You are on page 1of 3

1

PENUNTUN PRAKTIKUM

MODUL IMUNOLOGI DAN INFEKSI

TUJUAN UMUM :

Memperkuat pemahaman mahasiswa dalam ilmu patologi melalui visualisasi proses penyakit
ditingkat seluler sehingga dapat menjelaskan akibat-akibatnya berupa perubahan morfologi dan
ganguan fungsi pada organ terkait sebagai dasar manifestasi klinik.

TUJUAN KHUSUS :

1. memperkenalkan kepada mahasiswa berbagai kelainan organ akibat infeksi
2. memberi kemampuan untuk menghubungkan kelainan makroskopik, mikroskopik serta
ganguan fungsi yang diakibatkannya.


KEGIATAN PRAKTIKUM :

Demonstrasi sedian histopatologi dari kasus-kasus sebagai berikut :
1. Abses Hati
2. Pneumonia lobaris
3. Tuberkulosis ginjal.
4. Kelenjar getah bening pada HIV dengan infeksi Mycobacterium atipik
5. Kelenjar getah bening pada HIV dengan infeksi Cryptococcus
6. Toxoplasma cerebri pada HIV
7. Tiroiditis Hashimoto
8. Nefritis lupus

KASUS

1. Abses Hati
Gros
Pada organ hati ini dapat dilihat beberapa abses berupa rongga kosong dengan dinding
yang tidak rata. Bergantung kepada mikroorganisme penyebabnya, isi abses dapat
berupa pus (nanah) pada abses piogenik : atau cairan kental kecoklatan pada abses
amuba. Pada sediaan ini isi abses sudah keluar yang mungkin masih bias dilihat
dibawah mikroskop sisa-sisa eksudatnya.

Mikroskopik
Sediaan hati masih menunjukkan jaringan hati yang normal. Tampak fokus-fokus abses
diantaranya, berupa area yang lebih padat mengandung sel hati nekrotik, dan sel radang.
Area ini tampak berbeda dari jaringan hati normal sekitarnya.

2. Pneumonia Lobaris
Gros.
Perhatikan jaringan paru yang menunjukkan warna putih pada satu lobus penuh, dan
tampak bertekstur padat. Bedakan dengan bronchopneumonia.

Mikroskopik.
Pada jaringan paru ini tampak seluruh rongga alveoli penuh berisi eritrosi atau eskudat
radang. Hal ini menyebabkan fungsi alveoli sebagai tempat pertukaran udara hilang dan
akan menyebabkan pasien sesak nafas.
2
3. Tuberkulosis ginjal.
Gros.
Sediaan ginjal ini menunjukkan bintik-bintik putih kecil (tuberkel ) pada korteks dan
medula. Sebagian juga menunjukkan warna kekuningan (nekrosis perkejuan).

Mikroskopik
Sediaan menunjukkan parenkim ginjal yang mengandung fibrosis, tuberkel dan nekrosis
perkejuan. Sel datia jenis Langhans mudah dijumpai. Glomerulus dan tubulus berkurang
jumlahnya akibat fibrosis, tuberkel dan nekrosi tersebut.

4. Kelenjar Getah Bening pada HIV dengan infeksi Mycobacterium atipik
Mikroskopik
Sediaan kelenjar getah bening sudah tidak menunjukkan arsitektur normal (yaitu korteks
yang mengandung folikel limfoid, medula & sinus). Kelenjar getah bening didominasi oleh
sel-sel histiosit / makrofag yang tersebar atau berkelompok, bercampur sebukan netrofil
(sel radang polimorfonukleus). Dijumpai fibrosis serta sedikit limfosit.
Keadaan ini dimana limfosit sangat sedikit jumlahnya dapat dijelaskan sebagai akibat
menurunnya jumlah limfosit secara menyeluruh (tahap deplesi limfosit) pada AIDS.

Pada pulasan khusus untuk basil tahan asam ( Ziehl Nielsen), dijumpai banyak bakteri
berbentuk batang intrasitoplasma. Infeksi basil tahan asam ini merupakan infeksi
sekunder yang lazim dijumpai pada penderita HIV. Pada infeksi ini tidak terbentuk
granuloma sebagi response yang lazim dimana hal ini disebabkan karena tidak ada lagi
respons dari limfosit.

5. Kelenjar Getah Bening pada HIV dengan infeksi Cryptococcus neoformans.
Mikroskopik :
Secara umum gambaran kelenjar getah bening sama dengan sediaan terdahulu yaitu
adanya deplesi limfosit.
Perhatikan bagian yang relatif terang dimana dijumpai mikroorganisme bulat dalam halo
putih yaitu Cryptococcus neoformans. Mikroorganisme ini bersifat oportunistik pada
penderita AIDS, lekemia, limfoma dan SLE.
Pada individu non immunosupressed, lazimnya menyebabkan kelainan pada meningen
atau paru. Tetapi pada individu yang Immunosupressed, dapat terjadi diseminasi ke
kulit, hati, tulang, limpa dan adrenal.
Dengan pulasan khusus Mucicarmine tampak jelas berwarna merah dengan struktur
double contour.


6. Toxoplasmosis cerebri pada penderita HIV
Mikroskopik :
Merupakan infeksi sekunder pada sekitar 50% penderita AIDS. Menyebabkan lesi berupa
massa di otak yang menyebabkan gejala neurologik sesuai lokasi.
Tampak jaringan otak sembab, bersebukan sel radang mendadak & menahun disertai
proliferasi kapiler dan nekrosis.
Pada tepi jaringan dijumpai struktur bulat yang merupakan encysted bradyzoites yang
tampak sangat jelas dengan pulasan PAS.


7. Tiroiditis Hashimoto
Gros :
Tiroid umumnya membesar difus, kenyal padat. Penampangpucat atau kuning
kecoklatan.
Mikroskopik :
Sediaan tiroid menunjukkan folikel tiroid normal diselingi sebukan limfosit, sel plasma
diantaranya. Sebukan limfosit dapat membentuk folikel limfoid dengan sentrum
3
germinativum. Terjadi deplesi tirosit akibat destruksi oleh limfosit yang autoreaktif.
Dijumpai banyak sel bersitoplasma granuler eosinofilik (sel Hurthle) yaitu response sel
folikel terhadap jejas .


8. Nefritis Lupus.
Mikroskopik :
Pada sediaan dijumpai kelainan pada glomerulus. (Bandingkan dengan glomerulus
normal).
Tampak bahwa glomerulus menunjukkan berbagai kelainan morfologik misalnya
pertambahan selularitas di matriks mesangial, fibrosis fokal atau penebalan dinding
kapiler (perlu pulasan khusus).
Dengan teknik imunofluoresensi dapat dilihat adanya endapan konpleks imun di
mesangial atau dinding gelung kapiler yang dapat merupakan Imunoglobulin atau
komplemen.

You might also like