Professional Documents
Culture Documents
) ( lim (1)
Jika untuk setiap bilangan 0 > terdapat bilangan yang 0 > sedemikian
hingga
< L x f ) ( bilamana < < a x 0 (2)
(Stewart; 1999: 105)
Contoh 2.2.1.1 Buktikan bahwa 5 ) 7 3 ( lim
4
=
x
x
Andaikan bilangan positif sebarang. Maka dihasilkan suatu 0 > sedemikian
sehingga
< < < 5 ) 7 3 ( 4 0 x x
Pandang ketaksamaan disebelah kanan
< < 12 3 5 ) 7 3 ( x x
< ) 4 ( 3 x
< 4 3 x
17
3
4
< x
(Purcell; 1987: 81)
Teorema 2.2.2. diberikan dan a titik limit A. Jika f(x) mempunyai
limit untuk a x , maka limitnya tunggal
Bukti:
Ambil bilangan 0 > sebarang dan andaikan f(x) mempunyai limit K dan
L dengan L K = untuk a x . Jadi untuk setiap bilangan 0 > yang
ditunjuk dapat dipilih bilangan 0
1
> r dan bilangan 0
2
> r . Sehingga berlaku
3
) (
< K x f
Untuk setiap A x e dengan
1
0 r a x < < dan
3
) (
< L x f
Untuk setiap A x e dengan
2
0 r a x < < . Selanjutnya dengan mengambil
bilangan { }
2 1
, min r r r = diperoleh
L x f x f K L K + = ) ( ) (
) ( ) ( x f K L x f + + s
< + <
3 3
18
Untuk setiap A x e dengan r a x < < 0 dengan kata lain diperoleh K=L,
suatu kontradiksi. Jadi yang benar limit f(x) untuk a x adalah tunggal.
(Rahman; 2008:137-138)
Teorema 2.2.3. Misalkan L x g K x f
a x a x
= =
) ( lim , ) ( lim berlaku
1. ( )( ) K x f x f
a x a x
= =
) ( lim . lim untuk sebarang konstanta .
2. ( )( ) L K x g x f x g f
a x a x a x
+ = + = +
) ( lim ) ( lim lim
3. ( )( ) L K x g x f x fg
a x a x a x
. ) ( lim ). ( lim lim = =
4. ( )
L
K
x g
x f
x
g
f
a x
a x
a x
= =
) ( lim
) ( lim
lim , jika 0 = L
Bukti:
1. Diambil sebarang barisan bilangan nyata { }
n
x yang konvergen ke a.
Oleh karena itu diperoleh barisan { } ) (
n
x f dan barisan { } ) (
n
x g
berturut-turut konvergen ke K dan L, maka
L x g K x f
n
a x
n
a x
= =
) ( lim , ) ( lim
Selanjutnya diperoleh
( )( ) K x f x f
a x a x
. ) ( lim . lim = =
2. ( )( ) ( )( )
n
a x a x
x g f x g f + = +
lim lim
( ) ( ) { }
n n
x
x g x f + =
lim
) ( lim ) ( lim
n
x
n
x
x g x f
+ =
= K + L
19
3. ( ) ( ) ) ( lim ) ( lim x fg x fg
x a x
=
) ( lim ). ( lim
n
x
n
x
x g x f
=
L K. =
4. ( ) ( )
n
x a x
x
g
f
x
g
f
|
|
.
|
\
|
=
lim lim
( )
( )
n
n
x
x g
x f
= lim
L
K
= , asalkan 0 = L
Teorema 2.2.4.( Kriteria Limit): Misalkan dan a merupakan titik limit
himpunan A maka
(i). L f
a x
=
lim
(ii).Untuk setiap 0 > terdapat 0 > sehingga jika A x e dan
< < a x 0 berakibat < L x f ) ( .
Bukti:
(i) (ii). Diketahui bahwa f mempunyai limit L pada a. Kemudian untuk setiap
bilangan 0 > terdapat 0 > sehingga jika ) (a N A x
e dan a x = berakibat
) ( ) ( L N x f
e . Kemudian karena x terdapat pada ) (a N
+ = a a a N , : ) ( dan
untuk setiap 0 > pada ) , ( : ) (
lim
Misal f(x) = b 9 e x didefinisikan bahwa b f
a x
=
lim
Seperti halnya Integral yang mempunyai batasan(Limit), yaitu batas atas
dan batas bawah, maka dalam agama Islam pun terdapat beberapa batasan agar
umat manusia tidak terjerumus dalam perbuatan dosa. Sejak awal manusia
diciptakan yang ditugasi sebagai khalifah dimuka bumi ini Islam telah
mengajarkan bagaimana tugas manusia itu di bumi hingga tidak melampau batas.
Atau mengingkari apa yang telah menjadi tugasnya. Namun, ada pula manusia
yang mengingkari tugasnya karena merasa tidak mampu.
Sebagian besar manusia mengklaim bahwa sangat sulit bagi mereka untuk
melaksanakan ajaran agama dan itulah alasannya mengapa mereka tidak
menjalankan prinsip-prinsip agama. Dengan cara ini, mereka berharap kesalahan
mereka berkurang. Akan tetapi, mereka hanya membohongi diri mereka sendiri.
Allah sebagai penguasa alam tidak membebani seseorang diluar batas
kemampuannya. Sebagaimana dikatakan dalam Al-quran:
21
l>`, < !.. | !-`.` !l !. ,. !,ls !. ,.. !.`, !..>.
| !.,. !.!L> !.`, _.`>. !.,ls .| !. ..l.> _ls _ _.
!.l, !.`, !.l.>. !. !L !.l ., s !.s s !.l !..> .
!.l. !...! _ls ,1l _.l ___
Artinya:Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.(Q.S. Al-
Baqarah: 286)"
Di dalam syariat Islam, semua perintah Allah sesuai dengan fitrah alami
kemampuan manusia. berbagai perintah Tuhan yang diberikan pun masih dalam
batas kemampuan dan kelemahan manusia. Oleh karena itu tiap manusia akan
ditanya pertanggung-jawaban mereka masing-masing.
Namun, manusia meski dikatakan sebagai makhluk yang sempurna dalam
beberapa hal juga mempunyai keterbatasan termasuk dalam ilmu pengetahuan.
Meski kemampuannya terbatas Allah tetap menjanjikan akan meninggikan orang
derajat orang yang giat menuntut ilmu.
Dalam surat Al-Mukminun ayat 62 juga disebutkan
l>. !.. | !-`.` !., '.. _L., _>'!, `> .L`, __
22
Artinya:Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya,
dan pada sisi kami ada suatu Kitab yang membicarakan kebenaran, dan
mereka tidak dianiaya.
Yang dimaksud kitab disini adalah kitab tempat malaikat menuliskan
perbuatan seseorang biarpun buruk atau baik dihari kiamat.
2.3. Barisan dan Limit
Barisan pada himpunan S adalah suatu fungsi dengan domaian dan
mempunyai range dalam S.
Definisi 2.3.1. Barisan bilangan real adalah suatu fungsi yang didefinisikan pada
himpunan N dengan range dalam R .
Barisan sering dinotasikan dengan X atau ) (
n
x atau { }
1 > n n
x . Apabila diketahui
suatu barisan Y artinya ( )
k
y Y = .
(Riyanto;2008: 38)
Contoh 2.3.1.1
a). Barisan ( )
n
x dengan ( )
n
n
x 1 = adalah barisan -1, 1, -1, 1, , ( )
n
1 ,...
b). Barisan ( )
n
x dengan
n n n
n
N n x
2
1
,..,
8
1
,
4
1
,
2
1
:
2
1
,
2
1
= |
.
|
\
|
e = .
c). Barisan konstan ( )
n
k dengan 3 =
n
k adalah 3,3,3....
Definisi 2.3.2 : Diberikan barisan bilangan real ( )
n
x dan ( )
n
y dan R a e . Maka
dapat didefinisikan
(i). ( ) ( ) ( )
n n n n
y x y x =
23
(ii). ( ) ( )
n n
x x =
(iii). ( )( ) ( )
n n n n
y x y x . . =
(iv).
( )
( )
|
|
.
|
\
|
=
n
n
n
n
y
x
y
x
, asalkan 0 =
n
y
(Riyanto;2008:39)
Definisi 2.3.3.(limit Barisan): Diketahui ( )
n
x barisan bilangan real. Suatu
bilangan real x dikatakan limit barisan( )
n
x . Jika untuk setiap 0 > terdapat
N k e sedemikian hingga untuk setiap N n e dengan ( ) k n > berlaku
< x x
n
.
Jika x adalah limit suatu barisan( )
n
x , maka dikatakan ( )
n
x konvergen ke
x. Dalam hal ini ditulis ( ) x x
n
n
=
lim atau atau x x
n
. Jika ( )
n
x tidak
konvergen maka ( )
n
x dikatakan divergen.
(Riyanto;2008:39)
Teorema 2.3.4: jika barisan( )
n
x konvergen maka( )
n
x mempunyai paling banyak
satu limit(limitnya tunggal).
Bukti:
Andaikan ( )
'
lim x x
n
n
=
dan ( )
' '
lim x x
n
n
=
dengan
' ' '
x x = . Maka untuk
sebarang 0 > terdapat
'
K sedemikian hingga
2
'
< x x
n
untuk setiap
'
K n >
dan terdapat
' '
K sedemikian hingga
2
' '
< x x
n
untuk setiap
' '
K n > . Dipilih
24
{ }
' ' '
, max K K K = . Menggunakan ketaksamaan segitiga, maka untuk K n >
diperoleh
' ' ' ' ' '
x x x x x x
n n
+ =
' ' '
x x x x
n n
+ =
= + <
2 2
Karena berlaku untuk setiap 0 > , maka 0
' ' '
= x x yang berarti
' ' '
x x =
. Kontradiksi dengan pengandaian. Jadi terbukti bahwa limitnya tunggal.
