You are on page 1of 112

1

Oleh :
Buntaram






DIKLAT TEKNIS LANJUTAN II
PUSDIKLAT MIGAS




ETIKA

bunbasawa@yahoo.com 2
Halo!!!
Selamat Datang Para
Peserta Diklat
T.Terstruktur
Lanjutan II
KESDM
bunbasawa@yahoo.com 3
Name : Buntaram
Place/ Date was Born: Cepu, September 29
th
, 1953
Occupation : Supervissior KPRI Migas;
Board of Welder Assosiation Indonesia for Central of Java
Office Address : Jl. Pemuda 73 Cepu, Phone No.0296 421058 Fax 0296 4212070
Home Adres : Jl. Dumai 118 Nglajo Cepu.
HP /Phone : 08156596643, 0296 422517.
E-mail : buntaram@pusdiklatmigas.com;bunbasawa@gmail.com
Experience : - Lecture at AKAMIGAS
- Supervisor of Utility
- Officer of Training
- Assessor & Master Assessor of Competance
- Training Implemmentatios
- Board of KPRI Migas
- MR of Business in YKWM
- Widyaiswara. Pusdiklat Migas
Education : Post graduate
Akamigas Utilities
Bachelor IKIP Economic Cooperative
S1 IKIP Education of Business
S2 HRD Management
Family : 1-3

bunbasawa@yahoo.com 4
4


BAGIAN I.
PENDAHULUAN
5




Deskripsi Singkat

Mata Diklat Etika ini memberikan
penjelasan tentang penerapan etika
organisasi, etika kepemimpinan dan
manajemen, etika disiplin PNS , etika
birokrasi dan etika pelayanan publik


6
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
(KOMPETENSI DASAR)




Setelah mengikuti Pembelajaran Peserta
diharapkan mampu mensintesa aspek dan
dampak kegagalan dan keberhasilan
penerapan etika dalam KESDM



7
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
(INDIKATOR KEBERHASILAN)




Setelah mengikuti Pembelajaran Peserta diharapkan
mampu menjelaskan aspek dan dampak kegagalan
dan keberhasilan penerapan :
Etika dalam berorganisasi, kepemimpinan dan manajemen
Etika disiplin PNS
Etika birokrasi dalam penyelenggaraan Negara
Etika dalam pelayanan Publik




E. MANFAAT ETIKA
Dalam kegiatan hubungan interaksi antara
personil satu dengan yang lainnya baik pada
organsasi formal maupun non formal (pergaulan)
agar terjadi tata hubungan yang harmonis
serasi dan mencapai tujuan sesuai yang
dimaksudkan dibutuhkan etika yang menjadi
kesepakatan dan kelaziman norma yang dianut
kedua belah pihak.
Agar peserta dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya diinstansinya tidak terkendala oleh
masalah etika, maka mata diklat ini disampaikan
dalam diklat Teknis lanjutan II
9
Pokok Bahasan dan
Sub Pokok bahasan
(Ruang Lingkup Pembelajaran)





Konsep Etika
Etika dalam berorganisasi, kepemimpinan dan
manajemen
Etika disiplin PNS
Etika birokrasi dalam penyelenggaraan Negara
Etika dalam pelayanan Publik
Penerapan Norma-norma dan Etika
Sanksi terhadap Pelanggaran Etika


bunbasawa@yahoo.com 10
10


BAB II

KONSEP PENGERTIAN ETIKA


11
ETIKA >< MORAL
Wah.. Rp
Rp 40 M
Apa makna gambar ini
PENGERTIAN PERTAMA ETIKA
Etika sering dibandingkan dengan moral
Etika berasal dari kata Yunani ethos = adat
istiadat atau kebiasaan.
Moral berasal dari kata Latin mos = adat
istiadat atau kebiasaan.
Pengertian pertama etika sama dengan
moral yaitu sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup dengan baik dalam
sebuah adat kebiasaan yang terwujud
dalam pola perilaku yang diwariskan.


