You are on page 1of 4

Manajemen Resiko TI

Ethics and
Risk
Management

I Gede Krishna Wacana 5211100141
Bank BCA jadi sasaran carding

Dunia perbankan melalui Internet (ebanking) Indonesia, dikejutkan oleh ulah seseorang bernama Steven
Haryanto, seorang hacker dan jurnalis pada majalah Master Web. Lelaki asal Bandung ini dengan sengaja
membuat situs asli tapi palsu layanan Internet banking Bank Central Asia, (BCA). Steven membeli
domain-domain dengan nama mirip www.klikbca.com (situs asli Internet banking BCA), yaitu domain
wwwklik-bca.com, kilkbca.com, clikbca.com, klickca.com. dan klikbac.com. Isi situs-situs plesetan inipun
nyaris sama, kecuali tidak adanya security untuk bertransaksi dan adanya formulir akses (login form)
palsu. Jika nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli maka nasabah tersebut masuk perangkap situs
plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga identitas pengguna (user id) dan nomor identitas personal
(PIN) dapat di ketahuinya. Diperkirakan, 130 nasabah BCA tercuri datanya. Menurut pengakuan Steven
pada situs bagi para webmaster di Indonesia, www.webmaster.or.id, tujuan membuat situs plesetan
adalah agar publik menjadi lebih berhati hati dan tidak ceroboh saat melakukan pengetikan alamat
situs (typo site), bukan untuk mengeruk keuntungan.

Perilaku tidak etis yang menyebabkan terjadinya resiko IT
Menyalah gunakan skill yang dimiliki atas kesadaran sendiri sehingga dapat merugikan orang
lain
Menggunakan cara yang salah untuk mencapai suatu tujuan sehingga banyak pihak yang
dirugikan
Pelaku tidak memiliki kesadaran karena seharusnya dia tahu tindakannya melanggar hukum
Pelaku melihat informasi penting yang dimiliki orang lain yang seharusnya menjadi informasi
yang privasi
Kesimpulan
Penyimpangan etika akan terjadi ketika adanya sebuah kesempatan yang dimiliki baik itu berupa skill
ataupun aspek lainnya sehingga apapun tujuan yang ingin dicapai akan dilakukan dengan cara yang salah
yang dapat merugikan banyak pihak.

Hacker Indonesia Serang Situs Intelijen Australia, Kasus Penyadapan
Diserahkan Kemenlu
Berbeda dengan serangan hari Jumat (08/11/2013) yang menargetkan laman daring Australian Security
Intelligence Organization (ASIO), hari Sabtu (09/11/2013) Kelompok peretas (hacker) Anonymous
Indonesia kembali melancarkan serangan terhadap situs Australia. Namun kali ini sasarannya badan
intelijen. Mereka menyasar situs Australia Secret Intelligence Service (ASIS).Seperti diketahui, ASIO
merupakan badan yang berfungsi memantau dan mengumpulkan data-data intelijen di dalam Negeri
Kanguru. Adapun ASIS melakukan fungsi serupa di mancanegara.Akibat serangan kelompok peretas
Indonesia, laman ASIS dilaporkan lumpuh selama dua hingga tiga menit. Jenis serangan itu disebut
dengan istilah distributed denial-of-service(DDOS), demikian dikutip ABC dan The Sydney Morning Herald.
Perilaku tidak etis yang menyebabkan terjadinya resiko IT
Menyalah gunakan skill yang dimiliki untuk suatu tujuan yang melanggar hukum sehingga
merugikan orang lain
Memanfaatkan kesempatan yang ada dengan cara yang salah
Seharusnya pelaku memiliki kesadaran bahwa tindakan yang dilakukan merugikan orang lain
dan melanggar hukum
Melanjutkan tindakan melanggar hukum secara kontinyu

Kesimpulan
Sebuah tindakan jika didasari dengan tujuan yang tidak jelas akan menyebabkan tidak adanya etika yang
mendasari seluruh proses yang dilakukan sehingga seseorang tidak akan memiliki kesadaran bahwa
tindakan yang dilakukannya adalah salah dan melanggar hukum.







Referensi
Prasetya (2013). Retrieved from http://prasetyadit.blogspot.com/2013/12/contoh-kasus-
telematika.html
Panji (2013, nov 11). Retrieved from http://www.hidayatullah.com/read/2013/11/11/7218/hacker-
indonesia-serang-situs-intelijen-australia-kasus-penyadapan-diserahkan-kemenlu.html

You might also like