You are on page 1of 12

PENGENDALIAN EROSI PADA KEGIATAN

PERTAMBANGAN UMUM
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan pertambangan sangat berpotensi merusak lingkungan lingkungan, karena sifat
kegiatanya yang merubah benteng alam dan mengusahakan sumber daya alam tidak dapat
diperbaharuhi. Kegiatan ini umumnya diawali dengan kegiatan penebasan tumbuhan penutup,
pengupasan tanah penutup, penggalian mineral berharga dan penimbunan kembali bekas
tambang. Dampak dari kegiatan tersebut dapat mengubah lingkungan hidup secara fisik, kimia
dan biologi. Salah satu dampak negatif dari kegiatan pertambangan adalah terjadinya erosi. Erosi
dapat nenimbulkan kerusakan tanah yang selanjutnya akan mengakibatkan berkuranganya
kesuburan tanah. Erosi juga dapat menyebabkan kerusakan didaerah bagian hilir, yaitu dengan
adanya sedimentasi dialur-alur sungai. Akibat lebih lanjut adalah akan terjadi gangguan terhadap
kehidupan flora dan fauna serta penurunan produktifitas tanah.
Erosi adalah suatu proses pengikisan atau penghancuran agregat tanah atau batuan yang
selanjutnya dipindahkan ke tempat lain oleh media pengangkut seperti air, angin atau karena
graitasi. !ada daerah tropis yang mempunyai iklim basah seperti halnya di "ndonesia, erosi oleh
air merupakan erosi yang paling dominan. #edia erosi tersebut berupa air hujan dan aliran
permukaan yang menggerus lapisan tanah yang dilaluinya. Selanjutnya partikel tanah hasil
gerusan tersebut diangkut oleh aliran permukaan dan di endapakan di tempat lain.
Dampak erosi terhadap linkungan dapat di cegah dengan melakukan pengendalian erosi
sedini mungkin, yaitu dengan cara mempersiapkan suatu sarana pengendalian erosi sejak
sebelum dilakukannya kegiatan pembukaan lahan$penebasan tumbuhan, penggalian dan
penimbunan tanah. !engendalian ini dapat dilakukan dengan metode egetatif dan metode
teknik sipil, atau kombinasi kedua metode tersebut. Setiap pembatan sarana penggendalian
erosi arus direncanakan dengan baik agar sarana tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Dalam merencanakan sarana pengendalian erosi perlu dipahami dengan baik faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya erosi, seperti cura hujan, kondisi lereng, sifat tanah, perlakuan
terhadap tanah dan keadaan tanaman penutup tanah.%nyuk mengetahui factor-faktor tersebut
perlu dilakukan suatu study atau penyelidikan didaera tapak kegiatan. &erdasarkan study atau
penyelidikan tersebut, kemudian dilakukan analisis untuk menentukan metode pengendalian
erosi yang tepat melalui penyusunan rancangan$desain pengendalian erosi dengan mengikuti
prinsi-prinsip umum dalam merencanakan pengendalian erosi.
%ntuk mendukung agar pada setiap kegiatan pertambangan tersedia sarana-sarana
pengendali erosi yang dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan pedoman yang dapat
digunakan oleh setiap pemengang i'in pertambangan atau pelaksana kegiatan pertambangan
sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan upaya pengendalian erosi di wilayah
kegiatan pertambangan. !edoman ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan proses terjadinya
erosi, faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, dampak erosi, tahapan perencanaan dan
pembangunan sarana pengendalian erosi, baik untuk metode egetatif maupun teknik sipil.
BAB II
PROSES TEJADINYA EROSI, DAMPAK EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI EROSI
2.3 PROSES TERJADINYA EROSI
Erosi adalah suatu proses pengikisan atau penghancuran agregat tanah atau batuan dan
kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh media pengangkut seperti air, angin atau karena
graitasi.
&erdasarkan proses terjadinya, erosi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu erosi geologi dan
erosi yang dipercepat. Erosi geologi adalah erosi alami yang berjalan Sangat lambat. Sedangkan
jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi yang tercepat
adalah erosi akibat kegiatan manusia yang menganggu kesehatan alam. Erosi ini berjalan
Sangay cepat sehingga tanah pucuk dipermukaan (top soil) menjadi hilang.
