You are on page 1of 18

Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.

Sc
EKSPLORASI

1. Pendahuluan

Usaha pertambangan
Potensi endapan bahan galian: perkiraan kekayaan berdasarkan data dan informasi geologi.
Potensi endapan bahan galian dapat dimanfaatkan secara nyata bila setelah diselidiki, dan
menunjukkan adanya sejumlah cadangan, kemudian dapat ditambang dan laku dijual. Usaha
pertambangan mengubah potensi menjadi komoditas dengan melakukan:
Eksplorasi,
Studi Kelayakan,
Pengembangan Perencanaan Tambang,
Penambangan,
Pengolahan

2. Eksplorasi
Kegiatan untuk mencari, menemukan, dan mengestimasikan jumlah bahan galian.
Mengubah potensi endapan bahan galian menjadi cadangan

2.1 Maksud dan Tujuan eksplorasi
Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan menggunakan
metode tertentu.
Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
Mengetahui sebaran bahan galian ke arah dalam dan bentuknya.
Mengetahui besaran dan nilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan)

2.2 Cara eksplorasi
Konvensional
Geokimia
Geofisika

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Cara Eksplorasi
Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada:
Tahap eksplorasi,
J enis bahan galian,
Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
1
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
2.4 Tahap Eksplorasi:
Penyelidikan Umum dan Eksplorasi.
Di Indonesia tahap eksplorasi mengacu pada SNI 13-4726-1998 (Lampiran 1):
1. Survai Tinjau (Reconnaissance),
2. Prospeksi (Prospecting),
3. Eksplorasi Umum (General Exploration),
4. Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration).
Pencarian jenis bahan galian dan sebaran secara lateral (di permukaan).
Menjejaki sebaran ke arah dalam untuk mengetahui bentuk dan matra (dimensi) bahan
galian.
Mengestimasikan besaran atau banyaknya bahan galian.
Eksplorasi dilakukan secara bertahap untuk mengurangi (meminimalkan) resiko. Tahap
eskplorasi bertalian dengan:
Kerapatan titik pengamatan,
Kelas sumber daya mineral.

2.4.1 Jenis bahan galian
Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan
diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di dalamnya
bermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi.
Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan
dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur.
Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk
tubuh bahan galiannya biasanya teratur.
Bentuk dan sebaran bahan galian

2.4.2 Pengelompokan Endapan Bahan Galian
Endapan bahan galian dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan geologinya seperti bentuk
endapan dan sebaran bahan berharga di dalamnya. Kreiter (1961) mengelompokkan menjadi 5
yaitu kelompok a, b, c, d, dan e (Lampiran 2). Pengelompokan ini berkaitan dengan koefisien
variasi. Bentuk
Isometrik : ukuran panjang, lebar, dan ketebalannya relatif sama atau berbentuk
seperti bola.
Lapisan : ukuran panjang dan lebarnya relatif sama, ketebalan relatif kecil.
Tabung : ukuran lebar dan ketebalannya relatif sama dan lebih pendek dari ukuran
panjangnya.

2
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
2.4.3 Sebaran Bahan Berharga
Merata: pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil.
Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar.
Sangat tidak merata. Koefisien variasi sangat besar.
Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus pada (Lampiran 3), sedangkan pengelompokan
endapan bahan galian berdasarkan variasi kadar, ketebalan, dan cadangan linier tertera pada
(Lampiran 4).

2.5 Metoda Eksplorasi
Geologi (konvensional), geofisika, geokimia.
Geologi (konvensional):
Pemetaan (geologi) permukaan dan bawah permukaan: pengamatan secara
langsung terhadap objek penyelidikan

2.5.1 Pemetaan Permukaan
Pengamatan Terhadap Singkapan dan Bongkah.
Dilakukan melalui sungai atau lintasan lain (jalan setapak) atau jalan yang baru dibuat.
Pengukuran lintasan
Pencatatan jenis batuan, mineral, bentuk dan sebaran
Pemercontohan: suban atau tatal, raih, pendulangan, dsb

