanjutan dari paradigma
tersebut di atas. engeja.entahan paradigma ini memang perlu terus dintensifkan untuk
pengembangkan disiplin-disiplin ilmu dalam kajian Islam dan untuk memperke9il N atau
bahkan menghilangkan N dikotomi antara ilmu agama dan ilmu sekular. Famun yang perlu
dipikirkan adalah apa) mengapa dan bagaimana dua disiplin ilmu tertentu dapat dan
seyogyanya dihubungkan) diselaraskan dan diintregasikan.
enelitian ini dimaksudkan untuk memaparkan lebih lanjut rasionalitas pentingnya
interkonneksi dan integrasi antara teori-teori hermeneutika yang berkembang di Aarat dan
kha'anah keilmuan Islam) khususnya teori dan metode klasik dalam penafsiran *l8uran.
Aahasan-bahasan yang akan dijadikan pokok-pokok masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
;
Lihat &>?isha &*bd al-7a@m,n -Aint al-Sh,Bi?4) al-Tafsr al-*ayn li-l-+ur,n al-&arm -:airo:
D,r al-%a&,rif) 3$$=4.
<
Lihat %u@ammad *@mad :halaf *ll,h) al--ann al-+a.a. f l-+ur,n al-&arm -:airo: %aktabat
al-*nglo al-%iOriyya) 3$;!4.
0
Lihat 5a'lur 7ahman) /slam and Modernity -Chi9ago: UniGersity of Chi9ago) 3$1/4. emaparan dan
diskusi tentang pemikian 7ahman bias didapati misalnya di karya-karya berikut ini: *bdullah Saeed) 5a'lur
7ahman: a frame.ork for interpreting the ethi9o-legal 9ontent of the Kur?,n) dalam Soha Taji-5arouki
-ed.4) Modern Muslim /ntellectuals and the +ur,n -London: MPford UniGersity ress) /==24) hlm. !0-<;Q
Sahiron Syamsuddin) Muammad 0ar1rs &oranhermeneutik und die 2ebatte um sie bei muslimischen
"utoren -dalam proses penerbitan4) hlm. 2<-20.
1
Di antara pengkritik adalah 5eliP :Rrner dalam karyanya $e(isionist &oran ermeneutics in
3ontem4orary Turkish 5ni(ersity Theology -ISr'burg: Drgon) /==24) hlm. 331-3/3.
$
(udian Iahyudi) Ma6ashid 7yari,ah dalam %ergumulan %olitik# *erfilsafat ukum /slam dari
ar(ard ke 7unan &ali'aga -(ogyakarta: Fa.esea) /==<-/==04) hlm. $=.
/
3. *pa yang dimaksud dengan istilah hermeneutika dan bagaimana perkembangan
pemikiran hermeneutikT Ha.aban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menyakup
definisi dari istilah tersebut dan memaparkan ruang lingkupnya) serta perkembangan
pemikiran para ahli tentang hermeneutik.
/. Aagaimana teori-teori hermeneutika yang dikemukakan oleh "ans Eeorg EadamerT
%engapa teori-teorinya (isible untuk diaplikasikan dalam penafsiran *l8uranT Di
sini akan disajikan pokok-pokok pemikiran Eadamer dan beberapa alasan mengapa
teori-teori pokoknya sangat mungkin) dan bahkan berguna) untuk diaplikasikan
dalam rangka mengembangkan metode pemba9aan teks *l8uran di masa
kontemporer.
!. Aagaimana mengembangkan metode pemba9aan *l8uran pada masa kontemporerT
Ha.aban atas pokok masalah terakhir berkisar pada penjabaran tentang proyek
pengembangan metode tafsir *l8uran pada masa kini dengan 9ara menggabungkan
teori-teori yang ada pada ilmu tafsir dan teori-teori hermeneutik) khususnya
pemikiran Eadamer.
okok-pokok masalah tersebut akan dibahas dalam makalah singkat ini se9ara
deskriptif) analitis) interpretatif dan komparatif-sintesis. Sisi deskriptif makalah ini terletak
pada pemaparannya terhadap obyek bahasan yang dilakukan seakurat mungkin untuk
menghindari kesalahpahaman terhadapnya. enelitian ini juga bersifat analitik) dalam arti
bah.a data-data yang didapatkan) baik dalam bidang hermeneutika maupun dalam bidang
ilmu tafsir konGensional) akan dianalisis se9ukupnya. Interpretasi digunakan untuk
memberikan penjelasan terhadap pemikiran ahli hermeneutika) yang dalam hal ini "ans
Eeorg Eadamer) sesuai dengan tarap pemahaman sang peneliti. :omparasi-sintesis dilakukan
untuk membandingkan ide-ide hermeneutik dan pandangan-pandangan interpretatif ilmu tafsir
yang pada akhirnya dimaksudkan untuk menjelaskan poin-poin mana dari pokok-pokok
pikiran hermeneutika yang dapat diadopsi ke dalam metode penafsiran *l8uran untuk saat ini.

