You are on page 1of 20

Dr.

Angle membagi maloklusi:


Kelas I maloklusi (Angle)
Kelas II maloklusi (Angle)
Kelas III maloklusi (Angle)

Dr. Angle hanya berdasarkan hubungan gigi2
saja dan oklusi antara lengkung gigi dirahang
atas dan rahang bawah, sampai sekarang
klasifikasi dr. Angle masih dipakai.

Mendiagnose intra-oral. tidak mencukupi
untuk menentukan suatu anomali, sebaiknya
kita menggunakan extra oral dan
cephalometric diagnose sebelum kita
memasukkan anomali kedalam suatu kelas.
Dr. Lischer mengubah klasifikasi Dr. Angle
(modifies) sbb.:
Kelas I maloklusi (Angle) = neutroklusi.
Kelas II maloklusi (Angle) = distoklusi/ distal step.
Kelas III maloklusi (Angle) = mesioklusi/mesial
step.
Kelas I maloklusi (Angle):
Lengkungan gigi atas & bawah mempunyai hub.
Normal.
Mesio buccal cusp M1 atas terletak di buccal
groove M1 bawah,
Mesio palatal cusp M1 atas terletak di central
fossa MI bawah.
Disto buccal cusp M1 atas terletak diantara
embrassure M1 & M2 bawah.
Letak C atas interlock antara C & P1 bawah.
Class 1 occlusion. The accepted ideal occlusal relationship.
Kelas II maloklusi (Angle):
Gigi2 & lengkungan gigi bawah letaknya lebih
distal dari normal dalam hub. Dgn gigi2 &
lengkungan gigi atas.
Mesio buccal cusp M1 atas letaknya lebih mesial
dari buccal groove M1 bawah.

Kelas III maloklusi (Angle):
Gigi2 & lengkungan gigi bawah letaknya lebih
mesial dari normal dlm hub. Dgn gigi2 &
lengkungan gigi atas.
Mesio buccal M1 atas letaknya lebih ke distal dari
buccal groove M1 bawah.
Dr. Martin Dewey membagi lagi klasifikasi
Angle:
Kelas I maloklusi Angle dibagi:
Type 1: Gigi2 insisiv ber-jejal2 dan gigi caninus
sering terletak di labial.
Type 2: Protrusi atau labioversi dan insisiv atas.
Type 3: Satu atau lebih dari satu gigi insisiv atas
lebih ke arah lingual terhadap gigi insisiv
bawah. (cross bite gigi depan/anterior
cross bite).

Type 4: Cross bite pada gigi2 molar atau premolar
(posterior cross bite)
Type 5: Mesial drifting karena tanggalnya gigi
depannya.
Kelas II maloklusi Angle dibagi:
Divisi 1: bilateral distal ----> insisiv atas protrusi.
Subdivisi: Unilateral distal (hanya satu sisi saja).
Divisi II: Bilateral distal ----> insisiv atas
retrusi/steep bite.
Subdivisi: unilateral distal.

Class 2 Division 1.
Class 2 Division 2.
Kelas III maloklusi (angle) dapat: (mesioklusi)
Bilateral
Unilateral -------> subdivisi
Kelas III maloklusi dibagi:
Type 1: hubungan incisor ----> edge to edge.
Type 2: insisiv atas menumpang pada insisiv
bawah, seperti hubungan yang normal.
Insisiv bawah agak berjejal.
Type 3: Insisiv atas linguoversi ----> cross bite.
Merupakan progeni.
Class 3 occlusion.
Symptom kelas II divisi 1:
1. Gigi2 insisiv atas protrusi.
2. Lengkungan gigi atas sempit, dan bentuk
palatum tinggi.
3. Perkembangan mandibula kurang.
4. Deep overbite/over jet.
5. Tekanan otot2 abnormal.
6. Bibir atas pendek dan naik keatas.
7. Sering bernapas melalui mulut.
8. Pertumbuhan ke jurusan tranversal kurang.
9. Mento labial sulcus dalam
10. Mencacat muka.
11. Bone stability baik.
Symptom2 kelas II divisi 2:
1. Lengkungan gigi bawah dalam, relasi distal seperti
pada divisi satu.
2. Lengkungan gigi atas tidak begitu sempit.
3. Gigi insisiv atas berjejal dan inklinasinya lebih ke-
lingual
------> steep bite.
4. Setengah bagian mesial gigi insisiv lateral, menutupi
setengah bagian distal insisiv central.
5. Deep over bite.
6. Perkembangan mandibula hampir normal.
7. Tidak ada kebiasaan bernapas melalui mulut.
8. Pertumbuhan ke jurusan tranversal boleh dikatakan
normal.
9. Bone stability tidak baik.
10. Tidak begitu mencacat muka.
11. Pertumbuhan ke arah vertikal kurang.
Maloklusi kelas III:
Dapat disebabkan karena pertumbuhan yang
berlebihan dari mandibula atau
macromandible.
Bukan suatu posisi mesial dari condyl didalam
glenoid fossa, tapi merupakan pertumbuhan
yang berlebihan dari mandibula.
Lengkungan gigi bawah lebih ke mesial
dibandingkan atas,
Mesio buccal cusp M1 atas terletak pada
buccal embrassure antara M1 & M2 bawah.

Kelas III maloklusi dapat pula karena
perkembangan lengkungan gigi atas yang
kurang dan perkembangan lengkungan bawah
yang berlebihan.

Kelas II dan Kelas III maloklusi:
sifatnya sangat progresif, apabila tidak cepat
dirawat sewaktu masih muda, maka makin
memburuk dan akan berkembang dento-facial
deformity. (cacat muka dan gigi).
Maloklusi kelas III jarang dijumpai &
prognosenya sering jelek.
Perawatannya memberi hasil tidak
memuaskan.
Kemungkinan pada pasien yang masih kecil
kira2 7-8 tahun masih ada harapan diperbaiki,
disamping menggunakan alat orthodonti, juga
dibantu dengan menggunakan chin cap yaitu
unt menarik mandibula ke distal /
menghambat pertumbuhan mandibula.

You might also like