fosil: sisa-sisa kehdupan atau segala sesuatu yang
menun jukan kehidupan, baik itu berupa organismen itu
sendiri maupun bekasnya yang berumur lebih tua dari Holosen dan tertutup sedimentasi secara alami Penentuan umur 1. Fosil yang digunakan: Foram. Kecil planktonik Menggunakan zonasi Blow, Bolli, Postuma, dan lainnya 2. Fosil yang digunakan: Foram. Besar Mikropaleontologi adalah studi yang membahas Mikrofosil baik mengenai klasifikasi, morfologi, ekologi maupun kepentingan dalam stratigrafi Secara umum organismen dibumi dapan dikelompokan menjadi beberapa kelompok yang besar sampai kecil, dikenal sebagai TAXONOMI. Sebagai satuan dasar adalah Species. PROTOZOA : Oganismen golongan ini dikenal sebagai organismen 1 (satu) sel. Bentuk sel merupakan cairan yang pekat disebut Protoplasma, mempunyai satu inti atau lebih disebut Nucleous / oli. Hal ini berlaku juga untuk dunia tumbuhan dikenal sebagai Chloroplasma ( mempunyai sifat photosyntesa yang merubah sinar matahari menjadi energi) PROTOZOA dikenal dengan ciri yang khas, antara lain: 1.Binatang uniselular, terdiri atu atau lebih inti yang dikelilingi oleh Protoplasma 2.Tidak didapatkan adanya pembagian dalam sistem organik, sepertinya sistem pencernaan makanan, berkembang biak, berpindah tempat dilakukan oleh satu sel saja, ini membedakan dengan golongan METAZOA, yang mempunyai pembagian sistem organik 3.Organismen yang hidup di segala macam habitat (lingkungan), hdup di lingkungan laut, rawa, sungai, lingkungan an aerob bahkan hidup di usus manusia maupun binatang 4.Jumlah individu jauh lebih banyak dibanding dengan Phyllum lainnya 5.Golongan ini mempunyai ukuran yang kecil dari satu mikron sampai 2 mm atau lebih kecil, tetapi ada yang cukup besar kira-kira sampai 75 mm (golongan foraminifera besar) 6.Dalam perkembangan biak secara asexual dan sexual bergantian 7.Golongan ini berupa binatang maupun tumbuhan, tetapi Metazoa semuanya binatang 8.Hidup secara soliter dan beberapa secara koloni yang tidak sebenarnya Empat Sub Phyllum: 1.MASTIGOPHORA Golongan ini menggunakan otot penggerak yag disebut flagel, mempunyai bentuk yang tetap dengan satu atau dua flagel yang melekat pada sel 2.INFUSURIA Golongan ini menggunakan otot yang disebut Cilia (bulu getar), dibagi dua klas: Klas Ciliata Mempunyai cilia yng meliputi seluruh permukaan sel nya, dinding sel mempunyai bentuk yang tetap Klas Suctoria Golongan ini mempunyai Cilia pada masa embrio, pada fase dewasa cilia hilang diganti alat seperti tentakel, bentuk dinding sel tetap 3.SPOROZOA Golongan ini tidak mempunyai alat penggerak, tidak mempunyai bagian yang keras, kebanyakan sebagai parasit 4.SARCODINA Binatang ini bergerak menggunakan kaki semu disebut Pseudopodia Berdasarkan komposisi dinding test Ordo foraminifera dapat dibagi beberapa sub ordo sebagai berikut: 1.Sub ordo Textuliriina, komposisi test Agglutine Super famili Ammodescacea Famili Astrorhizidae, Saccaminidae, Ammodiscidae Super famili Lituocea Famili Lituolidae, Hormosinidae, Rzehakinidae, Textularinidae, Trochaminidae, Atoxupuraginidae, Pteuderinidae, Discyclinidae, Orbitilinidae 2.Sub ordo Miliolina, komposisi test Porselaneous Superfamili Miliolacea Famili Fisherinidae, Nubeculainidae, Miliolinidae, Soritinidae, Alveolinidae 