You are on page 1of 7

www.sekrips.blogspot.

com
IDENTIFIKASI MEDIKOLEGAL
Merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan
identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana
maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan
karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan. Identifikasi medikolegal
ini berperan penting terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk,
hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak
korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Dimana identitas seseorang
dapat dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan dalam identifikasi memberikan
hasil positif (tidak meragukan).
Pengeboman Bali 2005 adalah sebuah seri pengeboman yang terjadi di Bali pada 1
Oktober 2005. Terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23
orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Banyaknya korban ledakan ini dengan kondisi yang
mengenaskan dan membutuhkan metode khusus untuk melakukan identifikasi korban sehingga
identitas korban dapat diketahui. Kegiatan identifikasi ini dilaksanakan oleh personil dari
beberapa negara yang memiliki Tim DVI dengan metode:
a. Metode sederhana seperti secara visual, kepemilikan korban (property), pakaian, kartu
identitas.
b. Metode ilmiah seperti sidik jari, data gigi, data medis, serologis dan DNA.
1. Metode Visual
Metode ini dilakukan dengan memperlihatkan jenazah pada orang-orang yang merasa
kehilangan anggota keluarga atau temannya.
2. Pemeriksan Dokumen
Dokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM, Paspor) dan sejenisnya yang kebetulan
ditemukan dalam dalam saku pakaian yang dikenakan akan sangat membantu mengenali
jenazah tersebut.Perlu diingat pada kecelakaan masal, dokumen yang terdapat dalam tas
atau dompet yang berada dekat jenazah belum tentu adalah milik jenazah yang
bersangkutan.
www.sekrips.blogspot.com
3. Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan
Dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah, mungkin dapat diketahui merek atau
nama pembuat, ukuran, inisial nama pemilik, badge yang semuanya dapat membantu
proses identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan pada jenazah tersebut.Khusus
anggota ABRI, identifikasi dipemudah oleh adanya nama serta NRP yang tertera pada
kalung logam yang dipakainya.
4. Identifikasi Medik
Metode ini menggunakan data umum dan data khusus.Data umum meliputi tinggi badan,
berat badan, rambut, mata, hidung, gigi dan sejenisnya.Data khusus meliputi tatto, tahi
lalat, jaringan parut, cacat kongenital, patah tulang dan sejenisnya. Metode ini
mempunyai nilai tinggi karena selain dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan
berbagai cara/modifikasi (termasuk pemeriksaan dengan sinar-X) sehingga ketepatan nya
cukup tingi.Bahkan pada tengkorak/kerangka pun masih dapat dilakukan metode
identifikasi ini. Melalui metode ini diperoleh data tentang jenis kelamin, ras, prkiraan
umur dan tingi badan, kelainan pada tulang dan sebagainya.
5. Pemeriksaan Gigi
Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) dan rahang yang dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar-X dan pencetakan gigi dan
rahang.Odontogram memuat data tentang jumlah,bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi
dan sebagainya. Seperti hal nya dengan sidik jari, maka setiap individu memiliki susunan
gigi yang khas. Dengan demikian dapat dilakukan indentifikasi dengan cara
membandingkan data temuan dengan data pembanding antemortem.
6. Pemeriksaan Serologik
Pemeriksaan serologik betujuan untuk menentukan golongan darah jenazah. Penentuan
golongan darah pada jenazah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa
rambut, kuku dan tulang.
www.sekrips.blogspot.com
7. Identifikasi Kerangka
Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut
adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur dan tinggi badan, ciri-ciri
khusus dan deformitas serta bila memungkinkan dilakukan rekonstruksi wajah. Dicari
pula tanda-tanda kekerasan pada tulang dan memperkirakan sebab kematian.Perkiraan
saat kematian dilakukan dengan memeperhatikan kekeringan tulang. Bila terdapat dugaan
berasal dari seseorang tertentu, maka dilakukan identifikasi dengan membandingkan data
antemortem. Bila terdapat foto terakhir wajah orang tersebut semasa hidup, dapat
dilaksanakan metode superimposisi, yaitu dengan jalan menumpukkan foto Rontgen
tulang tengkorak diatas foto wajah orang tersebut yang dibuat berukuran sama dan
