You are on page 1of 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan
dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya
berkembang lambat. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit
kardiovaskular (penyakit jantung koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan
kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes (Rikerdas, 2013).
Diabetes meliitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana glukosa
darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan
hiperglikemia. Pada diabetes mellitus yang berat dan tidak terkontrol dapat
mempengaruhi organ-organ tubuh lainnya, seperti meningginya tekanan darah
dan gangguan jantung, selain itu pada kondisi yang terkontrol dapat berakibat
timbulnya luka yang tidak sembuh-sembuh, sehingga rawan terhadap infeksi
(Maryunani, 2013).
Menurut International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa lebih
dari 371 juta orang di dunia yang berumur 20-79 tahun memiliki diabetes.
Sedangkan Indonesia merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes
tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico (Kemenkes RI,
2010).
Salah satu masalah komplikasi kronis dari diabetes mellitus yang paling
ditakuti adalah luka diabetes karena sering berakhir dengan kecacatan dan
kematian. Masalah luka menjadi hal yang rumit dinegara berkembang seperti di
Indonesia karena masih sedikit sekali orang yang berminat menggeluti perawatan
luka diabetes, belum ada pendidikan khusus untuk mengelola luka diabetes
masyarakat khususnya diabetes masih rendah serta besarnya biaya yang
dibutuhkan dalam pengelolaan kaki diabetes Sampai saat ini diabetes mellitus
2

Poltekkes Kemenkes Palembang
memerlukan perilaku penanganan seumur hidup, diet, aktivitas fisik dan stress
fisik serta emosional dapat mempengaruhi pengendalian diabetes (Ernawati,
2013).
Penyebab diabetes mellitus saat ini masih heterogen, akan tetapi determinan
genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas diabetes mellitus
sedangkan kebiasaan yang bisa memicu diabetes seperti minum teh manis, makan
gorengan, kebiasaan mengemil, kebiasaan kurang tidur, malas beraktivitas fisik,
sering mengalami stress, kebiasaan merokok, konsumsi pil kontrasepsi, takut
terkena sinar matahari dan kebiasaan minum bersoda (Fauzi, 2014). Sedangkan
resiko diabetes mellitus sampai saat ini belum dapat dipastikan dengan jelas,
sebagian dari pasien yang berumur kurang dari 30 tahun mengalami diabetes tipe
orang dewasa yang tidak begitu berat (Maturity diabetes of the Young atau
MODY) dan sebaliknya ditemukan pasien-pasien yang berumur lebih dari 40-45
tahun yang mengalami insulin dependen atau memerlukan insulin (insulin
requiring) untuk mempertahankan asupan makanan yang cukup agar dapat
mempertahankan kekuatan dan stabilitas berat badannya (Smeltzer & Bare, 2008)
dalam (Ernawati, 2013).
Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin yang paling banyak
dijumpai.Menurut Global status report on NCD World Health Organization
(WHO) (2010) mencatat bahwa sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes
dan 4% meninggal sebelum usia 70 tahun. 60% penyebab kematian semua umur
di dunia adalah karena penyakit tidak menular. Diabetes mellitus menduduki
peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian (Kemenkes RI, 2010).
Menurut National Institutes of Health (NIH) (2010) melaporkan bahwa jumlah
penderita diabetes mellitus di Amerika Serikat diantara penduduk sekitar 215.000
orang <20 tahun menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, usia 20 tahun sekitar 1,9
juta orang yang baru didiagnosis dengan diabetes , dan usia 65 tahun dan usia
tua sebanyak 10,9 juta.
Prevalensi penyakit diabetes di Indonesia berdasarkan yang telah didiagnosa
oleh tenaga kesehatan sebesar 0,7%, provinsi memiliki prevalensi tertinggi adalah
3

