You are on page 1of 13

- 1 -

ANALISIS DINAMIK DAN SIMULASI ALAT PENGUPAS BUAH KOPI


DENGAN BANTUAN PROGRAM DINAMIKA BENDA JAMAK

Iman Satria dan Ruddi Hartoni
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bung Hatta
Jalan Gajah Mada No. 19 Olo Nanggalo, Padang 25134


ABSTRAK: Makalah ini menyajikan analisis perilaku dinamik batang pemukul pada suatu alat pengupas buah kopi
dengan bantuan perangkat lunak berbasis Dinamika Benda Jamak. Dalam analisis ini, model batang pukul di modelkan
sebagai benda tegar dimana massa dan panjang batang pukul akan divariasikan. Sedangkan beban yang bekerja pada batang
pukul adalah beban dinamik, yaitu berupa beban dengan variasi ketinggian buah kopi yang membentur ke batang pemukul
dan diteruskan kedinding pembentur. Dari analisis respon dinamik dapat diketahui gaya-gaya yang terjadi pada sambungan
batang pukul, perilaku batang pukul ketika membenturkan buah kopi kedinding pembentur, linier momentum buah kopi
ketika dipukul oleh batang pukul dan terbentur oleh dinding pembentur, serta seberapa besar gaya yang bekerja pada buah
kopi tersebut. Dengan diketahui hal tersebut, kita dapat memprediksi buah kopi apakah buah kopi itu pecah karena dipukul
atau terbentur dari dinding pembentur serta dapat menghasilkan rancangan yang optimum. Respon dinamik model dapat
dipelajari melalui program ini sehingga dapat digunakan sebagai design tool dalam proses disain alat pengupas buah kopi.

1. PENDAHULUAN
Alat pengupas kopi yang sudah ada kurang efektif dan efisien. Karena kapasitas yang dihasilkan kecil dan waktu
yang dibutuhkan lama, untuk daya penggerak yang digunakan ini adalah tenaga manusia dengan perantara engkol,
dan banyak juga biji yang didapatkan dalam keadaan pecah.
Dengan dasar hal diatas untuk meningkatkan kerja dari alat pengupas kopi dapat dilakukan dengan optimalisasi kerja
pengupas kopi yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan mengamati langsung dan
mengambil data dilapangan lalu menganalisa data tersebut dilain tempat (Benny, Ezzul, 2005). Alternatif lain adalah
dengan memodelkan sistim kerja pengupas kopi tersebut. Pemodelan perangkat pengupas kopi dalam hal ini dapat
membantu untuk mengetahui kinerja dari perangkat pengupas kopi tanpa harus kelapangan, meskipun hasil yang
diperoleh tidak seakurat dilapangan. Dengan adanya model perangkat pengupas kopi, proses optimalisasi dapat
disimulasikan dengan tanpa harus melihat perangkat yang sebenarnya. Pemodelan geometri dan kinematik perangkat
pengupas kopi dapat dilakukan dengan membuat gambar sebenarnya serta simulasi kinematik perangkat pengupas
kopi, pemodelan dibuat tidak hanya untuk fungsi diatas saja. Suatu model dapat dijadikan alat peraga mengenai cara
kerja dan sistim operasi tersebut dilapangan. Pemodelan geometri perangkat pengupas buah kopi menggunakan
bantuan software Inventor 5.3 dan untuk analisis kinematik dinamiknya menggunakan software MSC. Visual
Nastran 4D 2002.


2. METODE BILANGAN KOMPLEKS

Suatu vektor dapat dituliskan dalam bentuk bilangan kompleks. Gambar 2.1 menunjukkan sebuah vektor OZ dalam
bidang kompleks yang dinyatakan sebagai:
Z = x + iy atau Z = r cos + ir sin
( ) sin cos i r Z + =


Gambar 2.1Vektor Dalam Bidang Kompleks

- 2 -

Gambar 2.2 Siklus dari Vektor Bilangan Kompleks

Untuk memudahkan pengertian, selanjutnya akan dibahas perkalian i dengan vektor bilangan kompleks sebagai
berikut :

i e
i
= i ( cos + i sin )
i e
i
= cos ( + /2) + i sin ( + /2)
i e
i
= e
i(+/2)
...(2.4)