PENGERTIAN KEDUA ETIKA
Etika berbeda dengan moral karena (memiliki)
cakupan yang lebih luas.
(Etika): Filsafat moral atau ilmu yang
membahas dan mengkaji nilai dan norma yang
diberikan oleh moralitas dan etika.
(Etika): Refleksi kritis dan rasional mengenai:
Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia
Masalah-masalah kehidupan manusia dengan
mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma
moral yang umum diterima.
PENGERTIAN KEDUA ETIKA
Etika membutuhkan evaluasi kritis atas
semua situasi yang terkait.
Etika menjadi ilmu yang interdisiplin.
Bahasa Nietzsche: etika sebagai ilmu
menghimbau orang untuk memiliki
moralitas tuan dan bukan moralitas
hamba.
Etika bermaksud membantu manusia
untuk bertindak secara bebas tetapi
dapat dipertanggungjawabkan.
TIGA NORMA UMUM
Norma sopan santun/etiket (tidak tertulis)
Mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia.
Norma hukum (tertulis)
Norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas
oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya
memberi keselamatan dan kesejahteraan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat.
Norma moral (ada lisan maupun tertulis)
Aturan mengenai sikap dan perilaku manusia
sebagai manusia

PERBEDAAN
NORMA HUKUM VS NORMA MORAL
Keduanya bila dilanggar ada: Sanksi
atau hukuman
Norma Moral: Tidak ditetapkan atau
diubah oleh keputusan penguasa
tertentu
Norma Moral: selalu menyangkut
sebuah perasaan khusus tertentu
17
ETIKA : MERUPAKAN NILAI-NILAI PERILAKU YANG
DITUNJUKKAN OLEH SESEORANG ATAU
ORGANISASI TERTENTU DALAM INTERAKSINYA
DENGAN LINGKUNGAN
MORAL: DIARTIKAN SEBAGAI SEMANGAT ATAU
DORONGAN BATHIN DALAM DIRI SESEORANG
UNTUK MELAKUKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN
SESUATU
Pengertian ..
ETIKA :
Nilai-nilai moral yang mengikat seseorang atau
sekelompok orang dalam mengatur sikap, tindakan
ataupun ucapannya
NILAI :
Mencakup perangkat hal-hal yang dapat diterima dan
hal-hal yang tidak dapat diterima dalam masyarakat.
Pengertian-pengertian yang yang dihayati seseorang
mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting,
apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang
lebih benar dan kurang benar
NORMA :
Secara harafiah, dapat diartikan ukuran atau patokan
bagi seseorang untuk berperilaku dalam masyarakat
18
19
ETIKA >< MORALITAS
ETIKA
Nilai-nilai normatif atau pola
prilaku seseorang atau
badan/lembaga organisasi
sebagai suatu kelaziman
yang dapat diterima umum
dalam interaksi dengan
lingkungannya.

(Solomon 1987)

20
MORALITAS
Nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri
seseorang atau suatu badan/lembaga
/organisasi yang menjadi faktor pendorong untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

Moralitas seseorang dapat menjadi faktor pendorong
terbentuknya perilaku yang sesuai dengan etika, tetapi
nilai-nilai moralitas seseorang mungkin saja
bertentangan dengan nilai etika yang
berlaku dalam lingkungannya.


ETIKA >< MORALITAS
21
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
1. Keindahan (Beauty)
2. Persamaan (Equity)
3. Kebaikan (Goodness)
4. Keadilan (Justice)
5. Kebebasan (Liberty)
6. Kebenaran (Truth)
DUA TEORI ETIKA :

1. Etika Deontologi
2. Etika Teleologi
ETIKA DEONTOLOGI

o Berasal dari kata Yunani deon = kewajiban
Menekankan kewajiban manusia untuk bertindak
secara baik.
Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik
dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan
itu sendiri. (ada upaya ybs sebagai latihan
membiasakan, tidak melihat hasil)
Sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan
watak yang kuat dari pelaku.
TIGA PRINSIP ETIKA DEONTOLOGI
Tindakan harus dijalankan
berdasarkan kewajiban
Tergantung pada kemauan baik
Berdasarkan pada sikap hormat pada
hukum dan moral universal.
DUA KRITIK THD ETIKA DEONTOLOGI
Apabila seseorang dihadapkan pada dua
perintah atau kewajiban moral dalam
situasi yang sama, tetapi keduanya tidak
dapat dilaksanakan sekaligus, bahkan
meniadakan.
Contoh: Petugas Pemilu diperintah untuk tertib administrasi
sekaligus memotivasi pemilih sebanyak2nya salh satu tugas jadi
korban tidak dijalankan
Akibat dari suatu proses tindakan tidak
dapat diabaikan dalam penilaian
baik/buruknya suatu tindakan.
Contoh: dalam melaksanakan tugas kampanye membabi buta
dengan semangat walau terjadi kontra produktif
PEMECAHAN TERHADAP KRITIK
W.D Ross
Prinsip prima facie
Kita dituntut untuk menemukan kewajiban terbesar
dalam situasi tersebut dengan mencari Kesieimbangan
terbesar dari hal yang baik atas hal yang buruk dalam
situasi tersebut

