You are on page 1of 25

TEKNOLOGI PRODUKSI PULP DARI SERAT DAUN NENAS

(KAJIAN VARIASI PELARUT CaO, SUHU DAN WAKTU PEMASAKAN)








Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pilihan Kertas
Disusun oleh Kelompok 2
Angkatan 2011
1. Aim Laeli F 21030111060041
2. Cordea Fitriana S 21030111060045
3. Yoel lasmito 21030111060050
4. Dwi Anggriani S 21030111060002
5. Reza Alfiani 21030111060012
6. Hana Tris 21030111060017
7. Istnie Nur K 21030111060026
8. Windie 21030111060069
9. Akmal 21030111060086
10. Naelis 21030111060067
11. Priyagung 210301110600
12. A. Andre F 21030111060129
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul TEKNOLOGI PRODUKSI PULP DARI
SERAT DAUN NENAS (M. Zulfikar T.1, Sri Kumalaningsih, Susinggih Wijana) ini dengan
baik. Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak lain. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberi motivasi dan dukungan selama proses
penyusunan makalah.
2. Ibu Heny Kusumayanti, ST , MT selaku dosen mata kuliah pilihan kertas.
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun kami harapkan sehingga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya semata
untuk kami namun untuk pembaca pula.

Semarang, Maret 2013


Penyusun











DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................... i
Kata Pengantar .... .ii
Daftar Isi ...................... iii
Abstrakiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . 1
1.2 Rumusan Masalah ................ 2
1.3 Tujuan ..... 3
BAB II
2.1 Pengertian Nenas....4
2.2 Pengertian Kertas Seni5
2.3 Pembuatan Kertas Seni...6
2.4 Proses Pembuatan Pulp Pada Kertas Seni..6
2.5 Proses Pembekuan Kertas..8
2.6 Pengertian Pulping.8
2.7 Sifat Fisik Pulp..9
2.8 Pengertian Kapur..11
2.9 Hidrolisis lignin11
2.10 Penentuan Kadar Lignin Sisa Pulp.13
2.11 Sifat Fisik dan Kimia Daun Nenas.13
2.12 Metode Penelitian...15
BAB III
3.1 Kesimpulan...18
3.2 Saran.18

DAFTAR PUSTAKA



ABSTRAK
Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai kegiatan
dalam kehidupan umat manusia. Bahan utama dalam proses pembuatan kertas adalah bubur
kertas atau yang dikenal dengan istilah pulp. Pulp umumnya terbuat dari serat kayu, namun dapat
juga dibuat dari serat non kayu seperti serat dari daun nenas. Proses pulping untuk tanaman serat
non kayu adalah proses alkali menggunakan NaOH, namun untuk mengurangi dampak negatif
bagi lingkungan dapat menggunakan CaO.
Metode penelitian untuk uji fisik dan kimia menggunakan Metode Respon Permukaan
dengan program Design Expert 8 Trial Version, sedangkan untuk uji sensorik menggunakan Uji
Friedman dan penentuan perlakuan terbaik parameter menggunakan indek efektifitas. Analisis
kelayakan finansial menggunakan perhitungan Break Event Point (BEP), Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV) dan Profitability Index (PI).
Hasil penelitian menunjukkan kondisi proses pulping daun serat nenas yang optimal
sesuai dengan metode permukaan respon adalah menggunakan CaO 14,3%, lama pemasakan 120
menit dan suhu pemasakan 120 C. Solusi ini akan menghasilkan rendemen 62,41%, Lignin
7,9%, gramatur 172,1 g/m2, ketahanan sobek 41,67 kgf/cm2, dan ketahanan tarik 0,42 kgf/cm2.
Dari hasil uji sensoris kombinasi perlakuan terbaik berdasarkan indeks efektifitas diperoleh dari
kombinasi perlakuan A1B1C1 (CaO 5%, suhu 800C, 60 menit) dengan nilai produk 0,680 yang
memiliki kandungan rendemen 89,65%, lignin 17,98%, gramatur 182,07 g/m2, ketahanan sobek
30,17 kgf/cm2, ketahanan tarik 0,38 kgf/cm, .warna 5, tekstur permukaan 5, dan kenampakan
serat 4,8.
Total biaya produksi selama 1 tahun kertas seni dari serat daun nenas adalah sebesar Rp.
94.857.333,- dengan perincianbiaya tetap (fixed cost) sebesar Rp. 54.171.333,- dan biaya tidak
tetap (variable cost) sebesar Rp. 40.686.000,-. Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp. 131,75.
Harga jual yang dihitung di tingkat produsen ke pengecer sebesar Rp. 329.37 sampai dengan Rp.
400,00. Perhitungan BEP dicapai pada volume penjualan 931.968,05 lembar atau senilai Rp.
306.958.347,59,-.. Nilai payback period dicapai pada 1 tahun 6 bulan 3 hari .Nilai Net Present
Value (NPV) sebesar Rp. 343,053,425. Nilai IRR pada suku bunga 10%-20% adalah 0,496,
sedangkan pada suku bunga 15%-30% sebesar 0,61. Nilai Profitability Index (PI) sebesar 3,89
dengan demikian unit usaha industri kertas seni dari proporsi daun nenas layak dilaksanakan.
Kata kunci : Kertas, Daun Nenas, Skala Industri Kecil


















BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai
kegiatan dalamkehidupan umat manusia. Bahan utama dalam proses pembuatan kertas
adalah bubur kertas atau yang dikenal dengan istilah pulp. Pada umumnya pulp terbuat
dari bahan baku kayu yang mengalami beberapa tahapan proses, sehingga pada akhirnya
berubah menjadi buburkertas dimana proses tersebut disebut pulping. Di Indonesia,
kebutuhan akan pulp setiap tahunnya semakin tinggi. Biro Pusat Statistik mencatat impor
pulp di Indonesia pada tahun 2004 sejumlah 543.345 ton dan mengalami peningkatan
yang sangat signifikan pada tahun2005 (8.479.910 ton) dan pada tahun 2006 (22.069.216
ton) (Anonymous, 2006).
Indonesia kaya akan sumber keanekaragaman hayati termasuk serat alam dan
salah satu yang berpotensi untuk dikembangkan adalah serat daun nenas. Kemajuan
teknik budidaya tanaman nenas disatu sisi dapat meningkatkan produksi buah, tetapi
disisi lain berdampak pada semakin banyaknya limbah daun nenas.Dengan teknologi
penggunaan hormon/ethrel dapatdilakukan proses pembuahan secara serentak dalam
satuareal tanaman Nenas sehingga panennya pun diharapkansecara serentak (Onggo dan
Triastuti, 2005).
Propinsi Jawa Timur merupakan salah satupropinsi di Indonesia yang
memproduksi buah nenas yangcukup tinggi dan memiliki rumpun tanaman nenas
yangcukup banyak. Pada tahun 2007 untuk wilayah Blitar danKediri tercatat di
Departemen Pertanian ada sekitar211.318.229 rumpun tanaman nenas didaerah
tersebut.Jika dari setiap tanaman nenas rata-rata menghasilkanlimbah daun pangkasan
rata-rata 1,4 kg, maka daerahtersebut akan menghasilkan sekitar 295.845.521 tonlimbah
daun nenas yang perlu dipertimbangkanpemanfaatannya. Salah satu pemanfaatan daun
nenasyang mungkin untuk dikembangkan untuk memberikannilai tambah bagi petani
nenas pada umumnya adalahbahan baku pembuatan pulp (Anonymous, 2008).Kandungan
serat selulosa dari limbah pertanian dapatdimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
kertas seni(Sukundayanto 2004).
Pada umumnya pulp yang dihasilkan padadewasa ini adalah pulp kimia. Pulp
kimia adalah pulp yangdiperoleh dengan proses kimia, sehingga sebagian besarkomponen
kimia nonserat dihilangkan dan serat-seratterpisah tanpa suatu pengerjaan mekanis.
Pembagianpulp kimia berdasarkan bahan kimia yang digunakandalam proses pemasakan
terdiri atas pulp soda, sulfat dansulfit. (Joedodibroto, 1983).
Proses pulping yang optimal untuk serat tanamannon kayu adalah proses alkali
menggunakan NaOH.Namun, untuk mengurangi dampak negatif dari limbahNaOH yang
terbuang diperlukan bahan pelarut yang lebihramah lingkungan (Malo, 2004). Selain
NaOH, bahanalkali yang dapat digunakan pada pembuatan pulp denganproses soda yaitu
kapur (CaO) dimana bahan inidigunakan saat pemasakan bahan-bahan berserat
pendekdan dapat meningkatkan titik didih air yang digunakanpada proses hidrolisis
(Pratiwi, 2000). Serat adalahkumpulan selulosa dan hemiselulosa yang
merupakanpolisakarida sebagai komponen dasar kertas maupunkain. Pulp adalah hasil
pemisahan serat dari bahanbaku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai
proses pembuatannya. Pulp terdiri dari serat-serat(selulosa dan hemiselulosa) yang
digunakan sebagaibahan baku kertas (Sjostrom, 1995).Faktor yang mempengaruhi
kondisi optimumpada proses pemasakan pulp (pulping) selain konsentrasipelarut adalah
waktu dan suhu pemasakan. Waktu dansuhu pemanasan pada proses pulping sangat
erathubungannya. Pada dasarnya waktu pemasakan dapatdikurangi beberapa saat dengan
menaikkan suhupemasakan, namun diatas suhu 180oC tidak ada pengaruhyang jelas pada
laju pembuatan pulp, bahkan pada suhutinggi rendemen dan kualitas pulp akan turun
(Fengel danWegener, 1995).
Studi kelayakan merupakan suatu perencanaansistematis dan terpadu pada
pendirian suatu proyek bisnissehingga resiko kegagalannya dapat dikurangi.
MenurutUmar (2000), studi kelayakan bisnis adalahpenelitian tentang layak tidaknya
suatau proyek bisnisdilaksanakan. Maksud dari layak atau tidak di siniadalah perkiraan
bahwa proyek akan dapat atau tidakdapat menghasilkan keuntungan yang layak bila
telahdioperasikan. Sutojo (1999) mengemukakan hal-hal yangperlu dikaji dalam studi
kelayakan meliputi: aspek pasardan pemasaran, aspek teknis teknologis, aspekmanajemen
operasi, serta aspek ekonomi danfinansial.
Berdasarkan uraian di atas perlu diadakankajian yang mendalam tentang
pembuatan pulp dari daunnenas dengan mengkombinasikan konsentrasi CaO, suhudan
waktu pemasakan agar dapat diperoleh kondisi yangoptimum yang layak secara teknis
dan financial
.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian yang akandilakukan adalah :
1. Berapakah konsentrasi yang tepat antara CaO,suhu dan waktu pemasakan yang
layaksecara teknis untuk membuat pulp dari seratdaun nenas ?
2. Bagaimanakah perancangan unit pembuatanpulp dari serat daun nenas (Cayenne)
yanglayak secara teknis dan finansial dalam skala industry kecil ?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kombinasi konsentrasi yangtepat antara CaO, suhu dan waktu pemasakan
yang layak secara teknis untukmembuat pulp dari daun nenas yangoptimum.
2. Untuk mendapatkan rancangan unitpembuatan pulp dari serat daun nenas(Cayenne)
yang layak secara teknis danfinansial dalam skala industri kecil.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nenas
Tanaman nenas bukan tanaman asli dariIndonesia, tetapi berasal dari Amerika.
Pada waktu benuaAmerika belum diketemukan, tanaman nenas belumdikenal. Kata nenas
berasal dari bahasa Indian NANA.Dalam bahasa latin sering disebut Ananas comosus
(L)Merr; Syn. A. Sativus Schult. f atau Bromelia comosa L.(Rukmana, 1996)
Nenas adalah suatu tanaman monocotyl yangdapat hidup dalam beberapa musim
(perennial).Mempunyai rangkaian bunga dan buah pada ujungbatang. Tanaman ini masih
dapat melanjutkanpertumbuhannya melalui beberapa cabang vegetativebaru yang muncul
dari batang. Cabang baru tersebut kelakdapat juga menghasilkan buah yang masih terikat
padatanaman induk (tanaman pertama). Yang dimaksuddengan tanaman induk yaitu
tanaman pertama atautanaman asli hasil pemisahan vegetative yang ditanampertama kali
(Rukmana, 1996).
Tinggi tanaman nenas dapat mencapai 90 100 cm atau lebih. Daun membentang
sampai 130 150cm. Jumlah daun yang berfungsi dan aktif jumlahnya ratarata70 80,
dan berbentuk roset. Daun yang rimbun inimelekat pada batang pendek sehingga batang
tak terlihatdari luar karena tertutup daun. Pada batang bawah, daunlebih tua dan pendek.
Makin keatas daun makin lebihpanjang dan mencapai panjang maksimum. Di bagian
atasdaun makin pendek dan lebih muda. Dan daun yangterakhir terletak ditengah pada
ujung tanaman, Daun takbertangkai, bagian bawah cekung memeluk batang(Pracaya,
1990).
Panen buah nanas dilakukan setelah nanasberumur 12-24 bulan, tergantung dari
jenis bibit yangdigunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bungaberbuah pada umur 24
bulan, hingga panen buah setelahberumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari
tunasbatang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12
bulan (Rukmana, 1996).
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas
dilakukan bertahapsampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%,dan ketiga
25% dari jumlah yang ada. Tanaman yangsudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan
karenapertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Caraperemajaan adalah membongkar
seluruh tanaman nanasuntuk diganti dengan bibit yang baru. Penyiapan lahansampai
penanaman dilakukan seperti cara bercocoktanam pada lahan yang baru. (Rukmana,
1996).
Propinsi Jawa Timur merupakan salah satupropinsi di Indonesia yang
memproduksi buah nenas yangcukup tinggi dan memiliki rumpun tanaman nenas
yangcukup banyak. Pada tahun 2007 untuk wilayah Blitardan Kediri tercatat di
Departemen Pertanian ada sekitar211.318.229 tanaman di daerah tersebut. Jika dari
setiaptanaman Nenas rata-rata menghasilkan limbah daunpangkasan sekitar 1.4 kg, maka
daerah tersebut akanmenghasilkan sekitar 295.845.521 ton limbah daunNenas yang perlu
dipertimbangkan pemanfaatannya.Salah satu pemanfaatan daun nenas yangmungkin
untuk dikembangkan adalah sebagai bahan bakupembuatan pulp (Onggo dan Triastusi,
2005). Untuk diBlitar sendiri yang banyak ditanam adalah golonganQueen, daunnya
halus, bentuk buah silendris, berat buahmencapai 2,3 kg, kulit buah warna orange dengan
matayang datar, rasanya manis, rendah serat, serta banyakmengandung air (Anonymous,
2008).