Dengan cara yang sama dapat juga diturunkan hubungan berikut:

i
2
e
i
= - e
i
= e
i(+)
i
3
e
i
= - i e
i
= e
i(+3/2)3

Atau dalam persamaan umum dapat ditulis sebagai berikut :
i
k
e
i
= e
i(+k/2)
...(2.5)

dengan k = 0,1,2,3,...... Harga i
0
e
i
akan sama dengan e
i
(k = 0) karena siklusnya berulang. Vektor-vektor dalam
bilangan kompleks ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Penggunaan metode ini akan ditunjukkan pada kasus
sederhana dari batang yang berotasi murni (Gambar 2.2). Dalam kasus ini akan ditentukan kecepatan dan percepatan
titik P, V
p
dan A
p
bila diketahui kedudukan sudut
2
, kecepatan sudut
2
dan percepatan sudutnya
2
. Posisi dari titik
P dinyatakan oleh vektor R
p
(Gambar 2.4b) dalam persamaan berikut :

R
p
= r
p
(cos
2 +
i sin
2
)
= r
p
e
i2
...(2.6)

Interpretasi dari persamaan 2.6 adalah sebagai berikut: r
p
mewakili panjang vektor dan e
i2
merupakan unit vektor
yang mempunyai arah
2
.

Deferensiasi terhadap waktu dari R
p
akan menghasilkan vektor kecepatan V
p
sebagai berikut :

) (
2

i
p
ie r R Vp
& &
= =
= r
p

2
e
i(2 + /2
...(2.7)

Dengan
2

&
=
2
dan i e
i2
= e
i(2 + /2)
seperti telah dibahas pada persamaan 2.3. Gambar 2.3c menunjukkan vektor
kecepatan V
p
dan berarah (
2
+ /2) atau tegak lurus sumbu batang 2 dan besarnya sama dengan r
p

2
. Hasil ini
sesuai dengan analisis sebelumnya.
- 3 -


Gambar 2.3 Analisis Kecepatan dan Percepatan Batang Berputar

Selanjutnya diferensiasi dari kecepatan V
p
akan menghasilkan vektor kecepatan A
p
sebagai berikut :

A
p
=
p
R
& &
= ) ( ) (
2 2
2
2 2
2


i
p
i
p
ie r e i r & +
=
) 2 / (
2
) ( 2
2
2 2


+ +
+
i
p
i
p
e r e r ...(2.8)

Dengan
2 2
& = komponen pertama pada bagian kanan menyatakan komponen normal, A
p
n
dari a
p
dengan r
p
.
2
2

adalah besar vektor dan (
2
+ ) menyatakan arah sudut yang berlawanan 180
o
dengan vektor posisi. Komponen
kedua menyatakan komponen tangensial A
p
t
dengan r
p
. adalah besarnya dan ( + /2) arah sudutnya yang tegak
lurus sumbu batang (Gambar 2.3c).

Persamaan 2.6 menyatakan bahwa A
p
adalah penjumlahan dari dua buah vektor yang saling tegak lurus arahnya.
Untuk menentukan harga resultan dan arah A
p
, dipergunakan persamaan-persamaan berikut :

A
p
= -r
p

2
2
( cos
2
+ i sin
2
) + r
p

2

( i cos
2
sin
2
)
= -( r
p

2
2
cos
2
+ r
p

2
sin
2
) +
i ( -r
p

2
2
sin
2
+ r
p

2
cos
2
)
= a + ib

Jadi besar vektor A
p
adalah :
A
p
= ) b (a
2 2
+
=
} +
+ +
2
2 2 p 2
2
2 p
2
2 2 p 2
2
2 p
) cos r sin (-r
) sin r cos {(r



=

+
+ +
) cos (sin (
) sin (cos (
2
2
2
2 2
2
2
2
2
2
2 4
2
2


p
p
r
r

Dimana : 1
2 2
= + Sin Cos
= { } ) ( ) (
2
2
2 4
2
2

p p
r r +
= } ) (r ) {(r
2
2 p
2 2
2 p
+ ...(2.9)
dan arahnya dapat dinyatakan oleh sudut sebagai berikut :
- 4 -
tan =
a
b

