Nilai nilai yang terkandung dalam filsafat pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, akan terwujud dalam tingkah dan perilaku setiap warga masyarakat bangsa dan Negara Indonesia sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai. Karena itu nilai nilai luhur Pancasila tidak pernah tertinggal oleh perkembangan dan kemajuan. Nilai nilai itulah sebagai ciri kepribadian masyarakat bangsa dan Negara Indonesia. Aktualisasi nilai filsafat pancasila dalam membangun diformulasikan dalam konsep pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke yang tinggal di kota, di pedalaman, mendiami pulau pulau besar dan kecil adalah satu yang diikat oleh nilai nilai Pancasila. Berarti itu secara mutlak dan tidak dapat terbagi, rakyat Indonesia adalah keseluruhan jumlah semua orang, warga dalam lingkungan Negara Indonesia. Hakikat rakyat adalah pilar Negara dan yang berdaulat. Perbedaan yang ada dalam masyarakat adalah sebagai asset untuk membangun kebhinekaan dan kesatuan langkah dan perbuatan menuju masyarakat adil, makmur dan berdaulat. Adil ialah dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang merupakan hak dalam hubungan hidup kemanusiaan yang mecakup hubungan antara Negara dengan warga Negara, hubungan warga Negara dengan Negara, dan hubungan antar sesama warga Negara (Surajiyo,2008,159). Di atas dalam penjelasan hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa masyarakat bangsa dan Negara Indonesia menuju masyarakat madani yang aman, damai, sejahtera, terbuka serta toleran, adil dan makmur. Berarti masyarakat Indonesia berkembang dengan tetap memperhatikan dan menghargai masing masing budaya etnis yang ada di masyarakat mendapatkan kesempatan yang seluas luasnya untuk berkembang. Untuk menghindarkan masalahetno-nasionalisme yang dapat berakibat disintegrasi bangsa, Hamdi muluk mengemukakan program program sebagai berikut: a. Di dalam menyikapi dorongan etno-nasionalisme yang negative maka dihindarkan cara cara pemecahan koersif (militeristik), tetapi dengan menggunakan metode persuasive dan dialogis, serta mengikut sertakan masyarakat setempat. b. Perlu diakui identitas etnis dan arti cultural bukan dalam arti politik. Pengakuan atas identitas etnis akan menyumbang kepada terwujudnya identitas nasional bangsa Indonesia. Upaya upaya tersebut harus dilaksanakan secara bijaksana tanpa ada kecurigaan timbulnya berbagai tindakan yang berbau SARA. c. Menyadarkan kelompok kelompok yang berkeinginan kepada separatisme, bahwa berpisah dengan Negara dan bangsa Indonesia akan merugikan. d. Menghindari berbagai pelanggaran HAM dan menghormati HAM.
Sesuai dengan keberagaman etnis dan budaya bangsa Indonesia, maka pendidikan adalah salah satu wahana penting untuk meningkatkan solidaritas dan rasa nasionalisme tinggi bagi setiap warga Negara, masyarakat bangsa dan Negara. Budaya etis masing masing suku harus diberi kesempatan yang seluas luasnya untuk diperkembangkan sebagai modal dasar mengembangkan demokrasi atau sikap demokratis saling menghargai dan menghormati bagi stiap warga Negara.