!ada daerah-daerah tropis yang mempunyai iklim basah, maka erosi yang sering terjadi
adalah erosi yang disebabkan oleh air. *leh karena itu terjadinya erosi disebabkan oleh lereng
umumnya disebabkan oleh air, berupa curah hujan dan aliran permukaan yang melewati lereng
dan menggerus lapisan tanah yang dilaluinya. Selanjutnya tanah yang telah dihancurkan
diangkut ketempat lain oleh aliran permukaan. Apabila daya angkut aliran air tersebut lebih besar
daripada tanah yang tersedia untuk diangkut, maka akan mengakibatkan terjadinya erosi.
Sebaiknya apabila daya angkut air lebih kecil dari jumlah tanah yang dihancurkan, maka yang
terjadi adalah pengendapan dilereng tersebut.
&erdasarkan penyebab dan media pengangkutnya, kedua jenis proses erosi diatas dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu erosi oleh air dan erosi oleh angin. Erosi oleh air merupakan erosi
yang paling terpenting dan paling sering terjadi. Erosi angin biasanya terjadi dipantai, gurun pasir
dan daerah-daerah terbuka yang cukup luas.
+enis erosi oleh air meliputi pelarutan yang umumnya terjadi pada batu kapur yang mudah
dilarutkan oleh air yang agak asam. Erosi percikan (splash erosion) terjadi karena curah hujan
yang jatuh langsung ketanah melemparkan butir-butir tanah sampai setinggi beberapa cm
keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut umumnya jatuh kelereng
dibawanya. Erosi lembar (sheet erosion) adalah erosi pada tanah yang terjadi pada tanah lember
demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi sepintas tidak terlihat.
Karena kehilangan lapisan-lapisan tanah hampir seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada
suatu saat seluruh tanah pucuk akan habis. Erosi alur (rill erosion) terbentuk dari awalnya berupa
genangan-genangan kecil setempat disuatu lereng, jika air dalam genangan tersebut mengalir,
maka akan terbentuk alur-alur bekas aliran air. Alur-alur tersebut mudah dihilangkan dengan
pengolahan tanah yang sederhana. Erosi parit ( gully erosion) merupakan lanjutan dari erosi alur.
Alur yang terjadi terus menerus digerus oleh aliran air terutama didaerah-daerah yang banyak
hujan, sehingga alur tersebut menjadi semakin dalam dan lebar karena aliran air yang lebih kuat.
Alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah yang sederhana.
Daerah yang peka terhadap erosi angin adalah pantai dan gurun pasir, daerah semi kering
dan kering atau pada lahan tambang yang dibuka sangat luas. #ateri yang terangkut terutama
adalah debu dan partikel-partikel halus lainnya.
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI
,aktor-faktor tejadinya erosi adalah curah hujan, kondisi lereng, sifat tanah atau perlakuan
terhadap tanah dan tanaman penutup tanah.
Curah hua!
Sifat-sifat hujan yang perlu diketahui adalah intensitas hujan yang menunjukan banyak
curah hujan per satuan waktu dan pada umumnya di nyatakan dalam mm$jam.mm$hari atau
mm$tahun- jumlah (olume) air hujan yang menunjukan banyaknya hujan selam satu hari, satu
bulan atau selama satu tahun,dan frekuensinya- distribusi hujan yang menunjukan penyebaran
waktu terjadinya hujan. Dengan meningkatnya olume dan intensitas hujan, kemampuan air
untuk mengikis dan mengangkut partikel-partikel tanah menjadi meningkat. &ila sering terjadi
hujan, dengan curah yang tinggi dan waktu yang lama, maka potensi terjadinya erosi pada tanah
gandul (lahan terbuka) akan menjadi tinggi.
