You are on page 1of 11

1 dari 11

Spesifikasi batang baja billet polos dan berusuk


untuk tulangan beton



1 Ruang lingkup

Spesifikasi ini meliputi batang baja billet polos dan berusuk untuk tulangan beton dalam
bentuk yang dipotong dalam panjang tertentu atau gulungan. Ukuran dan dimensi standar
batang berusuk dan nomor batang yang digunakan harus seperti yang tertera dalam
Tabel 1.
CATATAN 1: Untuk gulungan batang berusuk, kapasitas peralatan industri membatasi ukuran
maksimum batang yang dapat diluruskan kembali.
Batang baja ini dibagi menjadi tiga tingkatan nilai leleh minimum yaitu, 280 MPa, 420 MPa
dan 520 MPa disebut juga Grade 280, Grade 420, dan Grade 520.
Batangan polos bulat yang digulung panas, sampai diameter berukuran 50.8 mm dalam
bentuk gulungan atau dipotong dalam panjang tertentu, apabila diperuntukkan sebagai
batang dowel, spirals, dan pengikat struktural atau pendukung harus disesuaikan dalam
spesifikasi ini pada Grade 280, Grade 420, dan Grade 520 (lihat Catatan 2).
Untuk sifat daktilitas (perpanjangan dan lengkung), pengujian batang berusuk sampai ke
ukuran diameter nominal terdekat harus dilakukan. Persyaratan tersebut tidak dapat
digunakan untuk penyediaan deformasi dan penandaan.
CATATAN 2: Berat untuk batang polos bulat yang diameternya lebih kecil dari 9.5 mm harus dihitung
berdasarkan ukuran dalam ASTM A 510.
Pengelasan material yang ada dalam spesifikasi ini harus dilakukan dengan penuh perhatian
karena belum adanya batasan untuk meningkatkan kekuatan pengelasannya. Apabila baja
akan di las, prosedur pengelasan yang sesuai untuk komposisi kimia dan tujuan
pemakaiannya harus digunakan (lihat Catatan 3).
CATATAN 3: Dokumen ini menjelaskan pemilihan logam pengisi yang tepat, suhu pemanasan, dan
persyaratan kinerja serta prosedur kualifikasi.


2 Acuan normatif

SNI 19-6408-2000, Tata cara penentuan suku bilangan yang signifikan terhadap nilai batas
yang dipersyaratkan
AASHTO T 244, Mechanical testing of steel products
AASHTO T 285, Bend test for bars for concrete reinforcement

ASTM A 510, Specification for general requirements for wire rods and coarse round wire,
carbon steel
ASTM A 510M, Specification for general requirements for wire rods and coarse round wire,
carbon steel
ASTM A 615/A 615M-01 b
ASTM A 700, Recommended practices for packaging, marking, and loading methods for
steel products for domestic shipment




2 dari 11
3 Istilah dan definisi

3.1
batang berusuk (deformed bar)
batang baja dengan tonjolan keluar yaitu batang yang ditujukan penggunaannya sebagai
tulangan dalam konstruksi beton bertulang (reinforced concrete construction)

3.2
batang polos
batang baja tanpa ulir

3.3
billet
A small, usually rectangular bar of iron or steel in an intermediate stage of manufacture.

3.4
discussion
permukaan batang di lengkapi dengan tonjolan atau ulir yang mengakomodasi pergerakan
longitudinal batang secara relative terhadap beton yang menutupi batang tersebut dalam
suatu struktur. Tonjolan atau ulir memenuhi persyaratan dalam specifikasi ini

3.5
gap
celah

3.6
heat
kumpulan produksi

3.7
rusuk/ulir (deformation)
tonjolan pada batang berusuk

3.8
rib
tonjolan memanjang pada batang berusuk

3.9
spasi
jarak antara





3 dari 11
4 Informasi dalam pemesanan

Pemesanan barang berdasarkan spesifikasi ini harus mengikut sertakan informasi berikut ini:
a) kuantitas (J umlah) [berat];
b) jenis barang (batang baja billet berusuk dan polos untuk tulangan beton);
c) ukuran;
d) potongan panjang atau gulungan;
e) polos atau berusuk;
f) grade;
g) kemasan (lihat 21);
h) spesifikasi yang digunakan serta tahun penerbitan, dan;
i) laporan uji tersertifikat (bila dibutuhkan).
CATATAN 4: Penjelasan pemesanan tipikal adalah seperti berikut ini : 10 Mg, batang baja billet
berusuk dan polos untuk tulangan beton, No. 25, panjang 18 m, berusuk, Grade 420, dikemas, sesuai
AASHTO M 31M. Sertifikat uji pabrik diperlukan.