3.Sub ordo Rotaliina, komposisi test Hyaline Superfamili Nodosareacea Famili Nodosaridae, Glandulinidae Super famili Buliminacea Famili Turrilinidae, Sphaerolinidae, Bolivinidae, Islandielinidae, Eovigerinidae, Biliminidae, Uvierinidae, Discorbinidae, Sphoninidae, Asterigerinidae, Epistomorlidae Super famili Spirilinaea Famili Spirilinidae Superfamili Rotaliacea Famili Rotalidae, Calcarindae, Elphidiidae, Miscelancinidae, Pellastispirinidae, Nummulitidae, Miogypsinidae Super famili Orbitoidacea Famili Glabratellidae, Pegidiidae, Eponididae, Amphisteginidae, Cibicididae, Planorbilinidae, Acervulinidae, Cymdoloporidae, Homotrematidae, Orbitoididae, Lepidocyclinidae, Discoclynidae Super famili Cassidulinacea Famili Pleurostomellidae, Annulopostollinidae, Loxostomidae, Cassiduliidae Super famili Noniocea Famili Nonionidae, Alabaminidae Super famili Anomalinacea Famili Anomalinidae, Osangulariidae Super famili Robertinacea Famili Robertinidae, Ceratobuliminidae, Super famili Globigerinacea Famili Hankeninidae, Globorotaliidae, Globigerinidae, Heterohilicidae Aperture adalah lubang utama pada test, sebagai tempat keluarnya protoplasma yang berfungsi sebagai pseudopodia atau kaki semu A-sexual Megalosfeer Protoconch besar, test kecil Sexual Mikrosfeer Protoconch kecil, test besar Dimorfisme : satu macam individu membentuk dua macam bentuk berlainan
Hubungan / batas antara kamar satu dengan yang lainnya oleh sekat , disebut Septum / septa.Perpotongan septa dengan dinding luar test disebut Suture
Dinding : Lap.luar utk melindungi bag.dalam, terbuat dr zat2 organik Kamar : Bag.dalam foram dimana protoplasma berada Septa : Sekat-sekat pemisah antar kamar satu dg yg lain Proloculum : Kamar utama pd cangkang Suture : garis pertemuan antar septa dgn dinding cangkang Aperture : Lubang utama pd cangkang, sbg mulut/untuk keluar masuknya protoplasma, sbg pseudopodia (alat gerak,menangkap/mencerna makanan). Jenis dinding utama foraminifera (Jones, 1956), dibagi 2 Aglutin : dinding dari fragmen-fragmen di sekitarnya yg kemudian direkatkan dg semen oleh binatang itu sendiri. Gampingan, kalsit, aragonit : berdasarkan kedudukan kristalnya dibedakan menjadi gamping porselin & hyalin.
Secara umum : ada 4 1. Chitin / Tektin 2. Silikaan / Siliceous 3. Aglutin / Arenaceous 4. Gampingan (Kompleks, Granular, Hyalin, Porselen) Dinding test foraminifera didapatkan sejumlah lubang- lubang kecil disebut sebagai pori-pori (pores) Ada dua macam: 1.Pseudopores : pori-pori yang menembus dinding test, tedapat pada golongan dengan komposisi test aglutin, porselin dan mikrogranular 2.Truepores : pori-pori menembus dinding test, terdapat pada test hyalin TEST MONOTHALAMUS Mempunyai bentuk Globular / bulat, Botol (flash shape), Tabung (tabular), Planspiral (terputar dalam satu bidang), Planspiral pada permulaan kemudian terputar tak teratur, Planspiral kemudian lurus
Polythalamus
TEST POLYTHALAMUS UNIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan hanya satu macam susunan kamar BIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan dua macam susunan kamar TRIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan tiga macam susunan kamar MULTIFORMED : dalam satu bentuk test didapatkan lebih dari tiga macam susunan kamar TEST UNIFORMED Uniserial : dalam satu macam susunan kamar terdiri satu baris 1.LINIER : curvilinier, rectilinier, rectilinier with neck