Kant
Dua hukum moral
Bertindaklah hanya berdasarkan perintah yang kamu
sendiri kehendaki akan menjadi sebuah hukum universal.
Bertindaklah sedemikian rupa sehingga anda selalu
memperlakukan manusia tidak sebagai alat tetapi
sebagai tujuan
ETIKA TELEOLOGI
Pengukuran baik buruk suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai
dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibat yang ditimbulkan oleh tindakan
itu.
DUA ALIRAN TELEOLOGI
Egoisme Etis
Tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan
pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Contoh: saat kampanye caleg berjanji akan mensejahterakan
masyarakat tetapi tersembunyi keinginan sejahtera pribadi
Utilitarianisme
Manfaat harus lebih besar dibandingkan
biayanya.
Contoh: Terkadang dalam rangka menambah kegiatan tetapi
justru mengurangi hasil yang dicapai
bunbasawa@yahoo.com 29
29


BAB III

ETIKA DALAM BERORGANISASI,
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

30
Etika dalam organisasi

Pola sikap dan perilaku yang
diharapkan dari setiap individu dan
kelompok anggota organisasi yang
secara keseluruhan membentuk
budaya organisasi (organizational
culture) yang sejalan dengan tujuan
maupun filosofi organisasi yang
bersangkutan.
ETIKA DALAM BERORGANISASI,
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
31
Apakah "Etika Dlm berorganisasi" itu?
Pada pengertian yang paling dasar,
etika adalah sistem nilai pribadi yang
digunakan memutuskan apa yang
benar, atau apa yang paling tepat,
dalam suatu situasi tertentu;
memutuskan apa yang konsisten
dengan sistem nilai yang ada dalam
organisasi dan diri pribadi.
ETIKA DALAM BERORGANISASI,
32
Apakah "Kepemimpinan yang Etis" itu
Kepemimpinan yang etik
menggabungkan antara pengambilan
keputusan etik dan perilaku etik; dan
ini tampak dalam konteks individu dan
organisasi. Tanggung jawab utama
dari seorang pemimpin adalah
membuat keputusan etik dan
berperilaku secara etik pula, serta
mengupayakan agar organisasi
memahami dan menerapkannya
dalam kode-kode etik
ETIKA DALAM BERORGANISASI, .
33
Saran-saran untuk perilaku secara etik
Bila pemimpin etik memiliki nilai-nilai
etika pribadi yang jelas dan nilai-nilai
etika organisasi, maka perilaku etik
adalah apa yang konsisten sesuai
dengan nilai-nilai tersebut. Ada
beberapa saran yang diadaptasi dari
Blanchard dan Peale (1998) berikut ini:
ETIKA DALAM BERORGANISASI,
34
a) berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuan anda
(Blanchard dan Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda
lalui dalam hidup ini; jalan yang memberikan makna dan arti hidup
anda.) Sebuah tujuan pribadi yang jelas merupakan dasar bagi perilaku
etik. Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat
perilaku organisasi yang etik.

b) berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa
bangga akan perilaku anda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat
peralatan yang kuat bagi perilaku etik. Bukankah kepercayaan diri
merupakan rasa bangga (pride) yang diramu dengan kerendahan hati
secara seimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat anda
harus menghadapi sebuah dilema dalam menentukan sikap yang etik.

c) berperilakulah dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan anda
dan diri anda sendiri. Kesabaran, kata Blanchard dan Peale, menolong
kita untuk bisa tetap memilih perilaku yang terbaik dalam jangka
panjang, serta menghindarkan kita dari jebakan hal-hal yang terjadi
secara tiba-tiba.
ETIKA DALAM BERORGANISASI,
35
d) berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku
secara etik sepanjang waktu, bukan hanya bila kita
merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang
pemimpin etik, menurut Blanchard dan Peale, memiliki
ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai
apa yang dicita-citakannya.

