You are on page 1of 1

Dalam sebuah studi kohort terhadap 4400 pasien Belgia, Pirartet al menemukan bahwa 7,5% dari

pasien yang sudah memiliki neuropati ketika didiagnosis dengan diabetes. Setelah 25 tahun, jumlah
dengan neuropati meningkat menjadi 45%. Di negara Inggris, prevalensi neuropati diabetes di antara
populasi klinik rumah sakit tercatat sekitar 29% (Thomas, 2000)
Durasi diabetes, usia, merokok, hipertensi dan hiperlipidemia merupakan faktor risiko untuk neuropati
diabetik (Bhadadaet al , 2001).

Sekitar 60 sampai 70 persen dari penderita diabetes mengalami neuropati. Orang dengan diabetes
dapat mengalami masalah saraf pada setiap saat, tetapi risikonya meningkat dengan usia dan lama
menderita diabetes. Selain itu, penyakit neuropati diabetik sering terjadi pada orang-orang yang telah
menderita diabetes selama 25 tahun atau lebih. Neuropati diabetik juga tampak lebih umum pada orang
yang memiliki masalah mengendalikan glukosa darah (gula darah), serta orang-orang dengan kadar
lemak darah dan tekanan darah yang tinggi serta obesitas (Bhadada et al , 2001).
1. Tidak kontrol gula darah secara teratur: merupakan faktor risiko terbesar untuk setiap komplikasi
diabetes, termasuk kerusakan saraf. Mengontrol gula darah secara konsisten dalam rentang target
adalah cara terbaik untuk melindungi kesehatan saraf dan pembuluh darah.
2. Menderita DM dalam jangka waktu yang lama: neuropati perifer adalah paling umum pada orang
yang telah menderita diabetes selama setidaknya 25 tahun.
3. Penyakit ginjal: Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, yang dapat meningkatkan toksid
dalam darah dan berkontribusi terhadap kerusakan saraf.
4. Merokok: Merokok menyebabkan penyempitan dan pengeras arteri, mengurangi aliran darah ke
tungkai bawah. Hal ini membuat lebih sulit bagi luka untuk menyembuhkan dan merusak integritas saraf
perifer (Boulton, 2005)

You might also like