=
) sin cos ( -
) cos sin (-
2 2 2
2
2
2 2 2
2
2


+
+
...(2.10)
Untuk kondisi yang lebih umum, dimana panjang vektor R
p
berubah terhadap waktu seperti pada kasus batang
peluncur, dapat digunakan persamaan vektor sebagaiberikut :

Gambar 2.4 Vektor kecepatan dan percepatan batang peluncur

R
p
= r
p
e
i2
V
p
=
p
r&e
i2
+ i r
p

2
e
i2

=
p
r&e
i2
+ r
p

2
e
i (2 + /2)
...(2.11)

Secara fisik
p
r&diartikan sebagai kecepatan relatif antara titik batang peluncur dan batang nomor 2, sedangkan r
p
.
2

adalah kecepatan relatif antara titik-titik dibatang nomor 2. Gambar 2.5c menjelaskan hubungan ini. Vektor
percepatannya dinyatakan oleh :

A
p
=
p p
r r& & e
i2
+ 2
p
r&
2
i e
i2
+ r
p

2
i e
i2

+ r
p

2
2
i
2
e
i2

=
p
r& &e
i2
+ (2
p
r&

2
+ r
p

2
) e
i (2 + /2)

+ r
p

2
2
e
i (2 + )
...(2.12)

dalam persamaan 2.10,
p
r& &e
i2
menyatakan percepatan relatif antara titik pada batang peluncur dan titik pada batang
nomor 2. Sedangkan komponen 2
p
r&
2
e
i(2 + /2)
adalah pecepatan koriolis. Dua komponen lainnya adalah
komponen normal dan komponen tangensial.


3. PEMODELAN GEOMETRI DENGAN AUTODESK INVENTOR 5.3
Seluruh model dibuat dalam makalah ini menggunakan program Autodesk Inventor 5.3. Sebenarnya ada beberapa
program komputer yang dapat digunakan untuk pemodelan geometri suatu struktur. Pemodelan dua dimensi suatu
benda yang selama ini dikenal dalam bidang engineering dan arsitektur lebih banyak menggunakan program Auto-
CAD. Demikian pula dengan model 3-dimensinya.

Setelah membandingkan program Auto-CAD dengan program lain, ada beberapa kelemahan yang dimiliki Auto-
CAD dalam hal editing dan pengorganisasian model geometri karena Auto-CAD memodelkan obyek dalam bentuk
wire frame. Sebagai perbaikan/tambahan dari kekurangan pada Auto-CAD 3-D, muncul produk Autodesk yang lebih
baik dalam editing gambar dan manajemen gambar, sehingga Autodesk Inventor 5.3 mampu menutupi kekurangan
pada Auto-CAD 3D.

Autodesk Inventor adalah suatu paket yang terintegrasi antara konseptual, disain dan dokumen produk. Dimana
mampunyai kemampuan untuk mendisain suatu produk seperti perakitan part atau model.

- 5 -
Autodesk Inventor memberikan kemudahan dalam mendisain pada model 3D yang memiliki keunggulan sebagai
berikut ;
Kualitas produk lebih baik (proses manufaktur lebih mudah dikontrol)
Ketelitian lebih tinggi
Waktu perancangan lebih pendek
Mengurangi ongkos pembuatan prototipe
Terhubung dengan program gambar (AutoCad) serta program kinematik dinamik MCS Visual Nastran.

Autodesk Inventor juga menyajikan tool yang dapat digunakan secara individu atau bersama-sama untuk membuat
dokumentasi atau disain, seperti berikut ini:
Menampilkan part dan assembly
Pada perancangan suaru produk dapat dengan mudah membuat part-part dan part tersebut digabungkan
dengan perintah assembly, dimana masing-masing mempunyai kemampuan yang baik dan integrasi.
Menggabungkan Gambar (assembly)
Menggabungkan bagian-bagian yang dikombinasikan. Baik bagian tunggal ataupun suatu kelompok part
yang membentuk bagin gabungan part, Inventor dapat menggabungkan komponen yang individu kedalam suatu
assembly adalah suatu cara yang hirarkis menurut pasangannya.
Disain dokumentasi Autodesk Inventor menabahkan suatu dimensi penting dalam disain satu produk.

