You are on page 1of 4

http://digilib.unimus.ac.

id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kegawatan neurologi serius yang masih menyebabkan kematian
tertinggi adalah stroke. Pasien stroke sebagian besar datang ke fasilitas
kesehatan dalam keadaan terlambat, akibatnya pasien stroke mengalami
kematian lebih cepat. Lima belas juta orang dari seluruh dunia menderita
strokesetiap tahunnya yang terdiri dari 5 juta orang meninggal, 5 juta
orang lainnya yang tersisa menderita cacat permanen, sehingga keluarga
dan masyarakat sendiri dapat terbebani.
1
Stroke menduduki peringkat ke
3 sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker di
Amerika Serikat dan sekitar 500.000 orang terserang stroke setiap
tahunnya, 400.000 orang terkena stroke iskemik dan 100.000 orang
menderita stroke haemoragik (termasuk perdarahan intra serebral dan sub
arakhnoid) dengan 175.000 di antaranya mengalami kematian.
2
Prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1000
penduduk serta yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per
1000 penduduk. Hal ini menunjukkan sekitar 72,3% kasus stroke di
masyarakat telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevalensi stroke
tertinggi dijumpai di NAD (16,6%) dan terendah di Papua (3,8%).
Terdapat 13 provinsi dengan prevalensi stroke lebih tinggi dari angka
nasional.
3
Faktor risiko yang potensial bisa dikendalikan pada penyakit stroke
diantaranya hipertensi, penyakit jantung, fibrilasi atrium, endokarditis,
stenosis mitralis, infark jantung, anemia sel sabit, Transient Ischemic
Attack (TIA), stenosis karotis asimtomatik, diabetes melitus,
hiperhomosisteinemia, hiperatrofi ventrikel kiri sedangkan faktor risiko
yang tidak bisa dikendalikan yaitu umur, jenis kelamin, herediter, ras
(etnis), geografis.
1,4
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
http://digilib.unimus.ac.id
Hampir 1 milyar atau 1 dari 4 orang dewasa didunia menderita
tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis
serius yang bisa merusak organ tubuh dan menjadi penyebab 1 dari setiap
7 kematian setiap tahunnya, (7 juta per tahun) di samping menyebabkan
kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal. Menurut WHO, prevalensi
tekanan darah tinggi yang di alami oleh orang dewasa sampai dengan 30
% disebagian besar negara dan sekitar 50% - 60% akan berada dalam
kesehatan yang lebih baik jika mereka dapat mengurangi tekanan darahnya
dengan meningkatkan kegiatan fisik, menjaga berat badan tubuh ideal dan
lebih banyak makan buah dan sayuran.
5
Prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di
Indonesia adalah sebesar 31,7%. Berdasarkan kriteria provinsi, prevalensi
hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua
Barat (20,1%). Diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan hanya
mencapai 24,0% sedangkan sebanyak 76,0% kasus hipertensi dalam
masyarakat belum terdiagnosis.
3
Komplikasi hipertensi dapat mengenai target organ jantung, otak
(serebrovaskular), mata, dan ginjal. Komplikasi terjadinya stroke
merupakan komplikasi yang paling lazim terjadi dan sering ditemukan
pada praktik sehari hari. Hal itu disebabkan karena di Indonesia
penanganan penderita hipertensi masih belum baik. Komplikasi hipertensi
pada otak dapat berupa ensefalopati hipertensi, hipertensi maligna, stroke
haemoragik, dan stroke non haemoragik (iskemik).
6
Prevalensi diabetes melitus (DM) makin hari makin meningkat
baik di negara sedang berkembang seperti Indonesia, maupun di negara
negara maju. Laporan dari WHO mengenai studi populasi DM di berbagai
