You are on page 1of 8

Peran Dewan Pendidikan untuk Meningkatan Mutu Pendidikan Melalui

Desentralisasi Pendidikan


Pendahuluan
Desentralisasi pendikan merupakan bagian dari desentralisasi pemerintah daerah,
atau yang lebih dikenal dengan otonomi daerah. Sejalan dengan proses
desentralisasi yang mengacu pada UU nomor 22 tahun 1999 dan UU nomor 25 tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah, dapat
ditangkap prinsip-prinsip dan arah baru dalam pengelolaan sektor pendidikan.
Dengan adanya desentralisasi pendidikan berarti harus ada juga suatu lembaga yang
mengawasi desentralisasi pendidikan itu. Oleh karena itu dibentuk dewan pendidikan
berdasarkan pada keputusan menteri pendidikan nasional republik indonesia nomor
044 tahun 2002 yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peranserta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
kabupaten/kota.
Makalah ini akan berfokus pada peningkatan mutu pendidkan melalui desentralisasi
pendidikan. Alasan pemilihan topik ini adalah apakah desentralisasi pendidikan itu
mampu mengoptimalkan mutu pendidikan dengan pelaksanaannya di awasi oleh
dewan pendidikan. Hal ini berdasar pada peran serta dewan pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di kabupaten/kota melalui desentralisasi pendidikan.
Pertanyaan mendasar dalam makalah ini adalah apakah dengan desentralisasi
pendidikan ini mampu meningkatkan mutu pendidikan itu.



Desentralisasi Pendidikan dan Dewan Pendidikan
Desentralisasi memberikan keleluasaan bagi Kepala Daerah dalam
pembuatankebijakan untuk mengatur dan mengelola daerahnya. Hal ini sejalan
dengan hakekat desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Sektor
pendidikan merupakan salah satu sektor yang termasuk sektor pelayanan dasaryang
akan mengalami perubahan secara mendasar dengan akan dilaksanakannya otonomi
daerah dan desentralisasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia desentralisasi
merupakan cara pemerintah yang lebih banyak memebarikan kekuasaan kepada
pemerintah daerah. Pengertian desentralisasi tersebut dijabarkan dalam Undang-
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (kemudian direvisi
menjadi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, dan direvisi kembali dengan Perpu
Nomor 3 Tahun 2005, dan akhirnya ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005), dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Sejalan dengan Undang-Undang
tentang Pemerintahan daerah desentralisasi merupakan keniscayaan, dengan adanya
perubahan dalam pendekatan top down development (sentralisasi) dan mengganti
dengan bottom-up development (desentralisasi).
Sejalan dengan diberlakukannya desentralisasi pemerintahan daerah, sistem
pendidikan dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga dapat
mewujudkan proses pendidikan yang demokratis, memperhatikan keberagaman, dan
mendorong partisipasi masyarakat. Desentralisasi dan otonomi pendidikan tidak
berarti memperkecil atau sama sekali meniadakan peranan pusat dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini sejalan dengan Kazuhisa (2003: )
mengemukakan bahwa
decentralization demands the self-subsistence of regions, not necessarily
separation and independence. Local governments, instead of depending on the
central government, should turn to local residents and local resources they have
and formulate reasonable and realistic strategies of development on their own.
They should reinforce administrative capabilities, sharpen regional originalities
and thus boost the competitiveness of their own regions to ensure their
survivasurvival in the increasingly .globalize econom.
Dalam UU nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
(Propenas) yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta)
dinyatakan adanya perintisan pembentukan Dewan Pendidikan di setiap
kabupaten/kota, dan pembentukan Komite Sekolah di setiap sekolah. Pebentukan
dewan pendidikan ini mengacu pada system pendidikan yang dituntut untuk
melakukan perubahan dan penyesuaian untuk mendorong partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat disini adalah pembentukan dewan pendidikan yang
anggotanya adalah masyarakat. Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044 tahun 2002 bahwa dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan,
efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu
adanya dukungan dan peran serta masyarakat yang lebih optimal. Dukungan dan peran
serta masyarakat itu maka dibentuk Dewan Pendidikan. Peran dewan pendidikan disini
lebih kepada pengawasan pelaksanaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota.
Keterkaitan antara desentralisasi pendidikan dan dewan pendidikan adalah dewan
pendidikan yang mengawasi jalannya desentralisasi pendidikan. Melalui desentralisasi
pendidikan kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur pendidikan lebih banyak
daripada kewenangan pusat. Desentralisasi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
mutu pendidikan di daerah, tanpa menghilangkan peran pemerintah pusat. Keberhasilan
penyelenggaraan desentralisasi pendidikan di Indonesia salah satunya turut ditentukan
juga dengan adanya peran serta (partisipasi masyarakat).