K"!#$%$ &'r'!(
Kondisi lereng yang sangat berpengaruh terhadap erosi air adalah kemiringgan dn panjang
lereng. Kemiringan lereng berpengaruh terhadap kecepatan aliran permukaan. Semakin curam
kemiringan lereng, maka gradien aliran permakaan juga semakin besar.Akibat selanjutnya adalah
meningkatnya kecepatan aliran permukaan yang menglir di permukaan lereng. !anjang lereng
mempunyai pengaruh terhadap kecepatan dan jumlah (massa) aliran permukaan kecepatan,
percepatan dan jumlah aliran permukaan menentukan energi kinitik aliran permukaan untuk
mengikis dan mengangkut tanah.
J'!$% )a!ah
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah stektur tanah,
bentuk dan kemantapan strutur tanah, kapasitas infiltrasi atau permeabilitas tanah dan
kandungan bahan organik.
!artikel tanah atau batuan yang bertekstur kasar seperti pasir mempunyai daya tahan
terhadap erosi, karena diperlukan lebih banyak tenaga untuk mengangakutnya. Sedangkan daya
tahan tanah atau batuan yang bertekstur halus liat terhadap erosi terutama disebabakan oleh
adanya daya kohesi yang kuat, sehingga gumpalan-gumpalannya sukar dihancurkan tekstur
tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir yang sangat halus. *leh karenanya
semakin tinggi kadungan debu didalam tanah, semakin peka tanah tersebut terhadap erosi.
&entuk strutur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat), menghasilkan
tanah dengan permeabilitas tinggi yang memudakan air meresap kedalam tanah, sehingga aliran
permukaan menjadi kecil, dan akibatnya erosi jaga kecil.demikian pula tanah yang mempunyai
struktur yang mantap, karena tidak mudah hancur oleh pukulan-pukulan air hujan, akan tahan
terhadap erosi. Sebaliknya srtuktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah hancur oleh pukulan
air hujan dan menjadi butir-butir halus sehingga menutup pori-pori tanah. Akibatnya air infiltrasi
terhambat dan aliran permukaan meningkat yang berarti erosi juga akan meningkat.
Apabila kapasitas infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap kedalam tanah,
sehingga aliran permukaan kecil. Akibatnya erosi yang terjadi juga kecil. Kapasitas infiltrasi tanah
dipengaruhui oleh porositas, permeabilitas, dan kemantapan struktur tanah.
Kandungan bahan organik tanah menentukan kepekaan terhadap erosi, karena bahan
organik dapat mempengaruhi kemantapan struktur tanah. .anah yang cukup mengandung bahan
organik pada umumnya mempunyai struktur yang mantap, sehingga tahan terhadap erosi. .anah
dengan kandungan bahan organik kurang dari / 0 pada umumnya peka terhadap erosi.
Kedalaman efektif tanah berhubungan dengan kemampuan akar tanaman dalam
menembus lapisan tanah. Sehingga dalam kedalaman efektif suatu tanah. #aka semakin luas
'ona perakaran tanaman. 1al tersebut selanjutnya akan meningkatkan jumlah air yang dapat
meresap ke dalam tanah. !eningkatan tanah tersebut akan mengurangi air yang mengalir diatas
permukaan tanah, sehingga erosi berkurang.
P'r&a*ua! )'rha#a+ )a!ah
!erlakuan terhadap tanah yang dikerjakan oleh manusia dapat mengubah kondisi tanah
menjadi baik atau buruk. Apabila teras-teras atau jenjang-jenjang pada tanah yang berlereng
curam, maka erosi dapat dikurangi. Selanjutnya apabila terjadi penebasan tumbuhan pada suatu
daerah, maka hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi pada bagian
hilir.
Ta!a,a! +'!u)u+ a&a!
.anaman penutup akan mempengaruhi terjadi erosi. .anaman penutup akan menghalangi
air hujan agar tidak langsung jatuh ketanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah
berkurang. 1al ini tergantung dari kerapatan, kerimbunan, dan tingginya egetasi. Semakin rapat
dan rimbun egetasi yang ada, semakin efektif mencegat terjadinya erosi. Selain itu keberadaan
tanaman akan menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.
2.3 DAMPAK EROSI
Erosi oleh air merupakan jenis erosi yang paling dominan dan dapat menimbulkan
kerusakan tanah, terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat asalnya yang dapat
menyebabkan penurunan produktifitas tanah, kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman,
kualitas tanaman menurun. !enurunan kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air
struktur tanah menjadi rusak dan kelongsoran tebing.
