Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
Salah satu penyimpangan Etika Ekologi yang bisa kita lihat di Singaraja
adalah di Kampus bawah Universitas Pendidikan Ganesha. Secara keseluruhan
lingkungan tempat ini memang sudah cukup terjaga, namun di beberapa tempat yang
krusial masih belum terawat. Misalnya, toilet umum dekat ruang kuliah Bahasa
Indonesia dan juga selokan di sepanjang lab SAL sampai ruang 5A.
Melihat dari kenyataan itu, maka penulis berusaha mengangkat topik tentang
Penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha,
yang menilik dampak yang diakibatkan oleh hal tersebut.
1. 2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan dipecahkan
yaitu; “Bagaimana dampak negatif yang bisa ditimbulkan karena adanya
penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan
Ganesha?”
1. 3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini
adalah: “Untuk mengidentifikasi dampak negatif yang bisa ditimbulkan karena
adanya penyimpangan Etika Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan
Ganesha?”
1. 4 Manfaat
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari makalah ini yaitu:
1. Bagi Pemerintah
Makalah ini bisa bermanfaat bagi pemerintah untuk menjadi gambaran umum
kondisi beberapa tempat di Kampus Bawah Universitar Pendidikan Ganesha,
sehingga nantinya bisa ditindaklanjuti hal apa yang seharusnya dilakukan
untuk menjaga tempat itu.
2
Bagi warga kampus, makalah ini diharapkan akan bermanfaat sebagai
cerminan untuk mengetahui keadaan lingkungan yang mereka tempati sehari-
harinya, sehingga mereka sadar untuk lebih menjaganya.
1. 5 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, penulis membatasi pokok permasalahan yang akan
dibahas hanya pada dampak negatif yang bisa timbul akibat penyimpangan Etika
Ekologi di Kampus Bawah Universitas Pendidikan Ganesha.
3
BAB 2
KAJIAN TEORI
2. 1 Etika
Kata etika berasal dari kata Ethos yang berarti watak, kebiasaan, atau adat.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan dengan
membedakan tiga arti, yaitu: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang burut
tentang hak dan kewajiban moral, 2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak; dan, 3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
atau masyarakat. Sejalan dengan apa yang didefinisikan di Kamus Besar Bahasa
Indonesia, menurut Wiratmadja (1988) yang dikutip oleh Mudana (2005), Etika
adalah cabang ilmu filsafat yang berkaitan dengan prinsip-prinsip yang mendasari
benar-salahnya tindakan manusia sebagai manusia.
Dalam kasanan ilmu pengetahuan, etika berkedudukan sebagai ilmu
pengetahuan tata susila. Kedudukan ilmu ini adalah untuk mengatur tingkah laku
manusia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan. Tirta
(2000), yang dikutip oleh Mudana (2005) membagi etika menjadi dua bagian besar,
yaitu etika deskriptif-analisis, dan etika praksis atau etika perbuatan. Etika deskriptif-
analisis lebih menekankan pada penilaian yang akan ditujukan terhadap aturan-aturan
nilai-nilai yang berhubungan dengan atribut kualitatif, seperti; baik, bermanfaat,
berguna, kurang baik, dan seterusnya. Sedangkan etika praksis, hasil penilaiannya
menggunakan pendekatan dwi nilai, atau yang dikenal di Bali dengan sebutan Rwa
Bineda, yaitu perbuatan dinilai sebagai perbuatan benar atau salah.
4
2. 2 Etika Ekologi
Etika ekologi, atau yang sering disebut etika lingkungan dibedakan menjadi
dua, yaitu Etika Ekologi dangkal, dan Etika Ekologi dalam. Perbedaan mendasar
yang membedakan keduanya ada pada bagaimana kedudukan lingkungan dalam
kehidupan manusia.
Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup
manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini :
5
Bagi etika ekologi dalam, alam memiliki fungsi sebagai penopang kehidupan.
Untuk itu lingkungan patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik. Etika
ini juga disebut etika lingkungan ekstensionisme dan etika lingkungan preservasi.
Etika ini menekankan pemeliharaan alam bukan hanya demi manusia tetapi juga
demi alam itu sendiri. Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia
dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi
kepentingan bersama.
3. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang-wenang
6
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Aspek Kesehatan
Lingkungan yang tidak terpelihara akan sangat mempengaruhi
kesehatan invidu yang hidup ditengahnya. Seperti pada kasus diatas; selokan yang
tergenang air dan banyak terdapat jentik nyamuk bisa memicu terjangkitnya
7
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Karena seperti yang kita tahu, nyamuk
merupakan serangga yang bisa menularkan penyakit yang mematikan, yaitu
demam berdarah.
2. Aspek Perekonomian
Tidak terjaganya lingkungan juga bisa menyebabkan kerugian dari
aspek perekonomian. Hal ini bisa terjadi jika nanti lingkungan di Kampus Bawah
sudah benar-benar rusak, dan akan diperbaiki, tentunya akan memakan biaya
yang lebih besar daripada pengeluaran untuk perbaikan kecil saja.
3. Aspek Sosial
Aspek ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap nama
baik Undiksha. Yang dimaksud disini adalah, ketika orang luar datang baik untuk
keperluan dinas atau privat, dan kemudian melihat bahwa lingkungan di areal
kampus sangat tidak memenuhi syarat sebuah universitas yang baik, kepercayaan
itu akan hilang, dan akan menyebabkan nama baik Undiksha jatuh di mata
masyarakat.
8
BAB 4
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
4. 2 Saran
Adapun saran-saran yang bisa dirumuskan berdasarkan penjelasan dari bab
sebelumnya adalah:
1. Dalam menjaga lingkungan, khususnya lingkungan kampus, sangat
disarankan agar bisa menerapkan konsep dari Etika Ekologi, karena dengan
etika ini, kita bisa menjaga dan melestarikan lingkungan kita.
2. Bagi pengelola kampus, disarankan untuk bisa mengatur beberapa orang
untuk senantiasa bertanggungjawab atas masalah-masalah kebersihan dan
pelestarian lingkungan, utamanya lingkungan kampus.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.telapak.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=32&Itemid=1. Diakses tanggal 12 Oktober
2009
10