2.5.2 Parit dan Sumur Uji
Bentuk dan Ukuran Parit Uji
Sumur atau parit uji biasanya berbentuk segiempat/bujursangkar dan memanjang.
Cara pembuatan sumur uji biasanya dilakukan dengan
Ukuran penampang persegi: 1x1 m2; 1x1,5 m2; 2x2 m2 atau membulat dengan
diameter 1 m.
Makin ke dalam makin menyempit.
Sering disertai cribbing/timbering bila materialnya merupakan endapan lepas yang
mudah runtuh.
Parit uji dibuat dengan lebar 1 2 m dan memanjang.
Cara pembuatan bukaan
Pembuatan sumur uji atau parit uji dapat dilakukan dengan beberapa cara, menurut
kebutuhan serta alat yang digunakan, bedasarkan parameter tersebut dapat dibedakan
menjadi :
Dengan tenaga manusia, menggunakan: cangkul, sekop, ember, tali, kerek, pahat.
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
3
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Dengan excavator (backhoe).
Tujuan Pembuatan Sumur Uji
Eksplorasi endapan bahan galian yang sebarannya secara lateral dan vertikal tidak
merata.
Ketebalan tanah penutup relatif kecil (dangkal) antara 1015 m (kadang-kadang sampai
20 m).
Tanah/batuan penutup relatif lunak.

Dokumentasi Bukaan Gambar dan Pencatatan
Dokumentasi: dilakukan untuk mendapatkan informasi yang ada pada objek pengamatan,
hal ini dilakukan untuk memberikan data yang akurat, serta data pembanding dengan
pengamatan yang lain, selain itu untuk mempermudah pengamatan di laboratorium.
Adapun dokumentasi yang dilakukan adalah :
Pada keempat dindingnya untuk sumur-uji.
Dibuat rebahan dari keempat dindingnya.
Pada salah satu dinding dan dasarnya untuk parit uji.
Kegiatan dokumentasi:
Lokasi sumur/parit uji (kordinat lokal).
Arah/posisi dinding (U, T, S, B).
Ketinggian permukaan sumur/parit uji.
Mencatat susunan batuan/material dan ketebalannya.
J urus/kemiringan lapisan atau tubuh bijih.
Pemercontohan
Cara pemercontohan (sampling) adalah sebagai berikut:
a. Cara alur:
Ukuran aluran: 5x10x100 cm atau sepanjang perubahan mineralisasi.
Letak alur memotong ketebalan tubuh bijih.
Pemercontohan setiap 1 m atau setiap ada perubahan.
Cara ini digunakan untuk endapan lepas atau batuan dan tubuh bijihnya berbentuk
memanjang.
b. Cara ruah pada keempat sudut:
Ukuran 25 x 25 cm2, serta di tengahnya.
Kedalaman 25 50 cm, atau setiap ada perubahan formasi.
Cara ini digunakan terutama untuk endapan plaser yang relatif merata sebaran bahan
berharganya (emas) dan tubuh bijihnya isometrik.

4
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
c. Cara ruah pada seluruh lubang dengan kedalaman 1 meter atau setiap ada perubahan.
Cara ini terutama untuk endapan plaser yang sebaran bahan berharganya (sangat) tidak
merata dan tubuh bijihnya isometrik.
Kompilasi data sumur/parit uji
Berdasarkan data hasil dokumentasi parit uji atau sumur uji, kemudian direkonstruksi
kembali sebaran tubuh bijih dengan cara:
Membuat penampang lintang melalui sumur atau parit uji itu.
Rekonstruksi penampang-penampang

2.5.3 Kelebihan dan kekurangan metoda ini
Keuntungan:
Dapat diamati langsung obyek penyelidikan.
Percontoh dapat menggambarkan dari lokasi yang tepat.
Percontoh dapat diambil dalam jumlah yang besar (terutama untuk endapan yang
sebaran mineral berharganya terserak tidak merata).
Kekurangan:
Tidak dapat mencapai kedalaman yang besar.
Dapat menimbulkan bahaya bagi penggalinya terutama untuk tanah yang tidak stabil
(endapan lepas).
Biaya relatif mahal.
Pemetaan bawah permukaan:
Eksplorasi dengan pemboran dan dengan terowongan. Pemboran yaitu pembuatan
lubang eksplorasi yang diameternya relatif kecil dibandingkan dengan kedalamannya.
Pemboran dilakukan untuk:
Pengumpulan data atau informasi.
Pemercontohan