5 Persyaratan

a) Bahan dan fabriksasi;
Batangan baja harus di gulung pada cetakan dengan pemanas yang tepat atau pada
baja strand cast yang menggunakan proses open-hearth, basic-oxygen, electric-
furnace.
b) Ukuran nominal batang berusuk ekivalen dengan batang polos bulat yang memiliki berat
permeter yang sama dengan batang berusuk. Nomor kode batang adalah perkiraan
dalam millimeter dari diameter nominal batang.

Tabel 1 Nomor kode, berat nominal, dimensi nominal, dan syarat ulir (deformasi)
untuk tulangan berusuk (SI)

Ukuran Nominal Persyaratan ulir (deformasi), mm
Nomor kode
Berat
Nominal
kg/m
Diameter,
mm
Luas
penampang
mm
2

Keliling,
mm
Spasi
rata-rata
Maximum
(mm)
Tinggi
rata-rata
Minimum
(mm)
Gap Maksimum
(12,5% Chord
Keliling
Nominal)
10 0.560 9.5 71 29.9 6.7 0.38 3.6
13 0.994 12.7 129 39.9 8.9 0.51 4.9
16 1.552 15.9 199 49.9 11.1 0.71 6.1
19 2.235 19.1 284 59.8 133 0.97 7.3
22 3.042 22.2 387 69.8 15.5 1.12 8.5
25 3.973 25.4 510 79.8 17.8 1.27 9.7
29 5.060 28.7 645 90.0 20.1 1.42 10.9
32 6.404 32.3 819 101.3 22.6 1.63 12.4
36 7.907 35.8 1006 112.5 25.1 1.80 13.7
43 11.38 43.0 1452 135.1 30.1 2.16 16.5
57 20.24 57.3 2581 180.1 40.1 2.59 21.9



4 dari 11
6 Persyaratan kimiawi

a) Suatu analisis dari masing-masing pemanasan baja harus dibuat oleh penyedia jasa dari
contoh uji yang diambil (sebaiknya) pada proses penuangan. Prosentase karbon,
mangan, phosphor, dan sulfur harus ditentukan. Kadar phosphorus tidak boleh melebihi
0,06 persen;
b) Suatu analisis boleh dilakukan oleh pengguna jasa dari batang yang telah jadi. Kadar
phosphorus tidak boleh melebihi yang ditentukan pada butir 6.a) sebanyak 25 persen.


7 Persyaratan ulir/rusuk

a) Ulir harus ditempatkan secara teratur di sepanjang batang dengan jarak yang seragam.
Ulir pada sisi yang lain dari batang harus identik dalam ukuran, bentuk, dan polanya;
b) Ulir harus ditempatkan berdasarkan sumbu batang sehingga sudut yang dibentuknya
kurang dari 45. Ketika garis rusuk membentuk sudut dengan sumbu batang sebesar
45 sampai dengan 70, bentuk rusuk harus pada arah yang terbalik pada masing-
masing sisi. J ika sudut yang dibentuk lebih dari 70, maka rusuk yang dibentuk tidak
perlu dibalik;
c) Spasi atau jarak rata-rata antara rusuk pada masing-masing sisi batang tidak boleh
melebihi 7/10 dari diameter nominal batang;
d) Panjang keseluruhan rusuk harus sedemikian sehingga gap antara ujung rusuk pada sisi
yang saling membelakangi pada batang tidak boleh melebihi 12,5 % dari perimeter
nominal batang. Apabila ujung berakhir pada rib longitudinal, maka lebar rib longitudinal
harus dipertimbangkan sebagai gap. J ika ada dua atau lebih rib longitudinal, lebar total
dari seluruh rib longitudinal tidak boleh melebihi 25 % dari perimeter nominal batang;
sebagai tambahan, penjumlahan gap tidak boleh melebihi dari 25 % dari perimeter
nominal batang. Keliling nominal batang harus 3,14 kali diameter nominal;
e) Penempatan (spasi), tinggi dan celah rusuk harus memenuhi persyaratan yang
ditunjukkan dalam Tabel 1 atau Tabel 2.