2.EQUETANT : kamar tersusun saling melingkupi sebagian
3.TEST TERPUTAR (coiled test) a. Planispiral coiled test : kamar tersusun secara terputar dalam satu bidang
b. Rotaloid : susunan kamar dengan kenampakan berbeda pada bagian dorsal nampak evolut, sedangkan pada bagian ventral nampak involut, disebut juga sebagai Trochospiral
c. Nautiloid : kamar tersusun secara terutar dimana kamar-kamarnya saling menyelubungi teutama pada bagian umbilicus
Biserial : dalam satu macam susunan kamar terdiri atas dua baris kamar
Triserial : dalam satu macam susunan kamar terdiri atas tiga baris kamar
APERTURE :Lubang utama pada test foraminifera , tempat keluarnya protoplasma, biasanya pada permukaan septa atau pada kamar terakhir Ada tiga macam aperture 1.Primary aperture , lubang utama yang terleta pada kamar terakhir 2.Secondary aperture, lubang tambahan yang terletak pada kamar utama 3.Accessory aperture, lubang yang nampak tidak langsung kamar utama tetapi pada aksesori struktur (bulla, tegilla) Mempelajari aperture sangat penting terutama dalam klasifikasi. Secara sistimatis kita tekankan mengetahui letak (position) dan bentuk (shape) aperture LETAK APERTURE 1,Terminal : aperture terletak pada kamar terakhir, terutama dijumpai pada test tidak terputar (uncoiled) yaitu, Uniserial, Biserial dan Triserial
2.Apertual face : pada permukaan septa kamar akhir, bisa terletak pada baian atas, tengah, bawah dan tersebar merata
3.Umbilical : terletak pada bagian umbilicus. Misal pada Gobigerina, Globoquadrina
4.Umbilicus extra umbilicus : terletak pada umbilicus dan melebar sampai bagian tepi. Misal pada Globorotalia
5.Pheripheral : terletak pada bagian tepi
6. Sutural : terletak pada bagian suture
7. Interiomarginal (Equatorial) : terletak pada bagian dasar kamar akhir, terutama pada susunan kamar terputar
8.Infralaminal : terletak sepanjang tepi accessory structure (bulla, tegilla)
9.Intralaminal : terletak menembus accessory structure (bulla, tegilla)
BENTUK APERTURE 1.Bulat Contoh pada Lagena, Frondicularia, Palmula, Astrorhizidae
2. Radiate : lubang buat kemudian didapatkan ridges yang radier. Misal pada Nodosaridae, Polymorphiridae, Robulus
3. Phyaline : lubang terletak pada jun leher/neck. Misal pada Uvigerina, Lagenidae, Astrorhizidae, Siphonina
4. Slitlike : celah. Contoh pada Nonion, Pullenia, Nonionella, Textularia
5. Cressentic : bulan sabit (horse shoe shape). Contoh : Nodosarella
6.Virguline : koma Misa pada Vigulina, Bulimina
7.Ectosolenian : aperture terletak dalam leher (auter neck). Misal pada Polymorphinidae, Lagenidae
8.Entosolenian : mempunyai internal neck. Misal pada Entosolenia
9.Cribate : saringan Misal pada Cribostonum, Fabularia, Trematophere
10. Dendritik : seperti pohon dengan cabang-cabangnya Misal pada Dendritina
11.Aperture bergigi : bifid tooth, mono tooth
Hiasan adalah suatu kenampakan pada test foraminifera yang mempunyai pertumbuhan yang khas.Tidak perlu semuanya mempunyai tetapi tidak jarang ditemukan dalam satu test didapatkan lebih dari satu hiasan.