Beberapa kelebihan dari software Autodesk Inventor 5.3 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Wire Frame
Satu kurva tertutup sederhana yang dibentuk dari beberapa entity
Bentuknya dapat diubah
Tersedia fasilitas array, copy dan mirror untuk memperbanyak geometri yang sama
Langsung dibuat pada file yang sama

Solid Geometry
Dibuat dari profile sebuah sketsa yang didefinisikan sebagai wire frame
Dibuat dengan mengolah (cut, fillet joint, intersect, dll) geometri primitif (kotak, silinder, bola, dll)
yang sudah tersedia dengan/tidak menggunakan surface
Satu komponen yang terdiri dari beberapa feature didefinisikan sebagai part
Dalam satu file dapat terdiri dari beberapa part
Feature tidak dapat diperbanyak, yang dapat di perbanyak adalah part
Part adalah hasil perbanyakan (array dan copy) akan didefinisikan sebagai part baru yang dependent
terhadap part induknya.

Assembling
Terbentuk dari beberapa part yang di-attach dari file komponen
Hanya ada beberapa variasi constraint (mate, flush, insert opposed, insert alligned,angel, tangen
inside, tangen outside) untuk memudah proses assembli komponen
Fasilitas snap dapat membantu memudahkan assembli
Proses modifikasi dimensi dan editing komponen (part) hanya dapat dilakukan pada file part yang
bersangkutan.

Export/Import File
Export ke file dalam bentuk :
IGES
STEP
VDAS
VRML
Data :
Metafile (*.wmf)
ACIS (*.sat)
Lithography
EPS
DXX
Bitmap (*.bmp)
3D Studio (3ds)
block (*.dwg)

Import dari file dalam bentuk :
IGES
STEP
VDAS
Data :
Metafile (*.wmf)

- 6 -
Dengan segala kelebihannya, sebagaimana disebutkan diatas, akhirnya Autodesk Inventor 5.3 dipilih untuk
memodelkan geometri seluruh komponen pengupas buah kopi yang akan disimulasikan nantinya. Tulisan mengenai
Autodesk Inventor 5.3 kebanyakan diambil dari manual dan eksplorasi penulis terhadap software bersangkutan pada
saat pemodelan.

4. PEMODELAN GEOMETRI
Pemodelan merupakan suatu gambaran dari mekanisme yang akan dianalisa kearah yang lebih simpel dan sederhana,
tanpa adanya perubahan pada dimensi. Dimana alat pengupas buah kopi adalah kumpulan beberapa komponen yang
terdiri dari hopper, rumah pukul, rangka, bearing, motor penggerak, batang pemukul, plat pemisah, cincin pemisah,
poros as pukul, pen, saringan, dan pully.

Pada pemodelan ini, motor penggerak dan sistem transmisi daya tidak digambarkan dengan detail. Komponen-
komponen tersebut hanya dimodelkan seperti motor penggerak pada saat pemodelan kinematika nanti untuk
menyederhanakan geometri dan pembatasan jumlah komponen.
Komponen-komponen pelengkap (baut, mur, dan lainnya) tidak dimodelkan juga dalam pemodelan geometri
pengupas buah kopi. Pembuatan geometri menggunakan software Inventor 5.3. Hal dapat dilihat pada gambar
dibawah ini, dimana semua gambar perpart yang telah terassembly.



Gambar 4.1 Assembly Alat Pengupas Buah Kopi dengan Inventor 5.3


Penentuan Constraint dengan MSC Visual Nastran 4D 2002

Penentuan constraint pada perangkat Pengupas Buah Kopi didefinisikan sebagai berikut :
Sebagai penggerak mula dari motor didefenisikan constraint revolute motor.
Constraint antara poros dan puly didefinisikan sebagai rigid joint agar puly ikut berputar bersama poros.
Sebagai penerus putaran dari motor penggerak ke puly poros as pukul didefenisikan constraint belt.
Poros as pukul dengan bantalan didefenisikan dengan constraint revolute joint agar poros dapat berputar.
Sedangkan antara bantalan dengan rangka didefenisikan dengan constraint rigid joint agar bantalan tetap diam.
Constraint rigid joint didefenisikan antara saringan dengan rangka agar saringan tidak bergerak.
Constraint revolute joint didefenisikan untuk batang pemukul dengan pen agar batang pemukul berotasi.
Constraint rigid joint didefenisikan untuk plat penahan dengan pen agar plat penahan tidak bergerak. Begitu
juga terhadap poros as pukul.
Constraint rigid joint didefenisikan untuk cincin penahan dengan poroa as pukul, agar cincin penahan tidak
bergerak.