Erosi juga dapat menyebabkan kerusakan ditempat-tempat penerima hasil erosi. Erosi
memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa yang ada didalamnya seperti unsur-unsur hara
tanaman atau ceceran oli dan bahan kimia beracun. !engendapan bahan-bahan berikut senyawa
kimia yang dikandungnya dapat dikatakan sebagai pencemaran ditempat baru tersebut.
!artikel tanah yang terangkut oleh media erosi dapat menyebabkan pendangkalan sungai,
sehingga kapasitas sungai menurun, tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak
karena terttimbun oleh tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain,
terjadinya pengkeruhan badan-badan air perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang
diangkut akan mempengaruhi keseimbangan sungai- air yang telah kehilangna sebagian material
yang diangkutnya telah mengendap akan mencari keseimbangan baru dengan mengikis saluran
dasar fondasi dam.
BAB III
PERENCANAAN
2.3 TAHAPAN PERENCANAAN
!erencanaan merupakan proses yang menentukan keberhasilan pengendalian erosi
dimana kegiatan penggalian dan penimbunan tanah akan dilaksanakan.!roses perencanaan
pada dasarnya harus melalui tiga tahapan, yaitu 2 penyelidikan terhadap daerah tapak kegiatan.
!enyusunan rancangan awal dan penyusunan rancangan akhir.
!ada beberapa perusahaan-perusahaan kecil, kegiatan perencanaan pada umumnya
menggabungkan tahapan pertama dan kedua - namaun untuk kegiatan-kegiatan pada
perusahaan yang besar harus mengikuti tiga tahapan tersebut diatas. %ntuk mendukung
keberhasilan, setiap perencanaan harus dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan kegiatan dan
pengkoordinasiannya.
!ertimbangan kondisi hujan lebat harus dimasukkan untuk mengurangi dampak dari
limpasan sewaktu hujan lebat, baik selama masa pelaksanaan konstruksi maupun sesudanya
pada dasarnya kegiatan perusakan tanah akan menyebabkan bertambanya aliran air limpasan
yang datang dari daerah kegiatan. Dengan memasukan pertimbangan hujan lebat, maka di
harapkan sarana pengendalian erosi terhindar dari kerusakan akibat limpasan air permukaan.
P'!-'&$#$*a! )'rha#a+ )a+a* *'($a)a!
!ertama-tama yang harus ditentukan dalam penyelidikan terhadap tapak kegiatan adalah
penggabungan seluruh sumber penggabungan seluruh sumber keterangan atau informasi yang
tersedia.keterangan ini akan membamtu para perencana dalam memeriksakan keadaan fisik
lapangan yang kritis dimana kondisi tersebut dapat menimbulkan dampak atau mempengaruhi
terhadap upaya pengendalian erosi dan sedimentasi.
P'!-u%u!a! ra!.a!(a! a/a&
!ada tahap ini,analisis secara terus menerus terhadap informasi yang telah terkumpul
selama penyelidikan pendahuluan terhadap tapak kegiatan harus diselesaikan..ujuan dari pada
analisis ini adalah untuk menentukan bagaimana melakukan kegitan pada daerah yang sudah
ditetapkan tanpa menimbulkan perusakan$pencemaran lingkungan di kemudian hari. Daerah
yang sangat rentan terhadap erosi dan sedimentasi karena karena kondisi topografi, tanah.
.umbuhan dan penyaliran harus di indentifikasi. !erencanaan di dalam melakukan analisis
lapangan sebaiknya lapangan sebaiknya memamfaatkan informasi mengenai kondisi tanah yang
ada.
!enyelidikan bawah permukaan (subsurface) harus dilakukan untuk mengetahui kondisi
geologi dan sifat tanah di tapak kegiatan. !ernyelidikan tanah yang rinci perlu dilakukan lapangan
untuk rancangan bangunan yang kompleks,jalan dan bangunan teknis lainnya.kemantapan
lereng harus diketahui berdasarkan analisis tanah. #asalah air tanah harus diindentifikasi. .anah
yang terkena aliran air harus dianalisis untuk menentukan kecepatan aliran air yang ideal.3ahan
yang akan dahijaukan harus dianalisis p1.Kandungan hara dan mudah tidaknya untuk dihijaukan.