II" #efinisi Hermeneutika$ Se%arah Perkembangannya dan &uanglingkup
Pembahasannya
Se9ara etimologis kata hermeneutika diambil dari bahasa (unani) yakni hermeneuein8
yang berarti menjelaskan -erkl9ren8 e:4lain4. :ata tersebut kemudian diserap ke dalam
bahasa Herman ermeneutik dan bahasa Inggris hermeneutics. Sebagai sebuah istilah kata
tersebut didefinisikan sebagai ajaran tentang proses pemahaman interpretatif) juga tentang
pemberian arti atau penafsiran -die ;ehre (om inter4retati(en <erstehen8 auch (om 2euten
!
oder "uslegen4.
3=
5riedri9h S9hleierma9her mengartikan istilah tersebut dengan seni
memahami se9ara benar bahasa orang lain) khususnya bahasa tulis -the art of understanding
rightly another man,s language8 4articularly his !ritten language4.
33
%eskipun para ahli
memberikan definisi yang agak berbeda) namun mereka sepakat bah.a hermeneutika
digunakan untuk memahami ungkapan-ungkapan yang N karena berbagai ma9am faktor N sulit
dipahami. "ermeneutika yang mun9ul bersamaan dengan ide dan aliran "umanisme pada
a.al abad ke-3< %. digunakan untuk membantu memahami teks-teks sulit dari Aibel. ara
teolog :risten saat itu berupaya membuat aturan-aturan metodis tertentu yang dapat
membantu menemukan apa yang diyakini mereka sebagai kebenaran Aibel dan menentukan
satu penafsiran yang benar dari sekian ma9am penafsiran yang mungkin dilakukan.
emahaman sema9am ini merupakan reaksi terhadap pandangan para teolog :risten abad
pertengahan yang mengatakan bah.a Aibel memiliki empat ma9am arti#makna -(ierfacher
7inn4)
3/
yakni: literal) moral) allegoris dan anagogis#eskatologis.
3!

Sejak diterbitkannya tulisan-tulisan S9hleierma9her pada abad 3$ %. hermeneutika
berkembang menjadi displin pokok filsafat. %elalui S9hleierma9her hermeneutika mengalami
perubahan yang signifikan dan tidak lagi memandang teks-teks yang ditafsirkan sebagai
=ahrheits(ermittler -perantara#penyampai kebenaran4) melainkan sebagai ungkapan
keji.aan) ungkapan hidup dan e4oche historis seorang penulis. *tas dasar ini memahami
sebuah teks berarti mengalami kembali -!iedererleben4 dan memasuki -einleben4
kesadaran) kehidupan dan e4oche sejarah) di mana teks tersebut berasal. Hadi) seorang
penafsir) menurutnya) harus menyelam -sich hinein(erset)en4 ke dalam pikiran seorang
penyusun teks yang ditafsirkan untuk menangkap makna teks yng ditulisnya.
32
"ermeneutika
sema9am ini merupakan satu prinsip dalam aliran "istorisisme.
3;
emikiran ini
mempengaruhi pemikir-pemikir lain seperti Dmilio Aetti) seorang ahli hermeneutika
berkebangsaan Itali. Mbyek penelitian hermeneutik di tangan S9hleierma9her dan para
pengikutnya terbatas pada men9ari jalan untuk memahami se9ara benar teks kebahasaan)
terutama teks yang tertulis.
3=
http:##de..ikipedia.org#.iki#"ermeneutik) diba9a pada tanggal 3< Mktober /==<.
33
Hean Erondin) /ntroduction to %hiloso4hical ermeneutics -Fe. "aGen: (ale UniGersity ress) 3$$34)
hlm. 3=2.
3/
http:##de..ikipedia.org#.iki#"ermeneutik.
3!
Untuk informasi lebih lanjut tentang empat makna tersebut) lihat misalnya Drd.ard Synan) The 5our
&Senses? and 5our DPegetes) dalam H. D. %9*uliffe) A. D. Ialfish) dan H. I. Eoering) =ith $e(erence for
the =ord# Medie(al 7cri4tural >:egesis in Judaism8 3hristianity8 and /slam -MPford: MPford UniGersity
ress) /==!4) hlm. //;-/!<.
32
http:##de. Iikipedia.org#.iki#"ermeneutik.
3;
Erondin) /ntroduction to %hiloso4hical ermeneutics8 hlm. 0<.