2.5.4 Dokumentasi Untuk Pemboran
1. Nomer lubang bor
Menggunakan tanda atau kode tertentu: D(iamond)D(rill)H(ole)-12 atau
L(ubang)B(or)-3A
2. Lokasi pemboran
Berdasarkan grid lokal, bila pemboran dilakukan secara bersistem dengan jarak
tertentu, bila pemboran dilakukan secara acak, lokasi pemboran berdasarkan
pengukuran yang terikat pada suatu titik tertentu.

5
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
3. Ketinggian lokasi titik bor
Berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut, bila ketinggian ini tidak mungkin
diperoleh maka ketinggian didasarkan pada titik tertentu sebagai titik dasar
4. Arah dan sudut kemiringan pemboran, terutama untuk pemboran miring (menunjukkan
azimut dan arah kemiringan lubang bor)
5. Waktu (tanggal) dimulai dan selesainya pemboran
6. Kedalaman akhir pemboran
7. Pencatat/penanggung jawab logging

Dalam bentuk tabel/kolom, data yang harus dicatat adalah :
Kedalaman/interval pemboran
Penggunaan casing dan diameternya
Tipe bit yang digunakan (AX, EX dls.)
Perolehan inti bor (core recovery)
J enis formasi/batuan (deskripsi)
J enis pemineralan
Hasil analisis dari sejumlah unsure
Berdasarkan dokumentasi sejumlah lubang bor direkonstruksi bentuk dan sebaran
endapan bahan galian

2.6 Kegiatan Eksplorasi
Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan penyusunan laporan
Pengkajian data sekunder:
Mempelajari laporan terdahulu.
mempelajari peta-peta.
Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi.
Pengkajian data primer:
Pengamatan dan pencatatan data di lapangan: singkapan, bongkah, parit dan sumur uji,
hasil pemboran.
Pengambilan percontoh (pemercontohan).
Pengolahan data:
Analisis petrografi, mineragrafi, kimia.
Pengambaran peta sebaran bahan galian.
Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan.


6
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
2.7 Penyusunan Laporan
Kerangka penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
Tempat dan kesampaian daerah penyelidikan,
Latar belakang dilakukannya penyelidikan,
Geologi dan bahan galian,
Kegiatan yang dilakukan,
Pengolahan data,
Hasil penyelidikan,
Kesimpulan dan saran,
Daftar pustaka,
Lampiran dan gambar.

3. Pola Titik Pengamatan dan pemercontohan

Titik pengamatan: tempat untuk mengamati, mencatat/memerikan dan mengambil percontoh.
Pola titik pengamatan ditentukan berdasarkan dua faktor:
keadaan mineralisasi (bentuk tubuh bijih dan sebaran mineral berharganya),
keadaan topografi.
Pola titik pengamatan: acak, bujur sangkar, dan segi empat panjang.
Acak (segitiga)
Pola dasar ini terutama digunakan untuk:
Bentuk medan/topografi tidak teratur,
Sebaran mineral tidak teratur.
Pola dasar tersebut dapat berkembang (diperapat) sesuai dengan kebutuhan akan informasi
yang hendak diperoleh. Pada dasarnya perapatan pola tersebut ditujukan untuk memperoleh
informasi yang lebih teliti mengenai sebaran bijihnya dan meningkatkan kelas sumber
daya/cadangan. Pola pemercontohan berikutnya sangat tergantung pada bentuk sebaran bijih
yang diperoleh dari hasil penyelidikan dengan pola dasar pertama.

3.1 Bujur Sangkar
Pola dasar yang berbentuk bujur sangkar ini biasanya digunakan untuk:
Tubuh bijih yang isometris atau berbentuk lapisan yang mendatar,
Sebaran mineralisasi teratur atau merata,
Bentuk medan/topografi teratur, perbedaan tinggi rendah relatip tidak begitu besar.


