You are on page 1of 10

zooplankton (daphnia) 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zooplankton adalah hewan perairan mikroskopik atau sebagian darinya hewan pemangsa
dalam ukuran relatif besar didalam suatu lingkungan ekosistem perairan yang memakan
fitoplankton yang merupakan bentuk kedua dari jaring makanan. Hewan zooplankton
mempunyai sifat perenang pasif, terapung atau menentang aliran air. akan tetapi, ada sebagian
kecil zooplankton yang mempunyai kemampuan untuk berenang. Didalam sistem perairan,
zooplankton akan berenang atau melakukan pergerakan menuju ke arah konsentrasi populasi
fitoplankton untuk mendapatkan sumber makanannya.
Zooplankton dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: zooplankton sementara (juga disebut
meroplankton) dan zooplankton permanen. Para zooplankton sementara adalah embrio ikan,
kepiting, spons, kerang dan invertebrata lainnya. Jenis zooplankton menghabiskan bagian awal
hidupnya mengambang dekat permukaan laut. Ketika mereka dewasa, mereka menetap ke
bawah, di mana mereka berubah menjadi dewasa. Setelah dewasa mereka tidak lagi dianggap
sebagai bagian dari populasi plankton. Zooplankton yang permanen adalah spesies yang tetap
dalam populasi plankton sepanjang siklus seumur hidup mereka.
Pakan ikan diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu : pakan alami dan pakan buatan.
Secara kualitas organisme pakan alami belum bisa diganti sepenuhnya dengan pakan buatan
untuk ikan stadia larva, hal ini disebabkan pakan alami lebih mudah dicerna oleh larva juga
bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Salah satu pakan alami ikan yang
sering digunakana adalah Daphnia. Daphnia dapat bergerak- gerak sehingga menarik perhatian
larva ikan untuk memekannya. Daphnia juga lebih suka berada di permukaan air serta mudah
dalam penyediaannya. Bagi para peternak ikan pemberian pakan ikan sulit sekali di simpan
(karna tidak tahan lama) sedangkan stadia larva bagi ikan merupakan masa paling kritis dalam
siklus hidupnya, tingginya mortalitas pada stadia lava ikan disebabkan beberapa faktor :


zooplankton (daphnia) 2

Serangan penyakit/ mikroorganisme patogen yang mengganggu,
Kualitas air yang kurang baik,
Serta ketersediaan pakan alami yang kurang mencukupi ( baik gizi maupun jumlahnya).
Upaya untuk mengatasi atau menekan mortalitas larva ikan adalah : dengan menyediakan
pakan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya ( jenis, ukuran, dan kemurnian ). Oleh
karena itu pengembangan kultur terhadap pakan alami terus dilakukan, salah
satunyapengembangan kultur Daphnia.

1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui klasifikasi, ciri morfologi,
siklus hidup, cara reproduksi, habitat dan penyebaran dari daphnia. Sedangkan mafaat dari
penyusunan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber referensi atau
acuan bagi para pembaca, baik mahasiswa, masyarakat umum mapun para peneliti.


zooplankton (daphnia) 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Planktoon
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik
(bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah
satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.
Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari
sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda
hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang
menghanyutkannya.
Menurut Nyabakken (1992), plankton adalah kelompok-kelompok organisme yang
hanyut bebas dalam laut dan daya renangnya sangat lemah. Kemampuan berenang organism-
organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan air,
hal ini berbeda dengan hewan laut lainnya yang demikian gerakan dan daya renangnya cukup
kuat untuk melawan arus laut. Plankton adalah suatu organism yang terpenting dalam ekosistem
laut, kemudian dikatakan bahwa plankton merupakan salah satu organisme yang berukuran kecil
dimana hidupnya terombang-ambing oleh arus perairan laut (Hutabarat dan Evans, 1988)
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya
matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton
menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah
sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu. Selain sisa-sisa hewan,
plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga
dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu
karang, kerang, dan ikan paus.