e) berperilakulah secara konsisten dengan apa yang
benar-benar penting. Ini berarti anda harus menjaga
perspektif. Perspektif mengajak kita untuk melakukan
refleksi dan melihat hal-hal lebh jernih sehingga kita
bisa melihat apa yang benar-benar penting untuk
menuntun perilaku kita sendiri.
ETIKA DALAM BERORGANISASI,
36
Tri gatra
a. Geografi : Orang dipegunungan rumah berjauhan
bicaranya keras
b. Demografi: Orang Kota lebih patembayan dp.org
Desa yang guyup
c. Sumberdaya Alam:Yang diam diwilayah sedikit
tersedia SDA memiliki mental yang kuat
dan pantang menyerah

Panca Gatra:
a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial Budaya
e. Hankam
Nilai Budaya yang mempengaruhi Budaya
BERORGANISASI, (Eksternal)
37
Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Hal ini
menyangkut aplikasi seperangkat nilai luhur dalam
bertindak bagi sesorang dan organisasi dan
menyangkut prinsip yang menjadi landasan bagi
perwujudan nilai-nilai tersebut dalam berbagi
hubungan.

Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib
manusia memerlukan kesepakatan, pemahaman,
prinsip dan ketentuan lain yang menyangkut pola
perilaku. Etika memberikan prinsip yang kokoh
dalam berperilaku sehingga kehidupan berorganisasi
semakin bermakna
Alasan Norma moral dan etika diperlukan
dalam BERORGANISASI, (Internal)
38
Dinamika manusia dengans segala konskwensinya baik
bersifat norma moral maupun etika perlu dianalisa
dan dikaji ulang agar tetap relevan dalam
memperkaa makna kehidupan seseorang maupun
organisasi

Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih
jelas terlihat bila diingat bahwa etika menunjukkan
nilai hakiki dari ehidupan sesrang dan organisasi.
Alasan Norma moral dan etika diperlukan
dalam BERORGANISASI, (Internal)
39
1) Kebersamaan
2) Empati
3) Kepedulian
4) Kedewasaan
5) Orientasi organisasi
6) Respect saling hormat
7) Kebajikan, santun
8) Integritas, menutamakan kepribadian utuh
9) Inovatif
10) Keunggulan
11) Keluwesan
12) kearifan
Manfaat Norma moral dan etika terhadap
ORGANISASI,
PROFESINALISME SDM
CIRI-CIRI:
MEMILIKI WAWASAN YANG LUAS DAN DAPAT
MEMANDANG MASA DEPAN
MEMILIKI KOMPETENSI DI BIDANGNYA
MEMILIKI JIWA KOMPETISI/BERSAING
SECARA JUJUR DAN SPORTIF
MENJUNJUNG TINGGI ETIKA PROFESI
SINERGI INTELLIGENT-EMOSIONAL-
SPIRITUAL QUOTIENT
BUDAYA ORGANISASI
Sebagai mekanisme dinamis yang mengarahkan
seluruh anggota organisasi membangun masa
depan yang lebih menjanjikan, a.l.:
- Berpenampilan (hebat),
- Bersikap (produktif),
- Mengambil keputusan (tepat dan benar)
- Menyelesaikan masalah (secepatnya),
- Membangun visi (yg smart = specific.
Measurable, aggressive/attainable,
realistics/Relevant, Time-Bound/Time-Based
REKAYASA BUDAYA ORGANISASI
1. Budaya organisasi dianggap sebagai bagian
strateji organisasi untuk meraih tujuan
2. Budaya organisasi terkait erat dengan struktur
dan strateji organisasi, sehingga dapat mencapai
hasil yang maksimal, diperlukan:
a. Strateji: strateji organisasi mencapai tujuan
b. Struktur: struktur yang mendukung
pencapaian tujuan organisasi
c. Kultur: tindakan yang benar untuk capai tujuan
SIKAP DAN PERILAKU DALAM
MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI
1.Menumbuhkan budaya kualitas
2.Menumbuhkan kesadaran biaya
3.Menumbuhkan kesadaran tepat waktu
4.Mengutamakan kepentingan pelanggan
5.Meningkatkan kemampuan SDM
6.Memupuk kepedulian terhadap lingkungan
sekitar
BUDAYA ORGANISASI AKUNTABILITAS
1. Menggambarkan prestasi kerja organisasi
2. Sebagai bagian pertanggungjawaban baik ke
dalam maupun ke luar
3. Dibuutuhkan untuk penilaian dan akreditasi oleh
masyarakat
4. Sebagai basis kompetensi dalam meraih
peluang (lokal, regional, dan international)
AKUNTABILITAS PENGUKURAN KINERJA
1. Perencanaan Stratejik
2. Menetapkan indikator kinerja
3. Pengembangan sistem pengumpulan data
4. Penyempurnaan tingkat bekerhasilan kinerja
5. Pengintegrasian dengan proses manajemen
46
Landasan konstitusional UUD 1945 pasal
33 ayat (2), (3) (5)
Landasn Operasional :
UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi pasal 4 ayat (3),
UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minak dan Gas Bumi,
Undang-undang No 27 Tahun 2003 tentan Panas Bumi,
Undang-undang No 4 Tahun 209 tentang Pertambangan
Mineral dan Batu Bara,
UU No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
ETIKA Kebijakan Organisasi KESDM