(Riyanto;2008:39-40)
Definisi 2.3.5(Teorema-Teorema Limit): Barisan bilangan real ) (
n
x X =
dikatakan terbatas jika terdapat bilangan real 0 > M sedemikian hingga
M x
n
s untuk semua N n e .
Oleh karena itu barisan ) (
n
x jika dan hanya jika himpunan { } N n x
n
e :
merupakan subset terbatas dalam R
(Riyanto;2008: 45)
Teorema 2.3.6 : Diketahui ) (
n
x X = konvergen, maka ) (
n
x X = terbatas.
Bukti:
Diketahui ) (
n
x X = konvergen, misalkan konvergen ke x. Diambil 1 = .
Maka terdapat N K e sedemikian hingga untuk setiap K n > berlaku 1 < x x
n
.
Menggunakan ketaksamaan segitiga, maka 1 < x x
n
atau x x
n
+ < 1 untuk
25
semua K n > . Namakan { } 1 , ,..., , max
1 2 1
+ =
x x x x M
k
. Maka M x
n
< untuk
semua N n e . Jadi terbukti bahwa ) (
n
x X = terbatas.
Teorema 2.3.7: Jika x x X
n
= ) ( , ( ) y y Y
n
= dan R c e maka
(i). y x Y X
(ii). y x Y X . .
(ii). cX= cx
Bukti:
(i). Ambil sebarang 0 > karena x x X
n
= ) ( maka terdapat N n e
0
sedemikian hingga untuk setiap
0
n n > berlaku
2
< x x
n
. Karena
( ) y y Y
n
= , maka terdapat N n e sedemikian hingga untuk setiap
1
n n >
berlaku
2
< y y
n
. Pilih { }
1 0 2
, max n n n = , maka akibatnya untuk
2
n n >
berlaku
) ( ) ( ) ( y y x x y x y x
n n n n
+ + =
= + < + s
2 2
y y x x
n n
Karena berlaku untuk sebarang 0 > , maka ) (
n n
y x + konvergen ke
y x + . Dengan cara yang sam diperoleh bahwa ) (
n n
y x konvergen ke y x .
Jadi terbukti bahwa y x Y X .
(ii). Akan dibuktikan bahwa untuk setiap 0 > terdapat N K e sedemikian
hingga untuk setiap K n > berlaku < y x y x
n n
. . . Diketahui
26
y x y x y x y x y x y x
n n n n n n
. . . . . . + =
xy x y x y x
n n n n
+ s . .
y x x y y x
n n n
+ =
Karena x x
n
) ( maka ( )
n
x terbatas, akibatnya terdapat 0
1
> M
sedemikian hingga
1
M x
n
s , untuk semua N n e . Namakan { } y M M , max = .
Diambil sebarang 0 > . Karena x x
n
) ( maka terdapat N K e
1
sedemikian
hingga untuk setiap
1
K n > berlaku
M
x x
n
2
< . Karena y y
n
) ( maka
terdapat N K e
2
. Sedemikian hingga untuk setiap
2
K n > berlaku
M
y y
n
2
< . Namakan { }
2 1
, max K K K = maka untuk setiap K n > berlaku
y x x y y x xy y x
n n n n n
+ s
= + = + <
2 2
.
2 2
. M
M M
M
Jadi terbukti bahwa untuk setiap 0 > terdapat N K e sedemikian
hingga untuk setiap K n > berlaku < xy y x
n n
.
Dengan kata lain terbukti bahwa y x Y X . . .
(iii). Ambil sebarang 0 > karena ( ) x x
n
maka terdapat N K e sedemikian
hingga untuk setiap K n > berlaku
2
< x x
n
. Perhatikan bahwa
x x x cx x cx
n n n n
+ =
x x x cx
n n n
+ s
27
x x c x
n n
+ = 1
Karena ( ) x x
n
maka ) (
n
x terbatas, yaitu terdapat 0 > M sedemikian
hingga M x
n
s untuk semua N n e akibatnya
< + = + < +
2
) 1 . (
2
1 1 c M c M x x c x
n n
Terbukti bahwa untuk setiap 0 > terdapat N K e sedemikian hingga
untuk setiap K n > berlaku < x C
nx
. Dengan kata lain terbukti bahwa cX=
cx.
(Riyanto;2008: 45-47)
Teorema 2.3.8 : jika ) (
n
x X = barisan bilangan real dengan 0 >
n
x untuk semua
N n e dan x x
n
) ( maka 0 > x .
Bukti:
Diambil 0 > = x karena x x
n
) ( maka terdapat N K e sedemikian
hingga untuk setiap K n > berlaku
< < < x x x x
n n
+ < < x x x
n
) ( ) ( x x x x x
n
+ < <
0 2 < <
n
x x
Kontradiksi dengan pernyataan bahwa 0 >
n
x , untuk semua N n e . Jadi
pengandaian salah, yang benar adalah 0 > x .
(Riyanto;2008: 48)
28
Teorema 2.3.9: Jika y y x x
n n
) ( , ) ( dan
n n
y x s untuk semua N n e maka
y x s
Bukti:
Diberikan
n n n
x y Z = : sehingga X Y z Z
n
= = ) ( : dan 0 >
n
Z untuk semua
N n e . Diperoleh bahwa ) lim( ) lim( lim 0
n n
x y Z = s atau ) lim( ) lim(
n n
y x s .
(Riyanto;2008: 48-49)
2.4. Konsep Kontinu
Definisi 2.4.1. f dikatakan kontinu pada
0
x jika ) ( ) ( lim
0
0
x f x f
x x
=
atau bisa
dikatakan untuk 0 > maka ada 0 > sehingga < ) ( ) (
0
x f x f dimana
<
0
x x
Dari definisi di atas maka dapat dikatakan terdapat tiga syarat agar kontinu
terpenuhi, yaitu:
1. ) (
0
x f ada atau terdefinisikan
2. ) ( lim
0
x f
x x
ada, dan
3. ) ( ) ( lim
0
0
x f x f
x x
=
=
A
x
x
x g
1
1
) (
2
untuk
untuk
1
1
=
=
x
x
Cari ) ( lim
1
x g
x
dan tentukan nilai A agar fungsi g kontinu di 1, maka
29
2
1
1
lim ) ( lim
2
1 1
=
=
x
x
x g
x x
Menurut yang diketahui A e 1 dan A g = ) 1 ( . Oleh karena itu agar fungsi g
kontinu di 1, harus berlaku
2 ) ( lim ) 1 (
1
= = =
x g g A
x
Lebih lanjut, untuk 1 = x rumus fungsi g dapat disederhanakan menjadi
1 ) ( + = x x g dan dengan rumus ini mudah diperlihatkan bahwa fungsi g kontinu
disetiap titik 1 = x . Digabung dengan hasil di atas, yaitu dengan mengambil A= 2
maka fungsi g kontinu pada R.
Mengenai fungsi kontinu sesuai dengan amal ibadah yang apabila
dilakukan secara kontinu dan terus menerus akan mendapatkan pahala. Seperti
halnya fungsi yang kontinu ia akan punya nilai pada titik tertentu.
Dalam hadist telah disebutkan
!! ! !! !! ! ! !!! ! !!!!!! ! !!!!!! !!!!!!!! !! !!!!!! ! !! !! !!! !!!!!! ! !! !!!!!! ! !! !!!! ! !!!!!! !!!!! !!!! !!!! !! ! !! !!!! !
!! !!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!
Lakukanlah amal sesuai kesanggupan. Karena sesungguhnya Allah tidak
akan bosan sehingga engkau menjadi bosan. Dan sesungguhnya amal yang
paling Allah sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun sedikit. (HR
Abu Dawud 1161)
Allah juga berfirman dalam surat Ibrahim ayat 33
>. `>l _.:l .1l _,,: >. `>l _,l !.l __
Artinya:Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan
bagimu malam dan siang.
30
Maksud ayat tersebut adalah bahwa matahari dan bulan juga beredar
secara kontinu dalam orbitnya hingga hari kiamat yang bisa dikatakan ia keluar
dari orbitnya.
2.5. Supremum dan Infimum
Definisi 2.4.1. Misalkan S suatu himpunan bagian dari R
(i) Bilangan R u e dikatakan batas atas S jika u s s untuk setiap
S s e
(ii) Bilangan R we dikatakan batas bawah S jika s w s untuk setiap
S s e
Contoh 2.5.1.1
Diberikan | | 1 , 0 := S , maka batas atas S adalah himpunan { } 0 : s x x dan
batas bawah S adalah { } 1 : > x x . Diperhatikan 0 merupakan batas bawah dan
termasuk di dalam S, sedangkan 1 batas atas, tetapi ia tidak termuat di dalam S
(Hernadi; 2000:17)
Definisi 2.5.2. Diberikan S subset tak kosong
1. Jika S terbatas ke atas, maka suatu himpunan bilangan u disebut supremum
(batas atas terkecil) dari S jika memenuhi kondisi.
(1). u merupakan batas atas S dan
(2). Jika v adalah sebarang batas atas S maka v u s
Ditulis u = sup S
2. Jika S terbatas ke bawah, maka suatu bilangan u disebut infimum(batas
bawah terbesar) dari S jika memenuhi kondisi berikut
(1). w merupakan batas bawah S dan
31
(2). Jika t adalah sebarang batas bawah S, maka w t s
Ditulis w = inf S.
(Riyanto;2008: 18)
Contoh 2.5.2.1
a. Himpunan
)
`
e =
)
`
= N n
n
E
1
,..
3
1
,
, 2
1
, 1 terbatas di atas oleh sebarang
bilangan real 1 > v dan terbatas dibawah oleh sebarang bilangan real
0 s u . Batas atas terkecil adalah 1 dan batas bawah terbesar adalah 0.
b. , ) (
n
x
x f = R x N n e e & mempunyai batas atas tak hingga dan batas
bawahnya negatif takhingga.
Dengan demikian
n
x
mempunyai supremum 1 dan infimum 0.
