You are on page 1of 5

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Page 1

Uveitis Anterior Chronic Residif Oculi Dextra

Dwita Haryani
Student Of Medical Faculty Lampung University

Abstract



Background. Inflammation of the uvea includes the anterior and posterior uveitis .
Inflammation of anterior uveitis include iris and anterior corpus siliaris . Inflammation can be
acute or chronic . Purpose . Identification of patient problems and Therapy based on the
framework. Method . Report cases of the disease in the hospital in January 2013 Abdul
Moeleok based on Evidence Based Medicine . Results . Mrs M , 42 years old , came with
reds right eye , watery and blurred vision since 1 week ago . The same complaint have ever
felt about 2 years ago and diagnosed eye infections . On physical examination found
hyperemia or redness in the limbus with the turbidity in the anterior chamber . Focus of
inflammation in the anterior chamber ( COA ) . On visus examination obtained VOD : 6/75
and VOS : 6/30 . Patients treated by eye drops and sikloplegik midriatik , topical
corticosteroids / systemic, analgetic , warm compresses 2x 5 min / day , personal hygiene and
wear sunglasses . Conclusion . Results of history taking and examination lead to the
diagnosis of chronic recurrent anterior uveitis .

Keywords : Chronic , recurrent , anterior uveitis , uvea


Abstrak

Latar Belakang. Peradangan pada uvea meliputi uveitis anterior dan posterior.
Peradangan pada uveitis anterior meliputi iris dan bagian anterior korpus siliaris. Peradangan
dapat bersifat akut ataupun kronik.

Tujuan. Teridentifikasinya masalah pasien, serta
penatalaksanaan berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien. Metode.

Laporan kasus
penyakit di rumah sakit Abdul Moeleok Januari 2013 yang ditelaah

berdasarkan Evidence
Based Medicine. Hasil. Nyonya M, 42 tahun, datang dengan keluhan mata bagian kanan
merah, berair dan penglihatan kabur sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan yang sama pernah
dirasakan sekitar 2 tahun yang lalu dan dikatakan menderita infeksi mata. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan hiperemi atau kemerahan pada daerah sekitar limbus disertai adanya
kekeruhan pada bilik mata depan. Fokus inflamasi pada bilik mata depan (COA). Pada
pemeriksaan visus didapatkan VOD : 6/75 dan VOS : 6/30. Pasien ditatalaksana dengan tetes
mata midriatik dan sikloplegik, kortikosteroid topical/ sistemik, analgetik, kompres hangat 2x
5 menit/hari, menjaga kebersihan diri dan memakai kacamata hitam. Simpulan. Berdasarkan
hasil anamnesis dan pemeriksaan mengarahkan diagnosis pada uveitis anterior kronik residif.
Kata Kunci : Kronik, residif, uveitis anterior,uvea
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Page 2

Pendahuluan
Uveitis diartikan sebagai peradangan dari uveal tract, lapisan pembuluh darah mata
yang terdiri dari iris, korpus siliar, dan khoroid.(El-Asrar.2010). Uveitis anterior
merupakan peradangan pada bagian anterior uvea meliputi iris dan bagian anterior
korpus siliaris. Pada uveitis anterior proses peradangan terjadi pada bagian iris
ataupun pada bagian anterior korpus siliaris. (Vaughan ; Asbury.2010).

Penderita
umumnya berada pada usia 20-50 tahun. Setelah usia 70 tahun, angka kejadian uveitis
mulai berkurang. Pada penderita berusia tua umumnya uveitis diakibatkan oleh
toksoplasmosis, herpes zoster, dan afakia. Bentuk uveitis pada laki-laki umumnya
oftalmia simpatika akibat tingginya angka trauma tembus dan uveitis
nongranulomatosa anterior akut. Sedangkan pada wanita umumnya berupa uveitis
anterior kronik idiopatik dan toksoplasmosis. (Ronald ; Robert.2008)

Metode

Laporan kasus ruang penyakit dalam rumah sakit Abdul Moeleok Januari 2013 yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine.