- 7 -


Gambar 4.2 Pemodelan Constraint dengan MSC Visual Nastran 4D 2002


5. HASIL DISKUSI DAN ANALISIS

Pengamatan perilaku dinamik biji kopi dan batang pemukul dengan mengunakan program dinamika benda jamak
merupakan tujuan dari penelitian ini. Dimana hasil simulasi dinamik sangat ditentukan pada saat proses pemodelan
geometri dan sambungan kinematik dari sistem yang akan di amati seperti yang dibahas pada bab sebelumnya. Pada
bagian sub bab ini akan dibahas perilaku dinamik gerak biji kopi dan batang pemukul, misalnya analisis momentum
untuk mendapat percepatan sesaat, kecepatan sehingga diperoleh gaya tumbukan yang terjadi.


5.1 Analisis Dinamik Gerak Biji Kopi
Gerak dan posisi awal biji kopi sangat menentukan apakah biji kopi tersebut membentur batang pemukul pada posisi
maksimal yaitu posisi dimana biji kopi menyentuh pada bagian ujung batang pemukul. Pada program dinamika
benda jamak (MSC Visual Nastran 4D 2002) persamaan dinamik kopi dan batang pemukul diturunkan dengan
mengunakan metode runge-kuta dengan selang waktu (T). Hasil tampilan data disajikan dengan menggunakan
bantuan program Matlab agar memudahkan pengolahan dan pembacaan data numeric dari hasil ekperimen numeric
yang dilakukan.

5.1.1 Kecepatan Biji Kopi
a. Biji Kopi 1
Kecepatan biji kopi merupakan awal dari analisis untuk menentukan seberapa besar linear momentum yang
bekerja pada biji kopi yang nantinya berlanjut untuk mendapatkan gaya yang dibutuhkan untuk membenturkan biji
kopi sehingga biji kopi terkelupas dari kulit tanduknya dengan optimal.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
0
5
10
15
20
25
30
35
Waktu(s)
K
e
c
e
p
a
t
a
n

B
u
a
h

K
o
p
i
(
m
/
s
)


Gambar 5.1 Grafik Kecepatan Biji Kopi 1 Terhadap Waktu
Posisi biji kopi 1 (satu) terletak pada ketinggian 133 mm dari atas plat penahan. Posisi biji kopi dalam simulasi
dibedakan, hal ini bertujuan untuk melihat apakah biji kopi terpukul oleh batang pukul pada posisi yang optimal.
Dari simulasi terlihat bahwa kopi 1 tepat terpukul di ujung batang pukul yang mengakibatkan kecepatan biji kopi
naik. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 4.1 dengan range waktu dari t = 0 sampai t = 2 detik. Harga kecepatan
maksimum yang terjadi adalah pada t = 0.1 detik dengan V = 34.4 m/s.

- 8 -
0.098 0.1 0.102 0.104 0.106 0.108 0.11 0.112 0.114 0.116 0.118
0
5
10
15
20
25
30
35
Waktu(s)
K
e
c
e
p
a
t
a
n

B
u
a
h

K
o
p
i
(
m
/
s
)

Gambar 5.2 Grafik Kecepatan Biji Kopi 1 Terhadap Waktu

Untuk memudahkan dalam analisis dapat dilihat pada gambar 5.2 yang merupakan cuplikan dari gambar 5.1 yang
axisnya diperkecil dari t = 0.0097 sampai t = 0,119 detik. Dimana terlihat kecepatan (V) biji kopi ketika dipukul
naik pada t1 = 0.098 s dengan V1 = 0.9612 m/s dan t2 = 0.1 s, V2 = 34.40 m/s. sehingga kecepatan biji kopi ketika
dipukul oleh batang pukul adalah sebesar ;
V = V2- V1
V = 34.40 m/s - 0.96 m/s
= 33.44 m/s

