You are on page 1of 25

Rantidaista Ayunin W

21080111130057
Pengolahan Limbah dengan
Chemical Precipitation
Proses Pengolahan Limbah
Pengolahan
Primer
Pengolahan
Sekunder
Pengolahan
Tersier
Unit Operasi dan Unit Proses Sistem Pengolahan Untuk
Menghilangkan Kontaminan Yang Sering Ditemui Didalam
Limbah Cair


Proses Pengolahan Limbah
a. Proses primer, Proses primer merupakan
perlakuan pendahuluan yang meliputi :
Penyaringan kasar
Penghilangan warna
Ekualisasi
Penyaringan halus
Pendinginan.
b. Proses sekunder, Proses biologi dan sedimentasi.
c. Proses tersier, merupakan tahap lanjutan setelah
proses biologi dan sedimentasi.
Chemical Precipitation
Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan
terlarut (kebanyakan bahan organik) dengan cara
penambahan bahan-bahan kimia terlarut yang
menyebabkan terbentuknya padatan-padatan
(floc atau lumpur). Dalam pengolahan air limbah,
presipitasi digunakan untuk menghilangkan
logam berat, sulfat, fluoride, dan fosfat. Senyawa
kimia yang biasa digunakan adalah lime,
dikombinasikan dengan kalsium klorida,
magnesium klorida, alumunium klorida, dan
garam-garam besi. Presipitasi hidroksida logam
sangat bergantung pada pH.
Selama bertahun-tahun sejumlah zat berbeda telah digunakan sebagai
pengendap. Tingkat klarifikasi yang didapatkan tergantung pada kuantitas
bahan kimia yang digunakan dan perawatan yang prosesnya dikendalikan.
Hal ini mungkin terjadi dengan pengendapan secara kimia untuk
mendapatkan efluen yang jernih, substansial yang bebas dari zat dalam
suspense atau dalam keadaan koloid. Zat-zat kimia yang ditambahkan
pada interaksi air limbah dengan bahan-bahan baik yang secara normal
berada di air limbah maupun yang secara sengaja ditambahkan. Zat-zat
kimia yang paling umum tercantum dalam Tabel 2.1.
Zat Kimia Formula
Berat
Molekul
Berat
Ekivalen
Ketersediaan
Bentuk Percent
Alum Al
2
(SO
4
)
3
.18H
2
O
Al
2
(SO
4
)
3
.14H
2
O
666.5
594.4

114
Liquid
Lump
8.5(Al
2
O
3
)
17(Al
2
O
3
)
Alumunium
klorida
AlCl
3
133.3 44 Liquid
Kalsium
hidroksida
(Kapur)
Ca(OH)
2
56.1 as CaO 40 Lump
Powder
Slurry
63-73 as CaO
85-99
15-20
Ferri klorida FeCl
3
162.2 91 Liquid
Lump
20 (Fe)
20 (Fe)
Ferri sulfat Fe
2
(SO
4
)
3
400 51.5 Granular 18.5 (Fe)
Ferro sulfat
(Copperas)
FeSO
4
.7H
2
O 278.1 139 Granular 20 (Fe)
Sodium aluminate Na
2
Al
2
O
4
163.9 100 Flake 46(Al
2
O
3
)
Tabel 2.1 Zat-zat Kimia Anorganik yang Umum Digunakan untuk
Proses Koagulasi dan Presipitasi dalam Pengolahan Air Limbah
*Jumlah molekul air yang berikatan biasanya akan bervariasi dari 14 sampai 18
Meningkatkan Penghilangan Padatan Tersuspensi pada Sedimentasi
Primer
Tingkat klarifikasi diperoleh ketika zat-zat kimia ditambahkan ke air limbah yang
belum diolah tergantung pada jumlah zat kimia yang digunakan, waktu
pencampuran, dan perwatan yang prosesnya dipantau dan dikendalikan. Dengan
pengendapan secara kimia, hal ini memungkinkan untuk menyisihkan 80 sampai
90% dari total padatan tersuspensi (TSS) termasuk beberapa partikel-partikel
koloid, 50 sampai 80% BOD, dan 80 sampai 90% bakteri. Nilai penyisihan yang
sebanding untuk desain yang baik dan operasi yang baik tangki sedimentasi primer
tanpa penambahan zat-zat kimia adalah 50 sampai 70% dari TSS, 25 sampai 40%
dari BOD, dan 25 sampai 75% dari bakteri.
Laju Beban Permukaan yang Disarankan untuk Tangki
Sedimentasi untuk Bermacam Zat Kimia Suspensi


Pengolahan Fisika-Kimia Independen
Berdasarkan hasil kinerja tipikal dari pabrik skala penuh menggunakan karbon
aktif, kolom karbon aktif yang dihilangkan hanya 50 sampai 60% dari total BOD
terapan, dan pabrik tidak menemui konsistensi efluen standar untuk pengolahan
sekunder. Pada beberapa instansi, modifikasi proses substansial telah dibutuhkan
untuk mereduksi permasalahan operasi dan mendapatkan persyaratan performa,
atau prosesnya telah digantikan dengan pengolahan secara biologi. Karena alasan-
alasan tersebut, aplikasi baru dari pengolahan fisika-kimia untuk air limbah
perkotaan adalah jarang. Pengolahan fisika-kimia digunakan lebih ekstensif untuk
pengolahan air limbah industri.
Diagram Alir Tipikal dari Bangunan Pengolahan Fisika-Kimia
Independen
(Sumber : Tchobanoglous, 2002)

Perkiraan Jumlah Lumpur dari
Pengendapan secara Kimia
Perkirakan massa dan volume dari lumpur yang dihasilkan dari air limbah yang tak
terolah tanpa dan dengan menggunakan ferri klorida untuk meningkatkan
penyisihan TSS. Serta perkirakan jumlah kapur yang dibutuhkan untuk dosis ferri
klorida spesifik. Asumsikan bahwa 60% TSS dihilangkan pada tangki pengendapan
primer tanpa penambahan zat-zat kimia, dan bahwa penambahan ferri klorida
tersebut menghasilkan peningkatan penyisihan TSS sampai 85%. Dan juga,
asumsikan bahwa data berikut sesuai untuk situasi tersebut:
Debit air limbah (m
3
/hari) 1000
TSS air limbah (mg/L) 220
Alkalinitas air limbah sebagai CaCO
3
(mg/L) 136
Ferri klorida (FeCl
3
) yang ditambahkan (kg/1000 m
3
) 40
Sifat lumpur baku
Specific gravity 1.03
Moisture content (%) 94
Sifat lumpur kimia
Specific gravity 1.05
Moisture content (%) 92.5




Pengendapan secara Kimia untuk Penyisihan Fosfor




Poin-poin Alternatif
Penambahan Zat Kimia
untuk Penyisihan
Fosfor; (a) Sebelum
Sedimentasi Primer, (b)
Sebelum dan/atau
Setelah Pengolahan
Biologis, (c) Setelah
Pengolahan Sekunder,
dan (d-f) Pada
Beberapa Lokasi dalam
Proses (disebut sebagai
Pengolahan Terpisah)
(Sumber :
Tchobanoglous, 2002)

Faktor yang mempengaruhi pemilihan zat kimia
untuk menyisihkan fosfor antara lain :
Tingkat influen fosfor
Padatan tersuspensi air limbah
Alkalnitas
Biaya bahan kimia (termasuk transportasi)
Keandalan pasokan bahan kimia
Fasilitas penanganan lumpur
Metode pembuangan akhir
Kesesuaian dengan proses pengolahan lain

You might also like