P'!-u%u!a! ra!.a!(a! a*h$r
4ancangan akhir harus didasarkan pada penyelidikan teknik, penyelidikan bawah
permakaan dan prinsip-prinsip konserasi dan teknik yang benar.&angunan-bangunan
permanen, jalan dan bangunan-bangunan lainnya harus diselesaikan dengan kondisi topografi
dan jenis tanah.Sebaiknya dilakukan upaya pengendalian erosi yang efisien, bertahan lama dan
mudah pemeliharaannya.Kolam, penghalang, dan perangkap sediment harus dirancang untuk
menangkap sediment yang akan terbawa air dari daerah terbuka. Semua fasilitas pengendali
banjir harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menahan kecepatan air maksimum
kegiatan pembangunan dan penimbunan dalam daerah rawan banjir harus dihindarkan kecuali
yang perlu untuk meningkatlkan kesehatan dan kesejateraan masyarakat sebagai contoh bila
dilakukan pembangunan jalan memotong aliran air, maka ukuran gorong-gorong harus harus
cukup besar agar aliran air tidak tertahan dan mengkibatkan peningkatan kecepatan air pada
bagian hilir. .umbuhan alami dan daera terbuka harus di sediakan.akhirnya jadwal konstruksi
yang ketat harus dibuat.
3.2. PRISIP UMUM DALAM PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI
Erosi tanah dan sedimentasi akan bertambah sejalan dengan pembukaan atau perusakan
pada daerah penambangan dan daerah kegiatan konstruksi untuk sarana penunjang.!ada
akhirnya permasalahan ini akan menyebabkan pengaruh buruk kepada kualitas air diperairan
umum.&erikut ini adalah prinsip umum yang harus diikuti oleh pihak pelaksana pekerja$kegiatan
pertambangan dalam mengendalikan erosi dan sedimentasi.
a0. M'!-'%ua$*a! *'($a)a! +',1a!(u!a! #'!(a! *"!#$%$ )"+"(ra2$ #a! )a!ah #$ #a'rah
*'($a)a!.
- 3akukan kegiatan terhadap karakteristik fisik lapangan yaitu topografi, tanah dan
!enyaliran. 1al ini perlu untuk dapat menentukan langkah yang terbaik untuk melakukan
kegiatan didaerah tersebut sehingga dampaknya terhadap lingkungan menjadi minimal.
- #anfaatkan kondisi topografi yang ada untuk meminimalkan kegiatan pembentukan
lereng.
- Sedapat mungkin manfaatkan pola drainase alamiah.
- 3indungi setiap tanah basah (wetland) yang ada.
10. M',1ua) r'!.a!a *'!#a&$ 'r"%$ #a! %'#$,'!)a%$ %'1'&u,!-a #$&a*u*a! *'($a)a! -a!(
#a+a) ,'!((a!((u )a!ah
- &ila perlu rencana kendali erosi dan sedimentasi tersebutharus dibuat dengan bantuan
tenaga ahli yang mampu mengindentifikasi daerah-daerah yang akan mengalami
masalah erosi dan sedimentasi, sekaligus menetapkan upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi$mengurangi masalah tersebut.
- Seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap tanah harus dilaksanakan
sesuai dengan rencana kendali erosi dan sedimentasi yang telah dibuat.
.0. S'#a+a) ,u!(*$! ,',+'r)aha!*a! )u,1uha! a&a,$ah -a!( a#a
- &ila tumbuhan yang ada harus ditebas, pertahankan dan lindungi sampai pada saat
kegiatan penebasan benar-benar akan dilaksanakan.
- &uat daerah penyangga disekitar lokasi kegiatan dengan memamfaatkan tumbuhan yang
ada untuk mengurangi erosi dan sedimentasi diluar lokasi kegiatan.