2
erkembangan berikutnya ditandai oleh pemikiran Iilhelm Dilthey yang membedakan
antara ilmu alam # ilmu eksakta -?atur!issenschaft4 dan ilmu sosial dan humaniora # ilmu
non-ekaskta -Geistes!issenschaft4. Ilmu alam menjelaskan -erkl9ren4 sesuatu dan bertanya
tentang penyebab-penyebab terjadinya sesuatu se9ara fisik) sementara ilmu sosial dan
humaniora men9oba men9ari tahu dan memahami -(erstehen4 sesuatu yang bersifat psikis)
non-fisik. Satu 9ontoh sederhana) ?atur!issenschaft berusaha men9ari tahu penyebab medis
kematian seseorang) sementara Geistes!issenschaft membi9arakan apa dan hakikat kematian
itu. Di sini hermeneutika tidak lagi terbatas pada pemahaman teks kebahasaan) melainkan
seluruh obyek penelitian ilmu-ilmu non-eksakta. Dilthey bersemangat untuk mengkonstruksi
sebuah metode uniGersal bagi ilmu-ilmu non-eksakta yang didasarkan pada kondisi keji.aan.
Selain dua pemikir hermeneutika yang disebutkan di atas masih banyak lagi pemikir-
pemikir lain yang tidak bisa disebutkan di dalam penelitian terbatas ini. Untuk mendapatkan
informasi tentang pemikiran-pemikiran hermeneutika mereka) kita bisa merujuk) misalnya)
pada buku yang berjudul ?e! ori)ons in ermeneutics karya *nthony C. Thiselton.
3<
Dalam buku ini dia memaparkan keberagaman aliran-aliran hermeneutika se9ara
komprehensif. Di antara sekian aliran hermeneutika yang sangat berpengaruh sejak separoh
kedua abad /= %. adalah pemikiran hermeneutika "ans Eeorg Eadamer -3$==-/==/4 yang
akan dibahas dalam penelitian ini dalam rangka men9ari signifikansinya dalam
pengembangan metode penafsiran *l8uran.
III" Hermeneutika Hans Georg Gadamer dan 'isibilitasnya untuk diintegrasikan ke
dalam Ilmu Tafsir
A" Teori(teori Pokok Hermeneutika Gadamer
:arya Eadamer =ahrheit und Methode -:ebenaran dan %etode4 memuat pokok-pokok
pikirannya tentang hermeneutika filosofis yang tidak hanya berkaitan dengan teks) melainkan
seluruh obyek ilmu sosial dan humaniora. %eskipun demikian) bahasa dalam sebuah teks
tertentu masih mendapat porsi perhatian Eadamer yang 9ukup tinggi dan merupakan obyek
utama hermeneutikanya. :aintanya dengan hal ini) Eadamer mengatakan: "lles 7chriftliche
ist in der Tat in be(or)ugter =eise Gegenstand der ermeneutik@ -Semua yang tertulis pada
kenyataannya lebih diutamakan sebagai obyek hermeneutika4.
30
Eadamer dalam karyanya
memang tidak memberikan penjelasan) baik se9ara ePplisit maupun implisit) tentang metode
penafsiran tertentu terhadap teks. "al itu dikarenakan bah.a dia tidak mau terjebak pada ide
uniGersalisme metode hermeneutika untuk semua bidang ilmu sosial dan humaniora)
3<
-Erand 7apids) %i9higan: UonderGan ublishing "ouse) 3$$/4.
30
"ans Eeorg Eadamer) =ahrheit und Methode# Grund)Age einer 4hiloso4hischen ermeneutik
-TSbingen: H. C. A. %ohr) 3$$= V9etakan 3 tahun 3$<=W4) hlm. !$1.
;
sebagaimana yang pernah digagas oleh Dilthey. *lasan lain ialah bah.a filsafat hanya
berbi9ara tentang ide-ide umum) mendasar dan prinsipil tentang suatu obyek pembahasan)
sehingga dia menyerahkan sepenuhnya pembi9aaran mengenai metode tertentu kepada setiap
ahli bidang ilmu tertentu. %eskipun demikian) teori-teori hermeneutika Eadamer dapat
digunakan untuk memperkuat metode pemahaman dan penafsiran suatu obyek tertentu)
termasuk di dalamnya teks tertulis.
Teori-teori pokok hermeneutika Eadamer kiranya bisa diringkas ke dalam beberapa
bentuk teori yang terkait satu dengan yang lainnya:
!" Teori )esadaran eterpengaruhan oleh Se%arah* +wirkungsgeschichtliches
Bewusstsein; historically effected consciousness,
Eadamer mendefinisikan teori ini sebagai berikut:
Iirkungsges9hi9htli9hes Ae.usstsein ist 'unX9hst Ae.usstsein der
hermeneutis9hen Situation. Die Ee.innung des Ae.usstseins einer Situation ist
aber in jedem 5alle eine *ufgabe Gon einer S9h.ierigkeit. -Y4 Die Situation stellt
einen Standort dar) der die Si9htmRgli9hkeit bes9hrXnkt) in 5orm eines "ori'ontes.