8 Pengukuran ulir/rusuk

a) Spasi rata-rata rusuk harus ditentukan dengan mengukur panjang dari minimum 10 buah
spasi dan membaginya dengan jumlah spasi yang ada di dalam panjang yang diukur.
Pengukuran harus dimulai dari satu titik pada rusuk di spasi pertama sampai pada titik di
rusuk terakhir yang termasuk dalam pengukuran. Pengukuran spasi tidak boleh
dilakukan pada daerah batang yang tercetak symbol termasuk huruf dan angka;
b) Tinggi rata-rata rusuk harus ditentukan berdasarkan pengukuran yang dilakukan minimal
pada dua rusuk yang tipikal. Penentuan harus didasarkan pada tiga pengukuran, per
rusuk, satu di tengah dari panjang keseluruhan, dan dua lainnya di seperempat dari
panjang keseluruhan;
c) Tinggi yang tidak cukup, jangkauan circumferential yang tidak cukup, atau spasi yang
berlebihan tidak boleh dijadikan alasan penolakan, kecuali telah benar-benar jelas
dipastikan dengan penentuan pada tiap kumpulan (lot) (Catatan 5) dan diuji bahwa
bentuk tipikal rusuk, tinggi, celah, atau spasi tidak sesuai dengan persyaratan minimum
yang dijelaskan pada pasal 7. Tidak boleh ada penolakan yang dilakukan berdasarkan
pengukuran jika kurang dari 10 rusuk yang berdekatan pada masing-masing sisi batang
yang diukur.


5 dari 11
CATATAN 5: Kumpulan/lot ditentukan sebagai seluruh batang dari nomor batang dan pola rusuk
yang sama yang tercakup dalam satu catatan pengiriman.


9 Persyaratan tarik

a) Bahan, yang diwakili dengan contoh uji, harus memenuhi persyaratan tarik yang
ditunjukan dalam Tabel 2;

Tabel 2 Persyaratan tarik

Uraian Grade 280
a)
Grade 420 Grade 520
b)

Kuat tarik minimum, MPa 420 620 690
Kuat leleh minimum MPa 280 420 520
Perpanjangan dalam 203.2 mm
min, %

Nomor batang
10 11 9 -
13, 16 12 9 -
19 12 9 7
22,25 - 8 7
29, 32, 38 - 7 6
43, 57 - 7 6
a)
Batang dengan Grade 280 hanya tersedia dalam ukuran 10 sampai 19.
b)
Batang dengan Grade 520 hanya tersedia dalam ukuran 19 sampai 57.

b) Titik leleh atau kuat leleh harus ditentukan dengan salah satu metoda di bawah ini:
1) titik leleh harus ditentukan dengan metode drop of the beam atau halt of the point
seperti yang dijelaskan dalam AASHTO T 244;
2) apabila baja yang diuji tidak menunjukkan titik leleh yang mudah ditentukan, titik
leleh harus ditentukan pada perpanjangan akibat beban tarik, menggunakan sebuah
diagram yang digambar secara otomatis pada mesin atau menggunakan sebuah
extensometer seperti yang dijelaskan dalam AASHTO T 244;
Perpanjangan akibat beban tarik harus sebesar 0,005 mm/mm dari panjang
acuan/gage length (0,5 persen) untuk Grade 280 dan Grade 420 dan harus sebesar
0,0035 mm/mm dari panjang acuan/gage length (0.35 persen) untuk Grade 520. J ika
bahan tesedia dalam bentuk gulungan, benda uji harus diluruskan terlebih dahulu
sebelum ditempatkan pada bagian penjepit di mesin uji tarik. Pelurusan harus
dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terbentuknya local sharp bends dan
untuk meminimalkan pengaruh pembengkokan dingin/cold work. Pelurusan yang
kurang, sebelum memasang exstensometer dapat mengakibatkan pembacaan kuat
leleh yang lebih rendah. Persentase perpanjangan harus seperti yang ditunjukkan
dalam Tabel 3 apabila diuji sesuai dengan AASHTO T 244.