2.2 Kertas Seni
Kertas didefinisikan sebagai lembaran yangrelatif tipis dan terdiri dari serat yang
terletak padaberbagai bagian datar dan lembaran secara merata(Anonymousa, 2005).
Menurut Sukundayanto (2004), seratyang digunakan biasanya adalah alami dan
mengandungselulosa. Kandungan serat selulosa dari limbah pertaniandapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatankertas seni.
Kertas daur ulang dikenal juga dengan sebutanart paper atau kertas seni karena
selain berbahanlimbah kertas, juga sering ditambahkan serat tanaman,daun-daunan,
kelopak bunga, dan bahan-bahan lain yangterdapat di alam. Inilah yang menjadi salah
satu cirri khusus kertas daur ulang buatan tangan. Kertas seni tidakselalu merupakan hasil
pengolahan limbah kertas,melainkan dapat juga merupakan kertas yang dibuat dariserat-
serat tanaman selain kayu, seperti jerami, encenggondok, dan sebagainya (Bainbridge,
1996). Karakterkertas daur ulang buatan tangan memiliki ciri-ciri, yaitumotif kertas yang
unik, karakter bahan yang khas,mempunyai daya serap terhadap air yang besar
danbiasanya ukurannya tidak bisa sebesar ukuran kertasbiasa karena semakin besar kertas
maka semakin sulittingkat pembuatannya (Mahyar, 2001).
Selembar kertas buatan tangan atau kertasseni mempunyai karakteristik berbeda
dengan kertasbuatan pabrik. Kertas buatan tangan dengan ciri-cirikhusus mempunyai
serat-serat murni yang panjang danmenghasilkan kertas yang kuat dan awet, serta
dalamproses pembuatannya cenderung bebas dari bahan-bahankimia yang berbahaya.
Kertas seni dapat dimanfaatkansebagai media untuk menampilkan nilai-nilai seni
rupa,karena wujudnya masih menampakkan serat-serat alamidan kertas tersebut dapat
dihadirkan secara utuh sebagaibahan yang mengandung unsur-unsur estetis
(Bahari,1995).
Dalam pembuatan kertas seni perludipertimbangkan nilai tambah atau nilai
ekonominya dalambentuk produk industri seni yang bersifat praktis danmemiliki nilai
keindahan (estetika). Mendirikan industri senimerupakan salah satu alternatif mengolah
bahan yang adadi sekitar pedesaan yang selama ini belum digarap secaralebih serius
seperti pelepah pisang, batang padi, batanglainnya. Penerapan dari kertas seni ini dapat
diwujudkanmenjadi elemen karya seni terap (applied art) sepertipigura, kap lampu,
penyekat ruang, kartu undangan, kipas,tas, dompet, dan benda kerajinan tangan lainnya.