#0. M',$!$,a&*a! &ua% #a! &a,a!-a )a!ah )'r1u*a -a!( a*a! )'r*'!a 'r"%$
- &uat jadwal pengupasan dan pembentukan lereng untuk mengurangi luas daerah
tergangu sampai pada tingkat yang paling minimum. 5angguan terhadap lahan dilakukan
hanya bila lahan tersebut benar-benar akan segera di kerjakan.
'0. M'!(u+a-a*a! #a! ,'!aha! %'#$,'!) #$ &"*a%$ %'1a!-a* ,u!(*$!
- Sedimen dari lokasi kegiatan harus ditangkap dengan kolam sediment atau
penyaringannya dengan air aliran dengan menggunakan tumbuhan atau penahan
sediment buatan.
- Kolam dan perangkap sediment harus disiapkan sebelum kegiatan kontruksi dimulai.
20. M'!(a&$r*a! a$r &$,+a%a! %'#a+a) ,u!(*$! ,'!auh #ar$ #a'rah -a!( )'r(a!((u
- Saluran pengelak harus digunakan untuk memotong air aliran dan mengalikannya
menjauhi daerah kegiatan.
- Saluran pengelak tersebut harus disiapkan sebelum sebelum dilakukan kegiatan
penebasan dan pembentukan lereng sehingga potensi terjadinya erosi dapat dikurangi.
(0. M',$!$,a&*a! +a!a!( #a! *',$r$!(a! &'r'!(
- 3ereng bertetangga, saluran dan penahan sediment harus digunakan untuk memotong
ailiran air pada lereng yang curam dan panjang.
- 1arus dingunakan upaya untuk memperlambat kecepatan air aliran yang memungkinkan
terjadinya sedimentasi.
h0. M'!%)a1$&*a! #a'rah )'r(a!((u %'%'('ra ,u!(*$!
- #elakukan upaya stabilisasi seperti penanaman tumbuhan (sementara atu permanent),
penambahan, mulsa pembuatan kolam sediment, anyaman pengendali erosi atau upaya
lain dalam kurun waktu tujuh hari setelah lahan tersebut terganggu
- #empertinbangkan kemungkinan perbaikan dan pemeliharaan yang diperlukan
dikemudian hari terhadap metoda kendali erosi yang dipilih.
$0. M'!(u+a-a*a! a(ar3 *'.'+a)a! a$r &$,+a%a! -a!( *'&uar #ar$ &"*a%$ *'($a)a! ,'!a#$
&a,1a)
- #engurangi kecepatan air limpasan dengan menjaga keberadaan tumbuhan penutup
perlindungan tumbuhan penyangga pada daerah yang lebih rendah di sekitar daerah
terganggu dan memasang sarana kendali erosi seperti penghalang sedimen, penyaring
dan kolam sedimen dan perangkap sedimen.
- #embuang air limpasan kesaluran alamiah yang sudah disiapkan dan dilindungi dengan
baik atau kesaluran buatan atau pi6a yang ukurannya cukup besar untuk banjir
maksimum atau menahan luapan air aliran tersebut didalam sarana pengendapan.
0. M'&a*u*a! +','r$*%aa! #a! +','&$haraa! )'rha#a+ %ara!a *'!#a&$ 'r"%$ %'.ara 1'r*a&a
- #enungaskan seseorang yang bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan harian terhadap semua sarana kendali erosi dan sedimentasi.
- #elakukan pemeriksaan terhadap terhadap semua sarana kendali erosi setelah terjadi
banjir untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan.
- #elakukan perbaikan terhadap sarana kendali erosi yang mengalami kerusakan, bila
tidak segera diperbaiki kerusakan akan bertambah besar.
- #empertimbangkan konsekwensi dari kegagalan dari tiap metode kendali erosi yang
sudah dipilih (kegagalan tersebut dapat berupa bahaya terhadap manusia dan$atau harta
benda).
- #ereklamasi (menutup$membongkar) sarana kendali erosi yang sudah tidak diperlukan
lagi setelah selesainya kegiatan. 4eklamasi terhadap sarana kendali erosi tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga gangguan yang ditimbulkan minimal. Selanjutnya
lokasi bekas sarana kendali erosi tersebut segera dihijaukan.

You might also like