Poltekkes Kemenkes Palembang
DKI Jakarta sebesar 1,8% dan yang terendah adalah Sulawesi Barat, Maluku dan
Lampung sebesar 0,3% sedangkan prevalensi penyakit diabetes mellitus yang
didiagnosa oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala sebesar 1,1%.Provinsi yang
memiliki prevalensi tertinggi adalah DKI Jakarta sebesar 2,6% dan yang terendah
adalah Bengkulu, Sumatera selatan, dan Maluku sebesar 0,5%(Riskesdas,2007).
Sedangkan prevalensi DM sebesar 2,1 persen (Indonesia), lebih tinggi dibanding
tahun 2007 (1,1%).Kenaikan prevalensi DM yang cukup berarti seperti Maluku
(0,5% menjadi 2,1%), Sulawesi Selatan (0,8% menjadi 3,4%), dan Nusa Tenggara
Timur (1,2% menjadi 3,3%)(Riskesdas, 2013).
Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu dan DiabetesMellitus menurut
Provinsi di Daerah Perkotaan Sumatera Selatan yakni toleransi glukosa terganggu
sebesar 7.3% dan total DM sebesar 3.4% (Riskesdas, 2007).Sedangkan hasil Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013,pada umur 15 tahun sebesar 0,9% (Riskesdas,
2013).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang bulan Januari sampai
Februari 2014, diperoleh angka kejadian diabetes mellitus dengan jumlah
penderita yang dibedakan menurut usia dan jenis kelamin yang meliputi, usia 10-
14 tahun (0,4%) dengan 2 laki-laki dan 5 perempuan, usia 15-19 tahun (1,8%)
dengan 14 laki-laki dan 19 perempuan, usia 20-44 tahun (23,7%) dengan 149
laki-laki dan 280 perempuan, usia 45-54 tahun (28,7%) dengan 204 laki-laki dan
316 perempuan, usia 55-59 tahun (16,6%) dengan 124 laki-laki dan 178
perempuan, usia 60-69 tahun (20,3%) dengan 183 laki-laki dan 185 perempuan,
dan usia >70 tahun (8,5%) dengan 91 laki-laki dan 63 perempuan. Total
penderitaadalah 1813 jiwa dengan 767 laki-laki dan 1046 perempuan. Data ini
menunjukkan bahwa pada bulan februari terjadi pertambahan jumlah penderita
sebanyak 131 jiwa dikarenakan Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Palembang pada bulan Januari sampai Februari 2014 total penderita diabetes
mellitus sebanyak 1682 jiwa dengan 713 laki-laki dan 969 perempuan.
Berdasarkan data dari rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat
Dr.Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember 2013 diperoleh
4

Poltekkes Kemenkes Palembang
angka kejadian kasus diabetes mellitus dengan jumlah penderita berdasarkan usia
dan jenis kelamin yang meliputi, usia 1-4 tahun sebanyak 1 laki-laki dan 1
perempuan,usia 5-14 tahun sebanyak 5 laki-laki dan 8 perempuan, usia 15-24
tahun sebanyak 10 laki-laki dan 3 perempuan, usia 25-44 tahun sebanyak 32 laki-
laki dan 74 perempuan,usia 45-64 tahun sebanyak 202 laki-laki dan 273
perempuan, dan usia >65 tahunsebanyak 57 laki-laki dan 88 perempuan.
Berdasarkan data rekam medik tersebut didapatkan jumlah penderita diabetes
terbanyak adalah perempuan sebanyak 449 orang (59,4%), dibandingkan dengan
jumlah penderita diabetes laki-laki sebanyak 307 orang (40,6%).
Berdasarkan data-data diatas, penulis tertarik untuk membuat laporan tugas
akhir yang berjudul Asuhan Keperawatan pada klien dengan Diabetes Mellitus
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Moehammad Hoesin
Palembang.

1.2 Ruang Lingkup Penulisan
Laporan tugas akhir ini meliputi pemberian Asuhan Keperawatandengan
Diabetes Mellitus di Ruang Rawat Inap (RC) Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Moehammad Hoesin Palembang.Waktu pelaksanaan direncanakan pada bulan
Mei 2014.