zooplankton (daphnia) 4

Klasifikasi Plankton
Berdasarkan Ukuran
Menurut ukurannya, plankton dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu makroplankton
(lebih besar dari 1 mm), mikroplankton (0,06 mm 1 mm) dan nanoplankton (kurang dari
0,06mm) meliputi berbagi jenis fitoplankton. Diperkirakan 70% dari semua fitoplankton di laut
terdiri nanoplankton dan inilah yang memungkinkan terdapatnya zooplankton sebagai konsumer
primer (Sachlan, 1972).
Berdasarkan siklus hidupnya
Berdasarkan siklus hidupnya, plankton terbagi dalam dua golongan yaitu holoplankton yang
merupakan organisme akuatik dimana seluruh hidupnya bersifat sebagai plankton, golongan
yang kedua yaitu meroplankton yang hanya sebahagiaan dari daur hidupnya bersifat plankton
(Bougis, 1976; Nyabakken, 1992). Berdasarkan keadaan biologis
Berdasarkan keadaan biologisnya, Newel (1963) menggolongkan plankton sebagai berikut
Fitoplankton yang merupakan tumbuhan renik,
Zooplankton yang merupakan hewan-hewan yang umumnya renik.
2.2 Zooplankton
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang
hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan.
Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan
migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah
sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri ( Hutabarat dan Evans,
1986).

zooplankton (daphnia) 5

Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian
hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Plankton kelompok ini disebut
meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota
yang sepanjang hidupnya sebagai plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et
al.,1994, 1996).
Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa, Echinodermata,
Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan zoea sebagai Artrhopoda yang
hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan ikan. Sedangkan yang termasuk
holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama Subkelas Copepoda, Chaetognata,
Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan
sebagian Moluska (Newell dan Newell, 1977; Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984).
Zooplankton memangsa fitoplankton dimana fitoplankton itu sendiri memanfaatkan nutrient
melalui proses fotosintesis (Kaswadji et al., 1993). Pada proses selanjutnya zooplankton
merupakan makanan alami bagi larva ikan dan mampu mengantarkan energi ke jenjang tropik
yang lebih tinggi. Dalam hubungan dengan rantai makanan zooplankton berperan sebagai
penghubung produsen primer dengan tingkat pakan yang lebih tinggi, sehinnga kelimpahan
zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan peraiaran (Arinardi et. al., 1994). Dari berbagai
jenis zooplankton hanya ada satu golongan saja yang sangat penting menurut sudut ekologis
yaitu subklas Copepoda (klas Crustacea, filum Arthropoda). Hewan- hewan kecil ini sangat
penting artinya bagi ekonomi ekosistem- ekosistem bahari karena merupakan herbivora primer
dalam laut ( Nybakken, 1992).

zooplankton (daphnia) 6

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Daphnia
Daphnia sp adalah udang udangan renik yang hidup di air tawar khususnya kolam atau
danau, serta dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kehidupan daphnia sp di pengaruhi oleh
beberapa faktor ekologi perairan yaitu PH = 6,6 7,4 C, dan SUHU = 22 -31 C. Oxygen terlarut
lebih dari 2 ppm, dan dapat juga hidup jika kandungan oxygen yang bervariasi. Daphnia dapat
juga hidup jika perairannya miskin oxygen disebabkan kemampuan mensintesis hemoglobin.
Naiknya oxygen juga disebakan oleh naiknya suhu atau tingginya padat populasi kadar DO yang
baik untuk daphnia sp adalah 4,20 5,10 ppm.


3.2 Klasifikasi Daphnia
Daphnia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Branchiopoda
Subclass : Phyllopoda
Order : Diplostraca
zooplankton (daphnia) 7

Suborder : Cladocera
Family : Daphniidae
Genus : Daphnia
Daphnia seringkali dikenal sebagai kutu air karena kemiripan bentuk dan cara
bergeraknya yang menyerupai seekor kutu. Pada kenyataannya Daphnia termasuk dalam
golongan udang-udangan dan tidak ada hubungannya dengan kutu secara taxonomi. Daphnia
merupakan udang-udangan renik air tawar dari golongan Brachiopoda. Mereka boleh dikatakan
masih saudara dengan Artemia. Meskipun gerakannya tampak "meloncat" seperti seekor kutu
sebenarnya binatang ini berenang dengan menggunakan "kakinya" (sering disebut sebagai
antena), bahkan dengan berbagai gaya yang berbeda.

3.3 Siklus Hidup
Daphnia merupakan udang-udangan yang telah beradaptasi pada kehidupan badan perairan
yang secara periodik mengalami kekeringan. Oleh karena itu, dalam perkembangbiakannya
(seperti halnya Artemia) dapat dihasilkan telur berupa kista maupun anak yang "dilahirkan".
Telur berupa kista ini dapat bertahan sedemikian rupa terhadap kekeringan dan dapat tertiup
angin kemana-mana, sehingga tidak mengherankan kalau tiba-tiba dalam genangan air disekitar
rumah ditemukan Daphnia