6 dari 11
10 Persyaratan lengkung

a) Benda uji untuk pengujian lengkung harus tetap utuh selama dilengkungkan dengan pin
tanpa menunjukkan retak pada bagian luar sisi yang dilengkungkan apabila diuji sesuai
dengan AASHTO T 285. Persyaratan untuk sudut lengkung dan ukuran pin ditunjukkan
dalam Tabel 5. J ika bahan tesedia dalam bentuk gulungan, benda uji harus diluruskan
terlebih dahulu sebelum ditempatkan pada alat uji lengkung;
b) Uji lengkung harus dilaksanakan pada benda uji dengan panjang yang cukup untuk
mendapatkan lengkung yang bebas dan menggunakan peralatan yang:
menerus dan seragam dalam pemberian beban selama pelengkungan dilakukan;
pergerakan benda uji yang tidak tertahan pada titik pertemuan dengan peralatan dan
dalam pelengkungan dengan pin yang bebas berputar.
c) Bungkuslah benda uji di sekitar pin pada saat pelengkungan benda uji;
d) Beberapa cara uji lain yang dapat diterima dalam pengujian lengkung, seperti
menempatkan benda uji melintang pada dua buah pin yang bebas berputar dengan
memberikan beban dengan pin yang tetap, boleh digunakan. Apabila terjadi kegagalan
dengan cara uji tersebut, pengujian ulang harus dilakukan dengan cara uji yang
dijelaskan dalam butir 10 b).

Tabel 3 Persyaratan Uji Lengkung

Diameter Pin untuk Uji Lengkung
Nomor Batang
Grade 280 Grade 420 Grade 520
10, 13 16 3 d
b)
3 d -
19 5 d 5 d 5 d
22, 25 - 5 d 5 d
29, 32, 36 - 7 d 7 d
43, 57, (90
a)
) - 9 d 9 d
a )
Uji lengkung 180
o
apabila tidak ditentukan lain
b)
d adalah diameter nominal benda uji


11 Variasi berat yang diizinkan

a) Variasi yang diizinkan tidak boleh melebihi 6% dibawah berat nominal, kecuali untuk
batang yang lebih kecil dari 9,5 mm polos dan penampang berbentuk lingkaran, variasi
berat yang diizinkan harus dihitung menurut dasar variasi diameter yang diizinkan dalam
ASTM A 510M. Batang tulangan dievaluasi dengan dasar berat nominal. Kelebihan berat
dari batang tidak boleh dijadikan sebagai alasan penolakan;
b) Batasan variasi yang telah ditentukan, harus dievaluasi menurut SNI 19-6408-2000.


12 Penyelesaian

a) Batangan harus bebas dari ketidak sempurnaan permukaan yang bersifat detrimental;
b) Karat, sambungan (seam), ketidakteraturan permukaan, atau guratan bubut tidak dapat
digunakan sebagai alasan penolakan, untuk hal-hal yang disiapkan seperti berat, ukuran,
luasan melintang, dan sifat sifat tarik benda uji yang telah disikat dengan kawat juga
harus di sesuaikan dengan spesifikasi ini;

7 dari 11
c) Ketidak sempurnaan permukaan selain yang disebutkan dalam butir 12 (b) harus
dianggap sebagai hal yang detrimental, apabila pada benda uji terdapat ketidak
sempurnaan dan kemudian gagal memenuhi persyaratan tarik atau lengkung. Contoh
berikut ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, susunan (lap), sambungan (seam),
coakan (scab), bekas irisan (slivers), retak, dan tanda acuan atau bubutan (catatan 6 dan
catatan 7).
CATATAN 6: Batang tulangan yang akan dilapisi dengan epoxy, harus memiliki permukaan yang
minimal dari ujung yang tajam untuk mendapatkan pelapisan yang sempurna. Bagian-bagian rusuk
dan tanda pada batang harus diperhatikan dimana kesulitan pada saat melapisi cenderung terjadi.
CATATAN 7: Batang berusuk yang akan disambung atau di las akan memerlukan tingkat kebulatan
tertentu agar sambungan dapat mencapai persyaratan kekuatan yang cukup.


13 Benda uji

a) Benda uji tarik harus berupa bagian penuh dari batang seperti yang digulung. Penentuan
satuan tegangan pada benda uji dengan ukuran penuh harus didasarkan pada luasan
nominal batang;
b) Benda uji lengkung harus berupa bagian penuh dari batang seperti yang digulung.