31
-=irkungsgeschichtliches *e!usstsein adalah pertama kesadaran terhadap situasi
hermeneutik. Famun) mendapatkan kesadaran terhadap sebuah situasi
bagaimanapun merupakan tugas yang sulit. ... Situasi tersebut merupakan posisi
yang membatasi kemampuan melihat sesuatuQ situasi ini berbentuk horison Vatau:
9akra.ala pemahamanW.4
%enurut teori ini)
3$
pemahaman seorang penafsir ternyata dipengaruhi oleh situasi
hermeneutik tertentu yang melingkupinya) baik itu berupa tradisi) kultur meaupun
pengalaman hidup. :arena itu) pada saat menafsirkan sebuah teks seorang penafsir harus atau
seyogyanya sadar bah.a dia berada pada posisi tertentu yang bisa sangat me.arnai
pemahamannya terhadap sebuah teks yang sedang ditafsirkan. Lebih lanjut Eadamer
mengatakan: Seseorang VharusW belajar memahami dan mengenali bah.a dalam setiap
pemahaman) baik dia sadar atau tidak) pengaruh dari =irkungsgeschichte -affecti(e historyQ
sejarah yang mempengaruhi seseorang4 sangat mengambil peran.
/=
%engatasi problem
keterpengaruhan ini memang tidaklah mudah) sebagaimana diakui oleh Eadamer. esan dari
teori ini adalah bah.a seorang penafsir harus mampu mengatasi subyektifitasnya ketika dia
menafsirkan sebuah teks.
31
Eadamer) =ahrheit und Methode8 hlm. !=0.
3$
Aandingkan penjelasan teori ini dengan penjelasan Erondin) /ntroduction to %hiloso4hical
ermeneutics8 hlm. 33!-33;.
/=
Eadamer) =ahrheit und Methode8 hlm. !=<.
<
-" Teori )Prapemahaman* +Vorverstndnis; pre-understanding,
:eterpengaruhan oleh situasi hermeneutik atau =irkungsgeschichte tertentu membentuk
pada diri seorang penafsir apa yang disebut Eadamer dengan istilah <or(erst9ndnis atau
prapemahaman terhadap teks yang ditafsirkan. rapemahaman yang merupakan posisi a.al
penafsir memang pasti dan harus ada ketika ia memba9a teks. Eadamer mengukakan:
Immer ist im Zerstehen ein ZorGerstXndnis im Spiel) das seinerseits dur9h die
bestimmende Tradition) in der der Interpret steht) und dur9h die in ihr geformte
Zorurteile geprXgt ist.
/3

-Dalam proses pemahaman prapemahaman selalu memainkan peranQ
prapemahaman ini di.arnai oleh tradisi yang berpengaruh) dimana seorang penafsir
berada) dan juga di.arnai oleh prejudis-prejudis V<orurteileB 4erkiraan a!alW yang
terbentuk di dalam tradisi tersebut4
:eharusan adanya prapemahaman tersebut) menurut teori ini) dimaksudkan agar seorang
penafsir mampu mendialogkannya dengan isi teks yang ditafsirkan. Tanpa prapemahaman
seseorang tidak akan berhasil memahami teks se9ara baik. :aitannya dengan hal ini) .ajarlah
bah.a MliGer 7. S9hol' dalam bukunya <erstehen und $ationalit9t berpendapat bah.a
prapemahaman yang disebutnya dengan istilah %r9sumtion -asumsi atau dugaan a.al4
merupakan sarana yang tak terelakkan bagi pemahaman yang benar -unentbehrliche Mittel
fAr das richtige <erstehen4.
//
%eskipun demikian) prapemahaman) menurut Eadamer) harus
terbuka untuk dikritisi) direhabilitasi dan dikoreksi oleh penafsir itu sendiri ketika dia sadar
atau mengetahui bah.a prapemahamannya itu tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
teks yang ditafsirkan. "al ini sudah barang tentu dimaksudkan untuk menghindari
kesalahpahaman terhadap pesan teks. "asil dari rehabilitasi atau koreksi terhadap
prapemahaman ini disebutnya dengan istilah <ollkommenheit des <or(erst9ndnisses
-kesempurnaan prapemahaman4.