Hasil

Ny. M, 42 tahun datang dengan keluhan mata bagian kanan merah dan berair sejak 1
minggu yang lalu,keluhan disertai dengan penglihatan kabur pada mata bagian kanan.
Pada awalnya terasa nyeri pada mata, kemudian mata menjadi merah dan berair,
namun pasien tidak mengeluh pusing. Sebelumnya pasien pernah berobat ke
puskesmas dan diberi obat tetes mata namun keluhan belum berkurang. Keluhan yang
sama pernah dirasakan pasien sekitar 2 tahun yang lalu saat itu pasien dikatakan
menderita infeksi mata.
Riwayat Uveitis anterior kronik oculi dextra : (+). Pada pemeriksaan fisik mata
didapatkan visus VOD : 6/75 dan VOS : 6/30. Camera Oculi anterior pada oculi
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Page 3

dextra tampak keruh. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan
menunjukkan diagnosis yang mengarah pada uveitis anterior kronik.

Penatalaksanaan (Vaughan, Ausbury.2010; Kanski.2000)
a) Edukasi
Mencegah mata yang sakit untuk tidak sering dikucek/disentuh
Menjaga kebersihan diri
Memakai kacamata hitam untuk mengurangi kontak mata dengan cahaya

b) Konservatif
Kompres hangat 2x 5 menit / hari
Tetes mata midriatik-sikloplegik
Kortikosteroid
Lokal : Tetes mata, salep dapat diberikan 4-6 x/hari
Sistemik

Pembahasan
Pada anamnesis, didapatkan adanya gejala berupa nyeri pada mata bagian kanan,
kemerahan dan mata bagian kanan berair. Pasien juga mengeluhkan adanya
penglihatan yang kabur disertai dengan fotofobia. Keluhan dirasakan hilang timbul
dan berulang, keluhan ini sudah pernah dirasakan sekitar 2 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya hiperemi atau kemerahan pada daerah sekitar
limbus yang dapat disebabkan karena adanya peradangan pada pembuluh darah siliar
disertai adanya kekeruhan pada bilik mata depan yang menandakan adanya
peningkatan kadar protein, sel dan fibrin yang menunjukan adanya peradangan. Dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan menunjukkan diagnosis yang
mengarah pada uveitis anterior kronik.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Page 4

Fokus inflamasi pada kasus ini terbatas pada bilik mata depan (COA) dan keluhan
yang dirasakan berulang dan hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu sehingga
mengarahkan diagnosis ke arah uveitis anterior kronik residif.
Nyeri yang dirasakan pasien diakibatkan karena iritasi pada saraf siliar saat melihat
cahaya. Pada pemeriksaan visus didapatkan pada oculi dextra , menunjukan adanya
penurunan ketajaman penglihatan yang dapat disebabkan karena proses radang yang
terjadi pada uvea anterior akibat adanya proses kekeruhan lensa yang bermanifestasi
dengan penglihatan kabur.Pada uveitis anterior kronik pasien mengalami penglihatan
kabur yang diakibatkan kekeruhan lensa, atapun kalsifikasi kornea akibat proses
peradangan dan infeksi.
Terapi yang diberikan pada uveitis anterior kronik meliputi tetes mata midriatik dan
sikloplegik, kortikosteroid topikal ataupun sistemik, analgetik, kompres hangat 2x 5
menit/hari, menjaga kebersihan diri dan memakai kacamata hitam untuk mengurangi
kontak mata dengan cahaya.
Simpulan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan
menunjukkan diagnosis yang mengarah pada uveitis anterior kronik. Fokus inflamasi
pada kasus ini terbatas pada bilik mata depan (COA) dan keluhan yang dirasakan
berulang dan hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu sehingga mengarahkan diagnosis
ke arah uveitis anterior kronik residif.

Daftar Pustaka

1. Al-Asrar AMA, Struyf S, Van den Broeck C, et al. 2010. Expression of chemokines and
gelatinase B in sympathetic ophthalmia.


2. Ronald ES, Robert AN. Uveitis : A Clinical Approach to Diagnosis and Management 2
nd

Ed. New York: Williams & Wilkins.2000


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Page 5

3. Vaughan, D. G.; Asbury, T. Oftalmologi Umum edisi 17. Widya Medika. Jakarta: 2010

4. Kanski JJ. Retinal Vascular Disorders in Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach.
3
rd
Edition. Oxford: Butterworth-Heinemann Ltd.2000

You might also like