1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes
Mellitus di Ruang Rawat Inap (RC) Rumah Sakit Umum Pusat
Dr.Moehammad Hoesin Palembang tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan Pengkajian Keperawatan pada klien Tn. X dengan
diabetes mellitus di Ruang Rawat Inap (RC) Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Moehammad Hoesin Palembang
5

Poltekkes Kemenkes Palembang
b. Mampu merumuskan diagnosa perawatan pada pasien dengan diabetes
mellitus
c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan
diabetes mellitus
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan diabetes
mellitus

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk memperdalam
pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan pada pasien diabetes mellitus
khususnya bagi mahasiswa/i poltekkes kemenkes Palembang jurusan
keperawatan.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
1. Bagi Instansi RS Tempat Pengambilan Kasus
Diharapkan dapat menjadi acuan bagi instansi rumah sakit dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta kualitas asuhan
keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi
mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diabetes mellitus.
3. Bagi Peneliti
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
keterampilan berharga bagi peneliti, sehingga dapat menerapkan
pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk penelitian di masa mendatang.



6

Poltekkes Kemenkes Palembang
1.5 Metode Penulisan
1.5.1 TeknikPengumpulan Data
1. Wawancara / Anamnesa
Wawancara adalah salah satu teknik komunikasi yang bertujuan untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan
klien, mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi
dan merencanakan tindakan keperawatan, membantu klien memperoleh
informasi dan berpatisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan,
membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama
tahap pengkajian, meningkatkan hubungan antara perawat dengan klien
dalam berkomunikasi, serta mengadakan tanya jawab langsung dengan
klien maupun anggota keluarga ataupun dokter dan perawat yang
terlibat dalam perawatan klien dengan menggunakan format pengkajian
2. Observasi dan Pengukuran
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
melakukan pengamatan.Data yang di hasilkan adalah data yang
kualitatif.Pengamatan langsung pada klien untuk memperoleh data
yang objektif dimana penulis ikut serta memberikan asuhan
keperawatan pada pasien melalui pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Pengukuran adalah proses, cara, dan
perbuatan yang dilakukan untuk mengukur status kesehatan.
3. Pemeriksaan Fisik (Head to toe dan review of system)
Pemeriksaan fisik adalah teknik mengumpulkan data dari tubuh pasien
untuk menemukan tanda klinis penyakit dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi
objektif tentang klien dan memungkinkan tenaga kesehatan untuk
membuat penilaian klinis dengan menggunakan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
4. Penelusuran Data Sekunder (Rekam Medik)
7

Poltekkes Kemenkes Palembang
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk menunjang data
primer yang diambil dari data rekam medik, dinas kesehatan, maupun
riset kesehatan.

1.5.2 Sistematika Penulisan
Penyusunan proposal ini terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, ruang lingkup penulisan,
tujuan penulisan, manfaat panelitian, dan metode penulisan.
BAB II TinjauanPustaka
Meliputi konsep penyakit yang terdiri dari definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi, komplikasi, pemeriksaan
penunjang, dan penatalaksanaan serta konsep asuhan
keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus yang
terdiri dari pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
BAB III Tinjauan Kasus
Meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV Pembahasan
Dalam bab ini dibahas mengenai kesenjangan yang ada antara
teori dengan kenyataan yang ditemui pada saat melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes mellitus di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Moehammad Hoesin
Palembang.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari 2 bagian,
yaitu :


8

Poltekkes Kemenkes Palembang
A. Kesimpulan
Merupakan hasil kajian terhadap keseluruhan isi Laporan
Tugas Akhir.
B. Saran
Merupakan tanggapan dari butir-butir kesimpulan yang
berupa kesenjangan dan merupakan alternatif pemecahan
masalah yang memungkinkan bermanfaat dan
memperbaiki serta melengkapi kekurangan yang terjadi.

You might also like