." Teori )Penggabungan/Asimilasi Horison* +Horizontverschmelzung; fusion of
horizons, dan Teori )0ingkaran Hermeneutik* +hermeneutischer Zirkel;
hermeneutical circle,
Di atas telah disebutkan bah.a dalam menafsirkan teks seseorang harus selalu berusaha
merehabilitasi prapemahamannya. "al ini berkaitan erat dengan teori penggabungan atau
asimilasi horison) dalam arti bah.a dalam proses penafsiran seseorang harus sadar bah.a
ada dua horison) yakni -34 9akra.ala VpengetahuanW atau horison di dalam teks) dan -/4
/3
Eadamer) 2as %roblem des historischen *e!usstseins8 hlm. ;.
//
MliGer 7. S9hol') <erstehen und $ationalit9t -5rankfurt am %ain: Zittorio :lostermann) 3$$$4) hlm.
3<;.
0
9akra.ala VpemahamanW atau horison pemba9a. :edua horison ini selalu hadir dalam proses
pemahaman dan penafsiran. Seorang pemba9a teks memulainya dengan 9akra.ala
hermeneutiknya) namun dia juga memperhatikan bah.a teks juga mempunyai horisonnya
sendiri yang mungkin berbeda dengan horison yang dimiliki pemba9a. Dua bentuk horison
ini) menurut Eadamer) harus dikomunikasikan) sehingga ketegangan antara keduanya dapat
diatasi -the tension bet!een the hori)ons of the te:t and the reader is dissol(ed4.
/!
Mleh
karena itu) ketika seseorang memba9a teks yang mun9ul pada masa lalu -Cberlieferung4)
maka dia harus memperhatikan horison historis) di mana teks tersebut mun9ul: diungkapkan
atau ditulis. Eadamer menegaskan:
Dine [berlieferung Gerstehen) Gerlangt also ge.iss historis9hen "ori'ont. *ber es
kann si9h ni9ht darum handeln) dass man diesen "ori'ont ge.innt) indem man si9h
in eine historis9he Situation Gerset't. %ann muss Gielmehr immer s9hon "ori'ont
haben) um si9h dergestalt in eine Situation Gerset'en 'u kRnnen.
/2
-%emahami sebuah teks masa lalu sudah barang tentu menuntut Vuntuk
memperhatikanW horison historis. Famun) hal ini tidak berarti bah.a seseorang
dapat mengetahui horison ini dengan 9ara menyelam ke dalam situasi historis.
Lebih dari itu) orang harus terlebih dahulu sudah memiliki horison VsendiriW untuk
dapat menyelam ke dalam situasi historis4
Seorang pemba9a teks harus memiliki keterbukaan untuk mengakui adanya horison lain)
yakni horison teks yang mungkin berbeda atau bahkan bertentangan dengan horison pemba9a.
Eadamer menegaskan: Saya harus membiarkan teks masa lalu berlaku Vmemberi informasi
tentang sesuatuW. "al ini tidak semata-mata berarti sebuah pengakuan terhadap &keberbedaan?
-"ndersheit4 masa lalu) tetapi juga bah.a teks masa lalu mempunyai sesuatu yang harus
dikatakan kepadaku.
/;
Hadi) memahami sebuah teks berarti membiarkan teks yang dimaksud
berbi9ara.
/<
Interaksi antara dua horison tersebut dinamakan lingkaran hermeneutik
-hermeneutischer Dirkel4. "orison pemba9a) menurut Eadamer) hanya berperan sebagai titik
berpijak -7tand4unkt4 seseorang dalam memahami teks. Titik pijak pemba9a ini hanya
merupakan sebuah &pendapat? atau &kemungkinan? bah.a teks berbi9ara tentang sesuatu. Titik
pijak ini tidak boleh dibiarkan memaksa pemba9a agar teks harus berbi9ara sesuai dengan titik
pijaknya. Sebaliknya) titik pijak ini justru harus bisa membantu memahami apa yang
sebenarnya dimaksud oleh teks.
/0
Di sinilah terjadi pertemuan antara subyektifitas pemba9a
dan obyektiGitas teks) di mana makna obyektif teks lebih diutamakan.
/!
Eadamer) TePt and Interpretation) dalam A. 7. Ia9hterhauser -ed.4) ermeneutics and Modern
%hiloso4hy -Fe. (ork: *lbany State UniGersity of Fe. (ork ress) 3$1<4) hlm. !$<.
/2
Eadamer) =ahrheit und Methode8 hlm. !3=.
/;
Eadamer) =ahrheit und Methode8 hlm. !<0.
/<
Eadamer) TePt and Interpretation) hlm. !$<.
/0
Eadamer) =ahrheit und Methode8 hlm. !$/.