Hiasan pd permukaan Punctate Smooth
Reticulate Pustulose
Cancellate Axial Costae
Spiral Costae
Hiasan pd apertur Flape Tooth
Lip/Rim Bulla
Tegilla
Hiasan pd suture Bridge Limbate
Retral Raissed Bosses
Processes
Hiasan pd umbilicus Deeply Umbilicus Open Umbilicus
Umbilicus Ventral Umbo
BATASAN MENGENAL FORAMINIFERA PLANGTONIK A. GENUS PADA MESOZOIC I. TEST TROCHOSPIRAL a. Aperture utama pada umbilicus, didapatkan tegilla 1.Ada KEEL : Globotruncana 2.Tanpa KEEL : Rugoglobigerinita b.Aperture utama pada umbilicus extra umbilicus, ddapatakan aperture tambahan pada bagian suture 1.Ada KEEL : Rotalipora 2.Tanpa KEEL : Ticinella c.Aperture utama umbilicus - extra umbilicus, dibatasi oleh lip/flap 1.Ada KEEL : Praeglobotruncana 2.Tanpa KEEL : a.Kama globular ovate : Hedbergella b.Kamar clavate radial elongate : Clavihedbergella II. TEST PERMULAAN TROCHOSPIRAL KEMUDIAN PLANSPIRAL Aperture extra umbilicus - equatorial 1.Kamar elongate dengan bulb shape / spine like : Schakoina 2.Kamar elongate, beberapa atau semua kamar pada akhir putaran didapatkan dua atai lebih bulb shape : Leupoldina III. TEST PLANSPIRAL Aperture utama equatorial , dibatasi oleh lip 1.Ada KEEL : Planomalina 2.Tanpa KEEL : a.Kamar globular ovate : Globigerinelloides b.Kamar radial elongate : Hastigerinoides
B. GENUS KENOZOIIKUM I.TEST PLANSPIRAL a.Aperture equatorial 1.Kamar spherical ovate : Hastigerina 2.Kamar spherical pada permulaan kemudian radial elongate / clavete : Clavigerinella 3.Kamar sub-globular / radial elongate dengan tubulo spine : Hankenina b.Aperture utama equatorial dengan aperture sekunder, kamar sub-globular dengan tubulo spine : Cibrohankenina II. Test planspiral pada permulaan kemudian biserial. Aperture pada stadia muda equatorial, dewasa extra umbilical, kamar globular ovate : Cassigerinella
III.TEST TROCHOSPIRAL A.APERTURE UMBILICAL 1.Tanpa BULLA a.Aperture dengan atau tanpa lip : Globigerina b.Aperture tertutup oleh flap atau umbilical tooth : Globoquadrina c.Aperture utama dengan / tanpa lip, aperture tambahan pada suture : Globigerinoides d.Aperture sekundair pada suture : Condeina 2.Dengan BULLA a.Aperture utama tertutup oleh bulla dengan satu atau lebih infralaminal aperture : Catabsydrax b.Aperture utama tertutup oleh tegilla dengan sejumlah infralaminal : Globigerinita c.Aperture utama tertutup oleh bulla, didapatkan aperture biasanya tertutup oleh sutural bulla : Globigerinoita
B.Aperture extra umbilical umbilical Tanpa bulla a.Tanpa aperture sekunder pada suture 1.Kamar ovate angular rhomboid / angular conical dengan tanpa keel : Globorotalia 2.Kamar radial elongate, clavete / cylindrical, tanpa keel : Hastigerinella b.Dengan aperture sekunder sutural pada spiral side : Truncorotoloides