Dari definisi di atas muncul sebuah lemma
Lemma 2.5.3. Supremum suatu himpunan selalu tunggal
Bukti:
Andaikan u = sup S dan S u sup
1
= dengan
1
u u = . Karena itu ada 2
kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu
1
u u < atau
1
u u > berarti u bukan batas
atas S, ini berlawanan dengan u = sup S. Untuk
1
u u > berarti bukan batas atas
S. Ini bertentangan dengan S u sup
1
= . Jadi pengandaian
1
u u = salah. Seharusnya
1
u u = .
(Hernadi; 2000:17)
Berikut adalah kriteria yang sering digunakan untuk mengetahui suatu
batas atas merupakan supremum atau bukan.
32
Teorema 2.5.4: . Misalkan u suatu batas atas S.
ambil 0 > sebarang. Karena diketahui u = sup S, maka u bukan batas atas
S, jadi ada S s e sehingga s u <
akan ditunjukkan bahwa u yang memenuhi sebelah kanan merupakan
supremum S. Misalkan untuk sebarang bilangan real v, u v < . Ambil
0 : > = v u maka ada S s e sehingga s u v u u u < = = ) (
Ini berarti v bukan batas atas S dan berdasarkan karakteristik supremum
disimpulkan bahwa S u sup =
(Hernadi; 2000:17)
Al-quran sebagai kitab suci umat Islam dapat dikatakan sebagai
supremum. Selain sebagai pedoman, Al-quran juga merupakan acuan sekaligus
sumber ilmu pengetahuan. Sebagai contoh penemuan manusia dalam bidang sains,
dahulu orang menyangka bahwa atom adalah partikel terkecil, karena mereka
belum menemukan elektron. Tapi kemudian ditemukan lagi yang lebih kecil yakni
quark. Simpulannya, sains hanya dapat menjangkau sebahagian kecil dari apa
yang ditantangkan Alquran.
Lebih lanjut terdapat ayat berikut:
_ _l> _,. ,... !!,L !. _. _l> _..-l _. ,'.. _>!
.,l _> _. _. L _ . _> .,l _,. `l1., ,,l| .,l !..l>
> ,.> _
Artinya:Dialah Allah yang menciptakan tujuh langit belapis-lapis. Kamu sekali-
kali tidak melihat ciptaan Allah Yang Maha Rahman itu seuatu yang
33
tidak seimbang. Maka perhatikanlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan kesimpulan bahwa tidak
ada yang cacat dan pengamatanmu itupun dalam keadaan payah.(QS.
Al-Mulk 3-4)
Ayat di atas di samping sebagai perintah, juga berkesan sebagai tantangan.
Penekanan yang hendak digarisbawahi dari ayat ini adalah,"niscaya penglihatan
(observasi)-mu itu akan kembali kepadamu dengan keadaan payah".
2.6. Luas daerah dan Integral Riemann
2.6.1. Luas daerah
Pada tahun 1630-an Pierre de Fermat tertarik untuk menghitung luas
daerah dibawah kurva. Misalkan f kontinu pada interval [a,b]. Untuk membahas
luas daerah dibawah kurva y = f(x) maka luas daerah setidaknya lebih besar dari
pada L.
Gambar 2.5.1.1 luas daerah L
Misalkan L menyatakan himpunan semua bilangan L yang dapat diperoleh
sebagai jumlah luas daerah persegi panjang kecil sebagaimana dalam gambar di
atas. Maka luas daerah dibawah kurva y = f(x) mestilah lebih besar dari pada
setiap anggota L.
34
Maka didefinisikan luas daerah dibawah kurva y = f(x) sebagai bilangan
terkecil yang lebih besar dari pada setiap anggota L, yakni sup L.
(Gunawan; 2000: 113-114)
2.6.2. Integral Riemann
2.6.2.1. Partisi
Misalkan R I f : terbatas dan { }
n
x x x P ,.., , :
1 0
= partisi dari I pada
selang [a,b] suatu himpunan berhingga { } b x x x a
n
= = ,...., ,
1 0
Sedemikian hingga
b x x x x a
n n
= < < < < =
1 1 0
.... .
gambar 2.6.2.1 Partisi Pada [a,b]
Norma partisi P yang dinyatakan dengan P nilai terbesar diantara bilangan
( ) . ,.. 2 , 1 ,
1
n i x x
i i
=
Kemudian didefinisikan
{ }
1 1 2 0 1
,...., , max :
=
n n
x x x x x x P .... (4)
Jika P adalah partisi seperti yang tampak pada gambar di atas, maka
definisi jumlah Riemann pada fungsi R I f :
1
t
1 n
x
2
x
1
x
n
x
0
x A =
35
) )( ( ) ; (
1
1
=
=
i i
n
i
i
x x t f P f S (5)
(Bartle; 2000:194-195)
Definisi 2.6.2.1.1. Diberikan interval tertutup [a,b], partisi Q disebut penghalus
(refinement) partisi P pada [a,b] jika Q P _ .
Untuk suatu interval [a,b] tak berhingga banyak partisi yang dapat dibuat.
Koleksi semua partisi pada interval [a,b] dinotasikan dengan P [a,b].
Contoh 2.6.2.1.1.1:
Diberikan interval I=[0,1]. Berikut ini adalah beberapa partisi pada I.
)
`
=
)
`
=
)
`
=
)
`
=
)
`
=
)
`
=
1 ,
8
7
,
4
3
,
8
5
,
4
2
,
8
3
,
4
1
,
8
1
, 0 1 ,
8
7
,
8
6
,
8
5
,
8
4
,
8
3
,
8
2
,
8
1
, 0
1 ,
6
5
,
6
4
,
6
3
,
6
2
,
6
1
, 0 , 1 ,
4
3
,
4
2
,
4
1
, 0 , 1 ,
2
1
,
3
1
, 0 , 1 ,
4
1
, 0
5
4 3 2 1
P
P P P P
Dapat dihitung bahwa
4
1
,
2
1
,
4
3
3 2 1
= = = P P P
5
P merupakan penghalus dari
3
P sebab
5 3
P P _ tetapi
5
P bukan penghalus
2
P
maupun
4
P sebab
5 2
P P . dan
5 4
P P . . Partisi
3
P ,
4
P dan
5
P di sebut partisi
seragam
(Herawan-Thobirin; 2008).
Teorema 2.6.2.1.2. Untuk setiap bilangan real 0 > terdapat partisi P pada
[a,b] sehingga
< P (6)
36
Diberikan interval tertutup [a,b]. Karena a < b , maka berdasarkan sifat
urutan bilangan real diperoleh 0 > a b . Oleh karenanya sembarang 0 > dan
berdasarkan sifat archimedes, terdapat bilangan asli n sehingga
<
n
a b
Jadi pada interval [a,b] dapat dibuat partisi
} ,..., , ; ,..., , , {
2 1 2 1 0 n n
b x x x x a P = = = demikian sehingga < P
(Herawan-Thobirin; 2008).
2.6.2.2 Jumlah Riemann Atas dan Jumlah Riemann Bawah
Definisi 2.6.2.2.1 Misalkan A partisi P dari [a,b] adalah terbatas. Untuk setiap
subinterval | |
k k
x x ,
1
dari P maka
| | { }
k k k
x x x x f m , : ) ( inf
1
e = dan | | { }
k k k
x x x x f M , : ) ( sup
1
e =
Sehingga Jumlah Integral Riemann atas dari f dengan partisi P adalah
) ( ) , (
1
1
=
=
k
n
k
k
x x mk P f L (7)
Sedangkan jumlah Integral Riemann bawah adalah
) ( ) , (
1
1
=
=
k k
n
k
k
x x M P f U (8)
Dengan ) ( inf :
k k
I f m = dan ) ( sup :
k k
I f M = . Akibatnya
) ( ) )( ( ) (
1
1
1
1
1
1
=
=
s s
k k
n
k
k k k
n
k
k k k
n
k
k
x x M x x t f x x m
Yakni
) ; ( ) ; ( ) ; ( f P U f P S f P L s s
37
2.6.2.3. Integral Riemann Atas dan Integral Riemann bawah
| |
) , ( sup
,
f P L
b a P e
dinyatakan dengan
}
b
a
dx x f ) ( atau
}
b
a
f dan dinamakan Integral
Riemann bawah fungsi f pada selang [a,b].
| |
) , ( inf
,
f P L
b a P e
dinyatakan dengan
}
b
a
dx x f ) ( atau
}
b
a
f dan dinamakan Integral
Riemann atas fungsi f pada selang [a,b].
Fungsi f dikatakan terintegral Riemann pada selang [a,b], jika
}
b
a
dx x f ) ( =
}
b
a
dx x f ) (
Dalam hal fungsi f terintegral Riemann pada selang [a,b], Integral
Riemann atas (yang sama dengan Integral Riemann bawah) dinamakan Integral
Riemann fungsi f pada [a,b], dan dinyatakan dengan notasi
}
b
a
dx x f ) ( atau
}
b
a
f
Contoh 2.6.2.3.1:
Perlihatkan bahwa fungsi f(x)= x, 1 0 s s x terintegral Riemann pada [0,1].
Ambilah
)
`
= 1 ,...,
2
,
1
, 0
n n
P
n
, maka
n
k
m
k
1
= ,
n
k
M
k
= , k = 1,2,..,n.
( ) ( ) |
.
|
\
|
=
= =
=
=
n n n
k
x x m f P L
n
k
k k
n
k
k n
1
1
2
1 1
.
