You are on page 1of 9

BAB 4

4.6 Elevasi Saluran


Desain hidrolika dibuat dalam lembar perhitungan tersendiri, dengan berbagai keluaran seperti
diameter, kemiringan, kecepatan, elevasi invert saluran dan manhole

2.4.4 Perletakan Saluran
Perletakan saluran merupakan kriteria perencanaan yang penting dalam penyaluran air buangan. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam perletakan saluran adalah (Babbit, 1960):
Saluran mengikuti jalan yang ada;
Pengaruh bangunan yang sudah ada;
Jenis dan kondisi topografi tanah yang akan dilalui pipa;
Adanya saluran lain, jika ada maka saluran air buangan diletakkan paling bawah;
Ketebalan tanah urugan dan kedalaman pipa, minimal 1,2 m dan maksimum 7 m.
Jika pipa ditempatkan pada jaringan jalan, maka (Babbit, 1960):
Pinggir jalan, dengan pertimbangan mudah diperbaiki bila ada kerusakan;
Tengah jalan, dengan syarat jalan tidak terlalu lebar, lalu lintas tidak ramai dan di kiri/kanan
jalan sama banyak pemukimannya. Jika di kiri/kanan jumlah bangunannya tidak sama maka
penempatan pipa pada pinggir jalan yang banyak perumahannya, bila elevasi jalan lebih
rendah saluran pada daerah lebih tinggi, dan bila kedua sisi jalan daerahnya padat maka bisa
diletakkan di pinggir kiri dan kanan jalan.
2.4.5 Waktu Tempuh
Pengaliran harus tiba secepatnya ke BPAB untuk menghindari terjadinya pembusukan, untuk
itu disyaratkan pengaliran tidak lebih dari 18 jam (Babbit, 1960).
2.4.6 Bentuk Profil Saluran
Bentuk-bentuk dari saluran air buangan adalah (Babbit, 1960):
a. Bentuk saluran yang dipakai untuk saluran terbuka:

Gambar 2.1 Bentuk saluran yang dipakai untuk saluran terbuka.
Bentuk saluran dengan fluktuasi aliran besar:

Gambar 2.2 Bentuk saluran dengan fluktuasi besar.

b. Bentuk saluran yang dipakai untuk saluran tertutup:




Bulat telur Bulat lingkaran persegi
Gambar 2.3 Bentuk saluran yang dipakai untuk saluran tertutup.
Keuntungan dan kerugian saluran yang berbentuk bulat telur
- Kedalaman (d) berenang lebih tinggi;
- Dapat mengatasi fluktuasi;
- Sambungannya susah;
- Biaya lebih mahal;
- Sulit diperoleh dipasaran.
Keuntungan dan kerugian saluran yang berbentuk bulat lingkaran:
- Lebih kuat;
- Gaya-gaya lebih merata;
- Mudah didapat;
- Diameter dan panjangnya terbatas.

Keuntungan dan kerugian saluran berbentuk persegi:
- Bisa dibangun di lahan yang sempit;
- Kurang kuat;
- Lebih tebal;
- Gaya-gaya tidak terurai dengan merata.
Pertimbangan dalam pemilihan bentuk pipa:
Segi hidrolis pengaliran, dipertimbangkan kedalaman berenang dan kecepatan minimum;
Segi kontruksi;
Kondisi lapangan dan topografi;
Ketersediaan tempat untuk penempatan saluran;
Segi ekonomis dan teknis.
2.4.7 Kedalaman Pemasangan Pipa
Penentuan kedalaman pemasangan berdasarkan pada kebiasaan dan pengalaman. Kedalaman
pemasangan juga berbeda untuk masing-masing jenis pipa penyaluran. Biasanya untuk pipa
persil 0,45 m, pipa servis 0,6 mm dan pipa lateral dan selanjutnya antara 1 s/d 1,2 m (Babbit,
1960).
..