14 Jumlah pengujian

a) Untuk ukuran batang No. 10 sampai No. 36, termasuk / inclusive, satu pengujian tarik
dan satu pengujian lengkung harus dilakukan dari ukuran terbesar dari setiap kelompok
produksi. Apabila, bahan dari satu heat berbeda tiga angka penunjukkan atau lebih, satu
pengujian tarik dan satu pengujian lengkung harus dilakukan masing-masing dari nomor
penunjukkan tertinggi dan nomor penunjukkan terendah of the deformed bars rolled;
b) Untuk batang dengan ukuran No. 43 dan No. 57, satu pengujian tarik dan satu pengujian
lengkung harus dilakukan dari masing-masing dari setiap kelompok produksi.


15 Pengujian ulang

a) Apabila ada nilai pengujian dari benda uji tarik yang lebih kecil dari yang ditentukan, dan
bagian yang putus diluar dari pertengahan sepertiga bagian panjang ukur, seperti yang
ditunjukkan dengan goresan tanda pada benda uji sebelum pengujian, maka pengujian
ulang diperbolehkan;
b) J ika hasil dari benda uji tarik pertama gagal memenuhi persyaratan minimum yang
ditentukan dan berada pada nilai 14 MPa dibawah kuat tarik yang diperlukan, 7 MPa
dibawah titik leleh yang diizinkan, atau 2 unit persentase dibawah perpanjangan yang
diizinkan, pengujian ulang harus diizinkan pada dua benda uji yang dipilih acak untuk
masing-masing benda uji tarik yang gagal dari satu kumpulan (lot). J ika seluruh hasil dari
benda uji hasil pengujian ulang memenuhi persyaratan, kumpulan tersebut harus
diterima;
c) J ika pengujian lengkung gagal akibat suatu alasan selain alasan mekanis atau
kerusakan pada benda uji seperti yang dijelaskan dalam pasal 15.(d) dan 15.(e),
pengujian ulang harus diizinkan pada dua benda uji yang dipilih acak dari satu kumpulan
(lot) yang sama. J ika hasil pengujian dari kedua benda uji hasil pengujian ulang
memenuhi persyaratan, kumpulan tersebut harus diterima. Pengujian ulang pada benda
uji harus dilakukan pada temperatur udara yang tidak kurang dari 16C;

8 dari 11
d) J ika pengujian berat gagal memenuhi persyaratan dengan alasan selain akibat
kerusakan pada benda seperti yang dijelaskan dalam pasal 15 f), pengujian ulang harus
diizinkan pada dua benda uji yang dipilih acak dari satu kumpulan (lot) yang sama.
Kedua benda uji dari pengujian ulang harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam spesifikasi ini;
e) J ika ada pengujian yang gagal karena alasan mekanis seperti kerusakan pada peralatan
pengujian atau penyiapan benda uji yang tidak sesuai, pengujian tersebut dapat
diabaikan dan benda uji lain harus diambil;
f) J ika timbul kerusakan pada benda uji, benda uji tersebut dapat diabaikan dan benda uji
lain dari ukuran batang yang sama yang berasal dari kelompok produksi yang sama
dapat ditukar.


16 Pemeriksaan

a) Pemeriksa yang mewakili pengguna jasa harus memiliki akses yang bebas, kapanpun
selama pekerjaan pada kontrak pengguna jasa sedang dilaksanakan, pada semua
bagian kerja penyedia jasa yang berhubungan dengan pembuatan bahan yang dipesan.
Penyedia jasa harus menyediakan, semua fasilitas yang diperlukan dan beralasan bagi
pemeriksa, untuk meyakinkan pemeriksa bahwa bahan dibuat dan diselesaikan
berdasarkan spesifikasi ini. Seluruh pengujian (kecuali analisis produk) dan pemeriksaan
harus dilakukan di tempat penyedia jasa sebelum pengiriman dilakukan, kecuali
ditentukan lain, dan harus dilakukan dengan tidak mengganggu kegiatan pekerjaan
operasional;
b) Khusus untuk pengadaan instansi pemerintah, (pengecualian jika ditentukan lain dalam
kontrak), penyedia jasa bertanggung jawab terhadap kinerja dari seluruh kegiatan
pemeriksaan dan peryaratan pengujian yang ditentukan di dalam kontrak dapat
menggunakan fasilitas yang dimilikinya untuk kinerja pemeriksaan dan persyaratan
pengujian yang ditentukan di dalam kontrak, kecuali jika tidak disetujui oleh pengguna
jasa pada saat pembelian. Pengguna jasa harus mempunyai hak untuk melakukan
pemeriksaan dan menguji sebanyak yang disebutkan dalam spesifikasi ini, dimana
beberapa pemeriksaan dianggap perlu untuk menjamin bahwa bahan yang digunakan
memenuhi persyaratan yang dijelaskan.