1
;
1
1
1
( ) ( ) |
.
|
\
|
+ = = =
=
=
n n n
k
x x M f P U
n
k
k k
n
k
k n
1
1
2
1 1
. ;
1
1
1
Karena { } { } ] , [ : : b a P P N n P
n
P e _ e , maka
38
( ) ( ) ( ) ( )
2
1
, inf , inf , sup , sup
2
1
] , [
= s s s =
P e e
f P U f P U f P L f P L
n
b a P
n
N n
Sehingga
} }
= =
1
0
1
0
) (
2
1
) ( dx x f dx x f
Ini berarti fungsi f(x)= x, 1 0 s s x terintegral Riemann pada [0,1] dan
}
=
1
0
2
1
) ( dx x f
Dari beberapa uraian di atas Integral Riemann juga dapat didefinisikan
sebagai berikut:
Definisi 2.6.2.3.1 Diberikan Interval tertutup [a,b], fungsi bernilai real
R b a f ] , [ : dikatakan terintegral Riemann jika terdapat bilangan Real A
sehingga untuk setiap bilangan real 0 > terdapat bilangan 0 > dengan sifat
} ,..., , ; ,..., , , {
2 1 2 1 0 n n
b x x x x a P = = = partisi pada [a,b] dengan < P
berlaku
( ) <
=
A x x f P
n
i
i i i
1
1
) ( ) ( (9)
Atau
( ) < A f P S ;
Bilangan real A pada definisi diatas disebut nilai Integral Riemann fungsi f
pada interval [a,b] dan ditulis
( )
}
=
b
a
dx x f R A ) ( (10)
39
Selanjutnya untuk memudahkan penulisan, koleksi semua fungsi yang
terintegral Riemann pada [a,b] dinotasikan dengan ] , [ b a R . Jadi jika
R b a f ] , [ : dikatakan terintegral Riemann cukup ditulis dengan ] , [ b a R f e
Definisi Integral Riemann di atas juga dapat pula dinyatakan sebagai limit
dengan persamaan berikut:
A f P S
p
=
) ; ( lim
0
(11)
Contoh2.6.2.3.2:
Misal | | R f 1 , 0 : adalah sebuah fungsi yang mengambil nilai 1 pada setiap titik.
Maka jumlah Riemann pada interval [0,1] akan mempunyai nilai 1. Dan Integral
Riemannya akan bernilai satu.
2.6.2.4. Integral Sebagai Limit
Definisi 2.6.2.4.1. Diberikan fungsi f real dan terbatas pada selang [a,b]. Untuk
setiap partisi { }
n
x x x P ,...,
1 , 0
= pada [a,b] dibentuk jumlah
) )( ( ) , (
1
1
=
=
i i
n
i
i
x x t f f P S
Dimana
i
t titik sembarang pada subselang tertutup | | n i x x
i i
,.. 2 , 1 , ,
1
=
.
Bilangan real A disebut limit S(P,f) untuk norma 0 P dan ditulis
A f P S
P
=
) , ( lim
0
jika dan hanya jika untuk setiap 0 > yang diberikan dan
sembarang pengambilan titik
i
t e | |
i i
x x ,
1
, terdapat 0 > sedemikian untuk
semua partisi P pada [a,b] dengan < P berlaku
40
< A f P S ) , (
(Rahman. 2008;213)
Contoh 2.6.2.4.1.1
Jika
}
b
a
f dimana x x f = ) ( pada interval [a,b] maka hitung nilai integralnya dan
apakah terdapat limit dalam integral tersebut.
Penyelesaian:
] , [ b a C f e dan f terintegral Riemann pada [a,b]. misal P adalah partisi pada
[a,b]. pilih tag point ) (
2
1
1
=
i i i
x x untuk i = 1, 2, ,n. kemudian
) )( (
2
1
) ( ) ; ; (
1 1
1 1
= =
+ = A
i i i i
n
i
i
n
i
i
x x x x x f f P S
( ) ( ) ( )
2 2 2
0
2
1
2 2
2
1
2
1
2
1
a b x x x x
n
n
i
i i
= = =
=
Hasil di atas menunjukkan bahwa setiap partisi tersebut di dapat
( ) ( )
2 2
2
1
; ; a b f P S = . Ini menunjukkan bahwa ( ) ( )
2 2
0
2
1
; ; lim a b f P S
p
=
.
(Parzynski & Zipse;1982:164)
Teorema 2.6.2.4.2 Misalkan f terbatas pada I. Misalkan terdapat suatu bilangan
9 e A sedemikian hingga untuk setiap 0 > terdapat partisi
P dari I sedemikian
hingga untuk sembarang partisi
) ; ( lim
0
maka
<
}
b
a
dx x f A ) ( sehingga
}
=
b
a
A dx x f ) ( .
Jadi teorema terbukti.
2.6.2.5. Keterintegralan Fungsi Kontinu dan Fungsi Monoton
Teorema 2.6.2.5.1. jika f kontinu pada [a,b], maka f terintegralkan pada [a,b].
Bukti:
Fungsi yang kontinu pada [a,b] mestilah kontinu seragam pada [a,b].
Karena itu diberikan 0 > sembarang terdapat 0 > sedemikian hingga untuk
| | b a y x , , e dengan < y x berlaku
a b
y f x f
<
) ( ) (
42
Selanjutnya untuk tiap N n e dengan
a b
n
> , tinjau partisi
{ }
n
x x x P ,.., , :
1 0
= dengan n k
a b
k a x
k
,.., 1 , 0 , . =
+ =
< =
) ( ) (
Dan akibatnya
s = s
=
=
n
a b
a b
x x m M f P L f P U
n
k
k k
n
k
k k n n
. ) )( ( ) , ( ) , ( 0
1
1
1
Kemudian disimpulkan bahwa | | 0 ) , ( ) , ( lim =
f P L f P U
n n
n
. Dan karenanya f
terintegralkan pada [a,b].
(Gunawan; 2000: 113-114)
Contoh 2.6.2.5.1.1
Buktikan bahwa
}
1
0
) ( dx x f ada, dimana
=
1
sin
) (
x
x
x f
0
0
=
=
x
x
43
x
x sin
adalah kontinu untuk 0 = x dan ) 0 ( 1
sin
lim
0
f
x
x
x
= =
(
. Sehingga f adalah
kontinu pada [0,1] dan f terintegral Riemann pada [0,1]. Sehingga
}
1
0
) ( dx x f ada.
Teorema 2.6.2.5.2: Jika f monoton pada [a,b] maka f terintegralkan pada [a,b].
Bukti:
Asumsikan f naik pada [a,b] untuk tiap N n e tinjau partisi
{ }
n
x x x P ,.., , :
1 0
= dengan n k
a b
k a x
k
,.., 1 , 0 , . =
+ =
=
n
k
k k k k k
n
k
k
x f x f
n
a b
x x m M
1
1 1
1
) ( ) ( ) )( (
| | ) ( ) ( a f b f
n
a b
=
Sekarang jika 0 > diberikan, maka untuk tiap N n e dengan
| | ) ( ) ( a f b f
n
a b
n
> berlaku
< = s
=
) )( ( ) , ( ) , ( 0
1
1
k k
n
k
k k n n
x x m M f P L f P U
Dengan demikian f mestilah terintegralkan pada [a,b].
Teorema berikut memberikan suatu kriteria untuk keterintegralan f pada
[a,b]. Untuk selanjutnya terintegralkan berati terintegral Riemann dan integral
berarti integral Riemann.
44
Teorema 2.6.2.6: f terintegral pada [a,b] jika dan hanya jika untuk setiap 0 >
terdapat suatu partisi
P dari [a,b] sedemikian hingga
< ) , ( ) , ( f P L f P U (12)
Bukti:
Misalkan f terintegralkan pada [a,b]. Ambil 0 > sebarang. Dari definisi
supremum terdapat suatu partisi
1
P dari [a,b] sehingga
) , (
2
) (
1
f P L f L <
Dari definisi infimum terdapat pula suatu partisi
2
P dari [a,b] sehingga
2
) ( ) , (
2
< f U f P U
Sekarang misalkan
2 1
P P P =
, maka
P merupakan perhalusan
1
P dan
2
P .
Akibatnya
2
) ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , (
2
) (
1
+ < s s s < f U f P U f P U f P L f P L f L
Namun ) ( ) ( f U f L = sehingga kita peroleh
( )
< f P L f P U , ) , (
Sebaliknya misalkan untuk setiap 0 > terdapat suatu partisi
P dari [a,b]
sedemikian hingga
< ) , ( ) , ( f P L f P U
Maka, untuk setiap 0 > berlaku
< s s ) , ( ) , ( ) , ( ) ( ) ( 0 f P L f P L f P U f L f U
45
Dari sini disimpulkan bahwa ) ( ) ( f L f U = atau f terintegralkan pada [a,b].
(Gunawan; 2000: 111-112)
2.6.2.7. Sifat-Sifat Dasar Integral Riemann
Bagian ini membahas sifat-sifat dasar Integral Riemann, diantaranya
ketunggalan nilai integral, kelinearan semua fungsi terintegral Riemann.
Teorema 2.6.2.7.1 Jika | | b a R f , e maka nilai Integralnya tunggal
Bukti:
Diketahui | | b a R f , e
Adib :
2 1
A A =
Diberikan sembarang bilangan 0 > . Misalkan
1
A dan
2
A keduanya nilai
integral Riemann fungsi f.
1
A nilai integral fungsi f pada [a,b], maka terdapat bilangan 0
1
> sehingga untuk
setiap partisi } ,..., , ; ,..., , , {
2 1 2 1 0 n n
b x x x x a P = = = pada [a,b] dengan sifat
1 1
< P berlaku
2
) ; (
1 1
< A f P S (i)
2
A nilai integral fungsi f pada [a,b], maka terdapat bilangan 0
2
> sehingga
untuk setiap partisi } ,..., , ; ,..., , , {
2 1 2 1 0 n n
b x x x x a P = = = pada [a,b] dengan
sifat
2 2
< P berlaku
2
) ; (
2 2
< A f P S (ii)
46
Dipilih { }
2 1
, min = , akibatnya jika P sembarang partisi pada [a,b] dengan
sifat < P berlaku
1
< P dan
2
< P . Akibatnya
2
) ; (
1
< A f P S
Dan
2
) ; (
2
< A f P S
Lebih lanjut
2 1 2 1
) ; ( ) ; ( A f P S f P S A A A + =
2
) ; ( ) ; ( A f P S f P S A + s
2 1
) ; ( ) ; ( A f P S A f P S + s
= + <
2 2
Karena sembarang bilangan positif maka dapat disimpulkan
2 1
A A =
(Herawan-Thobirin; 2008).