PERSAMAAN ALIRAN DALAM SALURAN TERTUTUP

Rumus Hazen William ( dipergunakan untuk pipa (mm ) 50
Q = 0,27853 C0,38 D 2,63 h 0,54 Ll -0,54
Dimana :
Q = debit atau alira ) m3 /det )
D = diameter pipa ( m)
C = koefisien kecepatan
h = kehilangan tekanan
L = panjang pipa (McGraw-Hill, 1959)




Persamaan Kontinuitas
Untuk suatu aliran tunak (steady)
Q = A x V = Konstan
Dimana:
Q = Debit aliran (m
3
/detik)
A = Luas penampang melintang saluran (m
2
)
V = Kecepatan aliran (m/detik)
Dimensi Saluran
Hal yang pertama kali dilakukan dalam pendimensian adalah menghitung kemiringan tanah
St = E1-E2/L
Dimana:
S
t
= Slope tanah
E
1
= Elevasi tanah hulu (m)
E
2
= Elevasi tanah hilir (m)
L = jarak (m)
Perhitungan dimensi pipa secara detail dilakukan setelah didapat kecepatan aliran yang
memenuhi syarat.
Persamaan Manning ini paling umum dan cocok dipakai dalam pipa riol aliran terbuka atau
aliran penuh. (MODUTO, 2000)
V = 1/n x R^2/3 x S^1/2
Dimana:
V

= Kecepatan aliran (m/s)
n = koefisien kekasaran Manning (S
-1
)
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Slope (m)

Fluktuasi Pengaliran
Beberapa hal yang dapat mempengruhi kuantitas air buangan dan menjadi pertimbangan dalam
perhitungan, yaitu:
Sumber air buangan
Besarnya pemakaian air minum
Besarnya curah hujan
Debit Rata-rata Air Buangan
Debit rata-rata air buangan berasal dari rumah tangga, fasilitas umum, dan fasilitas komersil
dalam sebuah kota.
Faktor timbulan air buangan berkisar 50%-80%
Qr = Fab x Qam
Dimana:
Qr = Debit rata-rata air buangan (L/detik)
Fab = Faktor timbulan air buangan
Qam = Kebutuhan rata-rata air minum (L/detik) (Metcalf and Eddy, 1991)
Debit Infiltrasi
Pada pengaliran air buangan, air yang masuk ke dalam jalur perpipaan juga akan bertambah,
yaitu air yang berasal dari infiltrasi tanah, air hujan,dan air permukaan.
Qinf = L x q inf
Dimana:
Qinf = debit tambahan dari infiltrasi limpasan air hujan (l/detik)
L = panjang lajur pipa (m)
qinf = debit satuan infiltrasi dalam pipa. (MODUTO, 2000)
Debit Maksimum Harian (Qmd)
Besarnya harga debit harian maksimum (Q
md
) bervariasi antara 1,1 1,25 dari debit rata-rata air
buangan
Qmd = fmd x Qrata-rata
Dimana:
Q
md
= Debit air buangan maksimum dalam 1 hari (l/detik)
f
md
= Faktor debit hari maksimum
= 1,1-1,25
Q
rata-rata
= Debit rata-rata air buangan (l/detik) (Metcalf and Eddy, 1991)

Debit Puncak Air Buangan (Qpeak)
Debit puncak diperoleh dari hasil perkalian antara faktor puncak dengan debit rata-rata.
Q
peak
= F
p
x Q
md
+ Cr.P.Qr +L/1000.q
inf