7
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Contoh penggunaan pola dasar ini yang sangat baik adalah untuk endapan batubara yang
terletak hampir mendatar, endapan plaser yang sebaran secara lateralnya merata dan
beberapa jenis endapan bahan galian yang memiliki tubuh bijih yang lebih kurang isometris
seperti endapan tipe porfir.
Pola dasar ini sesuai dengan tahap eksplorasinya dapat dikembangkan secara lebih rapat
lagi, yaitu dengan cara memperapat arak lubang eksplorasi atau lokasi pemercontohan
dengan pola yang sama (bujur sangkar). J ika berdasarkan pola pertama ternyata
menunjukkan adanya tubuh bijih yang berbentuk memanjang, maka pola dapat berubah
menjadi pola segiempat panjang (persegi panjang).

3.2 Segi Empat Panjang
Pola dasar ini sangat baik digunakan untuk:
Bentuk mineralisasi yang memanjang, seperti misalnya endapan bijih tipe urat atau
sistem urat yang memanjang, atau tipe endapan yang berbentuk lapisan tetapi dengan
letak yang miring, sehingga perkiraan singkapannya berupa tubuh bijih yang memanjang,
Bentuk medan/topografi teratur.

Pola persegi panjang ini dapat digunakan pula sebagai pola penampang, karena mengikuti
arah melebarnya dapat dibuat penampang lintang yang memotong arah kemiringan lapisan
atau urat.
Pemercontohan
Cara pemercontohan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pemercontohan titik (point sampling): suban atau tatal (chip), ruah (bulk), raih (grab)
b. Pemercontohan memanjang (linear sampling): alur (channel).
Pemercontohan ruah (bulk sampling)
Pengambilan percontoh dalam jumlah besar
Digunakan untuk bijih yang sebaran komponen berharganya tidak merata
Dilakukan terutama dalam rangka penentuan kadar suatu endapan bijih
Pemercontohan suban atau tatal (chip sampling)
Pengambilan percontoh dalam bentuk kecil,
Digunakan untuk endapan bahan galian yang sebaran komponen berharganya relatif
merata,
Selain untuk analisis kimia juga untuk analisis petrografi atau mineragrafi,
Biasanya dilakukan pada tahap awal penyelidikan, diambil dari singkapan yang ada.
Pemercontohan alur (channel sampling)
8
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Pengambilan percontoh dengan pola tertentu, yaitu pembuatan alur dengan ukuran
lebar 10 atau 20 cm dan kedalaman 5 atau 10 cm, panjang tergantung pada keadaan
mineralisasi (maksimal 1 m),
Dilakukan pada eksplorasi pendahuluan di mana telah ditemukan suatu mineralisasi,
Digunakan untuk endapan bahan galian yang berbentuk lapisan, sebaran komponen
berharganya tidak merata atau merata.
Pemercontohan raih (grab sampling)
Pengambilan percontoh secara acak dan dalam jumlah yang relatif banyak,
Dilakukan pada tahap awal penyelidikan untuk mengetahui gambaran mineralisasi
secara global.
pada umumnya digunakan untuk endapan bahan galian yang sebaran unsur
berharganya merata.
Pengambilan percontoh dari pemboran
Pada pemboran inti
diambil percontoh separoh inti bor
bila inti bor <65 %, diambil percontoh sludge
Pada pemboran plaser/pasir besi
setiap kemajuan 1 m ambil percontoh

4. Estimasi Endapan Bahan Galian
4.1 Tujuan akhir eksplorasi mineral:
Mengetahui berapa besar nilai ekonomi dari endapan bahan galian di suatu daerah
Harus diketahui berapa banyak atau besarnya atau kuantitas dan kualitas endapan
bahan galian itu.
Secara umum, besarnya atau kuantitas dan kualitas dinyatakan sebagai cadangan
bahan tambang.