Teorema berikut ini menyatakan bahwa koleksi semua fungsi yang
terintegral Riemann, yaitu | | b a R , adalah ruang linier.
Teorema 2.6.2.7.2. Jika ] , [ , b a R g f e dan a sembarang bilangan real, maka
a. ( ) ] , [ b a R g f e + dan
} } }
+ = +
b
a
b
a
b
a
dx x g R dx x f R dx x g f R ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( (13)
b. ] , [ b a R f e dan
} }
=
b
a
b
a
dx x f R dx x f R ) ( ) ( ) )( ( ) ( (14)
47
Bukti:
a. diketahui ] , [ , b a R g f e . Diberikan sembarang bilangan 0 > .
Karena ] , [ b a R f e maka terdapat
}
=
b
a
dx x f R A ) ( ) (
1
dan 0
1
> sehingga
untuk setiap partisi
1
P pada [a,b] dengan sifat
1 1
< P berlaku
2
) ; (
1 1
< A f P S
Karena ] , [ b a R g e maka terdapat
}
=
b
a
dx x f R A ) ( ) (
2
dan 0
2
> sehingga
untuk setiap partisi
2
P pada [a,b] dengan sifat
2 2
< P berlaku
2
) ; (
1 2
< A f P S
Dipilih { }
2 1
, min = akibatnya jika P sembarang partisi pada [a,b]
dengan sifat < P berlaku
1 1
< P dan
2 2
< P . Akibatnya
) ( ) )( )( ( ) ( ) ( ) ; (
2 1 1
1
2 1
A A x x g f P A A g f P S
i
n
i
i i
+ + = + +
=
{ }
=
+ =
n
i
i i i i i i
A A x x g x x f P
1
2 1 1 1
) ( ) )( ( ) )( ( ) (
= =
+ + =
n
i
n
i
i i i i i i
A A x x g P x x f P
1 1
2 1 1 1
) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) (
=
=
+ s
n
i
i i i
n
i
i i i
A x x g P A x x f P
1
2 1
1
1 1
) )( ( ) ( ) )( ( ) (
= + <
2 2
48
Terbukti ( ) ] , [ b a R g f e + dan
} } }
+ = + = +
b
a
b
a
b
a
dx x g R dx x f R A A dx x g f R ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) (
2 1
b. Diketahui ] , [ b a R f e . Diberikan sembarang bilangan 0 > dan
merupakan konstanta.
Karena ] , [ b a R f e maka terdapat
}
=
b
a
dx x f R A ) ( ) ( dan 0 > sehingga
untuk setiap partisi P pada [a,b] dengan sifat < P berlaku
< A f P S ) ; (
Jika P sembarang partisi pada [a,b] dengan sifat < P berlaku
< =
=
A x x f P A f P S
i
n
i
i i
) )( )( ( ) ( ) ; (
1
1
< =
=
n
i
i i i
A x x f P
1
1
) )( ( ) (
Karena merupakan konstanta maka dapat kita keluarkan sehingga.
< =
=
n
i
i i i
A x x f P
1
1
) )( ( ) (
}
=
< =
b
a
dx x f R
A f P S
) ( ) (
) ; (
Terbukti ( ) ] , [ b a R f e dan
} }
=
b
a
b
a
dx x f R dx x f R ) ( ) ( ) )( ( ) (
(Herawan-Thobirin; 2008)
49
Teorema berikut menyatakan hubungan keterintegralan suatu fungsi dengan
keterbatasan
Teorema 2.6.2.7.3. Jika ] , [ b a R f e maka f terbatas pada [a,b].
Bukti:
Sifat keterbatasan: jika M x f m s s ) ( pada [a,b] maka
}
s s
b
a
a b M dx x f a b m ) ( ) ( ) (
Berdasarkan jumlahan Riemann yaitu
) ( ) )( ( ) (
1
1
1
1
1
1
=
=
s s
k k
n
k
k k k
n
k
k k k
n
k
k
x x M x x t f x x m
sehingga
) ; ( ) ; ( ) ; ( f P U f P S f P L s s dan karena S(P;f) = A dan A sendiri adalah
}
b
a
x f ) ( sesuai dengan teorema sebelumnya dan berdasar teorema dasar kalkulus
yaitu
}
=
b
a
a F b F dx x f ) ( ) ( ) ( maka untuk sifat keterbatasan berlaku
}
s s
b
a
a b M dx x f a b m ) ( ) ( ) (
Dengan persamaan tersebut dikatakan bahwa f terbatas pada [a,b].
Teorema 2.6.2.7.4. Jika ] , [ b a R f e dan ] , [ b c R f e dengan a < b < c maka
] , [ b a R f e . Lebih lanjut
} } }
+ =
b
a
c
a
b
c
dx x f R dx x f R dx x f R ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( (15)
50
Bukti:
] , [ b a R f e dan ] , [ b c R f e , misalkan
}
=
c
a
A dx x f R
1
) ( ) ( dan
}
=
b
c
A dx x f R
2
) ( ) ( . Diberikan sembarang bilangan 0 > , maka terdapat
dan 0
1
> sehingga untuk setiap partisi
1
P pada [a,c] dengan sifat
1 1
< P berlaku
4
) )( ( ) (
1
1 1 1
<
=
n
i
i i i
A x x f P
Dan juga terdapat 0
2
> sehingga untuk setiap partisi
2
P pada [c,b]
dengan sifat
2 2
< P berlaku
4
) )( ( ) (
1
2 1 2
<
=
n
i
i i i
A x x f P
Dipilih { }
2 1
, min = akibatnya jika P sembarang partisi pada [a,b]
dengan sifat < P maka terdapat dua kemungkinan:
(i) c merupakan salah satu titik partisi P
(ii) c bukan merupakan salah satu titik partisi P
kemungkinan (i)
jika c merupakan salah satu titik partisi P, maka P terbagi atas
1
P pada
interval bagian [a,c] dan
2
P pada interval bagian [c,b]. Karena
{ }
2 1
, min = dan < P , maka berlaku pula
1 1
< P dan
2 2
< P
sehingga
51
=
+
n
i
i i i
A A x x f P
1
2 1 1
) ( ) )( ( ) (
=
=
=
+ +
n
i
i i
n
i
i i i i
A A x x f P x x f P
1
2 1 1
1
2 1 1
) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) (
=
=
=
+
n
i
i i
n
i
i i i i
A x x f P A x x f P
1
2 1
1
2 1 1 1
) )( ( ) ( ) )( ( ) (
2 1
1
2
1
1 1 1
) )( ( ) ( ) ( ) ( A x x f P A x x f P
i i
n
i
i
n
i
i i
+ s
= =
< + <
4 4
Kemungkinan (ii)
Jika c bukan merupakan satu titik partisi Riemann P, maka dapat dibuat
partisi Riemann
=
+
n
i
i i i
A A x x f P
1
2 1 1
) ( ) )( ( ) (
=
=
=
+ +
n
i
i i
n
i
i i i i
A A x x f P x x f P
1
2 1 1
1
2 1 1
) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) (
=
=
=
+
n
i
i i
n
i
i i i i
A x x f P A x x f P
1
2 1
1
2 1 1 1
) )( ( ) ( ) )( ( ) (
2 1
1
2
1
1 1 1
) )( ( ) ( ) ( ) ( A x x f P A x x f P
i i
n
i
i
n
i
i i
+ s
= =
2 4 4
< + <
52
Jadi
=
+
n
i
i i i
A A x x f P
1
2 1 1
) ( ) )( ( ) (
2
) )( ( ) ( ) )( ( ) (
1
1
1
1
<
=
=
n
i
i i
n
i
i i i i
x x f P x x f P
Maka
=
+
n
i
i i i
A A x x f P
1
2 1 1
) ( ) )( ( ) (
=
=
=
+ +
n
i
i i
n
i
i i i i i i
n
i
i
A A x x f P x x f P x x f P
1
2 1 1
1
1 1
1
) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) (
2 1 1
1 1
1 1
1
( ) )( ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( A A x x f P x x f P x x f P
i i
n
i
i
n
i
i i i i
n
i
i
+ + s
= =
=
= + <
2 2
Dengan demikian terbukti Jika ] , [ b a R f e dan
} } }
+ =
b
a
c
a
b
a
dx x f R dx x f R dx x f R ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (
(Herawan-Thobirin; 2008)
2.7. Integral Darboux
Pada tahun 1875, matematikawan I.G. Darboux secara konstruktif
memodifikasi definisi Integral Riemann dengan terlebih dahulu mendefinisikan
jumlah Darboux atas dan jumlah Darboux bawah, selanjutnya mendefinisikan
Integral Darboux atas dan Integral Darboux bawah.
53
Terdapat cara lain melihat integral sebagai limit dari jumlah Riemann.
Misalkan I:= [a,b] dan { }
n
x x x P ,.., , :
1 0
= adalah partisi dari I. Ukuran kehalusan
dari P, dilambangkan dengan P didefinisikan sebagai
{ } n i x x P
i i
,.., 2 , 1 : sup :
1
= =
.
Dengan perkataan lain P adalah panjang sub-interval maksimum yang
terkait dengan partisi P.
Selain itu juga jika Q P _ (yakni Q merupakan perhalusan dari P), maka
P Q s . Namun, sebaliknya P Q s tidak mengharuskan P Q _ .