17 Penolakan

a) Kecuali ditentukan lain, penolakan yang dilakukan atas dasar pengujian dalam pasal 6.2
harus dilaporkan kepada penyedia jasa dalam waktu lima hari kerja dari diterimanya
benda uji oleh pengguna jasa.
b) Bahan yang menunjukkan kerusakan sesudah diterima pada pekerjaan penyedia jasa
akan ditolak, dan penyedia jasa akan diberitahu.


18 Pemeriksaan ulang

Benda uji yang telah diuji berdasarkan butir 6.b) yang mewakili bahan yang ditolak, harus
dipertahankan selama dua minggu dari tanggal penolakan yang dilaporkan kepada penyedia
jasa. Dalam hal ketidakpuasan atas hasil pengujian, penyedia jasa dapat mengajukan claim
untuk pemeriksaan ulang dalam waktu tersebut.



9 dari 11
19 Laporan pengujian

Apabila ditentukan dalam pesanan, laporkan informasi berikut ini, berdasarkan perhitungan
kelompok produksi. Hal-hal lain sebagai tambahan akan dilaporkan sesuai dengan
kebutuhan /permintaan antara lain:
a) analisis kimia antara lain kandungan karbon, mangan, fosfor, dan sulfur;
b) sifat-sifat tarik;
c) hasil uji lengkung.


20 Penandaan

a) Ketika dimuat sebagai pengiriman dari pabrik, batang-batang tersebut harus dipisahkan
dengan jelas dan diberi pengenal berdasarkan kelompok produksi dari pembuatan
nomor identifikasi pengujian;
b) Setiap penyedia jasa harus mengidentifikasikan symbol dari system pengenalan masing-
masing;
c) Seluruh batang yang dibuat berdasarkan spesifikasi ini, kecuali batang bulat polos yang
harus ditandai berdasarkan gradenya, harus diidentifikasikan dengan tanda yang jelas
dan mudah dibaca pada satu sisi permukaan batang untuk menjelaskan hal-hal berikut
ini:
1) hurup awal atau symbol;
Yang menunjukkan pabrik penyedia jasa;
2) ukuran;
Hurup yang sesuai dengan nomor batang pada Tabel 1;
3) tipe baja;
Hurup S menunjukkan bahwa batang diproduksi untuk spesifikasi ini atau hanya
untuk batang Grade 420; huruf S dan W menunjukkan bahwa batang diproduksi
untuk kedua spesifikasi AASHTO M 31 M dan ASTM A 706M;
4) leleh minimum;
Untuk batang Grade 420, apakah nomor 4 atau suatu garis tunggal yang lurus dan
melewati minimal lima spasi offset dari tengah-tengah sisi batang. Untuk batang 520,
apakah nomor 5 atau dua garis yang lurus dan melewati minimal lima spasi offset
masing-masing arah dari tengah-tengah batang. (Tidak ada tanda untuk batang
Grade 280);
5) diizinkan untuk menukar.
Ukuran metrik batang Grade 280 ke ukuran batang inci-pound Grade 40, yang
sesuai, ukuran metrik batang Grade 420 ke ukuran batang inci-pound Grade 60 yang
sesuai, dan ukuran metrik batang Grade 520 ke ukuran batang inci-pound Grade 75
yang sesuai.









10 dari 11


21 Pengemasan

a) Apabila ditentukan dalam pemesanan, pengemasan harus disesuaikan dengan prosedur
yang tercantum dalam ASTM A 700;
b) Khusus untuk pengadaan instansi pemerintah, apabila tercantum dalam kontrak atau
pemesanan.














































11 dari 11




Bibliografi



MIL-STD-129, Marking for shipment and storage
MIL-STD-163, Steel mill products preparation for shipment and storage
Fed. Std. No. 123, Marking for shipment (civil agencies)
ANSI/AWS DIA, Structural welding code-reinforcing steel

You might also like