Landasan operacional pengelolaan adalah peraturan perundangan
dibawah Undang-undang.
47
Kebijakan Utama KESDM terhadap
sector Energi dan Sumberdaya Mineral:

1). Menjamin keamanan pasokan energi.
2) Melakukan Pengaturan harga energi.
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk diversifikasi dan konservasi
energi.
ETIKA DALAM BERORGANISASI,
48

Langkah-langkah dan inovasi penghematan energi
dan air.
Program dan kegiatan penghematan energi dan air.
Sosialisasi dan mendorong masyarakat utuk
melaksanakan penghematan energi dan air.
Membentuk gugus tugas dilingkungan masing-
masing untuk mengawasi pelaksanaan penghemaan
energi dan air.

Inpres no. 2 tahun 2008 tentang
penghematan energi;
49
a).kebijakan Domestic Market Obligation
(DMO)
b).Kebijakan untuk Local Content
c).Kebijakan Nilai Tambah Pertambanan.
d). Kebijakan untuk Peningkatan Investas
Kebijakan lain sektor ESDM.

50
Mempertahankan produksi migas
Pengaturan penggunaan DMO.
Pengembangan cadangan strategis migas
Insentif untuk peningkatan investasi
Pembangunan Kilang BBM dan Peningkatan
pembangunan Jaringan gas
Peningkatan rasio gasifikasi kebutuhan rumah
tangga.
Peningkatan penggunaan barang dan jasa nasional
Kualitas SDM Nasional alm kegiatan Usaha Migas
Peningkatan kualitas Penelitian dan pengembangan
bidang migas.
Strategi:
Sub Sektor Migas
51
Memastikan kecukupan penyediaan tenaga listrik
Mendorong pemanfaatan energi baru dan
terbarukan (bio fuel)
Meningkatkan sistem penyaluran tenaga listrik
akibat adanya pertumbuhan beban dan
pembangunan pembangkit baru.
Fasilitasi penyelenggaraan investasi dan pendanaan
infra struktur tenaga listrik
Pemerintah terus mendorong tarif dasr listrik
mencapai nilai ekonominya
Strategi:
Sub Sektor Ketenagalistrikan
52
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk
diversifikasi energi
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk
konservasi enrgi listrik
Penyusunan peraturan perundang-undangan
dibidang listrik dan pemanfaatan energi
Peningkatan SDM Nasional dalam kegiatan usaha
ketenagalistrikan.
Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan
di bidang ketenagalistrikan
Mengendalikan bussines PROCESS dan
meningkatkan pelayanan publik bidang kelistrikan.
Strategi:
Sub Sektor Ketenagalistrikan
53

Menjamin Keamanan pasokan batubara dan panas
bumi
Meningkatkan nilai tambah pertambangan
Meningkatkan investasi pertambanan
Pengembangan Panas Bumi
Peningkatan Koalitas penelitian dan pengembangan
Peningkatan SDM Nasional dlam kegiatan usaha
mineral
Mengendalikan Bussines Process dan peningkatan
pelayanan publik
Strategi:
Sub Sektor Mineral, Batubara dan panas Bumi.
bunbasawa@yahoo.com 54
54


BAB IV

ETIKA PNS
55
ETIKA PNS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN
2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Bab II Pasal 3
Kewajiban PNS (17 butir)
1. mengucapkan sumpahljanji PNS;
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;,
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 NKRI;
4. menaati segala ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menjunjung tinggi kehormatan negara,
Pemerintah, dan martabat PNS;
7. mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang dan/atau
golongan;