Teorema 2.7.1. (Teorema Darboux). Misalkan f terintegral pada I. Maka untuk
setiap 0 > terdapat 0 > sedemikian hingga jika Q adalah partisi dari I
dengan < Q maka untuk sembarang jumlah Riemann S(Q;f) berlaku
<
}
b
a
dx x f f Q S ) ( ) ; ( (16)
Bukti:
Diberikan 0 > sembarang, terdapat partisi { }
n
x x x P ,..., , :
1 0
=
sedemikian
hingga
3
) , ( ) , (
< f P L f P U
Akibatnya, jika
P P _ maka
3
) , ( ) , (
< f P L f P U . Selanjutnya misalkan
{ } I x x f M e = : ) ( : dan
Mn 12
:
= .
54
Ambil sembarang partisi { }
n
y y y Q ,..., , :
1 0
= dari I dengan < Q dan
misalkan
P Q Q = :
*
maka
P Q _
*
dan
*
Q mempunyai sebanyak-banyaknya
n-1 titik lebih banyak daripada Q, yakni titik-titik
1 1
,.....,
n
x x yang ada di
P
tetapi tidak di Q. Selanjutnya kita akan membandingkan ) , ( f Q U dengan
) , (
*
f Q U serta ) , ( f Q L dengan ) , (
*
f Q L .
Karena Q Q _
*
, kita mempunyai 0 ) , ( ) , (
*
> f Q U f Q U . Jika kita
tuliskan { }
p
z z z Q ,.., ,
1 0
*
= maka ) , ( ) , (
*
f Q U f Q U dapat dinyatakan sebagai
jumlah dari sebanyak-banyaknya 2(n-1) suku berbentuk
) )( (
1
*
k k k j
z z M M
Dengan
j
M menyatakan supremum dari f pada interval ke-j dalam Q dan
*
k
M menyatakan supremum dari f pada sub-interval ke-k dalam
*
Q . Karena
M M M
k j
2
*
s dan < s s
Q Q z z
k k
*
1
, kita peroleh
3
. 2 ). 1 ( 2 ) , ( ) , ( 0
*
< s s M n f Q U f Q U
Akibatnya didapatkan
3
) , ( ) , (
*
+ < f Q U f Q U
Serupa dengan itu terdapat
) , (
3
) , (
*
f Q L f Q L <
55
Selanjutnya bahwa S(Q,f) dan
}
b
a
dx x f ) ( terletak dalam interval
| | ) , ( ), , ( f Q U f Q L , dan karena itu keduanya berada dalam interval
(
+ =
3
) , ( ,
3
) , ( :
* *
f Q U f Q L I
Karena
P Q _
*
kita mempunyai
3
) , ( ) , (
*
< f Q L f Q U , sehingga
panjang
=
Dengan menggunakan definisi yang sama untuk penghalus partisi pada
integral Riemann, maka muncul lemma sebagai berikut
57
Teorema 2.7.2.2. Diberikan | | R b a _ , dan | | R b a f , : fungsi yang terbatas
pada [a,b]. Jika
1
P dan
2
P sembarang dua partisi pada [a,b] , maka berlaku
) ; ( ) ; (
2 1
f P U f P L s (19)
Bukti:
Diket: | | R b a _ , dan | | R b a f , : fungsi yang terbatas pada [a,b]. Jika
1
P dan
2
P sembarang dua partisi pada [a,b]
Adib: ) ; ( ) ; (
2 1
f P U f P L s
Dibentuk
2 1
P P P = , maka P PdanP P _ _
2 1
, sehingga diperoleh
) ; ( ) ; (
1
f P L f P L s dan ) ; ( ) ; (
1
f P U f P U s . Berdasarkan teorema 2.7.2.1
diperoleh ) ; ( ) ; ( f P U f P L s . Akibatnya diperoleh ) ; ( ) ; (
2 1
f P U f P L s .
2.7.3. Integral Darboux Atas dan Integral Darboux Bawah
P [a,b] dimaksudkan sebagai himpunan semua partisi pada [a,b]. Selanjutnya
integral Darboux atas fungsi f pada interval [a,b], dinotasikan dengan U(f) atau
}
b
a
dx x f D ) ( didefinisikan sebagai
{ }
}
P e = =
b
a
b a P f P U dx x f D f U ] , [ ); ; ( inf ) ( ) ( (20)
Sedangkan integral Darboux bawah fungsi f pada interval [a,b],
dinotasikan dengan U(f) atau
}
b
a
dx x f D ) ( didefinisikan sebagai
{ }
}
P e = =
b
a
b a P f P U dx x f D f U ] , [ ); ; ( sup ) ( ) ( (21)
Mengenai Integral tersebut diatas terdapat beberapa teorema yakni
58
Teorema 2.7.3.1. Diberikan | | R b a _ , dan | | R b a f , : fungsi yang terbatas
pada [a,b]. Jika fungsi f terintegral Darboux atas dan terintegral Darboux bawah
pada interval [a,b], maka
) ( ) ( f U f L s (22)
Bukti:
Diket: fungsi f terintegral Darboux atas dan terintegral Darboux bawah, artinya
dapat dipilih sembarang ] , [
1
b a P P e dan ] , [
2
b a P P e . Dipilih
2 1
P P P = , maka
berdasarkan lemma 2.7.2.1 dan teorema 2.7.2.2 berlaku
) ; ( ) ; ( ) ; ( ) ; (
2 1
f P U f P U f P L f P L s s s
Jadi bilangan real ) ; (
2
f P U merupakan suatu batas atas dari
{ } ] , [ : ) ; ( b a P f P L P e . Akibatnya { } ) ; ( ] , [ : ) ; ( sup ) (
2
f P U b a P f P L f L s P e = .
Demikian pula L(f) merupakan batas bawah dari { } ] , [ : ) ; ( b a P f P U P e sehingga
{ } ) ( ] , [ : ) ; ( inf ) (
2
f U b a P f P U f L = P e = .
Jadi terbukti ) ( ) ( f U f L s
Dari beberapa uraian di atas selanjutnya diberikan definisi Integral
Darboux sebagai berikut
Definisi 2.7.3.2.(Definisi Integral Darboux) Fungsi bernilai real dan terbatas
| | R b a f , : dikatakan terintegral Darboux pada [a,b] jika
L(f)=U(f) atau
} } }
= =
b
a
b
a
b
a
dx x f D dx x f D dx x f D ) ( ) ( ) ( (23)
Atau bisa didefinisikan
59
< = ) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f .
Integral Darboux menggunakan partisi Riemann yang lebih kecil yakni P P _
Contoh 2.7.3.2.1:
Diberikan , ) ( x x f = ] 1 , 0 [ e x . Apakah f terintegral Darboux pada [0,1].
Penyelesaian:
Ambil sembarang partisi seragam
)
`
= 1 ,
1
,...,
2
,
1
, 0
n
n
n n
P
n
pada [0,1]. Karena
, ) ( x x f = ] 1 , 0 [ e x maka
n
x x
i i
1
1
=
n i ,.., 2 , 1 =
,
n
i
M
i
= n i ,.., 2 , 1 =
) ( ) ; (
1
1
=
=
i i
n
i
i n
x x M f P U
( )
|
.
|
\
|
+ =
+
=
+ + + =
=
=
=
=
n
n n
n
n
n
i
n
n n
i
n
i
n
i
1
1
2
1
2
) 1 ( 1
... 2 1
1
1
1
2
2
1
2
1
n
i
m
i
1
= n i ,.., 2 , 1 =
) ( ) ; (
1
1
=
=
i i
n
i
i n
x x m f P L
60
( )
( )
|
.
|
\
|
=
=
+ + + =
=
=
=
n
n n
n
n
n
i
n
n n
i
n
i
n
i
1
1
2
1
2
) 1 ( 1
1 ... 2 1
1
1
1
1 1
2
2
1
2
1
Diperoleh
0
1
1
2
1 1
1
2
1
lim ) ; ( ) ; ( lim =
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+ =
n n
f P L f P U
n
n n
n
Maka f terintegral Darboux pada [0,1] dengan nilai Integral
2
1 1
1
2
1
lim ) ; ( lim ) ( = |
.
|
\
|
+ = =
}
n
f P U dx x f D
n
n
b
a
n
2.7.3.3. Fungsi Kontinu dan Monoton Pada Integral Darboux
Teorema 2.7.3.3.1
Setiap fungsi real dan kontinu pada interval [a,b], terintegral Darboux pada [a,b].
Bukti:
Diberikan sembarang f fungsi real dan kontinu pada interval [a,b],
berdasarkan teorema kekontinuan seragam, maka f kontinu seragam. Selanjutnya
diberikan sembarang bilangan 0 > . Karena f kontinu seragam, maka terdapat
bilangan 0 > sehingga jika } ,..., , ; ,..., , , {
2 1 2 1 0 n n
b x x x x a P = = = sembarang
partisi pada [a,b] dengan sifat < P berlaku
61
( )
i
i i
a b
m M
2
<
Sehingga diperoleh
) ( ) ( ) ; ( ) ; (
1
1
1
1
=
=
=
i i
n
i
i i i
n
i
i
x x M x x M f P L f P U
) )( (
1
1
=
=
i i i
n
i
i
x x m M
( )
) (
2
1
a b
a b
n
i
i
<
=
Berdasarkan kriteria Riemann f terintegral Darboux pada [a,b] .
Contoh 2.7.3.3.1.1 :
Diketahui , ) (
2
x x f = 2 0 s s x
)
`
= 2 , 1 ,
2
1
,
3
1
, 0 P
Penyelesaian:
Fungsi ini merupakan fungsi kontinu. Ia kontinu pada titik 2.
4 ) ( lim
2
2
= =
x x f
x
.
Karena menurut definisi ) ( ) ( lim a f x f
a x
=
) 2 ( ) 2 ( lim
2
f f
x
=
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
= f P L
3 , 0
4
5
2 4 1
4
5
16
25
2
1
1 1
3
1
2
1
4
1
0
3
1
9
1
) ; ( = |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
= f P U
Syarat terintegral Riemann yaitu
< ) ; ( ) ; ( f P U f P L sehingga < 4 , 0 3 , 0
Teorema 2.7.3.3.2.