Cadangan dalam pengertian geologi-pertambangan:
Suatu besaran endapan bahan galian yang menggambarkan letak keterdapatan, bentuk
tubuh bijih, volume atau tonase, dan mutu / kualitas, sehingga berdasarkan penilaian
ekonomi, bahan tambang tersebut layak untuk ditambang.

Pengertian sumber daya mineral dan cadangan
Sumber daya (mineral) menggambarkan suatu besaran atau banyaknya endapan bahan
galian (bahan tambang) yang mungkin bernilai ekonomis dan hanya berdasarkan kriteria
geologi saja.
9
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Cadangan merupakan bagian dari sumber daya yang berdasarkan kelayakan ekonomi
dan ditinjau dari beberapa aspek, bahan tersebut dapat ditambang.
Aspek yang sangat menentukan kelayakan suatu bahan tambang adalah ekonomi,
teknologi (penambangan, pengolahan), pemasaran, lingkungan, sosial, peraturan
perundang-undangan, dan kebijaksanaan pemerintah.

4.2 Estimasi sumber daya mineral

Meninjau masalah karakteristika kualitas dan sebaran bahan berharganya, penentuan kuantitas
bahan galian dan kualitas komponen berharganya, penentuan tingkat keyakinan geologi atau
klasifikasi sumber dayanya, penentuan nilai ekonominya, dan Pengkajian aspek lain seperti
dampak lingkungan, sosial dan peraturan perundang-undangan.

4.2.1 Maksud dan Tujuan
Suatu proses kegiatan yang meliputi pengkajian terhadap sebaran, bentuk,
kemenerusan, dimensi, dan mutu endapan bahan galian.
Memperkirakan besarnya volume atau tonase endapan bahan galian sesuai dengan
tahap penyelidikan, serta memperkirakan nilai ekonominya dengan akurat, sehingga
layak untuk ditambang.

4.2.2 Langkah Langkah Estimasi Sumber Daya Mineral
Estimasi dilakukan pada setiap tahap penyelidikan dengan langkah sbb.:
Pengonturan atau pembuatan batas blok sumber daya mineral yang akan diestimasi,
Penentuan kelas sumber daya untuk masing-masing blok sumber daya,
Penghitungan besaran (luas, volume, tonase) setiap blok,
Penghitungan kadar rata-rata komponen berharga.

4.2.3 Pengonturan blok sumber daya
Pengonturan:
Membatasi bagian tubuh bijih yang akan dihitung sumber dayanya berdasarkan data yang
ada baik dari singkapan dan lubang-lubang eksplorasi (exploration working) dengan cara
menghubungkan titik singkapan dengan titik potong lubang eksplorasi pada tubuh bijih
satu sama lain.
Sebelum pengonturan dilakukan, tubuh bijih hendaknya diproyeksikan pada suatu bidang
tertentu untuk mempermudah penggambaran.
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
10
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
J enis atau letak bidang proyeksi ini akan tergantung pada morfologi dan letak tubuh bijih
dalam suatu ruang.
Bila tubuh bijih berbentuk lapisan:
A. Hampir mendatar, penggambarannya dalam bentuk proyeksi mendatar.
B. Hampir tegaklurus, penggambarannya dalam bentuk proyeksi tegak.
C. Miring (40
0
50
0
), penggambarannya pada bidang itu sendiri.
Bila tubuh bijih berbentuk tabung, penggambarannya dapat berbentuk proyeksi
mendatar atau vertikal.
Bila tubuh bijih berbentuk isometris, penggambarannya sembarang, tetapi pada
umumnya dalam proyeksi mendatar.
Cara pengonturan:
mengikuti/berdasarkan sentuh pemineralan,
bila sentuh pemineralan cukup jelas kelihatan, mengikuti sentuh (kontak) batuan
samping dengan tubuh bahan galian.
bila sentuh pemineralan merupakan perangsur-angsuran, yang dianggap sebagai batas
tubuh bijih adalah kontur yang membatasi kadar terendah yang secara ekonomis masih
dapat ditambang (cut-off grade).

