You are on page 1of 14

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gangren pulpa adalah kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya,
Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian
besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali
oleh proses karies. Bila karies telah mengenai pulpa dan jaringan pulpa telah
mati , maka keadaan ini sering menyebabkan bengkaknya pipi oleh gigi gangren
yang tidak dirawat. Begitupun juga sisa akar yang tidak dicabut dapat
menimbulkan rasa sakit hingga terinfeksi bahkan bisa juga menimbulkan
pembengkakan.
Hasil surey !esehatan "umah #angga $S!"#% &epartemen !esehatan "'
())* menyebutkan bahwa prealensi karies gigi di 'ndonesia adalah +),),-. &i
"umah sakit &r .owardi Surakarta tercatat data pasien dari januari-desember
())/ yang berkunjung kepoli Gigi adalah /0,0 dan *0,/- menderita karies dan
dari penderita karies (0,1- pasien dengan diagnosa kematian pulpa.
2ekrosis atau gangren pulpa memiliki penyebab yang berariasi, pada
umumnya disebabkan keadaan radang pulpitis yang ireersibel tanpa penanganan
atau dapat terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai
aliran darah ke pulpa.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karies
2.1.1. Anatomi Gigi
Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu3
a. 4kar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahang
dikelilingi $dilindungi% oleh jaringan periodontal.
b. .ahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat dilihat.
c. 5usp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.
Gamar 2.1. Anatomi Gigi
6rang dewasa biasanya mempunyai 1( gigi permanen, 70 di tiap rahang.
&an di tiap rahang terdapat3
a. 8mpat gigi depan $gigi insisius%. Bentuknya seperti sekop dengan tepi
yang lebar untuk menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisius
atas lebih besar daripada gigi yang bawah.
b. &ua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini
kuat dan menonjol di 9sudut mulut:. Hanya mempunyai satu akar.
c. 8mpat gigi pre-molar;gigi molar kecil. .ahkotanya bulat hampir seperti
bentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu
3
di sebelah lidah. !ebanyakan gigi pre-molar mempunyai satu akar,
beberapa mempunyai dua akar.
d. 8nam gigi molar. .erupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam
mulut digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar
mempunyai mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan. 4da yang
mempunyai tiga, empat, atau lima tonjolan. Gigi molar di rahang atas
mempunyai tiga akar dan gigi molar di rahang bawah mempunyai dua
akar.
Gamar 2.2. Bent!k"ent!k gigi
Gigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu3
a. 8namel
8namel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga merupakan satu-satunya
komponen dalam tubuh manusia yang tidak mempunyai kekuatan reparatif karena
itu regenerasi enamel tidak mungkin terjadi. Struktur enamel gigi merupakan
susunan kimia kompleks, sebagian besar terdiri dari +/- mineral $kalsium, fosfat,
karbonat, dan fluor%, air 7- dan bahan organik (-, yang terletak dalam suatu pola
kristalin. !arena susunan enamel yang demikian maka ion-ion dalam cairan
rongga mulut dapat masuk ke enamel bagian dalam dan hal ini memungkinkan
terjadinya transport ion-ion melalui permukaan dalam enamel ke permukaan luar
sehingga akan terjadi perubahan enamel
4
b. &entin
Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium dan fospor tetapi dengan
proporsi protein yang lebih tinggi $terutama collagen%. &entin adalah suatu
jaringan ital yang tubulus dentinnya berisi perpanjangan sitoplasma odontoblas.
Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya
bergantung kepada penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. 6leh
karena itu dentin peka terhadap berbagai macam rangsangan, misalnya panas dan
dingin serta kerusakan fisik termasuk kerusakan yang disebabkan oleh bor gigi.7+
c. 5ementum
5ementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya dengan
tulang.
d. Pulpa
Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan urat-urat
syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai dentin. <rat-urat syaraf ini
mengirimkan rangsangan, seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, di mana hal
ini dialami sebagai rasa sakit. "angsangan yang membangkitkan reaksi
pertahanan adalah rangsangan dari bakteri $pada karies%, rangsangan mekanis
$pada trauma, faktur gigi, preparasi kaitas, dan keausan gigi%, serta bisa juga
disebabkan oleh rangsangan khemis misalnya asam dari makanan, bahan
kedokteran gigi yang toksik, atau dehidrasi dentin yang mungkin terjadi pada saat
preparasi kaitas;pengeboran gigi.
2.1.2. De#inisi
!aries berasal dari bahasa =atin yaitu caries yang artinya kebusukan.