Selanjutnya biji kopi membentur dinding pembentur dengan harga kecepatan pada t3 = 0.1 s, V3 = 34.40 m/s dan
t4 = 0.102, V4 = 21.13 m/s sehingga kecepatan biji kopi setealh terbentur adalah sebesar
V = V4- V3
V = 21.13 m/s -34.40 m/s
= - 13.26 m/s
(arah laju biji kopi kebawah)

5.1.2 Linier Momentum
Perubahan momentum atau impulse merupakan salah satu sifat yang menjadi pertimbangan dalam analisis energi
batang pemuluk buah kopi. Dimana momentum adalah suatu vekor dan begitu juga impulse. Pada analisis ini
harga impuls diperoleh dari hasil pengujian numeric seperti yang diurai pada bagian berikut.

a. Linier Momentum Biji Kopi 1

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
Waktu (s)
L
i
n
i
e
r

M
o
m
e
n
t
u
m

B
u
a
h

K
o
p
i

(
k
g

m
/
s
)

Gambar 5.3 Grafik Momentum Linier Biji Kopi 1 Terhadap Waktu
Pada gambar grafik 5.3 terlihat linier momentum biji kopi berubah dengan range waktunya dimulai dari t = 0
sampai t = 2 detik dengan harga linier momentum maksimumnya pada t = 0.1 detik adalah L = 0.0516 kg m/s.

- 9 -
0.098 0.1 0.102 0.104 0.106 0.108 0.11 0.112 0.114 0.116 0.118
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
Waktu (s)
L
i
n
i
e
r

M
o
m
e
n
t
u
m

B
u
a
h

K
o
p
i

(
k
g

m
/
s
)

Gambar 5.4 Grafik Momentum Linier Biji Kopi 1 Terhadap Waktu


Gambar 5.4 merupakan cuplikan dari gambar 5.3 yang mana digunakan untuk memepermudah analisa dengan
range waktunya dari t = 0.098 s sampai t = 0.118 s. Dari gambar linier momentum biji kopi memperlihatkan
tumbukan pada saat awal terjadi pada waktu, t1 = 0.098 detik yaitu sebesar L1 = 0.001 kg m/s dan berakhir pada
waktu, t2 = 0.1 detik dengan harga momentum yang terjadi sebesar L2 = 0.0516 kg m/s. Sehingga besar linier
momentum yang terjadi pada biji kopi akibat terpukul oleh batang pukul adalah :

L = L2-L1
L = 0.051 kg m/s-0.0014 kg m/s
= 0.0502 kg m/s
t = t2- t1
t = 0,1 s 0,098 s
= 0.002 s

Gambar 5.4 memperlihatkan grafik linier momentum biji kopi ketika membentur dinding pembentur adalah pada
t3 = 0,1 s dengan harga L3 = 0.051 kg m/s dan pada t4 = 0.102 s, L4 = 0.031 kg m/s. Sehingga besar linier
momentum yang terjadi pada biji kopi akibat terbentur dinding pembentur adalah :
L = L4-L3
L = 0.031 kg m/s - 0.051 kg m/s
= -0.0199 kg m/s
(arah momentum biji kopi kebawah)

t = t4- t3
t = 0,102 s 0,1 s
= 0.002 s


5.1.3 Perhitungan Gaya Pada Biji Kopi

Analisis gaya ini bertujuan untuk mencari seberapa besar gaya yang bekerja pada biji kopi baik itu pada waktu
dipukul oleh batang pukul atau setelah membentur dari dinding pembentur. Sehingga dari analisis ini kita dapat
memprediksi biji itu pecah akibat batang pukul atau setelah terbentur dari dinding pembentur.
Analisis gaya ini didapat dengan menghubungkan persamaan linier momentum terhadap waktu pada biji kopi
tersebut. Sehingga gaya yang bekerja opi. Dimana perubahan momentum buah kopi saat membentur batang
pemukul sama dengan gaya rata-rata pada suatu buah kopi dikali waktu sehingga gaya bekerja pada buah kopi
adalah.