4.2.4 Interpolasi
Pengonturan berdasarkan pada lubang eksplorasi:
Kontur dalam, kontur atau batas tubuh bijih yang ditarik melalui titik potong lubang eksplorasi
dengan tubuh bijih.
Tubuh bijih yang dibatasi kontur dalam ini tingkat sumber dayanya akan lebih tinggi
dibandingkan dengan bagian yang dibatasi oleh kontur luar.
Kontur luar, kontur atau batas tubuh bijih yang ditarik di luar perpotongan lubang eksplorasi
dengan tubuh bijih dan merupakan ekstrapolasi.
Ekstrapolasi
pengonturan yang dilakukan dengan cara menghubungkan titik yang dibuat berdasarkan
perkiraan batas tubuh bijih, baik di antara lubang yang memotong dengan yang tidak
memotong tubuh bijih, maupun di luar lubang yang memotong tubuh bijih dengan cara
tertentu.
Ekstrapolasi terbatas, didasarkan pada lubang eksplorasi yang memotong dan yang tidak
memotong tubuh bijih, biasanya diambil di tengahnya.
Ekstrapolasi tidak terbatas:
Secara geologi
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
11
Berdasarkan batas perbedaan fasies,
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
12








Berdasarkan batuan yang cocok untuk pemineralan,
Berdasarkan batas tektonika,
Berdasarkan pembajian.
Secara formal
Paralel kontur dalam, jaraknya 1/2 jarak lubang eksplorasi yang terdekat

5. Estimasi sumber Daya
Besaran sumber daya endapan bahan galian:
Isi (volume),
Berat (tonase),
harus terlebih dulu diketahui parameter estimasi sumber daya seperti panjang, lebar,
ketebalan, berat jenis atau density, dan kadar bahan berharganya.

5.1 Urutan Estimasi Sumber Daya
a. Penghitungan luas blok sumber daya
Untuk bentuk teratur: panjang x lebar,
Untuk bentuk tidak teratur: dengan planimeter atau dengan kertas milimeter.
b. Penghitungan ketebalan blok
Penghitungkan ketebalan sesungguhnya berdasarkan kemiringan lubang eksplorasi dan
tubuh bijih.
c. Penghitungan berat jenis
Berat jenis tergantung pada:
Susunan mineral,
Kesarangan (porositas).
berat jenis batuan: 1,8 - 2,6
berat jenis bijih : 2,5 - 3,5
Cara penghitungan berat jenis sederhana:
Penimbangan di udara,
Pengukuran dengan gelas ukur.
Catatan: untuk bijih yang sarang (berpori-pori), harus dilapisi parafin.
d. Penghitungan rata-rata
Penghitungan nilai rata-rata:
Arithmetic mean
nilai rata-rata yang penentuannya tidak mempertimbangkan faktor lain seperti
ketebalan, beratjenis, dan lainnya karena nilai variasinya tidak besar (homogen).
Weighted mean
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
13
nilai rata-rata yang penentuannya mempertimbangkan faktor lain seperti berat jenis,
ketebalan bijih atau faktor lain yang nilainya cukup bervariasi.