56
Kewajiban PNS ( lanjutan)
8. memegang rahasia jabatan yang menurut
sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan negara;
10. melaporkan dengan segera kepada
atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan
negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam
kerja;
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang
ditetapkan;
13. menggunakan dan memelihara barang-barang
milik negara dengan sebaik--baiknya



57
Kewajiban PNS ( lanjutan)

14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat;
15. membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas;
16. memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengembangkan karier;
17. menaati peraturan kedinasan yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
58
Larangan PNS (14 butir)
Bab II Pasal 4

1. menyalahgunakan wewenang;;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan
orang lain;
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau
lembaga swadaya masyarakatasing;
5. memiliki, menjual, membeli, meminjamkan barang-barang
baik bergerak maupun tidak bergerak, surat berharga milik
negara secara tidak syah;
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman
sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun diluar
lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan negara;
59
Larangan PNS (14 butir)
8. memberi atau menyanggupi akan memberi
sesuatu kepada siapapun baik secara langsung
atau tidak langsung dan dengan dalih apapun
untuk diangkat dalam jabatan;
9. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja
dari siapapun juga yang berhubungan dengan
jabatan dan/atau pekerjaannya;
10. bertindak sewenang-wenang terhadap
bawahannya;
11. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan
suatu tindakan yang dapat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang
diayani;
12. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
60
Larangan PNS (14 butir)

13. memberikan dukungan kepada calon
Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye;
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama,
dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga,
dan masyarakat

61
Larangan PNS (14 butir)
14. memberikan dukungan kepada calon anggota
Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi
Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan
Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undanan dan;
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah
dan wakil Kepala Daerah, dengan cara:
a) terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b) menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye
c) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama mass
kampanye; dan/atau
d) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam Iingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.



62
KODE
ETIK
PNS
PENGERTIAN
Norma-norma sebagai pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan PNS yang
diharapkan dan dipertangung jawabkan
dalam melaksanakan tugas pengabdian
nya kepada bangsa, negara dan
masyarakat dan tugas-tugas kedinasan,
organisasinya serta pergaulan hidup
sehari-hari sesama PNS dan individu-
individu di dalam masyarakat

HUBUNGAN PNS DENGAN :
Tuhan YME
Negara
Pemerintah
Masyarakat
Diri sendiri
63
KODE
ETIK
PNS
PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2004
TENTANG
PEMBINAAN JIWA KORPS DAN
KODE ETIK
PEGAWAI NEGRI SIPIL
Pembinaan jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil
dimaksudkan untuk meningkatkan perjuangan,
pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan Pegawai Negeri
Sipil kepada Negara kesatuan dan Pemerintah
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
64
Tujuan Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil
(Ps 3):

a. membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan
kesatuan secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama
dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta
meningkatkan kemempuan, dan keteladanan PNSl.
b. Mendorong etos kerja Pegawai Negeri sipil untuk
mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan
sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur
Negara, dan abdi masyarakat.
c. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan
wawasan kebangsaan Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
65
Cakupan Ruang lingkup pembinaan jiwa korpsPNS
(Ps.4):

a. peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung
produktifitas kerja dan profesionalitas Pegawai negri Sipil;
b. partisipasi dalam penyusunan kebijaksanaan Pemerintah
yang terkait dengan Pegawai Negeri Sipil;
c. peningkatan kerja sama antar Pegawai Negeri Sipil untuk
memelihara dan memupuk kesetiakawanan dalam rangka
meningkatkan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
d. perlindungan terhadap hak-hak, sipil atau kepentingan
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan
kepentingan rakyat, bangsa, dan Negara.
66
Etika terhadap diri sendiri meliputi : (Ps.11)

a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang
tidak benar;
b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok
maupun golongan;
d. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, ketrampilan, dan sikap;
e. memiliki daya juang yang tinggi;
f. memelihara kesehatan rohani dan jasmani;
g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
h. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.

