You are on page 1of 10

BAB II

LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit.
Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua
Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara kita. Pertama
kali masuk ke Indonesia pada tahun 1848, ditanam di kebun raya bogor.
Perkembangan tanaman kelapa sawit telah dikembangkan di beberapa daerah di
Indonesia dan menjadi tanaman unggulan perkebunan. Hal ini dikarenakan kelapa
sawit merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi
dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki
banyak kegunaan. Saat ini Indonesia merupakan negara nomor satu penghasil
CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik
pada daerah iklim tropis dengan curah hujan 2000mm/tahun dengan suhu sekitar
22-32
o
C. Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30
bulan. Buah yang pertama yang keluar masih dinyatakan sebagai buah pasir.
Artinya, belum dapat diolah oleh pabrik kelapa sawit (PKS) karena kandungan
minyaknya masih cukup rendah.
Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah
kelapa sawit atau biasa disebut Tandan Buah Segar (TBS). Setelah diolah TBS
akan menghasilkan minyak, yang mana minyak kelapa sawit tersebut terdiri dari
dua macam, yang pertama minyak yang berasal dari daging buah yang dihasilkan
dari perebusan dan pemerasan. Minyak sawit ini dikenal sebagai minyak sawit
kasar atau Crude Palm Oil (CPO). Dan yang kedua minyak yang berasal dari inti
sawit, dikenal sebagai minyak inti sawit atau Palm kernel Oil (PKO).
Universitas Sumatera UtaraII.2 Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi Inti Sawit
(Kernel) dan CPO (Crude Palm Oil)
Gambar 2.1 Diagram Proses Pengolahan (TBS) Menjadi Inti Sawit (Kernel) dan
CPO (Crude Palm Oil)
Pengolahan biji kelapa sawit bertujuan untuk mendapatkan inti sawit yang
sesuai persyaratan mutu. Jumlah dan mutu inti biji kelapa sawit yang dihasilkan
dipengaruhi oleh tahapan prosesnya, seperti perebusan, penebahan, pengadukan
dan pengepresan. Untuk mengelola bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa
Sawit sehingga mernperoleh inti sawit, memiliki beberapa tahapan proses atau
stasiun sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Station)
2. Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)
3. Stasiun Perontokan (Thereshing Station)
Universitas Sumatera Utara4. Stasiun Press (Press Station)
5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station)
II.3.1 Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Station )
II.3.1.1 Timbangan.
Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan
sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu
truk yang melewati jembatan timbang berhenti selama 5 menit, kemudian dicatat
berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar
truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang
diterima di pabrik
II.3.1.2 Loading Ramp
Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage
yang berada diatas rel lorry. Loading ramp adalah tempat penampungan TBS
untuk diisikan kedalam lorry. Loading ramp mempunyai 18 pintu yang dibuka
tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan. Loading
ramp dirancang pada ketinggian tertentu agar mempermudah pengisian buah ke
lorry, dimana kapasitas setiap pintu adalah 12 ton.
II.3.1.3 Lorry
Lorry adalah alat transportasi dari satu rel ke rel yang lain. Setelah lorry
diisi TBS, terlebih dahulu dipindahkan ke rel perebusan, pemindahan ini
dilakukan dengan bantuan lorry ditarik dengan capstand ke transfer carriage.
Dengan transfer carriage lorry diarahkan ke rel sterilizer yang diinginkan.
Kemudian diserikan sebanyak 12 lorry untuk dimasukan kedalam sterilizer
(stasiun rebusan) . Pemasukan lorry ke dalam sterilizer menggunakan loader.
Universitas Sumatera UtaraII.3.2 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)
II.3.2.1 Sterilizer
Sterilisasi adalah proses perebusan/pengolahan fisis utama buah kelapa
sawit dalam suatu bejana uap tekanan yang disebut dengan sterilizer. Proses
perebusan ini sangat penting karena mempengaruhi mutu minyak sawit. Dalam
proses ini buah kelapa sawit dibiarkan dengan waktu tertentu di dalam sterilizer.
Adapun fungsi dari proses sterilisasi adalah sebagai berikut :
- Mematikan enzim
- Memudahkan lepasnya buah sawit/brondolan dari tandan
- Mengurangi kadar air dalam buah
- Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan
Pelaksanaan pembuangan udara dalam rebusan telah dilakukan pada awal
pemasukan uap yaitu dengan cara terus menerus sampai selesai proses perebusan.