5.2 Metoda Estimasi Sumber Daya
a. Metoda blok (segi banyak polygonal method)
Tubuh bijih dibagi menjadi blok-blok berdasarkan lubang eksplorasi.
Penentuan blok sumber daya menjadi kelas sumber daya.
Biasanya dilakukan pada awal eksplorasi, di mana ketelitian belum tinggi.
Penghitungan parameter rata-rata dengan arithmetic mean atau weighted mean.
b. Metoda daerah pengaruh (area of influence method)
Pembuatan daerah pengaruh di sekitar lubang eksplorasi.
Daerah pengaruh antara dua lubang eksplorasi setengah jarak dua titik itu.
Estimasi sumber daya di sekitar lubang eksplorasi.
Estimasi sumber daya berdasarkan kontur dalam (included area) atau kontur luar
(extended area).
Untuk lubang eksplorasi yang sudah rapat.
Untuk jenis endapan yang variabilitasnya besar.
c. Metoda segitiga (trigonal method)
Metoda ini digunakan untuk blok sumber daya yang didasarkan oleh desain eksplorasi
dengan menggunakan cara segitiga atau acak.
penghitungan rata-rata (ketebalan, kadar dls.) didasarkan dari setiap titik/ujung segitiga.
d. Metoda isoline (isoline method)
Pada dasarnya pengitungan sumber daya dengan cara ini dilakukan seperti dalam model
kerucut terpancung.
Cara ini sangat baik untuk menghitung sumber daya tubuh bijih yang berbentuk gunung
(kerucut).
Alasnya merupakan kontur bagian bawah, sedangkan atasnya merupakan kontur sebelah
atasnya.
e. Metoda penampang (sectional method)
Metoda penampang digunakan untuk menghitung sumber daya tubuh bijih yang diselidiki
dengan pola/desain eksplorasi berbentuk segiempat panjang atau mengikuti pola yang
mengikuti lintasan tertentu.
Digunakan untuk tubuh bijih yang berbentuk urat atau lapisan yang terletak miring, atau
berbentuk tabung
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
14
Lubang eksplorasi yeng mengikuti pola lintasan akan membentuk suatu penampang,
sehingga penghitungan volume bagian tubuh bijih berdasarkan luas penampang dan
jarak antara kedua penampang.

5.3 Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Penetapan pembakuan mengenai klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan (SNI
No. 13-4726-1998).
Penggunaan istilah sumber daya mineral dan cadangan serta klasifikasinya.
Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan
dapat dimanfaatkan secara nyata.
Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi
cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak
tambang.
Keyakinan geologi diperoleh berdasarkan tahap penyelidikan sebagai berikut:
Survai Tinjau (Reconnaissance)
Prospeksi (Prospecting)
Eksplorasi Umum (General Exploration)
Eksplorasi Terinci (Detailed Exploration)
Berdasarkan tahap penyelidikannya, Sumber Daya Mineral dikelompokkan menjadi empat
kategori, yaitu:
1. Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap
Survai Tinjau.
2. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya mineral
yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksi.
3. Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi
Umum.
4. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi
Terinci.
(Lihat Lampiran 5).
Sedangkan yang dimaksud dengan Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang
telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan, kuantitas dan kualitasnya dan yang
secara ekonomi, pemasaran, teknologi (penambangan, pengolahan), kebijaksanaan
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Pemerintah, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan
dilakukan.
6. Cadangan
Cadangan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan
sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih
rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
2. Cadangan Terbukti (Proved Reserve) adalah sumber daya mineral terukur yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.

Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis cadangan sebagai berikut:
a. Cadangan geologi (geological reserve) adalah sejumlah cadangan yang batas-
batasnya ditentukan oleh suatu model geologi. Dalam cadangan ini belum
diperhitungkan faktor lain seperti prosentase perolehan penambangan dan pengurang
lainnya.
b. Cadangan tertambang (mineable reserve) adalah sejumlah cadangan yang secara
teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor seperti cut-off grade dan stripping ratio telah
diperhitungkan.
c. Cadangan terambil (recoverable reserve) adalah sejumlah cadangan dari mineable
reserve yang telah memperhitungkan faktor prosentase perolehan penambangan.

7. EKSPLORASI DAN ESTIMASI ENDAPAN BATUBARA
7.1 Pendahuluan
Geologi batubara
Terbentuk karena proses pengendapan.
Terdapat dalam batuan endapan.
Bentuknya berupa lapisan atau lensa-lensa.
Kemiringannya beragam (dari mendatar sampai tegak), tergantung perkembangan
struktur.
Kadang-kadang terpotong-potong oleh sesar.
Batu bara di Indonesia
Tipe:
Ombilin, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kalimantan Timur.
Tipe endapan batubara di dasarkan pada kondisi geologi.
Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
15
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
Pengelompokan batubara berdasarkan kondisi geologinya:
Kelompok sederhana,
Kelompok moderat,
Kelompok kompleks.
Parameter yang digunakan untuk mengelompokkan endapan batubara adalah aspek-
aspek: sedimentasi, tektonik, dan variasi kualitas (lihat Lampiran 6, Tabel 1 SNI 13-5014-
1998).