Peran dan Fungsi Dewan Pendidikan dalam Menimgkatkan Mutu Pendidikan
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044
tahun 2002 ruang lingkup dewan pendidikan meliputi pendidikan prasekolah, jalur
pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Sedangkan jalur pendidikan tinggi
tetap di awasi dan dikelola oleh Dikti. Dewan pendidikan merupakan badan yang
bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan pemerintah daerah.
Pembentukan dewan pendidikan mempunyai peran diantaranya sebagai berikut.
1) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan
Penentuan dan pelaksanaan kebijakan dewan pendidikan dalam desentralisasi
dikelola oleh pemerintah. Dewan pendidikan memberikan pertimbangan apakah
kebijakan pendidikan yang dilaksanakan itu bisa meningkatkan mutu pendidikan
pada khususnya, sehingga dalam pelaksanaannya nanti tepat sasaran.
2) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
Desentralisasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, disini
dewan pendidkan berperan sebagai pendukung. Pendukung yang adalah memberikan
dukungan berupa ide-ide apabila dalam pelaksanaan pendidikan oleh pemerintah
masih ada yang kurang sesuai.
3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
Dewan pendidikan sebagai pengontrol dalam hal pembiayaan anggaran pendidikan
di daerah. Apakah anggaran pembiayaan pendidikan di daerah dilakukan secara
transparan. Peran dewan pendidikan dalam hal ini sangatlah penting karena semakin
maraknya korupsi di era sekarang ini.
4) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(legislatif) dengan masyarakat
Dalam pembagian anggaran untuk pendidikan daerah diperlukan persetujuan antara
pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Apabila terjadi silang
pendapat atau ketidaksesuaian ide antara pemerintah dan DPRD peran dewan
pendidikan didini sebagai mediator yang menjembatani agar diperoleh hasil yang
mufakat. Tidak hanya pada anggaran pendidikan saja tetapi dalam penentuan
kebijakan-kebijakan pendidikan di daerah.
Berdasarkan peran dewan pendidikan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
dewan pendidikan ini mempunyai peran yang penting dalam pelaksaan desentralisasi
pendidikan, khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah.
Selain mempunyai peran, dewan pendidikan juga mempunyai fungsi diantaranya
sebagai berikut.
1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
Perhatian dan peran masyarakat sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Apalagi di era desentralisasi dimana penyelenggaraan pendidikan dikelola oleh
pemerintah daerah jadi perlu suatu wadah yang memberikan perhatian terhadap
pelaksanaan desentralisasi pendidikan. Wadah yang dimaksud adalah dewan
pendidikan.
2) Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi), pemerintah, dan
DPRD berkenan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
Dewan pendidikan adalah wakil dari masyarakat yang mengawasi pelaksaan
pendidikan ditingkat kabupaten/kota. Jadi dengan adanya dewan pendidikan dapat
terjalin kerjasama antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat
Sebagai wakil dari masyarakat dewan pendidikan merupakan tempat untuk
menyambungkan ide maupun aspirasi masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan
untuk selanjutnya disampaikan pada pemerintah setelah dilakukan analisis.
4) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah
daerah/DPRD mengenai:
a) kebijakan dan program pendidikan;
b) kriteria tenaga daerah dalam bidang pendidikan;
c) kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor dan kepala satuan
pendidikan;
d) kriteria fasilitas pendidikan; dan
e) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
5) Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan
Desentralisasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
kabupaten/kota. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan partisipasi orang tua
dan masyarakat. Partisipasi dan dukungan itu sendiri dapat secara financial maupun
emosional. Misalnya orang tua harus mengedepankan pendidikan anak-anaknya.
6) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan,
dan keluaran pendidikan
Fungsi terpenting dewan pendidikan di era desentralisasi pendidikan adalah sebagai
pengawas terhadap kebijakan program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan.
Berdasarkan peran dan fungsi dewan pendidikan diatas dapat terlihat bahwa dewan
pendidikan itu mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan di daerah di era desentralisasi seperti sekarang ini. Pada era desentralisasi
pendidikan, semua hal yang berkaitan dengan pendidikan di kabupaten/kota dikelola
oleh pemerintah kabupaten, jadi sudah pasti hars ada pengawasan yang maksimal
terhadap pelaksanaan pendidikan di daerah. Oleh karena itu dewan pendidikan terbentuk
dan menjadi pengawas pelaksanaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota.
Selain pengawasan oleh dewan pendidikan, desentralisasi pendidikan itu sendiri di
dukung oleh kekuatan hokum dan peratuan perundang-undangan. Perundang-undangan
dan kekuatan hukum dalam konteks desentralisasi manajemen pendidikan,
merupakan hal yang paling krusial dan sangat menentukan. Pemerintah pusat sebagai
sentral perancangan dan lahirnya berbagai kebijakan, pada dasarnya telah
menerapkan sistem analisis posisi dan lingkungan yang memenuhi standar
kelayakan, namun system analisis posisi dan lingkungan yang diberlakukan di
departemen pendidikan nasional, belum bisa berjalan dengan baik. Artinya, masih
banyak kalangan pemerintah di daerah yang belum mampu menerapkan transparansi
dan demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan. Padahal transparansi dan
demokratisasi pendidikan ini sangat diperlukan sebagai modal untuk meningkatkan
mutu pendidikan di daerah. Hal ini merupakan fakta dalam pelaksanaan
desentralisasi pengelolaan pendidikan yang telah diimplementasikan di indonesia
sampai saat ini. Desentralisasi pendidikan masih sangat perlu pengawasan dalam
pelaksaannya dan sudah tepat apabila dibentuk dewan pendidikan.




















Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044 Tahun 2002
Tentang Dewan Pendidikan Dan Komite Sekolah

Matsui, K. (2003) Decentralization in NationState Building of Indonesia. IDE
Research Paper. No. 2, August 2003

Mada Sutapa. Perspektif Desentralisasi Pendidikan Dalam Konteks Desentralisasi
Pemerintahan Daerah.

You might also like