67
Etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil: (Ps12)
a. saling menghormati sesama warga negara yang memeluk
agama /ke percayaan yang berlainan;
b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama
Pegawai Negeri Sipil;
c. saling menghormati antara teman sejawat baik secara
vertikal maupun horizontal dalam suatu unit kerja,
instansi, maupun antar instansi;
d. menghargai perbedaan pendapat;
e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai Negeri
Sipil;
f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama
Pegawai Negeri Sipil;
g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik
Indonesia yang menjamin terwujudnya solidaritas dan
soliditas semua Pegawai Negeri Sipil dalam
memperjuangkan hak-haknya.
68
(1) Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Kode
Etik dikenakan sanksi moral;
(2) Sanksi moral dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian;
(3) Sanksi moral sebagaimana berupa :
a. pernyataan secara tertutup; atau
b. pernyataan secara terbuka.
(4) Dalam pemberian sanksi moral harus disebutkan jenis
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Pegawai
Negeri Sipil.
(5) Pejabat Pembina) dapat mendelegasikan wewenangnya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kepada pejabat
lain dilingkungannya sekurang-kurangnya pejabat
struktural eselon IV.
SANGSI PELANGGARANETIKA (Ps. 15)
69
Sangsi Administratif (Pasal 16)

Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran kode etik
selain dikenakan sanksi moral sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (3), dapat dikenakan tindakan
administratif sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, atas rekomendasi Majelis Kode Etik.

Majelis Kode Etik (Pasal 17)..

(1) Untuk menegakkan kode etik, pada setiap instansi
dibentuk Mejelis Kode Etik.
(2) Pembentukan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersangkutan.
70
1O PRINSIP MORAL
APARAT

1. IMAN DAN TAQWA DIHAYATI
2. TUA DIHORMATI
3. MUDA DISAYANGI
4. SESAMA DIHARGAI
5. RAKYAT DILAYANI
6. TUGAS DITEKUNI
7. TAK MAMPU DISANTUNI
8. LEMAH DILINDUNGI
9. BENCANA DITANGULANGI
10. KELUARGA DICINTAI

71
ETIKA PNS
(PELAKSANAAN TUGAS DAN
PERTANGGUNGJAWABAN ETIK PNS)

Setiap PNS harus memahami dan melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya, menjunjung tinggi
ketidakberpihakan terhadap semua golongan,
masyarakat, individu serta diskriminatif dalam
memberikan pelayanan

Setiap PNS harus menunjukkan akuntabilitasnya
dengan mempertanggung jawabkan seluruh
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya
baik kepada bangsa dan negara maupun
masyarakat melalui pimpinan atau atasan langsung.

72
PELANGGARAN
Pelanggaran Kode Etik adalah
perbuatan tercela
Dikenakan sanksi moral
berupa sanksi organisatoris
atau rekomendasi
Dikenakan sanksi berupa
teguran tertulis dan atau
pemberhentian sementara
atau tetap dari keanggotaan
PNS
Rekomendasi berupa masukan
kepada instansi terkait ttg
tindakan yang dapat
dilakukan kepada PNS
Selingkuh
Enalnya sakklenteng
sakitnya sakrendeng
TINDAKAN PENYIMPANGAN ETIKA PROFESI
Ketidakjujuran
Perilaku yang buruk
Mengabaikan hukum
Favoritisme dalam
menafsirkan hukum
Perlakuan yang tidak
adil terhadap pegawai
Inefesien bruto
Menutup-nutupi
kesalahan
Gagal menunjukan
inisiatif
Penyebab :
Faktor internal :
~kepribadian seseorang (niat,
kemauan, dorongan untuk
melakukan penyimpangan)
~ rendahnya sikap mental,
dangkalnya keimanan dan
keagmaannya.
Faktor eksternal :
~ lemahnya aturan, lemahnya
lembaga kontrol, lembaga
kerja yang memberi peluang
untuk melakukan
penyimpangan

73
MOTIVASI PENYIMPANGAN ETIKA PROFESI
1. ITIKAD tidak BAIK
2. KETIDAKTAHUAN AKAN HUKUM, KODE ETIK, DAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
3. KESERAKAHAN
4. KEWENANGAN DAN KEKUASAAN
5. PERSAHABATAN
6. KEUNTUNGAN PRIBADI DAN KELUARGA
7. KEBODOHAN
8. IKUT ARUS
9. MENGIKUTI PERINTAH
10. JAMINAN KESELAMATAN