Dimana:
P = Jumlah Populasi yang dilayani (dalam ribuan jiwa)
Qmd = Debit maksimal = 1.15 Qr (L/detik)
Qr = Debit rata-rata (L/detik)
L = Panjang pipa(m)
Cr = Koefisien infiltrasi daerah persil = 0.2
qinf = Debit infiltrasi (L/detik)
Catatan: Berdasarkan penelitian yang ada, besarnya faktor puncak (f
p
) mencapai 1,2-2
(MODUTO, 2000)
Debit Minimum Air Buangan (Qmin)
Debit minimum adalah debit air buangan pada saat pemakaian air minimum. Debit minimum ini
digunakan dalam menentukan kedalaman minimum, untuk menentukan perlu tidaknya
penggelontoran.
Qmin = 0,2 x P^1,2 x Qr
Dimana:
Q
min
= Debit minimum (L/detik)
Qr = Debit rata-rata air buangan (L/detik/ribuan jiwa)
P = Jumlah penduduk (dalam ribuan jiwa) (MODUTO, 2000)
Debit Perencanaan (Q desain)
Dalam desain penyaluran dan instalasi pengolahan air buangan debit perencanaan yang
merupakan akumulasi debit puncak dengan debit infiltrasi
Qdesain = Qp + Qinf
Dimana:
Qp = debit pada saat puncak
Qinf = debit infiltrasi (MODUTO, 2000)
Faktor-faktor Pengaliran Air Buangan
Kemiringan saluran (S).
Luas penampang melintang saluran (A).
Kekasaran dari permukaan dalam saluran (n).
Kondisi pengaliran.
Ada atau tidaknya rintangan-rintangan, belokan-belokan.
Karakteristik, spesifik gravity dan viskositas dari cairan.

Jenis Pengaliran
a. Pengaliran yang mengalami tekanan.
Pengaliran yang terjadi dalam pipa akibat adanya pemompaan (tekanan hidrolis) di
dalam saluran tertutup, karena muka air tidak berhubungan secara bebas dengan
tekanan atmosfer.
Kondisi aliran bertekanan ini hanya boleh diterapkan bila keadaan memaksa, misalnya
pada instalasi pemompaan yang berguna untuk meningkatkan kembali head tekanan
akibat kehilangan energi.
b. Pengaliran bersifat terbuka dalam saluran tertutup.
Pengaliran secara gravitasi, karena permukaan air buangan pada saluran berhubungan
dengan udara bebas


Syarat Pengaliran di Dalam Saluran
Syarat pengaliran yang harus diperhatikan pada perencanaan jaringan pengaliran air buangan
adalah sebagai berikut :
Pengaliran air buangan harus secara gravitasi.
Aliran harus dapat membawa material yang ada di dalam saluran meskipun pada saat kondisi
debit minimum.
Dianjurkan dapat membersihkan saluran sendiri (self cleansing), dengan kecepatan yang
disyaratkan atau dengan kecepatan yang tidak menimbulkan kerusakan pada permukaan
saluran.
Pengaliran dapat mensirkulasikan udara atau gas-gas sehingga tidak terakumulasi dalam
saluran.
Waktu detensi air buangan di dalam saluran tidak boleh melebihi 18 jam. Ketentuan ini
didasarkan pada karakteristik mikroorganisme pereduksi yang dapat melangsungkan
dekomposisi sehingga senyawa-senyawa dalam air buangan dapat menjadi senyawa septik.
Kecepatan ALiran
Persyaratan bagi kecepatan yang mengalir dalam perpipaan air buangan adalah sebagai berikut :
Tidak menimbulkan penggerusan pada dinding pipa (abrasi).
Tidak menimbulkan pengendapan atau pergerakan pada dasar saluran.
Tidak menimbulkan gas H
2
S.
(MODUTO, 2000) Batas kecepatan aliran pada saat debit puncak (Q
p
) adalah :
a. Kecepatan maksimum pada saat debit puncak.
Aliran mengandung pasir atau padatan dengan konsentrasi tinggi,
V
max
= 2,0 m/detik.
Aliran mengandung pasir atau padatan dengan konsentrasi rendah,
V
max
= 3,0 m/detik.
b. Kecepatan minimum pada debit puncak.
Aliran yang mengandung padatan,
V
min
= 0,9 m/detik (daerah tropis).
Aliran yang mengandung pasir berdiameter kecil
V
min
= 0,3 m/detik
Kedalaman ALiran
Kedalaman aliran sangat berpengaruh terhadap kelancaran aliran, karena hal ini menentukan
terangkat tidaknya partikel atau padatan yang ada di dalam air buangan.
Untuk pipa berdiameter kecil sampai dengan 600 mm, angka d/D maksimum 0,6 ;
Untuk pipa (D > 600 mm), angka d/D maksimum = 0,8. (MODUTO, 2000)

You might also like