t
L
F

= (N)
Dimana :
F = Gaya (kg)
L = Linier Momentum (kg m/s)
t = Waktu (s)

- 10 -
a. Gaya Biji Kopi 1
Gaya biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
N
s
F 1 . 25
002 , 0
m/s kg 0.0502
= =
Gaya biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
N
s
F 9.95
002 , 0
m/s kg 0.0199
= =

b. Gaya Biji Kopi 2
Gaya biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
N
s
F 05 . 22
002 , 0
m/s kg 0.0441
= =
Gaya biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
N
s
F 5 . 14
002 , 0
m/s kg 0.0290
= =

c. Gaya Biji Kopi 3
Gaya biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
N
s
F 3 . 7
002 , 0
m/s kg 0.0146
= =
Gaya biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
N
s
F 85 . 4
002 , 0
m/s kg 0.0097
= =

d. Gaya Biji Kopi 4
Gaya biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
N
s
F 35 . 9
002 , 0
m/s kg 0.0187
= =
Gaya biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
N
s
F 1 . 5
002 , 0
m/s kg 0.0102
= =
5.1.3 Percepatan Sesaat

Setelah gaya dari biji kopi dicari dengan menggunakan persamaan diatas, maka kita dapat mencari percepatan
sesaat biji kopi dengan menghubungkan persamaan gerak Newton (gaya) terhadap massa dari biji kopi. Massa biji
kopi ini adalah 1,5 gram atau setara dengan 0.0015 kg. Sehingga percepatan sesaat biji kopi adalah :

a m F . = (Newton)
m
F
a = (m/s
2
)
Dimana :

F = Gaya (N)
m = Massa biji kopi (kg)
a = Percepatan (m/s
2
)

a. Percepatan Biji Kopi 1
Percepatan biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
2
2
m/s 16733,333
0015 . 0
m/s kg 25.1
= =
kg
a
Percepatan biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
2
2
m/s 6633.333
/ 0015 . 0
m/s kg 9.95
= =
s m
a

- 11 -
b. Percepatan Biji Kopi 2
Percepatan biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
2
2
m/s 14700
0015 . 0
m/s kg 22.05
= =
kg
a
Percepatan biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
2
2
m/s 666 . 9666
/ 0015 . 0
m/s kg 14.5
= =
s m
a

c. Percepatan Biji Kopi 3
Percepatan biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
2
2
m/s 4866.666
0015 . 0
m/s kg 7.3
= =
kg
a
Percepatan biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
2
2
m/s 3233.333
/ 0015 . 0
m/s kg 4.85
= =
s m
a

d. Percepatan Biji Kopi 4
Percepatan biji kopi ketika dipukul oleh batang pukul adalah :
2
2
m/s 6233,333
0015 . 0
m/s kg 9.35
= =
kg
a
Percepatan biji kopi ketika membentur dari dinding pembentur adalah :
2
2
m/s 3400
/ 0015 . 0
m/s kg 5.1
= =
s m
a


5.2 Analisis Dinamik Batang Pukul

Pada program dinamika benda jamak ( MSC Visual Nastran 4D 2002 ) persamaan dinamik batang pemukul
diturunkan dengan mengunakan metode runge-kuta dengan selang waktu (T). Dari program ini kita dapat
mencari kecepatan, percepatan sesaat dan gaya yang bekerja pada constraint dari batang pemukul. Hasil tampilan
data disajikan dengan menggunakan bantuan program Matlab agar memudahkan pengolahan dan pembacaan data
numeric dari hasil ekperimen numeric yang dilakukan.

5.2.1 Kecepatan Batang Pukul
a. Kecepatan Batang Pukul 1 Pada Coord [276]

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Waktu (s)
K
e
c
e
p
a
t
a
n

B
a
t
a
n
g

P
u
k
u
l

(
m
/
s
)

Gambar 5.5 Grafik Kecepatan Batang Pemukul 1 Coord[276].[V]
Terhadap Waktu
Dari gambar 5.5 diatas terlihat bahwa respon kecepatan batang pukul 1 pada Coord[276] adalah berupa gelombang
sinusoidal yang berubah terhadap waktu. Dimana harga kecepatan minimum adalah V = 0.189 m/s dan terjadi pada
waktu, t = 0.512 detik. Sedangkan pada kondisi maksimum terjadi pada waktu, t = 1.46 detik dengan harga
kecepatan 39.7 m/s.