Setiap fungsi monoton adalah Integral Darboux
Bukti:
Misal R b a f ] , [ : adalah fungsi naik. Kemudian terdapat partisi
n
P
pada interval [a,b] hingga untuk setiap x
n
a b
x x
i i
A =
=
1
. Jika f adalah fungsi
naik, dia akan supremum pada subinterval kanan dan akan infimum pada
subinterval kiri. Sedemikian hingga
63
( ) ( ) ) ; ( ; ;
n n n
P f L P f U P f =
) )( ( ) )( (
1
0
1
0
=
=
=
i i
n
i
i i i
n
i
i
x x x f x x x f
x x f x x f
n
i
i
n
i
i
A A =
=
=
) ( ) (
0
1
0
) ( ) (
1
0
=
=
i
n
i
i
x f x f
n
a b
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) a f b f
n
a b
x f x f
n
a b
n
=
0
Teorema 2.7.3.4 (Kriteria Riemann untuk Integral Darboux)
Fungsi bernilai real dan terbatas | | R b a f , : terintegral Darboux pada
[a,b] jika dan hanya jika untuk setiap bilangan 0 > , terdapat partisi Riemann
P pada [a,b] sehingga untuk setiap partisi Riemann P pada interval [a,b]
dengan sifat P P _
, berlaku
< ) ; ( ) ; ( f P L f P U (24)
Bukti:
Syarat perlu;
Diketahui fungsi | | R b a f , : terintegral Darboux pada [a,b], berarti
L(f)=U(f). Diberikan sembarang bilangan 0 > , berdasarkan definisi U(f) maka
terdapat partisi Riemann
1
P pada [a,b] sehingga
2
) ( ) ; ( ) (
1
+ < s f U f P U f U
64
Karena L(f)=U(f). Maka berlaku
2
) ( ) ; ( ) (
1
+ < s f L f P U f L
Selanjutnya untuk bilangan 0 > tersebut berdasarkan definisi L(f) maka
terdapat partisi Riemann
2
P pada [a,b] sehingga
) ( ) ; (
2
) (
2
f L f P L f L s <
Berdasarkan teorema 2.7.2.2 berlaku ) ; ( ) ; (
1 2
f P U f P L s . Oleh karena itu
diperoleh
2
) ( ) ; ( ) ; (
2
) (
1 2
+ < s < f L f P U f P L f L
Dipilih
2 1
P P P =
maka
P P _
1
dan
P P _
2
sehingga diperoleh
2
) ( ) ; ( ) ; ( ) ; ( ) ; (
2
) (
1 2
+ < s s s < f L f P U f P U f P L f P L f L
Akibatnya
2
) ( ) ; ( ) ; (
2
) (
+ < s < f L f P U f P L f L .
Selanjutnya jika diambil sembarang partisi riemann P pada interval [a,b] dengan
sifat P P _
berlaku
2
) ( ) ; ( ) ; ( ) ; ( ) ; (
2
) (
+ < s s s < f L f P U f P U f P L f P L f L
Maka didapat
2
) ( ) ; ( ) ; (
2
) (
+ < s < f L f P U f P L f L
Akhirnya diperoleh < ) ; ( ) ; ( f P L f P U
65
Syarat cukup;
Diketahui untuk setiap bilangan 0 > terdapat partisi Riemann
P pada
[a,b] sehingga untuk setiap partisi Riemann P pada interval [a,b] dengan sifat
P P _
berlaku < ) ; ( ) ; ( f P L f P U .
Ini ekuivalen dengan + < ) ; ( ) ; ( f P L f P U . Berdasarkan definisi L(f) dan
U(f), maka untuk setiap partisi Riemann P pada [a,b] berlaku ) ; ( ) ( f P U f U s dan
) ( ) ; ( f L f P L s
Sehingga diperoleh + s + < s ) ( ) ; ( ) ; ( ) ( f L f P L f P U f U
Diperoleh + < ) ( ) ( f L f U
Karena bilangan 0 > diambil sembarang maka didapatkan
) ( ) ( f L f U s
66
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang bukti ekuivalensi Integral Riemann
dan Integral Darboux. Kemudian dipaparkan juga bukti sifat-sifat Integral
Darbux dengan menerapkan sifat-sifat Integral Riemann .
3.1. Ekuivalensi Integral Riemann dan Integral Darboux
Selain Integral Riemann terdapat Integral Darboux. Integral Darboux
adalah ekuivalen dengan Integral Riemann. Suatu fungsi terintegral Darboux jika
dan hanya jika ia juga terintegral Riemann dan jika nilai kedua Integral itu ada
maka nilai keduanya sama.
Teorema 3.1.1
Diberikan fungsi R b a f ] , [ : adalah integral Riemann jika dan hanya jika f
terintegral Darboux pada [a,b] sehingga
} }
=
b
a
b
a
f D f R
(Pete;2008:8).
Bukti:
- Bukti yang pertama adalah
} }
b
a
b
a
f D f R
Diketahui fungsi R b a f ] , [ : terintegral Riemann pada [a,b], berarti terdapat
bilangan
}
=
b
a
dx x f R A ) ( artinya untuk sembarang bilangan 0 > , terdapat
66
67
bilangan 0 > sehingga jika } ,..., , ; ,..., , , {
2 1 2 1 0 n n
b x x x x a P = = = sembarang
partisi pada [a,b] dengan sifat < P berlaku
2
) )( ( ) (
0
1
<
=
n
i
i i i
A x x f P
Ambil sembarang n i x x
i i
,.., 2 , 1 ]; , [
1
=
berdasarkan definisi
i
m maka terdapat
] , [
1 i i i
x x
e demikian sehingga
( )
) ( 2 a b
m f m
i i i
+ < s
Sehingga
( )( ) ) (
) ( 2
) (
1 1 1
|
|
.
|
\
|
+ < s
i i i i i i i i i
x x
a b
m x x f x x m
( )( ) ) (
) ( 2
) ( ) (
1 1 1 1
+ < s
i i i i i i i i i i i
x x
a b
x x m x x f x x m
( )
=
=
=
|
|
.
|
\
|
+ < s
n
i
i i i i i i i
n
i
i i i
n
i
i
x x
a b
x x m x x f x x m
1
1 1 1
1
1
1
) (
) ( 2
) ( ) ( ) (
( )
2
) ( ) ( ) (
1
1
1
1
1
1
+ < s
=
=
i i
n
i
i i i
n
i
i i i
n
i
i
x x m x x f x x m
2
) ; ( ) ; ( ) ; (
+ < s f P L f P S f P L ................. (1)
Demikian pula untuk sembarang n i x x
i i
,.., 2 , 1 ]; , [
1
=
berdasarkan
i
M maka
terdapat ] , [
1 i i i
x x
e sedemikian hingga
( )
i i i
M f
a b
M s <
) ( 2
68
Dengan cara yang sama diperoleh
) ; ( ) ; (
2
) ; ( f P U f P S f P U s <
........ (2)
Dari (1) dan (2) diperoleh
2
) ; (
2
) ; (
+ < f P L f P U
= + <
2 2
) ; ( ) ; ( f P L f P U
Menurut definisi Integral Darboux yaitu < ) ; ( ) ; ( f P L f P U . Jadi terbukti
bahwa
} }
b
a
b
a
f D f R
- Bukti yang kedua adalah
} }
b
a
b
a
f R f D
Definisi Integral Darboux
( ) ( ) f U f L = atau
< = ) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f
Berdasarkan definisi jumlah Darboux atas dan Darboux bawah
) ( ) (
) ; ( ) ; (
1
1
1
1
=
=
=
< =
i i
n
i
i i i
n
i
i
x x m x x M
P f L P f U
Kita misalkan sebagai berikut
( )
i i
x f M = dan ( )
1
=
i i
x f m
Sehingga
69
( )( )
( ) ( ) { }( )
( ) ( ) { }
n
a b
x f x f
x x x f x f
x x m M
x x m x x M
P f L P f U
n
i
i i
i i
n
i
i i
i i
n
i
i i
i i
n
i
i i i
n
i
i
=
=
=
=
< =
=
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
) ( ) (
) ; ( ) ; (
Karena
x
n
a b
x x
i i
A =
=
1
maka
( ) ( ) { }
( ) ( ) { } <
=
=
a f b f
n
a b
x f x f
n
a b
n
i
i i
1
1
Dan berdasarkan sifat Archimedes untuk bilangan asli n maka <
n
a b
.
Menurut teorema 2.6.2.1.2 bahwa untuk setiap bilangan 0 > terdapat
partisi P pada [a,b] sehingga < P . Sedangkan jika < P berlaku
<
=
n
i
i i i
A x x x f P
0
1
) )( ( ) (
Hasil diatas merupakan definisi dari Integral Riemann. Jadi
} }
b
a
b
a
f R f D
terbukti.
Contoh 3.2.1.1:
Fungsi konstan terintegral Riemann pada interval tertutup
Penyelesaian:
70
c x f = ) ( ] , [ b a x e dengan c suatu konstanta.
Ambil sembarang } ,..., , ; ,..., , , {
2 1 2 1 0 n n
b x x x x a P = = = partisi pada [a,b],
maka
c M
i
= dan c m
i
= n i ,.., 2 , 1 =
Oleh karenanya
) ( ) ; (
1
1
=
=
i i
n
i
i
x x M f P U
) (
) (
) (
1
1
1
1
a b c
x x c
x x c
i
n
i
i
i
n
i
i
=
=
=
Dan
) ( ) ; (
1
1
=
=
i i
n
i
i
x x m f P L
) (
) (
) (
1
1
1
1
a b c
x x c
x x c
i
n
i
i
i
n
i
i
=
=
=
{ } ) ( ] , [ : ) ; ( inf ) ( a b c b a P f P U f U = e = dan
{ } ) ( ] , [ : ) ; ( sup ) ( a b c b a P f P L f L = e = . Jadi U(f) = L(f), maka f terintegral
Darboux yang berarti ia juga terintegral Riemann. Lebih lanjut
}
=
b
a
a b c dx x f R ) ( ) ( ) (
71
Karena hasil antara Integral Darboux dan Integral Riemann sama maka dikatakan
ekuivalensi.