1
1" Teori )Penerapan/Aplikasi* +Anwendung; application,
Di atas telah dipaparkan bah.a makna obyektif teks harus mendapat perhatian dalam
proses pemahaman dan penafsiran. :etika makna obyektif telah dipahami) kemudian apa
yang harus dilakukan oleh pemba9a#penafsir teks yang mengandung pesan-pesan yang harus
atau seyogyanya dipraktikkan ke dalam kehidupan sehari-hari) misalnya kitab su9i. Sementara
itu) di sisi lain rentang .aktu antara mun9ulnya teks tersebut dan masa) ketika seorang
penafsir hidup) yang tentunya kondisi sosial) politik) ekonomi dll. juga telah jauh berbeda
dengan kondisi pada masa mun9ulnya teks. %enurut Eadamer) ketika seseorang memba9a
kitab su9i) maka selain proses memahami dan menafsirkan ada satu hal lagi yang dituntut)
yang disebutnya dengan istilah penerapan -"n!endung4 pesan-pesan atau ajaran-ajaran
pada masa ketika teks kitab su9i itu ditafsirkan.
/1
ertanyaannya sekarang: AagaimanaT
*pakah makna obyektif teks terus dipertahankan dan diaplikasikan pada masa ketika seorang
penafsir hidupT Ha.aban atas pertanyaan tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
The task of interpretation al.ays poses itself .hen the meaning 9ontent of the
printed .ork is disputable and it is the matter of attaining the 9orre9t understanding
of the &information?. "o.eGer) this &information? is not .hat the speaker or .riter
originally said) but .hat he .anted to say indeed eGen more: .hat he .ould haGe
.anted to say to me if I haGe been his original interlo9utor. It is something of a
9ommand for interpretation that the tePt must be follo.ed) a99ording to its
meaningful sense -7innesgem9E4 -and not literally4. *99ordingly .e must say the
tePt is not a giGen obje9t) but a phase in the ePe9ution of the 9ommuni9atiGe eGent.
/$
ada kutipan di atas Eadamer berpendapat bah.a pesan yang harus diaplikasikan pada masa
penafsiran bukan makna literal teks) tetapi meaningful sense -makna yang berarti4 atau
pesan yang lebih berarti daripada sekedar makna literal.

2" Argumentasi 'isibilitas Hermeneutika Gadamer untuk diintegrasikan ke dalam
Ilmu Tafsir
Setelah kita memaparkan pokok-pokok pemikiran hermeneutik Eadamer) kita lalu
bertanya-tanya apakah pemikirannya tersebut (isible untuk diintegrasikan ke dalam ilmu tafsir
yang selama ini telah berkembang di kalangan ulama dan sarjana %uslim. enulis berasumsi
bah.a ide-ide hermeneutik dapat diaplikasikan ke dalam ilmu tafsir) bahkan dapat
memperkuat metode penafsiran *l8uran. *sumsi ini didasarkan atas beberapa argumentasi
sebagai berikut:
/1
Eadamer) =ahrheit und Methode8 hlm. !3!.
/$
Eadamer) TePt and Interpretation) hlm. !$!-!$2.
$
3. Se9ara terminologi) hermeneutika -dalam arti ilmu tentang seni menafsirkan4 dan
ilmu tafsir pada dasarnya tidaklah berbeda. :eduanya mengajarkan kepada kita
bagaimana kita memahami dan menafsirkan teks se9ara benar dan 9ermat.
/. (ang membedakan antara keduanya) selain sejarah kemun9ulannya) adalah
ruanglingkup dan obyek pembahasannya: hermeneutika) sebagaimana yang
diungkapkan di atas) men9akup seluruh obyek penelitian dalam ilmu sosial dan
humaniora -termasuk di dalamnya bahasa atau teks4) sementara ilmu tafsir hanya
berkaitan dengan teks. Teks sebagai obyek inilah yang mempersatukan antara
hermeneutika dan ilmu tafsir.
!. %emang benar bah.a obyek utama ilmu tafsir adalah teks *l8uran) sementara
obyek utama hermeneutika pada a.alnya adalah teks Aibel) di mana proses
pe.ahyuan kedua kitab su9i ini berbeda. Dalam hal ini) mungkin orang
mempertanyakan dan meragukan ketepatan penerapan hermeneutika dalam
penafsiran *l8uran dan begitu pula sebaliknya. :eraguan ini bisa diatasi dengan
argumentasi bah.a meskipun *l8uran diyakini oleh sebagian besar umat Islam
sebagai .ahyu *llah se9ara (erbatim8 sementara Aibel diyakini umat :ristiani
sebagai .ahyu Tuhan dalam bentuk inspirasi) namun bahasa yang digunakan untuk
mengkomunikasikan pesan ilahi kepada manusia adalah bahasa manusia yang bisa
diteliti baik melalui hermeneutika maupun ilmu tafsir.
2. Setelah menelaah teori-teori hermeneutika Eadamer) peneliti berkeyakinan bah.a
teori-teori tersebut dapat memperkuat konsep-konsep metodis yang selama ini telah
ada dalam ilmu tafsir. oin ini akan lebih dijabarkan pada bab berikut ini.