3.4 Fisiologi dan Reproduksi
Dalam keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup terdia Daphnia
akan manghasilkan keturunannya tanpa kawin (aseksual/parternogenesis). Dalam kondisi
demikian hampir semua Daphnia yang ada adalah betina. Telur yang tidak dibuahi ini
berkembang sedemikian rupa dalam kantung telur di tubuh induk, kemudian berubah menjadi
larva. Seekor Daphnia betina bisa menghasilkan larva setiap 2 atau 3 hari sekali. Dalam waktu
60 hari seekor betina bisa menghasilkan 13 milyar keturunan, yang semuanya betina. Tentu saja
tidak semua jumlah ini bisa sukses hidup hingga dewasa, keseimbangan alam telah mengaturnya
sedemikian rupa dengan diciptakannya berbagai musuh alami Daphnia untuk mengendalikan
zooplankton (daphnia) 8

populasi mereka. Daphnia muda mempunyai bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi
belum dilengkapi dengan "antena" yang panjang. Apabila kondisi lingkungan hidup tidak
memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa Daphnia akan
memproduksi telur berjenis kelamin jantan. Kehadiran jantan ini diperlukan untuk membuahi
telur, yang selanjutnya akan berubah menjadi telur tidur (kista/aphippa). Seekor jantan bisa
membuahi ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai cangkang
tebal dan dilindungi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk sedemikian rupa.
Telur tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es, atau bahkan kekeringan. Telur ini bias
bertahan selama lebih dari 20 tahun dan menetas setelah menemukan kondisi yang sesuai.
Selanjutnya mereka hidup dan berkembang biak secara aseksual.

3.5 Habitat dan Penyebaran
Daphnia hidup pada selang suhu 18-24C Selang suhu ini merupakan selang suhu optimal
bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang tersebut, Daphnia akan cenderung
dorman. Daphnia membutuhkan pH sedikit alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya
mahluk akuatik lainnya pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi
Daphnia, oleh karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik dalam suatu sistem budidaya
mereka. Seluruh spesies Daphnia diketahui sangat sensitif terhadap ion-ion logam, seperti Mn,
Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut lain seperti pestisida, bahan pemutih, dan deterjen.
Daphnia merupakan filter feeder, artinya mereka "memfilter" air untuk medapatkan pakannya
berupa mahluk-mahluk bersel tunggal seperti algae, dan jenis protozoa lain serta detritus organik.
Selain itu, mereka juga membutuhkan vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral yang harus
ada dalam air adalah Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan "cangkang"nya.
Oleh karena itu, dalam wadah pembiakan akan lebih baik apabila di tambahkan potongan batu
kapur, karang (koral) batu apung dan sejenisnya. Selain dapat meningkatkan pH bahan tersebut
akan memberikan suplai kalsium yang cukup bagi Daphnia. Beberapa jenis kotoran hewan yang
sering dijadikan "media" tumbuh Daphnia seringkali telah mengandung kalsium dalam jumlah
cukup, dalam kondisi demikian kalsium tidak perlu lagi ditambahkan.

zooplankton (daphnia) 9

Daphnia diketahui toleran dengan kadar oksigen terlarut rendah. Pada kondisi dengan kadar
oksigen terlarut rendah, mereka akan membentuk hemoglobin untuk membantu pendistribusian
oksigen dalam tubuh mereka. Kehadiaran hemoglobin ini sering menyebabkan Daphnia
berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi apabila kadar oksigen terlarut cukup. (Warna Daphnia
seringkali ditentukan oleh jenis pakan yang dikonsumsi, sebagai contoh apabila mereka
mengkonsumsi algae, maka tubuhnya akan cenderung berwarna hijau).
Suplai oksigen dapat diberikan pada kultur untuk menjamin kadar oksigen yang memadai.
Oksigen dapat diberikan dalam bentuk gelembung besar, tanpa melalui distributor seperti batu
berpori. Berikan gelembung ini secara perlahan. Gelembung udara halus, seperti dihasilkan oleh
batu aerasi dapat terjebak dalam tubuh Daphnia sehinga menyebabkan binatang tersebut
terekspos ke permukaan dan mati. Selain itu gelembung halus dapat menyebabkan air menjadi
jenuh oksigen. Air jenuh oksigen diketahui bersifat "racun" bagi Daphnia.

zooplankton (daphnia) 10

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan diatas, diantaranya:
1. Daphnia merupakan udang-udangan renik air tawar dari golongan Brachiopoda, yang
berperan sebagai sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan juga hewan kecil lainnya.
2. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar bahan kering.
3. Daphnia dapat dibudidayakan secara massal dan dapat dilakukan di sembarang wadah
selama wadah tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang tidak disukai, baik di indoor
maupun outdoor.

You might also like