- 12 -

5.2.2 Posisi Batang Pemukul
a. Posisi Batang Pemukul 1 Pada Coord [276]

Dari gambar 4.29 dibawah terlihat bahwa respon posisi batang pukul 1 pada Coord[276] adalah berupa gelombang
sinusoidal yang berubah terhadap waktu, yang terdiri dari kondisi transient. Kondisi transient terjadi disebabkan
kondisi setimbang dinamik yang belum tercapai pada saat kondisi awal. Dimana harga posisi maksimum pada
kondisi transient adalah 0.451 m dan terjadi pada waktu, t = 1.33 detik. Sedangkan harga minimumnya terjadi pada
waktu, t = 0 detik dengan harga posisi sebesar, p = 0.347 m.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Waktu (s)
P
o
s
i
s
i

(
m
)


Gambar 5.6 Grafik Posisi Batang Pemukul 1 Coord[276].p Terhadap Waktu


6. HASIL DAN KESIMPULAN

Berikut beberapa kesimpulan yang dapat diambil penulis dalam melakukan analisis pada mesin pengupas buah
kopi dengan bantuan software MSC Visual Nastran 4D 2002, dengan menginputkan variabel dari massa biji kopi,
putaran mesin, massa dan material alat pengupas buah kopi serta sifak fisik masing-masing material, sehingga
didapat::
1. Kecepatan biji kopi
2. Kecepatan dan percepatan batang pukul
3. Momentum linear biji kopi
4. Kecepatan sudut batang pukul
5. Gaya-gaya yang terjadi pada sambungan (constraint)
6. Tension Belt
Momentum linier biji kopi dianalisa untuk mendapatkan gaya biji kopi dengan menghubungkan persamaan linier
momentum terhadap gaya untuk mendapatkan gaya biji kopi itu, baik ketika dipukul oleh batang pukul ataupun
ketika membentur dinding pembentur.
Sedangkan untuk mendapatkan percepatan biji kopi, kita dapat menghubungkan persamaan gerak Newton.
Sehingga gaya biji kopi adalah :



Biji Kopi
(Ketinggian
Terhadap Plat
Pemisah)
Gaya Ketika
Dipukul Oleh
Batang Pukul
Gaya Ketika
Membentur
Dinding
Pembentur
Biji kopi 1 (133
mm)
F = 25.1 N F = 9.95 N
Biji kopi 2
( 182 mm)
F = 22.05 N F = 14.5 N
Biji kopi 3
( 263 mm)
F = 7.3 N F = 4.85 N
Biji kopi 4
( 302 mm)
F = 9.35 N F = 5.1N

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa gaya biji kopi lebih besar ketika dipukul oleh batang pukul dari pada ketika
membentur dinding pembentur. Dengan ini kita dapat mengasumsikan bahwa biji kopi itu terkelupas dari kulit
tanduknya adalah ketika dipukul oleh batang pukul.

- 13 -


DAFTAR PUSTAKA

Benny, Ezzul, 2005, Pembuatan dan Pengujian Mesin Pengupas Kopi Sistem Pukul, Skripsi Jurusan Teknik Mesin FTI
UBH Padang

Elan Computer Group, Inc, 1996, AutoCAD Designer Release 2 Part Modeling ,Autodesk,U.S.A.

Hibbeler, R. C, 1997, Mekanika Teknik : Dinamika, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.

Holowenko,A.R, 1993, Dinamika Permesinan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kastroud, 1989, Matematika Untuk Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Martin, H, GeorgeDinata, 1992, Kinematika dan Dinamika Teknik, Edisi Kedua , Erlangga, Jakrta.

Purcell, J, Edwin, 1995, Kalkulus dan Geometri, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sularso, 1978, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan Kesemblilan, PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Suryanto, 1995, Elemen Mesin I, Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Bandung, Bandung.

Ulrich, Karl T, dan Eppinger, Steven D, 2001 Perancangan dan Pengembangan Produk, Penerbit Salemba Teknik, Jakarta.

You might also like