Uap yang masuk memungkinkan mendorong udara keluar karena berat jenis udara
lebih besar dan berat jenis uap. Pemasukan terletak dibagian atas dan pipa
pengeluaran terletak di bagian bawah ketel rebusan. Untuk memberikan hasil
kerja yang sempurna, pipa pemasukan uap dibagian atas rebusan dilengkapi
dengan plat berlobang untuk menghindari adanya kemungkinan buah
sawit/bondolan jatuh pada lantai agar tidak terikat dengan uap sewaktu
pembuangan.
II.3.3 Stasiun Perontokan (Trhereshing Station)
Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk
dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser
TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder.
Universitas Sumatera UtaraDengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas
dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan ke
rethresser untuk pembantingan kedua kalinya. Thresser mempunyai kecepatan
putaran 22 25 rpm. Pada bagian dalam thresser, dipasang batang-batang besi
perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar
dari thresser. Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch
conveyor untuk didistribusikan ke penampungan empty bunch. Dalam stasiun
bantingan terdiri dari :
II.3.3.1 Hoisting Crane.
Hoisting Crane adalah alat untuk mengangkat lorry yang berisi buah
masak yang dituangkan ke dalam hopper dan menurunkan lorry kosong ke nail
track. Kapasitas angkut beban pada hoisting crane adalah 5 Ton.
II.3.3.2 Hopper
Hopper merupakan tempat untuk menampung buah sebelum dijalankan
dengan automatik feeder. Kapasitas hopper kira - kira 7,5 Ton TBR (Tandan Buah
Rebus) buah masak. Pengisian hopper jangan terlalu penuh agar buah tidak terlalu
padat dan penurunan ke automatic feeder tidak tersendat.
II.3.3.3 Pengisian Otomatis (Automatic Feeder)
Kemudian setelah di hopper buah akan dijalankan ke alat Automatic
feeder menuju kebantingan (Thresser). Kecepatan penanganan dapat diatur
dengan menyetel ratio gear box.
II.3.3.4 Perontokan (stripper)
Stripper merupakan alat untuk melepaskan buah dan tandannya umumnya
digunakan berbentuk drum dengan cara memutar dengan kecepatan kira-kira 23-
25 rpm. Sehingga tandan terbanting dan buah lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi
Universitas Sumatera Utaradrum buah brondolan jatuh dan masuk kedalam konveyor under thresser
sedangkan tandan kosong keluar dibawa empty bunch konveyor. Pengisian yang
teratur, merata dan jangan terlampau penuh agar brondolan terlepas sempurna dar i
tandannya. Pengisian yang terlampau penuh mengakibatkan tidak lepas sempurna
dan losses minyak pada tandan kosong meningkat.
II.3.3.5 Fruit Conveyor Under Thresser
Alat ini mengangkat biji buah kelapa sawit ke fruit elevator. Kedudukan
alat ini terletak di bawah thresser.
II.3.3.6 Fruit Elevator
Alat yang mengangkut biji buah kelapa sawit masuk kedalam
distributing konveyor path stasiun ekstraksi. Alat ini menggunakan timba-timba
yang terikat pada rantai dan digunakan untuk mengangkut buah masak dan
brondolan masak, sedangkan janjangan kosong akan jatuh ke empty bunch
konveyor untuk di bawa ke incinerator.
II.3.3.7 Empty Bunch Conveyor
Alat untuk mengangkat tandan kosong dan hasil bantingan berupa rantai
yang di tambahkan screpper untuk membawa tandan kosong.
II.3.4 Stasiun Press (pressing Station)
Biji buah kelapa sawit yang keluar dari thresser jatuh ke konveyor,
kemudian diangkut dengan fruit elevator ke top cross konveyor yang
mendistribusikan berondolan ke distributing konveyor untuk dimasukkan dalam
tiap-tiap digester. Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisaupisau pengaduk dengan
kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat
dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka
brondolan menuju ke konveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk
Universitas Sumatera Utaradikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah
terlepas
dari biji sehingga mudah di press.
Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digester di inject steam bersuhu
sekitar 90 95 C. Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press
untuk diperas sehingga dihasilkan minyak (Crude Oil). Pada proses ini dilakukan
penyemprotan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental (Penurunan
Viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga kerja screw press
tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui nozzle-nozzle pada pipa
berlubang yang dipasang pada screw press.