V.Test trochospiral pada permulaan, kamar akhir saling merangkum / melingkupi sebagian 1.Tanpa BULLA a.Permulaan seperti Globigerina, kamar akhir berkembang melingkupi daerah umbilicus : Globigerapsis b.Permulaan seperti Globigerinoides, kamar akhir berkembang melingkupi daerah umbilicus : Orbulinoides , Praeorbulina c.Pemulaan seperti Globigerina, kamar akhir melingkupi kamar permulaan : Orbulina 2.Dengan bulla a.Pada permulaan seperti Globigerina, kamar akhir melingkupi sisi umbilicus dengan aperture sekunder pada suture, ditutupi bulla kecil , masing- masing dengan satu atau lebih infralaminal : Globigerinatheka b.Serupa Globigerinatheka didapatkan sutural bulla yang tersebr tidak teratur dan kamar akhir dengan aperture sekunder ditutupi oleh Knobby pustulle : Globigerinatella
3.Dengan atau tanpa bulla Permulaan seperti Globigerina dan stadia akhir dua atau tiga kamar saling melingkupi dengan satu atau lebih aperture sekunder pada suture : Sphaerodinella
V.Tes t Trochospiral pada permulaannya kemudian menjadi streptospiral, pada stadia muda seperti Globigerina dengan umbilicus terbuka : Pulleniatina
FORAMINIFERA BESAR (LARGER FORAMINIFERA) DIBERIKAN UTK GOL FORAM BENTOS (BENTHOS) YG MEMPUNYAI : UKURAN CANGKANG (TEST) RELATIF BESAR JLH KAMAR RELATIF BYK STRUKTUR DLM KOMPLEKS TERDPTNYA : Pd umumnya dijumpai dlm btn karbonat, terutama btgp terumbu, dimana ia hidup al dgn algae yg dpt menghslkan caco 3 (lime). Preparasi : Karena ukuran & strukt dlmnya rumit, diperlukan preparasi khusus (thin section/ sytn tipis). Thin sections of rocks (btn krs, fsl tdk dpt dilepas) Thin sections of isolated specimens (fsl dpt dilepas) Terminologi sayatan : sytn median (equatorial, horizontal) sytn vertikal (axial) sytn tangensial sytn oblique Contoh : (dikutip dari wagner, 1964) Sytn group a (lepidocyclina, discocyclina, miogypsina) Sytn group b (nummulitea, assilina, operculina) I. Kelompok a : Test umumnya lentikuler, dinding gpan, berpori, mempunyai i lapis kmr ekuatorial, yg diselubungi pd kedua sisinya oleh kmr-kmr lateral. PEMBAGIAN : 1. MEMP KMR LATERAL, KMR EKUATORIAL TDK SEGI EMPAT, NEPIONT TERLTK DI TGH Lepidocyclina Orbitoides 2. TDK MEMP KMR LATERAL, NEPIONTDI TGH : Linderina 3. KMR LATERAL SEGI EMPAT : - Discocyclina 4. NEPIONT PERIPHERAL : Miogypsina Miogypsinoides AD 1. Lepidocyclina : Cangkang lentikuler, dgn atau tanpa pilar. Kmr ekuatorial dpt berbtk spatulate, arcuate, rhombis atau hexagonal, tetapi tdk pernah segi empat. Kmr lateral jelas. Pd sv : kmr ekuatorial menjadi tebal ke arah peripheri. Evolusi : 3 tahap 1. Thp embrionik 2. Thp nepionik 3. Thp neanik
Thp 1. Kmr-kmr embrionik : terdiri dari : protoconh + deuteroconch = nucleoconh Thp 2. Kmr-kmr nepionik : A. Kmr auxiliary : kmr yg langsung berasal dari nucleoconch : Kmr auxiliary primer : (pac) - Alas dinding kmr terltk pd p. & d. Dan berhbgan lsg dgn d. Kmr adauxiliary : (aac) - Alas dinding kmr seluruhnya terltk pd d. Kmr adauxiliary protoconchal : (paac) - alas dinding lmr seluruhnya terltk pd p. b. Kmr interauxiliary : (a) dibtk oleh kmr-kmr auxiliary, salah satu kaki dinding terltk pd auxiliary, kaki lainnya pd kmr embrionik. (s) dibtk oleh kmr-kmr auxiliary, kedua kaki dinding terltk pd kmr auxiliary dan adauxiliary atau pd kmr (a). thp 3. Kmr-kmr neanik : (post nepionik) Kmr-kmr yg terbtk stlh kmr nepionik. Btk bisa rhombis, arcuate, ogival, spatulate, atau hexagonal.