2.2.1. Pembuatan Kertas Seni
Secara garis besar proses pembuatan kertasmeliputi tahap-tahap persiapan bahan
baku, pulping,defiberasi, pencucian, penyaringan, pemutihan, danpencetakan (Smook,
1994). Proses pembuatan kertasdapat dilihat pada Gambar 1.Pembuatan kertas seni dapat
dibagi menjadidua tahap, yaitu proses pembuatan pulp dan prosespembuatan kertas.
Kedua hal tersebut dapat diuraikan lagilebih lanjut sebagai berikut :

2.2.2. Proses Pembuatan Pulp pada Kertas Seni
Pulping adalah suatu proses dimanakayu/bahan baku berserat lainnya diperkecil
ukurannyasehingga menjadi suatu massa serat (Smook, 1994).Tujuan utama pembuatan
pulp adalah untuk melepaskanserat-serat yang dapat dikerjakan secara kimia,
mekanikatau semikimia yaitu kombinasi dua tipe perlakuan.Metode pembuatan pulp
dengan proses kimia dapatdibedakan menjadi dua yaitu metoda proses basa (prosessoda
dan proses sulfat) dan proses asam (proses sulfit)(Fengel dan Wegener, 1995).


Gambar 1. Proses Pembuatan Kertas (Smook, 1994)

Pulp yang berbahan baku pelepah pisangdibuat dengan menggunakan proses
semikimia denganmetode proses soda. Menurut Onggo (2004), prosespulping yang
optimal untuk serat tanaman non kayuadalah proses alkali menggunakan NaOH.
Selulosabersifat tidak larut dalam alkali NaOH, sedangkan lignin,hemiselulosa, pektin
dan komponen serat lainnya bersifatlarut. Pembuatan pulp secara semikimia
meliputiperlakuan serpih dengan larutan natrium hidroksida(NaOH) dan defibrasi
penggiling akhir (Fengel danWegener, 1995). Kertas yang dihasilkan dari proses
iniadalah kertas dengan derajat putih yang rendah(kecoklatan), memiliki serat yang
bersifat kuat, tetapi
memiliki kualitas cetak yang kurang bagus (Smook, 1994).
2.2.3. Proses Pembentukan Kertas (Forming)
Penambahan bahan perekat pada penggunaankertas seni dilakukan pada saat
bubur kertas (pulp) belumdibentuk menjadi lembaran kertas dengan caramencampurkan
perekat tapioka. Tanpa penggunaanbahan perekat, serat-serat yang digunakan untuk
kertassebenarnya sudah saling mengkait. Penggunaan bahanperekat disini adalah untuk
menguatkan ataumengawetkan kertas sehingga didapatkan kertas yangberkualitas dengan
ketahanan tarik dan ketahanan sobekyang tinggi (Bahari, 1995).
Tahap terakhir adalah pembentukan kertas(forming), yaitu dengan mencetak
bubur kertas sesuaidengan bentuk pada desain yang telah dibuat. MenurutMalo (2004),
pencetakan dimulai setelah pulp siap denganmenyatukan kedua cetakan/bingkai secara
bersamaan(bingkai dengan screen berada di bawah, sedangkanbingkai kosong berada di
atas), kemudian dimasukkandalam bak berisi bubur kertas sampai tenggelam.
Cetakankosong diangkat dan cetakan berscreen dengan pulpdiatasnya dijemur di bawah
terik matahari dengan posisimendatar.