I'" Hermeneutika Gadamer dan Proyek Pengembangan Metode Pembacaan Alquran
di Masa ontemporer
Di atas telah dipaparkan beberapa kata kun9i dari hermeneutika Eadamer. :ata-kata
kun9i tersebut dapat diaplikasikan dalam rangka pengembangan metode pemba9aan *l8uran
di masa kini. :etika kita berbi9ara tentang metode pemba9aan *l8uran pada masa kini) maka
pertanyaan yang mun9ul adalah: Aagaimana seharusnya sarjana-sarjana %uslim menafsirkan
*l8uran) sehingga pesan-pesan ilahi dapat ditangkap se9ara baik dan benarT :ita semua tahu
bah.a *l8uran diturunkan sekitar 32 abad yang lalu) di mana situasi sosial pada saat itu
sangat berbeda dengan situasi ssosial saat ini. "aruskah kita memahami dan menafsirkan
ayat-ayat *l8uran se9ara literal dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai
3=
dengan pemahaman literal tersebutT Dalam hal ini) ada tiga pendapat di kalangan sarjana-
sarjana %uslim:
!=
!" Pandangan quasi(obyekti3is tradisionalis
(ang dimaksud dengan pandangan 8uasi-obyektiGis tradisionalis adalah suatu
pandangan bah.a ajaran-ajaran *l8uran harus dipahami) ditafsirkan dan diaplikasikan
pada masa kini) sebagaimana ia dipahami) ditafsirkan dan diaplikasikan pada situasi) di
mana *l8uran diturunkan kepada Fabi %uhammad dan disampaikan kepada generasi
%uslim a.al. Umat Islam yang mengikuti pandangan ini) seperti Ikh.anul %uslimin di
%esir dan kaum salafi di beberapa negara Islam) berusaha menafsirkan *l8uran dengan
bantuan berbagai perangkat metodis ilmu tafsir klasik) seperti ilmu asbab al-nu'ul) ilmu
munasabat al-ayat) ilmu tentang ayat-ayat muhkam dan mutashabih dll. dengan tujuan
dapat menguak kembali makna obyektif atau makna asal -ob'ecti(e meaningForiginal
meaning4 ayat tertentu. Seluruh yang tertera se9ara literal dalam *l8uran) menurut
mereka) harus diaplikasikan juga di masa kini dan masa yang akan datang. %otto yang
mereka yakini adalah al-6ur,n .li li-kulli )amn !a-makn. %eskipun dalam
banyak kesempatan mereka menjelaskan misalnya alasan penetapan hukum tertentu
dalam *l8uran) namun hal tersebut hanya dimaksudkan untuk menjelaskan rasionalitas
penetapan hukum *l8uran. Aagi mereka pesan utamanya adalah tetap ungkapan
literalnya.
-" Pandangan quasi(obyekti3is modernis
andangan 8uasi-obyektiGis modernis memiliki kesamaan dengan pandangan 8uasi-
obyektiGis tradisionalis dalam hal bah.a mufassir di masa kini tetap berke.ajiban untuk
menggali makna asal dengan menggunakan) di samping perangkat metodis ilmu tafsir)
juga perangkat-perangkat metodis lain) seperti informasi tentang konteks sejarah makro
dunia *rab saat penurunan .ahyu) teori-teori ilmu bahasa dan sastra modern dan
hermeneutika. "anya saja) aliran 8uasi-obyektiGis modernis yang di antaranya dianut
oleh 5a'lurrahman dengan konsepnya double mo(ement)
!3
%u@ammad al-\,lib6
dengan konsepnya al-tafsr al-ma6.id
32
dan FaOr ],mid *b+ Uayd dengan
konsepnya al-tafsr at-trikh al-siy68
33
memandang makna asal -bersifat historis4
hanya sebagai pijakan a.al bagi pemba9aan *l8uran di masa kiniQ makna asal literal
tidak lagi dipandang sebagai pesan utama *l8uran. Aagi mereka) sajana-sarjana %uslim
!=
Lihat pembahasan terperin9i tentang ketiga pendapat tersebut di dalam disertasi penulis yang berjudul
%u@ammad ^a@r+rs :oranhermeneutik und die Debatte um sie bei muslimis9hen *utoren) hlm. 2=-<<.
!3
Lihat 7ahman) /slam and Modernity8 hlm. ;-0.
!/
Lihat aB-\,lib6) G/yl "llh -Tunis: Sar,s li-l-Fashr) 3$$/4) hlm. 32/-322.
!!
Lihat *b+ Uayd) al-?a.8 al-7ulHa8 al-Ia66a -Aeirut: al-%arka' al-Tha8,f6 al-&*rab6) 3$$;4) hlm.
