You are on page 1of 11

Torsio Testis

Refa Primadani Yusuf


09700310
Torsio Testis
Torsio testis adalah
terpeluntirnya funikulus
spermatikus yang
berakibat terjadinya
gangguan aliran darah
pada testis.
Epidemiologi
Keadaan ini diderita oleh 1 diantara 4000 pria
yang berumur kurang dari 25 tahun, dan
paling banyak diderita oleh anak pada masa
pubertas (12-20 tahun).
Di samping itu tidak jarang janin yang masih
berada di dalam uterus atau bayi baru lahir
menderita torsio testis yang tidak terdiagnosis
sehingga mengakibatkan kehilangan testis baik
unilateral ataupun bilateral

Patogenesis
Otot kremaster (menggerakkan testis
mendekati dan menjauhi rongga abdomen
untuk suhu ideal) bergerak berlebihan
(berenang, ketakutan, latihan, batuk, celana
ketat, defekasi, trauma skrotum)
terpluntirnya funikulus spermatikus
obstruksi aliran darah testis testis
mengalami hipoksia, edema, iskemik
nekrosis

Gejala klinis
Nyeri hebat daerah skrotum yang sifatnya
mendadak
Pembengkakan testis
Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau
perut sebelah bawah
Pada bayi gejala tidak khas yakni gelisah,
rewel, atau tidak mau menyusui

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Testis bengkak
Letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis
sisi kontralateral
Kadang dapat diraba adanya lilitan atau penebalan
funikulus spermatikus
Tidak demam

Pemeriksaan Penunjang
Sedimen urin tidak menunjukan adanya leukosit dalam urin
Pemeriksaan darah tidak menunjukan tanda inflamasi
kecuali pada torsio testis yang sudah lama dapat
mengalami keradangan steril
Stetoskop Doppler, ultrasonografi Doppler, dan sintigrafi
testis melihat adanya aliran darah ke testis.
Diagnosis Banding
1. Epididimitis akut kenaikan suhu tubuh,
keluarnya nanah dari uretra, riwayat coitus
suspectus atau kateterisasi uretra
sebelumnya
2. Hernia scrotalis anamnesis terdapat
benjolan yang dapat keluar dan masuk ke
dalam skrotum
3. Hidrokel terinfeksi anamnesis sebelumnya
sudah ada benjolan didalam skrotum

4. Tumor testis benjolan tidak dirasakan
nyeri kecuali terdapat perdarahan di dalam
testis
5. Edema skrotum dapat disebabkan oleh
hipoproteinemia, filariasis, pembuntuan
saluran limfe inguinal, kelainan jantung,
idiopatik

Penatalaksanaan
Detorsi Manual
Detorsi manual adalah mengembalikan posisi
testis ke asalnya, yaitu dengan jalan memutar
testis kearah berlawanan dengan arah torsio.
Karena arah torsio biasanya ke medial maka
dianjurkan untuk memutar testis kearah lateral
dahulu, kemudian jika tidak terjadi perubahan,
dicoba detorsi kea rah medial.
Hilangnya rasa nyeri setelah detorsi menandakan
bahwa detorsi telah berhasil. Jika detorsi berhasil
operasi harus tetap dilaksanakan

Operasi
Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk
mengembalikan posisi testis pada arah yang benar
(reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian apakah
testis yang mengalami torsio masih viable (hidup) atau
sudah mengalami nekrosis.
Jika testis masih hidup, dilakukan orkidopeksi (fiksasi
testis) pada tunika dartos kemudian disusul
orkidopeksi pada testis kontralateral.
Orkidopeksi dilakukan dengan menggunakan benang
yang tidak diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar
testis tidak terpluntir kembali, sedangkan pada testis
yang sudah mengalami nekrosis dilakukan
pengangkatan testis (orkidektomi) dan kemudian
orkidopeksi pada testis kontralateral.

You might also like