Ad 3. Discocyclina : Cangkang lentikular, kdg sgt pipih dgn atau tanpa pilar. Sh : kmr ekuatorial segi empat, tersusun secara konsentrik. Sv : kmr ekuatorial tdk menebal ke arah peripheri. Dinding lateral sgt hls dan rumit. Ad 4. (dua genus) 1. Miogypsina : Btk test segitiga lonjong, pipih. Sh : kmr embrionik terltk eksentrik, kmr-kmr ekuatorial rhombis, atau hexagonal. Sv : kmr-kmr ekuatorial jelas, mempunyai kmr lateral. 2. Miogypsinoides : Btk test segitiga lonjong. Sh : kmr embrionik terltk eksentrik, kmr-kmr ekuatorial rhombis, atau hexagonal. Pd sytn ini sulit dibedakan dgn miogypsina. Sv : spt miogypsina, tetapi tdk mempunyai kmr lateral. II. Kelompok b : Ciri : btk ckg umumnya lentikuler, dinding gpan, berpori, kmr-kmr seluruhnya atau sbgn planispiral involute atau evolute. Pembagian : al 1. Ada marginal cord, dinding sederhana, tdk ada septa sekunder. cth al : nummulites, assilina, dan operculina. 2. Spt (1), tetapi kmr-kmr nya terbagi oleh septa- septa sekunder. cth al : heterostegina, cycloclypeus, dan spiroclypeus. 3. Dinding menyolok tebal. cth al : pellatispira, dan biplanispira. Ad 1. (tiga genus) 1. Nummulites : btk ckg lentikuler, involute, hanya putaran akhir yg kelihatan dari luar. Sh : kmr-kmr ekuatorial tersusun secara spiral, tinggi dari kamar naik secara perlahan-lahan, umumnya mempunyai lbh dari 4 putaran. Sv : kmr terputar secara involute, ada marginal cord. 2. Assilina : Ckg pipih, evolute, dgn atau tanpa pilar. Sh : kmr-kmr ekuatorial terputar secara spiral, kmr-kmr makin tinggi secara perlahan-lahan, umumnya lbh dari 4 putaran. Pd sytn ini sulit dibedakan dgn nummulites. Sv : kmr terputar secara evolute, marginal cord berkembang baik 3. Operculina : Btk ckg pipih, lentikuler, licin atau dgn hiasan. Sh : kmr ekuatorial terputar secara spiral, 3 hingga 4 putaran, tinggi putarannya bertambah dgn cepat. Sv : kmr terputar secara evolute. Ad 2. (tiga genus) 1. Heterostegina : Btk ckg lentikuler, kmr tersusun planispiral, terdapat septa sekunder dan kamar sekunder (chamberlets). Sh : kmr terbagi dlm kmr-kamar sekunder yg kecil dan bersudut siku-siku. Sv : kmr lateral tdk ada. 2. Spiroclypeus : Btk ckg lentikuler, terdpt septa sekunder dan kamar sekunder. Sh : spt heterostegina. Sv : dijumpai kamar lateral. 3. Cycloclypeus : ckg sgt pipih, dgn atau tanpa pilar, dgn atau tanpa tanggul radial (radii), dgn atau tanpa tanggul konsentris (annuli). Sh : mula-mula kmr terputar secara spiral, kemudian disusul kmr neanik yg terputar secara siklis. Kmr nepionik dan neanik terbagi menjadi kmr sekunder (chamberlets). Sv : kmr lateral tdk ada. Evolusi : ada 3 fase Fase embrionik : ( p + d ). Fase nepionik : kmr terputar secara spiral. Fase neanik : kmr terputar secara siklis.
Subgenus : Berdsrkan ada atau tdk adanya radii mapun annuli, genus ini dpt dibagi menjadi 3 subgenus : A. Subgenus cycloclypeus : without radii, without annuli B. Subgenus radiocycloclypeus : with radii, without annuli C. Subgenus katacycloclypeus : with annuli, without radii Ad 3. (dua genus) 1. Pellatispira : Ckg lentikuler, bilateral simetri, evolute, dan dinding sgt tebal, dgn atau tanpa pilar. Sh : kmr-kmr ekuatorial tersusun secara spiral. Sv : kmr ekuatorial tersusun dlm satu lapis. 2. Biplainspira: Btk ckg lentikular, pipih, dgn atau tanpa pilar. Sh : kmr-kmr ekuatorial tersusun secara spiral (spt pellatispira). Sv : kmr-kmr ekuatorial tersusun dlm dua lapis.