!aries gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat
sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi
kaitas. &engan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian
yang lebih dalam dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat
diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini
5
terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat
yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu. Perkembangan karies dapat berbeda
antara satu dan lain orang dari antara populasi satu dan populasi lain. 4pabila
perkembangannya lambat, mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya
sehingga karies menjadi kaitas besar. 4kan tetapi proses yang sama hanya
membutuhkan waktu beberapa bulan saja, kalau perkembangannya cepat. #anda
tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau kaitas pada gigi,
dentin di dalam kaitas lebih lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan
merupakan suatu daerah pada email yang mempunyai warna yang berbeda dengan
email sekelilingnya. !aries yang berkembang cepat biasanya berwarna agak
terang, sedangkan karies yang berkembang lambat biasanya berwarna agak gelap.
4kan tetapi pit $lekukan pada email gigi% dan fisur $bentuk lekukan email gigi
pada gigi molar dan pre molar% kadang-kadang berwarna tua, bukan karena karies
gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan.7* !arbohidrat yang tertinggal
di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab karies gigi, penyebab
karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk gigi tersebut. Gigi
dan fisur yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan
bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan
menimbulkan karies gigi.
2.1.$. Etiologi
!aries gigi disebabkan oleh * faktor;komponen yang saling berinteraksi
yaitu3
a% !omponen dari gigi dan air ludah $salia% yang meliputi 3 !omposisi gigi,
morpologi gigi, posisi gigi, Ph Salia, kuantitas salia, kekentalan salia.
b% !omponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan
asam melalui peragian yaitu > Streptococcus, =actobasillus.
c% !omponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung
karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri
tertentu dan membentuk asam
d% !omponen waktu yaitu tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang
kariogenik dapat mempengaruhi perkembangan karies.
6
2.1.%. E&i'emiologi
&iperkirakan bahwa +)- dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan
sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prealensi karies tertinggi
terdapat di 4sia dan 4merika =atin. Prealensi terendah terdapat di 4frika. &i
4merika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering
terjadi dan tingkatnya , kali lebih tinggi dari asma. !aries merupakan penyebab
patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak. 4ntara (+- hingga ,+-
orang dewasa dengan usia lebih dari lima puluh tahun mengalami karies.
?umlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena
adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan
dengan terapi florida.
2.1.(. Klasi#ikasi
!lasifikasikan karies berdasarkan lokasi kedalamannya 3
a. !aries Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email
b. !aries .edia yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah
dentin
c. !aries Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan
bahkan menembus pulpa
Gamar 2.$. Karies er'asarkan ke'alamann)a
2.2. Gangren P!l&a
2.2.1. De#inisi
Gangren Pulpa 4dalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati
sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga
jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian
besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi
7
antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene
pulpa diawali oleh proses karies. !aries dentis adalah suatu penghancuran struktur
gigi $email, dentin dan cementum% oleh aktiitas sel jasad renik $mikro-
organisme% dalam dental plak. ?adi proses karies hanya dapat terbentuk apabila
terdapat * faktor yang saling tumpang tindih. 4dapun faktor-faktor tersebut
adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu.
Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email
$karies superfisialis%, dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 7mm.
selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin $karies media% yang
disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu
dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan.
!aries dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa
sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 7mm. pada pulpitis
terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh
limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan
mencapai bagian yang lebih dalam $karies profunda%. .aka akan menyebabkan
terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat
berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut
tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.
Gangren pulpa adalah nama lain dari nekrosis pulpa. Gangren pulpa
merupakan kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya, bisa disebabkan
oleh ( hal yaitu trauma $benturan% atau karies $lubang gigi% yang menjalar.
Gangren pulpa dapat terjadi parsialis atau totalis. 4da ( tipe gangren pulpa, yaitu3
7. #ipe koagulasi
Pada tipe ini ada bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah menjadi
bahan yang padat.
(. #ipe li@uefaction
Pada tipe ini, enAim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan
yang lunak atau cair. Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil
akhir berupa H(S, amoniak, bahan-bahan yang bersifat lemak, indikan, protamain,
air dan 56(. &iantaranya juga dihasilkan indol, skatol, putresin dan kadaerin
8
yang menyebabkan bau busuk pada peristiwa kematian pulpa. Bila pada peristiwa
nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob, maka kematian
pulpa ini disebut gangren pulpa.
2.2.2. Etiologi
2ekrosis atau kematian pulpa memiliki penyebab yang berariasi, pada
umumnya disebabkan keadaan radang pulpitis yang ireersibel tanpa penanganan
atau dapat terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai
aliran darah ke pulpa. .eskipun bagian sisa nekrosis dari pulpa dicairkan atau
dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. &alam beberapa jam pulpa yang
mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.
2.2.$. Pato#isiologi
?aringan pulpa yang kaya akan askuler, syaraf dan sel odontoblast>
memiliki kemampuan untuk melakukan defensie reaction yaitu kemampuan
untuk mengadakan pemulihan jika terjadi peradangan. 4kan tetapi apabila terjadi
inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan proses lanjut dari radang
jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa;nekrosis pulpa. Hal ini
sebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau
penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin
berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan italitasnya.
2ekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena adanya infeksi bakteria pada
jaringan pulpa. 'ni bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan
lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct pulpal eBposur.
Hal ini memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang
pada jaringan pulpa. 4pabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada
pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam
pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Dentinal tubules dapat
terbentuk sebagai hasil dari operative atau restorative procedure yang kurang baik
atau akibat restoratie material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena
fraktur pada enamel, fraktur dentin, proses erosi, atrisi dan abrasi. &ari dentinal
9
tubules inilah infeksi bakteri dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan
peradangan. Sedangkan direct pulpal exposure bisa disebabkan karena proses
trauma, operative procedure dan yang paling umum adalah karena adanya karies.
Hal ini mengakibatkan bakteria menginfeksi jaringan pulpa dan terjadi
peradangan jaringan pulpa.
2ekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat
menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu.
Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam
pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. #rauma pada gigi dapat
menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada apek dan selanjutnya
mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa. &ilatasi
kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa.
!arena kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia
infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap
inflamasi rendah.
2.2.%. *ani#estasi klinis
Gejala pada gangrene pulpa bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam
keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna
kecoklatan atau keabu-abuan. Pada gangren pulpa dapat disebut juga gigi non
ital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test
$tes dengan panas atau dingin% dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi
tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan
benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut
yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih ital.
2.2.(. Diagnosis
&iagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif $ekstra
oral dan intra oral%. Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan 3
a. !aries profunda $C%
b. Pemeriksaan sonde $-%
10
c. &engan menggunakan ujung sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa
kali kedalam karies, hasilnya $-%. Pasien tidak merasakan sakit.
d. Pemeriksaan perkusi $-%. &engan menggunakan ujung sonde mulut
yang bulat, diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya $-%. Pasien
tidak merasakan sakit.
e. Pemeriksaan penciuman
&engan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi
yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya $C% akan tercium bau
busuk dari mulut pasien
f. Pemeriksaan foto rontgen
#erlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga
pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan
penebalan.
2.2.+. Dignosis Ban'ing
Gangren Pulpa Periodontitis
Pemeriksaan sonde $-%
Pemeriksaan perkusi $C;-%
Pemeriksaan panas;dingin $-%
Pemeriksaan sonde $-%
Pemeriksaan perkusi $C%
Pemeriksaan panas;dingin $C%
Tael 2.1. Diagnosis Ban'ing
Periodontitis merupakan diagnosis banding dari karies profunda non italis
atau gangrene pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non ital,
sondase $-%, dan perkusi $C%.
2.2.,. Penatalaksanaan
7. Penatalaksanaan 2ekrosis Pulpa tanpa Pembengkakan
Dalaupun gigi nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respons
terhadap stimuli, gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan terinflamasi
ital di saluran akar di daerah apeks dan memiliki jaringan periradikuler
11
terinflamasi yang menimbulkan nyeri $periodontitis akut%. 6leh karena itu, demi
kenyamanan dan kerja sama pasien, anestesi lokal hendaknya diberikan.
Setelah pemasangan isolator karet, debridemen yang sempurna merupakan
perawatan pilihan. ?ika waktu tidak memungkinkan, dilakukan debridemen parsial
pada panjang kerja yang diperkirakan. Saluran akar tidak boleh diperlebar tanpa
mengetahui panjang kerja. Selama pembersihan saluran akar dan pada
penyelesaian prosedur ini dilakukan irigasi dengan larutan natrium hipokhlorit,
kemudian keringkan dengan poin kertas isap $paper point), jika saluran akar yang
cukup lebar, diisi dengan pasta kalsium hidroksida dan ditambal sementara.
Sejumlah klinisi menempatkan pelet kapas yang dibasahi medikamen intrakanal
di kamar pulpa sebelum penambalan sementara, sebetulnya pemberian
medikamen itu tidak bermanfaat $#arigan, 7++*> Dalton dan #orabinejad, ())(%.
(. Penatalaksanaan 2ekrosis Pulpa dengan Pembengkakan #erlokalisasi
Gigi nekrosis dengan pembengkakan terlokalisasi atau abses aleolar akut
atau disebut juga abses periapikal ; periradikuler akut adalah adanya suatu
pengumpulan pus yang terlokalisasi dalam tulang aleolar pada apeks akar gigi
setelah gigi nekrosis. Biasanya pembengkakan terjadi dengan cepat, pus akan
keluar dari saluran akar ketika kamar pulpa di buka.
Perawatan abses aleolar akut mula-mula dilakukan buka kamar pulpa
kemudian debridemen saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran
akar secara sempurna bila waktu memungkinkan. =akukan drainase untuk
meredakan tekanan dan nyeri serta membuang iritan yang sangat poten yaitu pus.