2.3. Pulping
2.3.1. Pengertian Pulping
Pulping adalah usaha untuk mendapatkanserat-serat dengan cara melarutkan
lignin semaksimalmungkin. Tujuan utama dari proses Pulping adalahmendapatkan serat
sebanyak mungkin yang diindikasikandengan nilai rendemen yang tinggi dengan
kandunganlignin seminimal mungkin, yang diuraikan oleh nilaibilangan kappa. Pada saat
proses Pulping, lignin akanterdegradasi oleh larutan pemasak menjadi molekul yanglebih
kecil yang dapat larut dalam lindi hitam. Peristiwa inidisebut delignifikasi (Rahmawati,
1999).
Pembuatan Pulp secara kimia bertujuan untukmemisahkan lignin yang terikat
pada serat secara selektif(Sjostrom, 1995). Dewasa ini proses Pulping kimiawidiarahkan
pada proses Pulping bebas belerang untukmengurangi masalah lingkungan hidup
(pencemaran airdan udara), jadi diantaranya dilakukan denganmengembangkan proses
soda, yaitu proses pemasakansecara alkali dengan NaOH sebagai larutannya (Tapaneset
al., 1992).
2.3.2. Sifat fisik pulp
Sifat fisik pulp merupakan salah satu parameteryang digunakan untuk
menentukan kualitas pulp (Sixta,2006). Kriterianya tergantung pada jenis produk
yangdiinginkan. Secara sederhana sifat-sifat tersebut menurutCasey (1991), meliputi:
1. Ketahanan sobek
Didefinisikan sebagai gaya dalam satuan gramgaya atau gram force (gf) atau miliNewton
(mN), yangdiperlukan untuk menyobek lembaran pulp pada kondisistandar (SII-0435-
81). Dalam hal ini nilai kekuatannyadipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
(Browyer danHaygreen, 1999)
a. Panjang serat
Secara umum ketahanan sobeklembaran pulp meningkat seiring
denganpeningkatan panjang serat. Hal ini terjadi karenaserat-serat panjang dapat
menyebarkan daerahperusakan ikatan yang lebih besar daripada seratpendek saat
dilakukan penyobekan.
b. Jumlah serat yang berperan saat penyobekan
Masing-masing serat yang menyusunsuatu lembaran pulp pada gramatur tertentu
(massalembaran pulp dalam gram per satuan luasnyadalam meter persegi yang
diukur pada kondisistandar (SII-0439-81) turut menyumbangkan energyterhadap
keseluruhan energy yang dibutuhkanuntuk penyobekan. Sehingga lembaran pulp
denga jumlah serat lebih banyak akan memiliki ketahanansobek lebih tinggi.
c. Ikatan antarserat
Ikatan antarserat turut berpengaruhterhadap ketahanan sobek lembaran pulp.
Dalamhal ini kekuatan ikatannya sangat tergantung padaproses fibrilasi
(penguraian mikrofibril serat) yangterjadi pada saat pulping yang
kemudiandisempurnakan melalui proses refining. Didalamrefiner sebagian
mikrofibril serat akan mengalamipemipihan dan penguraian sehingga
luaspermukaan yang berpotensi membentuk ikatanhydrogen bertambah, akibatnya
ikatan antarseratmakin kuat. Ketahanan sobek lembaran pulpmeningkat seiring
dengan peningkatan ikatanantarserat sampai pada batas tertentu saat
masingmasingserat mengalami tarikan yang sangat kuatsehingga ikatan
antarkeduanya mudah putus.
2. Ketahanan tarik
Didefinisikan sebagai daya tahan lembaran pulpterhadap gaya tarik yang bekerja pada
kedua ujungnya,diukur pada kondisi standar (SII-0436-81). Sifat fisik inidianggap
penting untuk jenis kertas tertentu seperti tasbelanja . Dalam hal ini nilai kekuatannya
dipengaruhi olehbeberapa faktor antara lain (Saranah, 2002):
a. Arah serat dalam lembaran pulp
Nilai ketahanan tarik lembaran pulp akanlebih tinggi jika arah seratnya sejaja dengan
arahtarikannya
b. Ikatan antarserat
Makin besar kekuatan ikatan antarseratmaka ketahanan tarik lembaran pulp makin
besar.
3. Ketahanan retak
Didefinisikan sebagai tekanan hidrostatikdalam kilopascal atau psi yang dibutuhkan
untukmeretakkan suatu bahan saat tekanan ditingkatkanpada kecepatan konstan oleh
karet diafragmabundar dengan diameter 30,5 mm (T-404-cm-92).Sifat fisik ini dianggap
penting khusus yang biasa digunakan untuk menahanbeban sangar berat. Dalam hal ini
nilai kekuatannyatergantung pada (Nursyamsu, 1993):
a. Panjang serat
Lembaran pulp yang tersusun oleh serat-seratpanjang akan memiliki kekuatan retak
yanglebih tinggi
b. Ikatan antarserat
Makin besar kekuatan ikatan antarserat makaketahanan retak lembaran pulp makin
besar.Kekuatan ikatan antarserat sangat dipengaruhioleh proses fibrilasi.
2.3.3. Kapur (CaO)
Lime atau kapur merupakan salah satu bahan tambahan yang biasanya digunakan
dalam pembuatan kertas skala kecil. Larutan kapur dengan rumus kimia(CaOH)2
digunakan untuk proses pemasakan bahan dengan kualitas rendah seperti jerami atau
serat kain(Williams, 1993).Degradasi lignin dapat dilakukan melalui prosesoksidasi
dengan oksida-oksida logam atau tekananoksigen dalam larutan yang ditambah dengan
kapur.Ca(OH)2 adalah senyawa yang bersifat basa kuat dan mempunyai fungsi yang
hampir sama dengan larutan CaCl2, tetapi kelarutan kapur dalam air lebih kecil
dibandingkan dengan CaCl2. Kelarutan kapur dalam airpada suhu 25oC adalah 0,12%,
semakin tinggi suhunya maka kelarutannya semakin turun (Fengel and Wegener,1995).
Menurut Haroen (2006), jenis kapur dapat dibedakan sesuai dengan proses
pembentukannya,diantaranya yaitu :
1. Kalsium oksida dengan rumus kimia CaO mempunyai nama komersil seperti lime,
burnt lime,quicklime dan stonelime. CaO terbentuk dengan pengeluaran CO2 dari
pembakaran kapur yang singkat.
2. Kalsium hidroksida dengan rumus kimia Ca(OH)2merupakan alkaline dan menyerap
CO2 dari udara.Saat air ditambahkan pada kalsium oksida, makaakan menjadi kalsium
hidroksida atau hydrated limeatau slaked lime. (Ca(OH)2 digunakan dalampengobatan,
pembuatan gips, semen dan industrykulit.
3. Kalsium karbonat dengan rumus kimia CaCO3dikenal dengan nama limestone. CaCO3
bersifattidak larut dalam air tetapi larut dalam air yangmengandung CO2 dan
bertransformasi menjadikalsium bikarbonat atau Ca(HCO)3Selain NaOH, bahan alkali
yang dapatdigunakan pada pembuatan pulp dengan proses sodayaitu kapur (CaO)
dimana bahan ini digunakan saatpemasakan bahan-bahan berserat pendek dan
dapatmeningkatkan titik didih air yang digunakan pada proseshidrolisis. Kapur yang
termasuk basa kuat yang dapatmembengkakan kulit binatang dan menghilangkan
buludalam industry kulit binatang atau melarutkan zat kulitmentah atau protein
(Rahmawati, 1999).