Contoh 3.2.1.2
Fungsi
2
) ( x x h = terintegral Riemann pada interval [0,1]. Misal
n
P adalah
subinterval pada interval [0,1] sehingga |
.
|
\
|
=
= 1 ,
1
,...,
2
,
1
, 0 :
n
n
n
n
n n
P
n
.
Ketika h naik pada interval [0,1] maka di dapat ( ) ( )
2
/ 1 n k m
k
= dan ( )
2
n
k
M
k
=
untuk k = 1,2,..,n. Sehingga
( ) ( ) ( )
3 2 2 2
1 ... 1 0 ; n n h P L
n
+ + + =
( ) ( )
3 2 2 2
... 2 1 ; n n h P U
n
+ + + =
Dengan menggunakan persamaan ( )( ) 1 2 1
6
1
... 2 1
2 2 2
+ + = + + + m m m m
( ) ( ) ( ) |
.
|
\
|
+ = =
2
3
2
1
2
3
1
3
1
6 1 2 1 ;
n n
n n n n h P L
n
( ) ( )( ) |
.
|
\
|
+ + = + + =
2
3
2
1
2
3
1
3
1
6 1 2 1 ;
n n
n n n n h P U
n
Untuk semua N n e . Selanjutnya dapat dilihat
( ) ( ) { } ( ) { }
3
1
) 1 ( ; ; sup ; ; sup = P e s e = P h P L N n h P L h L
n n
( ) ( ) { } ( ) { }
3
1
; ; inf ) 1 ( ; ; inf = e s P e = N n h P U P h P U h U
n n
Jadi
3
1
) ( ) ( = = h U h L . Maka h terintegral Darboux yang berarti ia juga terintegral
Riemann.
(Bartle,1994:236)
72
3.2. Sifat-Sifat Integral Darboux
Telah dibuktikan bahwa Integral Riemann dan Integral Darboux adalah
ekuivalen, maka sifat-sifat dasar Integral Riemann yaitu ketunggalan nilai
integral, kelinearan dan keterbatasan fungsinya berlaku pula pada Integral
Darboux.
3.2.1 Ketunggalan nilai integral
Telah dijelaskan pada bab sebelumnya yakni pada teorema 2.6.2.7.1
bahwa Integral Riemann mempunyai nilai yang tunggal yakni
2 1
A A = .
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa pada Integral Darboux juga berlaku
demikian.
Menurut definisi Integral Darboux yakni
< = ) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f maka
) ; ( ) ; ( P f L P f U =
Jika ) , ( f Q S pada teorema Darboux menyatakan jumlah Darboux yang terkait
dengan partisi Q maka ( ) <
}
b
a
dx x f f Q S ) ( ;
Sedangkan
}
=
b
a
A dx x f ) ( maka < A f Q S ) ; (
Untuk membuktikan bahwa Integral Darboux mempunyai nilai tunggal
dimisalkan
2 1
A A = . Andaikan <
1
) ; ( A f Q S dan <
2
) ; ( A f Q S
dengan
2 1
A A = , maka untuk setiap
1
A terdapat 0
1
> untuk setiap partisi
{ }
n
y y y Q ,..., ,
1 0
= dengan < Q sehingga untuk setiap
1 1
< Q berlaku
73
2
) ; (
1
< A f Q S
Hal demikian juga berlaku pada
2
A pada nilai Integral fungsi f pada [a,b] yaitu
2
) ; (
2
< A f Q S
Dipilih { }
2 1
, min = , menggunakan ketaksamaan segitiga maka untuk
< Q
2 1 2 1
) ; ( ) ; ( A f Q S f Q S A A A + =
2
) ; ( ) ; ( A f Q S f Q S A + s
2 1
) ; ( ) ; ( A f Q S A f Q S + s
= + <
2 2
Sehingga permisalan salah karena dari hasil diatas di dapat bahwa
2 1
A A = . Jadi
terbukti bahwa pada Integral Darboux juga berlaku sifat ketunggalan nilai
Integral.
3.2.2. Kelinieran Fungsi
Pada Integral Riemann telah dibuktikan pada teorema 2.6.2.7.2 berlaku
sifat kelinieran fungsi. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa pada Integral Darboux
juga berlaku demikian. Adapun sifat kelinieran Integral Darboux adalah sebagai
berikut:
a. ) ( ) ( ) )( ( x g D x f D x g f D
b
a
b
a
b
a
} } }
+ = +
74
b.
} }
=
b
a
b
a
x f D x f D ) ( ) ( ) (
Bukti:
a. Menurut Definisi Integral Darboux yaitu
) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f =
) ; ( ) ; ( ) ; ( P g f L P g f U P g f + + = +
Pada sisi lain kita tidak bisa mengatakan bahwa
) , ( ) , ( ) , ( P g U P f U P g f U + = +
karena
) ( sup ) ( sup ) ( ) ( sup x g x f x g x f
A x A x A x e e e
+ s +
Ini menunjukkan bahwa
) , ( ) , ( ) , ( P g U P f U P g f U + s +
Hal tersebut juga berlaku untuk
) , ( ) , ( ) , ( P g L P f L P g f L + > +
Ambil sembarang partisi
1
P sehingga
2
) ; (
1
< P f dan partisi
2
P maka
2
) ; (
2
< P f .
Seperti kita ketahui bahwa
2 1
P P P =
sehingga
) ; ( ) ; (
1
P f P f s dan ) ; ( ) ; (
2
P g P g s dan
75
) ; ( ) ; ( ) ; ( P g f L P g f U P g f + + = +
< + =
+ s
) ; ( ) ; (
) ; ( ) ; ( ) ; ( ) ; (
P g P f
P g L P f L P g U P f U
Jadi ) ( ) ( ) )( ( x g D x f D x g f D
b
a
b
a
b
a
} } }
+ = +
b. Menurut Definisi Integral Darboux yaitu
) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f =
) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f =
( )
( ) ) ; ( ) ; (
) ; ( ;
P f L P f U
P f L P f U
=
s
Karena adalah konstanta maka bisa dikeluarkan. Dan sesuai dengan
definisi
} } }
= =
b
a
b
a
b
a
dx x f D dx x f D dx x f D ) ( ) ( ) (
atau
< = ) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f
dan
L(f)=U=(f) .
Sehingga
} }
=
b
a
b
a
x f D x f D ) ( ) ( ) ( .
76
3.2.3. Keterbatasan Fungsi Integral Darboux.
Karena Integral Riemann terbatas pada [a,b] sesuai dengan teorema
2.6.2.7.3 maka Integral Darboux juga sama, karena sudah dibuktikan bahwa
keduanya terdapat ekuivalensi. Di sini akan dibuktikan bahwa Integral Darboux
juga terbatas pada [a,b]:
Bukti:
Definisi Integral Darboux yaitu
) ; ( ) ; ( ) ; ( P f L P f U P f =
sedangkan sifat keterbatasan adalah
}
s s
b
a
a b M dx x f a b m ) ( ) ( ) ( .
Pada sisi lain teorema Darboux juga dapat dipakai untuk membuktikan rumusan
tersebut.
<
}
b
a
dx x f f Q S ) ( ) ; ( . Sedangkan menurut teorema 2.6.2.7.3 yakni
) ; ( ) ; ( f P U f P L s maka
}
s s
b
a
a b M dx x f a b m ) ( ) ( ) ( .
Dan fungsi f terbatas pada [a,b].
77
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab III, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1) Telah dibuktikan bahwa antara Integral Riemann dan Darboux terdapat
ekuivalensi.
2) Sifat yang berlaku pada Integral Riemann terbukti juga berlaku pada
Integral Darboux karena keduanya mempunyai ekuivalensi. Sifatnya
yaitu, ketunggalan nilai integral, kelinieran dan keterbatasan fungsi.
4.2. Saran
Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini maka peneliti
menyarankan tidak hanya menggunakan Integrak darboux saja serta pada interval
[a,b]. Karena banyak Integral lain yang merupakan generalisasi dari Integral
Riemann.
77
78
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hifnawi, M. Ibrahim. 2008. Tafsir Alqurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Bartle, R.G and Sherbert, D.R, 1992, Introduction to Real Analysis, second
Edition, John Wiley and Sons, Inc, USA.
Clark, Pete L.2008.The Riemann-Darboux Integral II.
Gunawan, Hendra.2008.Pengantar Analisis Real. Personal.FMIPA.ITB.ac.id.
Diakses tanggal 9 Agustus 2009.
Hasan,Iqbal.2002.Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.Jakarta:Ghalia
Indonesia.
Hernadi, Julan. 2009.Analisis Real. .wordpress.com/2009/02/analisis_bab1.pdf -
Diakses tanggal 9 Agustus 2009.
Hutahean,Effendi.1989.Analisis Real II.Jakarta: Karunika Jakarta Universitas
Terbuka.
J. Purcel, Edwin. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis. Jakarta: PT. Airlangga.
Rahman, M.Si, Hairur. 2008. Pengantar Analisis Real. Malang: UIN Malang
Press.
Riyanto, Zaki.2008.Pengantar Analisis Real.www.wahid.web.ugm.ac.id/download
Diakses tanggal 9 Agustus 2009.
Thobirin.2008.Pengantar Analisis Real. /aris_thobirin/files/2008/12/bab-v.pdf
Di akses tanggal 1 Maret 2009.
.Analysis Real. 2008.en.wikibooks.org/wiki/Real_Analysis/Darboux_Integral
Di akses tanggal 13 Desember 2008.
Integral Darboux.2008. Wolfram MathWorld.mht. Integral darboux.
Di akses tanggal 13 Desember 2008.
http://www.lbh-apik.or.id/fact.2054.2009.kesetaraangenderdalamAl-quran.html.
Diakses tanggal 13 Juli 2009.
77