Pada gigi yang drainasenya mudah setelah pembukaan kamar pulpa, instrumentasi
harus dibatasi hanya di dalam sistem saluran akar. Pada pasien dengan abses
periapikal tetapi tidak dapat dilakukan drainase melalui saluran akar, maka
drainase dilakukan dengan menembus foramen apikal menggunakan file kecil
sampai no. (,. Selama dan setelah pembersihan dan pembentukan saluran akar,
lakukan irigasi dengan natrium hipokhlorit sebanyak-banyaknya. Saluran akar
dikeringkan dengan poin kertas, kemudian diisi dengan pasta kalsium hidroksida
12
dan diberi pelet kapas lalu ditambal sementara $Grossman, 7+EE> Dalton and
#orabinejad, ())(%.
Beberapa klinisi menyarankan, jika drainase melalui saluran akar tidak
dapat dihentikan, kaitas akses dapat dibiarkan terbuka untuk drainase lebih
lanjut, nasihatkan pasien berkumur dengan salin hangat selama tiga menit setiap
jam. Bila perlu beri resep analgetik dan antibiotik. .embiarkan gigi terbuka untuk
drainase, akan mengurangi kemungkinan rasa sakit dan pembengkakan yang
berlanjut $Grossman, 7+EE, Bence, 7++)%.
1. Penatalaksanaan 2ekrosis Pulpa dengan Pembengkakan .enyebar
Pada lesi-lesi ini pembengkakan terjadi dengan progresif dan menyebar
cepat ke jaringan. !adang-kadang timbul tanda-tanda sistemik, yaitu suhu pasien
naik. Penatalaksanaan pertama yang paling penting adalah debridemen yaitu
pembuangan iritan, pembersihan dan pembentukan saluran akar. Foramen apikalis
dilebarkan sampai ukuran file no. (, agar dapat meningkatkan aliran aksudat.
Bila pembengkakan luas, lunak dan menunjukan fluktuasi, mungkin diperlukan
insisi malalui jaringan lunak pada tulang. .ukosa di atas daerah yang terkena
dikeringkan terlebih dahulu, kemudian jaringan disemprot dengan anestetik lokal,
misalnya khlor etil. 'nsisi intraoral dibuat melalui pembengkakan lunak yang
mengalami fluktuasi ke plat tulang kortikal. Suatu isolator karet atau kain kasa
yang digunakan untuk drainase dimasukkan selama beberapa hari. Pasien
disarankan berkumur dengan larutan salin hangat selama 1 sampai , menit setiap
jam. Pada bengkak yang difus dan cepat berkembang, harus diberikan antibiotik
dan analgetik.
4ntibiotik pilihan pertamanya adalah penisilin mengingat mikroorganisme
penyebab biasanya streptokokus. ?ika pasien alergi terhadap penisilin, gunakan
eritromisin atau klindamisin $Grossman, 7+EE> Bence, 7))+, Dalton and
#orabinejad, ())(%.
13
BAB $
KESI*PULAN
Gangren pulpa adalah kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya
sebagai kelanjutan proses karies atau trauma. &apat terjadi karena kematian
jaringan pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa. Gambaran klinis
yang sering ditemui adalah jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk.
Periodontitis merupakan diagnosis banding dari karies profunda non italis atau
gangrene pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non ital,
sondase $-%, dan perkusi $C%.#indakan yang dilakukan pada gangren pulpa yaitu
ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi akan menjadi non-ital
$gigi mati% sehingga akan menjadi sumber infeksi.
14
DA-TA. PUSTAKA
7. ?umiati, 4ndi,. ()71,. !esehatan .asyarakat <niersitas Hasanuddin,.
#ersedia di http3;;repository.unhas.ac.id;handle;7(1*,0/E+;0+/(,. &i
akses tanggal ((-),-7*
(. F!G <',. ()7),. !aries,. #ersedia di3 http3;;lontar.ui.ac.id;#opical-
=iteratur.pdf;0//()(//,di akses tanggal (0-),-()7*
3. Gangren Pulpa 4kut,. #ersedia di3 www.medicastore.com, diakses
tanggal(0-),-()7*
*. Gangren Pulpa,. #ersedia di3 http3;;www.enAim.com;gangren-pulpa di
akses tanggal ((-),-()7*
,. .ansjoer, 4rif,. 8t all. ())+. Kapita Selekta. ?ilid (. 8d 1. ?akarta3 .edia
4esculapius F!<'. Hal. 7*7-7,0
0. F!G <S<,. ())+,. !aries,. #ersedia di3
http3;;repository.usu.ac.id;bitstream;7(1*,0/E+;())+(;*;5hapter
-()''.pdf , diakses tanggal (E-),-()7*

You might also like