2.4. Hidrolisis Lignin
Lignin merupakan senyawa aromatic berbentuk amorf, tersusun oleh unit fenol
propane (Singh, 1991).Lignin dapat dihidarolisis oleh sama dengan memutusikatan -
benzil eter namun metode ini tidak cocok untukpelarut lignin. Dalam hal ini reaksi
kondensasi munculsebagai kompetitornya. Sementara itu banyaknyakandungan lignin
dalam bahan berpengaruh terhadapkonsumsi bahan kimia dalam pulping dan
bleaching(pemucatan) (Browyer dan Haygreen, 1999). Pulp dankertas dengan kandungan
lignin lebih kecil akanmempunyai sifat fisik yang lebih baik. Meskipun secarastructural
lignin mengandung gugus hidroksil, namunsifatnya yang menolak air (hidrofob) dan
kaku dapatmenyulitkan dalam proses penggilingan sehinggapenguraian serat tidak
berlangsung sempurna (Sixta,2006).
Hidrolisis merupakan proses penguraiansenyawa-senyawa yang ada dalam suatu
bahan menjadisenyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan bantuanair (Winarno,
1993). Pulp dibuat dengan menggunakan airsebagai pelarut karena air merupakan pelarut
yang cukupbaik untuk pembuatan pulp kertas. Serat selulosaberikatan satu sama lain
dengan kuat karena adanyaikatan hydrogen antar serat yang jumlahnya sangatbanyak jika
serat-serat ini dalam keadaan kering. Ligninyang terdapat pada sumber serat akan
mengalamipelunakan menjadi fragmen-fragmen kecil oleh ionhidroksil (OH) larutan
pemasak (Haroen, 2006).Air mempunyai kemampuan untuk membuatikatan hidrogen
antar serat-serat selulosa menjadi sangatrenggang dan lemah karena masuknya air
diantara seratseratselulosa membuat ikatan hidrogen antar serat akandigantikan oleh
molekul air. Air mampu mendesakkedudukan serat selulosa yang sedang berikatan
denganserat selulosa lainnya karena kemampuan air juga mampuuntuk membentuk ikatan
hidrogen dengan serat selulosa.Secara umum proses prehidrolisa merupakan suatu
carauntuk menghilangkan hemiselulosa dan pentosan sertastruktur kimia bahan baku
(Pratiwi, 2000).
Tahap pertama dari proses pulping yaituhidrolisis lignin dimana lignin dan
komponen lainnyadihilangkan dari serat selulosa yang akan digunakan untukmembuat
kertas. Lignin merupakan perekat antar seratdan akan memberi warna pada kertas apabila
lignintertinggal pada pulp (Williams, 1993).Waktu dan suhu pemanasan pada
prosespulping sangat erat hubungannya. Pada dasarnya waktu npemasakan dapat
dikurangi beberapa saat denganmenaikkan suhu pemasakan, namun diatas suhu
180
0
Ctidak ada pengaruh yang jelas pada laju pembuatan pulp,bahkan pada suhu tinggi
rendemen dan kualitas pulp akanturun (Fengel and Wegener, 1995).