33<.
33
saat ini harus juga berusaha memahami makna di balik pesan literal$ yang disebut oleh
7ahman dengan ratio legis8 dinamakan oleh al-\_lib6 dengan ma6.id -tujuan-tujuan
ayat4 atau disebut oleh *b+ Uayd dengan magh) -signifikansi ayat4. %akna di balik
pesan literal inilah yang harus diimplementasikan pada masa kini dan akan datang.
." Pandangan subyekti3is
Aerbeda dengan pandangan-pandangan tersebut di atas) aliran subyektiGis menegaskan
bah.a setiap penafsiran sepenuhnya merupakan subyektiGitas penafsir) dan karena itu
kebenaran interpretatif bersifat relatif. *tas dasar ini) setiap generasi mempunyai hak
untuk menafsirkan *l8uran sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengalaman pada
saat *l8uran ditafsirkan. andangan seperti ini antara lain dianut oleh %u@ammad
Sha@r+r. Dia tidak lagi tertarik untuk menelaah makna asal dari sebuah ayat atau
kumpulan ayat-ayat. %ufassir modern) menurutnya) seharusnya menafsirkan *l8uran
sesuai dengan perkembangan ilmu modern) baik itu ilmu eksakta maupun non-eksakta.
Sha@r+r menegaskan bah.a kebenaran interpretatif terletak pada kesesuaian sebuah
penafsiran dengan kebutuahan dan situasi serta perkembangan ilmu pada saat *l8uran
ditafsirkan. Dalam hal ini dia berpegang pada adagium: thabt al-na.. !a-arakat al-
muta! -teks *l8uran tetap) tetapi kandungannya terus bergerak atau berkembang4.
Dari tiga pandangan tadi) pandangan 8uasi-obyektiGis modernis lebih dapat diterima
dalam rangka memproyeksikan pengembangan motode pemba9aan *l8uran pada masa kini.
:elemahan pandangan tradisionalis terletak pada keterkungkungannya pada makna asal yang
literal dan mengenyampingkan pesan dibalik makna literal sebuah ayat atau kumpulan ayat.
adahal ada beberapa ayat *l8uran yang makna asal-literalnya hanya diberlakukan pada
ruang .aktu tertentu) seperti legalisasi perbudakan. Sementara itu) pandangan subyektiGis
9enderung menafsirkan *l8uran sesuai dengan kemauan pemba9a) padahal tugas pertama
seorang mufassir adalah membiarkan teks yang ditafsirkan itu berbi9ara dan menyampaikan
pesan tertentu) dan bukan sebaliknya. *kseptabilitas pandangan 8uasi-obyektiGis modernis
terletak pada apa yang bisa disebut dengan keseimbangan hermeneutik) dalam arti bah.a ia
memberi perhatian yang sama terhadap makna asal literal dan pesan utama -signifikansi4 di
balik makna literal.
!2
Sekarang) apa hubungannya dengan teori-teori hermeneutika EadamerT
"ermeneutika Eadamer dapat diasimilasikan ke dalam kajian tafsir untuk memperkuat
argumentasi metodis aliran 8uasi-obyektifis modernis tersebut. %isalnya) untuk mendukung
ide pentingnya menangkap makna asal) sebagai tugas a.al seorang penafsir) kita dapat
menggunakan teori 9akra.ala teks yang mengatakan bah.a teks memiliki 9akra.ala
!2
Lihat keterangan terperin9i tentang makna asal dan signifikansi di disertasi penulis. Di sini penulis
membagi signifikansi ke dalam dua ma9am: -34 signifi9ansi fenomenal dan -/4 signifikansi ideal.
3/
historis saat teks itu diturunkan atau dibuat. *gar kita tidak salah paham terhadap makna asal
teks) maka kita harus selalu sadar dengan teori kesadaran akan keterpengaruhan mufassir
oleh sejarah. Demikian pula halnya dengan upaya memahami pesan utama di balik makna
literal. Dalam hal ini kita bisa menggunakan) di samping teori asimilasi 9akra.ala teks dan
9akra.ala pemba9a) juga teori aplikasi.
'" Penutup
Dari pemaparan dan analisa singkat di atas) dapatlah kami simpulkan bah.a integrasi
hermeneutika ke dalam ilmu tafsir adalah sangat mungkin dilakukan. Di atas telah dibuktikan
bah.a hermeneutika Eadamer (isible untuk dipakai memperkut aspek metodis penafsiran
*l8uran. Sudah barang tentu kami tidak bisa mengatakan bah.a seluruh aliran dalam
hermeneutika bisa diterapkan dalam penafsiran *l8uran. :ita seyogyanya hanya menerapkan
hermeneutika yang sesuai dengan the nature of the +ur,an.
3!

You might also like