diambil dari sudut pengambilan yang sama. Dengan demikian dapat dicari adanya titik-
titik persamaan.
1. Sebagai penentu jenis kelamin
Penentuan jenis kelamin ini berdasarkan pada ciri-ciri, tengkorang, tulang panjang,
dan tulang panggul.
Tabel 1. Perbedaan Tengkorak Pria dan Wanita
Ciri-ciri Pria Wanita
Ukuran, volume
endokardial
Besar Kecil
Arsitektur Kasar Halus
Tonjolan supraorbital Besar Kecil/tipis
Prosesus mastoid Besar, kasar, tumpul Kecil, halus, runcing
Daerah oksipital, linea
muskulares, dan
protuberensia
Tidak jelas Jelas, menonjol
Eminentia frontalis Kecil Besar
Eminentia parietalis Kecil Besar
Orbita Persegi empat, tepi
tumpul, rendah relatif
kecil
Bundar, tepi tajam,
tinggi relatif besar
Dahi Curam, kurang
membundar
Bulat penuh
Tulang pipi Beratm arkus lebih ke
lateral
Ringan, lebih memusat
Mandibula Besar, simfisis tinggi,
ramus asending lebar
Kecil, ukuran korpus
dan ramus lebih kecil
www.sekrips.blogspot.com
Palatum Besar dan lebar, bentuk
U
Kecil, bentuk V
Foramen magnum Besar Kecil
Tabel 2. Perbedaan jenis kelamin berdasarkan tulang panjang
Ciri-ciri Pria Wanita
Panjang Lebih panjang Lebih pendek
Tempat perlekatan otot Prominent Kurang prominent
Diameter caput femur Lebih lebar Lebih kecil
Diameter caput hunerus Lebih lebar Lebih kecil
Condylus humerus Permukaan luas, lebar Lebih kecil
Tabel 3. Perbedaan pelvis pria dan wanita.
Ciri-ciri Pria Wanita
Pelvis Keseluruhan Berat, kasar, berkas
otot jelas
Tidak berat, berkas otot
tidak prominent, halus
Bentuk tepi Jantung Circular
True Pelvis Relatif kecil Luas, dangkal
Ilium Tinggi, tegak Rendah, divergen ke
lateral
Sendi sacroiliaca Besar Kecil, oblique
Sulcus pre auricular Tidak sering sering
Greater sciatic notch Kecil, dalam Besar, lebar
Acetabulum Besar kecil
Ichiopubic rami Bagian atas convex Bagian atas concave
Foramen obturator Besar, oval Kecil, triangular
Os pubic-corpus triangular Quadrangular
Symphisis Tinggi Rendah
Sudut sub-pubic Sempit, V shape Lebar, U shape
Sacrum Panjang, sempit, dapat
terdiri > 5 segmen
Pendek, lebar, S1, S2,
S3, dan S5
melengkung, 5 segmen
Promontorium Lebih menonjol Kurang menonjol
Pelvic outlet Tak dapat dilewati
kepalan tangan
Dapat dilewati kepalan
tangan
2. Sebagai penentu tinggi badan
Dapat dengan menggunakan berberapa metode dibawah ini:
- panjang kepala adalah kira-kira 1/8 panjang badan
- pertengahan panjang kepala adalah garis tepat di bawah mata
- dari dagu ke lubang hidung = lubang hidung ke bawah mata = panjang kepala
www.sekrips.blogspot.com
- pubis membagi tinggi badan menjadi 2 sama panjang
- tinggi badan kira-kira sama dengan jarak ujung jari ke ujung jari apabila kedua
lengan direntangkan
- panjang tangan = panjang lengan bawah = panjang lengan atas
- panjang tangan = phalanges = metacarpal + carpal.
3. Sebagai penentu ras
Tabel 6. Perbedaan ras berdasarkan tulang tengkorak
No Ciri-ciri Eropa Mongol Negro
1 Tulang hidung Panjang-sempit Lebar-pendek Lebar-pendek
2 Tinggi tlg. Hidung Tinggi Antara Eropa-
Negro
Rendah
3 Tulang pipi Lengkung, tidak
lebar
Antara Eropa-
Negro
Datar lebar
4 Tulang palatum Segitiga Tapal kuda Segiempat
5 Gigi seri Tidak Tidak Mirip skop
6 Rasio tibia-femur Kecil Kecil Agak besar
7 Rasio radius-femur Kecil Kecil Agak besar
8 Lengk. femuralis Menonjol Menonjol Kurang menonjol
8. Pemeriksaan DNA
Metode pemeriksaan DNA paling tajam daripada metode pemeriksaan jenazah yang lain
dengan tingkat akurasi mendekati 100%. Hasilnya juga stabil dan dapat menggunakan
bagian tubuh (sampel) manapun asalkan sel tersebut memiliki inti sel. Sampel yang dapat
digunakan adalah:
- Darah
- Cairan sperma
- Tulang
- Ludah
- Rambut
- Kotoran manusia
- Urin
www.sekrips.blogspot.com
KESIMPULAN
1. Beberapa metode yang digunakan dalam mengidentifikasi korban peledakan bom Bali
adalah:
1.1. Metode Sederhana
- Secara visual
- Pemeriksaan dokumen
- Pemeriksaan pakaian dan perhiasan
1.2. Metode khusus
- Pemeriksaan serologis
- Pemeriksaan gigi
- Pemeriksaan kerangka
- Pemeriksaan DNA
www.sekrips.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani, Njowito. 1992. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Jakarta: Gramedia Medika Utama
Idries, Munim. 1982. Penerapan Ilmu Kedokteran Kehakiman dalam Proses Penyidikan.
Jakarta: PT Karya Unipress
Kompas. 2005. Identifikasi DNA Paling kuat. http://64.203.71.11/kesehatan. [26 Juli 2008]
Mediawiki. 2008. Identifikasi Forensik. http://id.wikipedia.org/. [26 Juli 2008]
Saparwoko, Eddy. 2005. Bali Bomb DVI Case Report. http://www.statcounter.com/. [26 Juli
2008]

You might also like