negara memberikan informasi, bahwa jumlah penderita DM di Indonesia
pada tahun 2000 adalah 8.4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan
ke empat setelah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat
(17,7 juta). Prevalensi tersebut kemungkinan akan meningkat pada tahun
2030, India (79,4 juta), Cina (42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta), dan
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
http://digilib.unimus.ac.id
Indonesia (21,3 juta).
8
Prevalensi penyakit DM di Indonesia, berdasarkan
diagnosis DM oleh tenaga kesehatan mencapai 63,6%, lebih tinggi
dibandingkan cakupan penyakit asma maupun penyakit jantung.
Prevalensi DM menurut provinsi, berkisar antara 0,4% di Lampung hingga
2,6% di DKI Jakarta.
3
Prevalensi DM yang paling banyak dijumpai adalah DM tipe-2
yang seringkali tidak dapat dirasakan gejalanya pada stadium awal dan
sulit terdiagnosis selama bertahun tahun sampai terjadi bermacam
macam komplikasi dari penyakit ini. Hiperglikemi kronik pada DM tipe-2
selalu diikuti komplikasi penyempitan vaskular di seluruh tubuh dengan
kegagalan fungsi berbagai organ tubuh diantaranya kerusakan otak, mata,
jantung, ginjal, dan gangren.
8
Penelitian mengenai penyakit ini cukup
banyak membuktikan bahwa kasus kasus DM tidak terdiagnosis,
sehingga memiliki risiko tinggi akan terjadinya stroke, penyakit jantung
koroner, dan penyempitan pembuluh darah perifer dibandingkan dengan
orang non-diabetes. Ada dua macam komplikasi pada DM, yaitu
komplikasi akut dan kronik. Komplikasi kronik terbagi menjadi dua, yaitu
komplikasi vaskuler dan non vaskuler. Komplikasi vaskuler dibagi
menjadi dua, yaitu komplikasi mikrovaskuler (retinopati diabetika,
nefropati & neuropati) dan komplikasi makrovaskuler yang didasari
aterosklerosis (PJK, penyakit arteri koroner, penyakit arteri perifer &
penyakit serebrovaskuler).
10
Berdasarkan prevalensi kejadian stroke yang masih tinggi di
Indonesia terjadi juga di rumah sakit Syamsudin SH Sukabumi yaitu
prevalensi kejadiannya dalam satu tahun sebanyak 549 kasus yang
berhubungan dengan faktor resiko dapat dimodifikasi yaitu hipertensi dan
diabetes melitus. Maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan
judul hubungan umur, hipertensi, dan diabetes melitus dengan kejadian
stroke di RSUD Syamsudin SH Sukabumi periode 1 Mei 2010 30 April
2011.
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com
http://digilib.unimus.ac.id
B. Rumusanmasalah
Berdasarkan latar belakang didapatkan rumusan masalah yaitu
adakah hubungan umur, hipertensi, dan diabetes melitus dengan kejadian
stroke di RSUD Syamsudin SH Sukabumi periode 1 Mei 2010 30 April
2011 ?
C. Tujuanpenelitian
C.1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan umur, hipertensi dan diabetes melitus dengan
kejadian stroke di RSUD Syamsudin SH Sukabumi periode 1 Mei
2010 30 April 2011.
C.2. Tujuan khusus
1. Mendeskripsikan kejadian stroke.
2. Mendeskripsikan kejadian hipertensi.
3. Mendeskripsikan kejadian diabetes melitus.
4. Menganalisis hubungan umur dengan kejadian stroke.
5. Menganalisis hubungan hipertensi dengan kejadian stroke.
6. Menganalisis hubungan diabetes melitus dengan kejadian stroke.
D. Manfaat penelitian
D.1. Manfaat teoritis
Dijadikan sarana media informasi dan pengetahuan tentang penyakit
stroke, hipertensi, dan diabetes melitus.
D.2. Manfaat praktisi
1. Menjadi sarana media informasi dan pendidikan untuk
mahasiswa.
2. Menjadi sebuah acuan untuk penelitian yang lebih lanjut.
PDF Creator - PDF4Free v3.0 http://www.pdf4free.com

You might also like