Kapasitas mesin press adalah 15 ton per jam.Tekanan mesin press harus
diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah dan screw
press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan mesin press terlalu rendah maka oil
losses di ampas tinggi. Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap
tank untuk pengendapan. Hasil lain adalah ampas (Terdiri dari Biji dan Fiber),
yang akan dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC).
II.3.5 Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station)
II.3.5.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih
menggumpal masuk ke Cake Braker Conveyor (CBC). CBC merupakan suatu
screw conveyor namun screwnya dipasang plat persegi sebagai pelempar fiber
dan nut. CBC berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan
membawanya ke depericarper.
II.3.5.2 Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan
nut dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber
Universitas Sumatera Utaradihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan
bakar
pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke polishing
drum.
II.3.5.3 Ploshing Drum
Polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat dari
perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih menempel
pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh
nut conveyor dan destoner (Second Depericarper) untuk memisahkan batu dan
benda - benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Nut yang terbawa ke atas
jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut elevator untuk dibawa ke
dalam nut silo.
II.3.5.4 Nut Silo
Nut Silo sebagai tempat penampungan inti biji kelapa sawit (Nut), hal ini
dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti
lekang dari cangkangnya. Juga sebagai tempat penyimpanan sementara biji
sebelum diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan biji dengan
menggunakan ripple mill maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem
pemanasan (Heater).
II.3.5.5 Nut Grading (Tabung Pemisah Biji)
Nut grading ini untuk memisahkan biji menurut besarnya diameter biji
agar biji-biji yang masuk ke ripple mill (Cracker) diusahakan merata. Biji-biji
terpisah menurut fraksi-fraksi kecil, sedang dan besar. Alat ini berupa drum yang
berlubang-lubang menurut besar yang telah disesuaikan dan berputar. Biji-biji
yang telah disesuaikan ukurannya sesuai lubang-lubang pada drum tersebut masuk
kedalam ripple mill atau cracker.
Universitas Sumatera UtaraII.3.5.6 Riplle Mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah
dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal
sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan
cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotorankotoran di bawa ke
kernel grading drum.
II.3.5.7 Kernel Grading Drum
Pada kernel grading drum ini di saring antara nut,shell dan kotoran dengan
nut yang belum terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari saringan
dibawa ke LTDS. Sementara untuk nut atau yang tertahan dikembalikan ke nut
conveyor.
II.3.5.8 Pemisahan Inti ( LTDS )
LTDS dilakukan pada suatu corong yang disebut separating colom.
Pemisahan inti berlangsung secara pneumatic berdasarkan gaya sentrifugal
menggunakan blower isap dan perbedaan berat. Cangkang dan kotoran halus akan
terhisap oleh blower akan ditampung dishell cyclone sebagai bahan bakar.
Semetara itu, inti dan biji yang tidak pecah atau pecah sebagian masuk ke
vibrating grade. Vibrating grade adalah alat pemisahaan antara inti, biji utuh dan
biji setengah pecah berdasarkan beratnya. Biji utuh dan biji setengah pecah
dikembalikan ke nut grading screen untuk dipecah kembali. Jika ukuran cangkang
dan biji sudah sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan dengan metode
pemisahan udara, maka akan dipisahkan dengan metode perbedaan massa jenis di
dalam unit claybath.
Universitas Sumatera UtaraII.3.5.9 Claybath
Alat ini yaitu mesin untuk memisahkan cangkang dan inti sawit, besar dan
beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan
berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang
berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang
lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat jenisnya
lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan
Calcium Carbonat sedangkan cangkang berat jenisnya lebih besar.
II.3.5.10 Kernel Dryer
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%.
Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai penjualan. Inti yang
berasal dari pemisahan di claybath melalui top wet kernel conveyor
didistribusikan ke dalam unit kernel dryer untuk dilakukan proses pengeringan.
Kernel Dryer adalah alat untuk mengurangi kadar air yang terkandung
dalam inti produksi. Pada kernel dryer ini inti akan dikeringkan dengan
menggunakan udara panas dari steam heater yang dihembuskan oleh Fan kernel
silo ke dalam kernel silo. Kernel yang telah dikeringkan ini dibawa ke kernel bulk
silo melalui dry kernel transport fan.
Kernel bulk silo pada umumnya dilengkapi dengan fan agar uap yang
masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam
Storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara

You might also like