7.2 Eksplorasi Batubara
Pemetaan permukaan.
Pembuatan parit dan sumur uji.
Pemboran.

Jarak titik pengamatan dan klasifikasi sumber daya batubara
Untuk memperoleh tingkat atau kategori sumber daya tertentu, kerapatan titik pengamatan
atau titik informasi sangat tergantung pada kelompok endapan batubara berdasarkan
kondisi geologinya (lihat Lampiran 7, Tabel 3 SNI 13-5014-1998).

7.2.1 Estimasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Klasifikasi endapan batubara didasarkan pada aspek geologi dan ekonomi.
Aspek geologi:
Tingkat keyakinan geologi: secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak titik informasi, makin
rapat makin memberikan keyakinan yang lebih tinggi (lihat Lampiran 7, Tabel 3 SNI 13-
5014-1998).
Aspek ekonomi:
Ketebalan minimal lapisan batu bara,
Ketebalan maksimal lapisan pengotor (dirt parting).
Berdasarkan kriteria itu, batubara dikelompokkan menjadi batubara berenergi rendah dan
batubara berenergi tinggi seperti tertera pada tabel di bawah ini.

KETEBALAN TINGKAT BATUBARA
Batubara energi rendah Batubara energi tinggi
Lapisan batu bara minimal (m) >1,00 >0,40
Lapisan pengotor (m) <0,30 <0,30


Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
16
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
7.2.2 Klasifikasi Cadangan Batubara
Sumber daya:
Belum layak tambang: sumber daya hipotetik (hypothetical resouerces), sumber daya
tereka(inferred resouerces), sumber daya tertunjuk (indicated resouerces), sumber daya
terukur (measured resouerces).
Cadangan:
Layak tambang: cadangan terkira probable reserve) dan cadangan terbukti (proved
reserve)
(Lihat Lampiran 8, Tabel 2 SNI 13-5014-1998).
Cara estimasi
Blok
Daerah pengaruh
























Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
17
Unisba, 30Agustus 07 September 2004
Eksplorasi Sumber Daya Bahan Galian H. A. Machali Muchsin, M.Sc
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan
Cadangan, SNI No. 13-4726-1998.
2. Badan Standardisasi Nasional, 1998, Standar Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan
Batubara, SNI No. 13-5014-1998.
3. Evans, A.M., Editor, 1995, Introduction to Mineral Exploration, Blackwell Science, Ltd.
4. J oint Ore Reserves Committee, 1999, Australasian Code for Reporting of Mineral
Resources and Ore Reserves (The J ORC Code), 16 pp.
5. Kreiter, V.M., 1961, Prospeksi dan Eksplorasi Endapan Bahan Galian, 2 jilid, Edisi kedua,
Gosgeoltekhizdat, Moskva (dalam bahasa Rusia).
6. Machali Muchsin, A., 1999, Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan. Naskah/ bahan
kuliah disampaikan dalam Kursus Pembinaan dan Pengawasan Eksplorasi,
diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan (PPTP) Tanggal 26
Agustus sampai dengan 24 September 1999.
7. McKinstry, H.E., 1962, Mining Geology, Prentice Hall Inc., Modern Asia Edition.
8. Peters, W.C., 1978, Exploration and Mining Geology, J ohn Wiley & Sons, New York.
9. Reedman, J .H., 1979, Techniques in Mineral Exploration, Applied Science Publisher,
London.
10. The Resources and Reserves Committee, 1999, Guide for Reporting Exploration
Information, Resources and Reserves, (Submitted to The Board of Directors of The Society
of Mining, Metallurgy and Exploration Inc.), 17 pp.
11. United Nations, Economic Commission for Europe, 1997(?), United Nations International
Framework Classification for Reserves/Resources Solid Fuels and Mineral Commodities,
23 pp.











Diklat Perencanaan Tambang Terbuka
18
Unisba, 30Agustus 07 September 2004

You might also like