2.5. Penentuan kadar lignin sisa pulp
Kadar lignin dalam pulp menentukan tingkat kematangan pulp yang dihasilkan
dan biasa digunakansebagai control dalam pulping dan bleaching (Casey,1991).
Penentuan lignin dalam pulp secara tidak langsungsangat efektif untuk pemeriksaan rutin,
mengingat waktutang dibutuhkan relatif singkat. Sampai saat ini penentuanbilangan
kappa merupakan metode yang paling banyakdigunakan diindustri pulp dan kertas
didasarkan padakemampuan permanganate untuk mengoksidasi lignin.Metode ini paling
cepat dan logis karena permanganatebereaksi lebih cepat dengan lignin daripada
karbohidratdalam larutan asam (Singh, 1991). Hal hal ini dikenalistilah bilangan kappa,
didefinisikan sebagai volumelarutan kalium permanganate (KMnO4) 0,1 N yangdigunakan
untuk mengoksidasi 1 gr pulp selama 10 menitpada 25C dikali dengan faktor koreksi
(Tabel BilanganKappa). Freudenberg membuktikan bahwa terdapathubungan linier
antara bilangan kappa dengan kadar ligninsisa dalam pulp kraft dengan factor 0,147
(Casey, 1991),sehingga :
kadar lignin sisa pulp = Bilangan Kappa x 0,147.

2.6 Sifat fisik dan kimia daun nenas ditinjau dari segi pembuatan pulp
2.6.1. Serat pada nenas
Serat pada nenas dapat digunakan untuk tekstildan kertas.Cara memisahkan serat
secara tradisional yaitudaun dibuat memar dengan melepaskan kutikula sehinggaserat
mudah dipisahkan dengan tangan. Sesudah dicucidengan air, dijemur di sinar matahari
yang kemudian diikatbersama serat-serat yang panjangnya 1 1,2 meter. Hasilserat dari
daun yang telah tua yaitu 1.0 1.2%. VarietasAechmea magdalenae Andre ini tahan air
garam. Varietaslainnya, Bromelia sylvestris Vell, kekuatan rentangnyatinggi. Serat dari
Smooth Cayenne lunak,seperti suteradan halus, hanya saja kekuatan rentangnya
rendah,sehingga kalau dipakai tali, kurang kuat bila dibandingkandengan (Aechmea
magdalenae) (Anonymous, 2008).Serat dari Smooth Cayenne telah dicobadipakai untuk
bahan pakaian dan hasilnya sangat menarik,hanya disini masih kalah dengan tekstil
sintetis yangharganya lebih murah. Serat dari tanaman nenas dapatjuga dipergunakan
untuk bahan kertas. Kertas yangdihasilkan dapat tipis, permukaannya halus, lemas
danliat, dapat dilipat dan dapat dikisutkan tetapi dapatdihaluskan lagi tanpa kerusakan
(Asbani, 1994).


2.6.2 Komposisi kimia serat nanas
Komposisi kimia serat nanas disajikan padaTabel 1 dan sebagai pembanding
disajikan juga komposisikimia serat kapas dan rami.
Tabel 1. Komposisi Kimia Serat Nanas
Komposisi Kimia Serat Nanas
(%)
Serat
Kapas (%)
Serat Rami
(%)
1. Aplha Selulosa 69,5
71,5
94 72 92
2. Pentosan 17,0
17,8
-
3. Lignin 4,4 4,7 - 0 - 1
4. Pektin 1,0 1,2 0,9 3 27
5. Lemak dan Wax 3,0 3,3 0,6 0,2
6. Abu 0,71
0,87
1,2 2,87
7. Zat-zat lain (Protein,
Asam organic, dll)
4,5 5,3 1,3 6,2
Sumber : Anonymous (2008)

2.6.3. Sifat-Sifat Fisik Serat Nanas
Serat nanas mempunyai kekuatan yang relative tinggi. kekakuan lentur atau
Flexural rigidity dan torsionalm rigidity serat relatif lebih tinggi dibanding kapas. Hal
inimenyebabkan serat mempunyai ketahanan yang besaruntuk digintir (twist), sehingga
serat cenderung tidaksegera tergintir pada saat proses penggintiran selesai.Oleh karena itu
serat cenderung kaku dan agak sulit untukmendapatkan serat yang kompak seperti
yangdikehendaki. Sifat porous dan menggelembung (swelling)pada serat nanas
menunjukkan adanya sifat dayaabsorbsi lembab dan kemampuan untuk dicelup.
Seratnanas tidak menunjukkan pengurangan kekuatan dalampenyimpanan hingga 6
bulan, sedangkan penyimpananlebih dari 6 bulan terjadi penurunan kekuatan.
Termalkonduktivitas serat nanas relatif rendah yaitu sebesar0,0273 watt/m2/oK, oleh
karena itu serat nanas merupakantermal isolator yang baik (Anonymous, 2008).
Menurut Onggo dan Triastuti (2005), serat daunnenas bisa dimanfaatkan sebagai
bahan baku pulp dankertas dengan kelas mutu II (nilai 275). Selain itu kadarselulosanya
juga tinggi (57,81%) sehingga dapat diperolehrendemen tinggi. Produksi kertas seni dari
daun nenasjuga dapat dilakukan dan bisa diterapkan pada industry rumah tangga (skala
5.000 .
2.7 METODE PENELITIAN

2.7.1. Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan pulpdari daun nenas adalah pisau,
timbangan digital, panci,kompor, saringan, pengaduk, gelas ukur, bak/ember,plastik,
oven, autoklaf. Sedangkan alat yang digunakanuntuk pengujian fisik kertas di
BALITTAS Karang PlosoMalang adalah Elmendorf Tearing Tester (uji ketahanansobek)
dan Paper Tensile Strength Tester (uji ketahanantarik).

Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pulpdari tanaman nenas adalah daun tanaman
nenas varietasChayenne yang berasal dari Blitar, bahan-bahanpembantu yang digunakan
yaitu Kalsium oksida (CaO)teknis.
2.7.2. Metodologi Penelitian
3.2.1. Alur Kerja Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian secara garisbesar dapat dilihat pada Gambar 1 seperti
berikut ini:

Gambar 1. Alur Kerja Pelaksanaan Penelitian


3.2.2. Proses Pulping
Proses pulping dapat dilihat padadiagram alir seperti pada gambar 2:













BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kombinasi perlakuan terbaik berdasrkan indeksefektifitas diperoleh darii
kombinasi perlakuan A3B2C3 (3cm, pemasakan 2 jam, 75% pulp serat nanas dan
25%bubur kertas koran) dengan nilai produk 0,757 yangmemiliki kandungan rendemen
64,185%, gramatur206,767 g/m2, ketahanan sobek 80,913 kgf/cm2,ketahanantarik 0,839
kgf/cm, warna 5, tekstur permukaan 5, dankenampakan serat 4,8.
Lokasi unit pengolahan kertas seni dari daunnenas skala industri direncanakan di
Blitar. Total biayaproduksi selama 1 tahun kertas seni dari proporsi serat daunnenas dan
daur ulang kertas koran kompas adalah sebesarRp. 38,012,800,- dengan perincian biaya
tetap (fixed cost)sebesar Rp. 29,146,000,- dan biaya tidak tetap (variablecost) sebesar Rp.
8,866,800,-. Harga Pokok Produksisebesar Rp. 243,67. Harga jual yang dihitung di
tingkatprodusen ke pengecer sebesar Rp. . 365, 51 Rp.400,00..

3.2. Saran
Perlu dikaji tentang penelitian lebih lanjut tentang pembuatan kertas seni dari
daun nenas denganberbagai jenis koran maupun majalah, sehingga dapatdiperoleh jenis
kertas seni yang berkualitas baik teknismaupun finansial.











DAFTAR PUSTAKA

Asbani, N. 1994. Laporan kerja lapangan di perkebunan nanas PT GGPC. Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.
Andi Santoso, 2008, Membuat Kertas Daur Ulang. Kanisius. Yogyakarta APKI Direktori, 1997
(onlione), (http://APKI direktori.com, diakses 25 November 2009)
Anonymous. 2005. Barang yang Dihasilkan Industri Besar dan Sedang di Jawa Timur 2002. BPS
Prop. Jawa Timur
Anonymous, 2005. Jawa Timur Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur.
Anonymous, 1996. The New York of Knowledge. Volume 15, Grolier Incorporated, New York,
pp. 52-58




















PERTANYAAN

1. Pembuatan kertas dari ampas tahu,apakah ampas tahu itu ada seratnya?dan kenapa harus
di bleaching? (Noval Alhadi)
Jawab :
Ampas tahu ada seratnya, dalam pembuatan kertas bisa digunakan ampas tahu dengan
bantuan Gondorukem sebagai pengisi serat ( bahan sizing), bahan ini ditambahkan
untuk mencegah penetrasi zat cair pada pori pori kertas, dan proses bleaching bisa
dilakukan di akhir proses sebagai penyempurna dalam pembuatan kertas, tapi bisa
juga tidak dilakukan proses bleaching sesuai kebutuhan saja.
2. Dalam pembuatan kertas mana yang lebih bagus antara serat nenas, ampas tahu dan
enceng gondok? (Hendro)
Jawab :
Dalam pembuatan kertas lebih bagus memakai serat nenas jika dilihat dari segi
komposisi serat nenas itu sendiri.

Komposisi
Kimia
Serat Nanas Serat Kapas Serat Rami
Alpha Sellulosa 69,5 71,5 94 72 - 92
Pentosan 17,0 17,8 - -
Lignin 4,4 4,7 - 0 1
Pektin 1,0 1,2 0,9 3 27
Lemak dan Wax 3,0 3,3 0,6 0,2
Abu 0,71 0,87 1,2 2,87
Zat-zat lain
(protein,asam
organil,dll)
4,5 5,3 1,3 6,2

3. Kenapa harus ditambahkan CaO dalam pembuatan kertas dengan bahan baku serat nenas
dan kenapa harus 5% dan 10%? (Esthu Nur H)
Jawab :
Larutan kapur dengan rumus kimia(CaOH)2 digunakan untuk proses pemasakan bahan
dengan kualitas rendah seperti jerami atau serat kain(Williams, 1993), dan kenapa harus
5% dan 10% itu hanya variable saja, variable dibagi menjadi 2 yaitu, variable tetap
dan variable tidak tetap.

You might also like