74
75
KODE ETIK
DILUAR KEDINASAN
Berkelakuan baik tidak melakukan perbuatan
yang dapat merendahkan martabat PNS
Tidak menyalahgunakan wewenang yg dimiliki
Tidak melanggar ketentuan dan peraturan per
Undang Undangan yang berlaku
Tidak menggunakan sarana prasarana kedinasan
untuk kepentingan pribadi tapi menggunakan
sesuai maksud dan Tujuanya
76
Pembinaan Jiwa Korsa
Pegawai Negeri Sipil
"Setiap Pegawai Negeri Sipil harus senantiasa membina jiwa
korps dengan menciptakan dan memelihara kesetiakawanan,
kekompakan, dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil
dalam hubungan kedinasan yang meliputi:
1. Hubungan Pegawai Negeri Sipil selaku
bawahan terhadap atasan;
2. Hubungan Pegawai Negeri Sipil terhadap
sesama Pegawai Negeri Sipii;
3. Hubungan Pegawai Negeri Sipil selalu
atasan terhadap bawahan;
4. Sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai
Negeri Sipil terhadap organisasi dan
masyarakat.
77

PEMBINAAN KORPS PEGAWAI NEGERI
1. Pemupukan dan peningkatan kesadaran cinta terhadap
bangsa, negara dan tanah air ;
2. Peningkatan kerjasama antar PNS untuk memelihara
dan memupuk kesetiakawanan dallm rangka
meningkatkan jiwa Korps PNS dalam kedinasan maupun
pergaulan sehari-hari ;
3. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah
yang terkait dengan PNS melalui pemberian sumbangan
pemikiran baik secara individu atau kelompok ;
4. Peningkatan budaya kerja dalam rangka meningkatkan
prduktivitas kerja secara profesional ;
5. Usaha-usaha bagi terwujudnya kesejahteraan PNS
dengan memberikan sumbang saran pemikiran dan
pelaksanaan tugas sesuai bidangnya;
bunbasawa@yahoo.com 78
78


BAB V

ETIKA BIROKRASI DALAM
PENYELENGGARAAN NEGARA
79
KARAKTERISTIK
ANGGOTA BIROKRASI
Bebas urusan pribadi
Semua anggota paham tugas dan ruang lingkup
jabatan dan kedudukan dalam hirarki organisasi
Setiap anggota harus mengerti dan dapat
menerapkan kedudukan hukumnya dalam
organisasi (paham aturan dan yang
menetapkan kewajiban dan kewenangannya
dalam organisasi)
Setiap anggota bekerja berdasarkan perjanjian /
kontrak kerja dengan konpensasi tertentu
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan organisasi kepadanya

80
Karakteristik .lanjutan
Setiap anggota diangkat dan dipromosikan
berdasarkan prestasi dan kompetensinya
Setiap anggota organisasi wajib
mendahulukan tupoksi daripada tugas-
tugas lain
Setiap anggota organisasi ditempatkan
dengan struktur karir yg jelas
Setiap anggota organisasi harus disiplin
dalam berperilaku kerjanya, dan untuk itu
dilakukan pengawasan


81
2. ETIKA
DALAM PEMERINTAHAN

Asas-asas Etika Birokrasi ( Gering Supriyadi, 2001)
1. Kepastian Hukum
2. Kesinambungan
3. Kesamaan dalam mengambil keputusan
4. Bertindak Cermat
5. Motivasi untuk setiap keputusan
6. Tidak menyalahgunakan kekuasaan
7. Permainan yang layak
8. Keadilan dan Kewajaran
9. Menanggapi penghargaan yang wajar / pemenuhan
aspirasi dan harapan yang diajukan
10. Perlindungan atas pandangan /cara hidup pribadi
11. Kebijaksanaan
12. Penyelengaraan kepentingan umum
82
1. Kepastian Hukum
2. Tertib Penyelenggara Negara
3. Kepentingan Umum
4. Keterbukaan
5. Proporsionalitas
6. Profesionalitas
7. Akuntabilitas


7 ASAS PENYELENGGARA NEGARA
YANG BERSIH & BEBAS KKN
UU No 28 Tahun 2000 psl, 3


1. Partisipasi
2. Aturan Hukum
3. Transparansi
4. Daya Tanggap
5. Birokrasi Konsensus
6. Berkeadilan
7. Efektifitas dan Efisiensi
8. Akuntability
9. Visi Strategis
10.Saling keterkaitan

10 ASAS GOOD GOVERNMENT
(Menurut PBB-UNDP 1997)

83
3. ETIKA DALAM JABATAN
U no 28/2000, Psl 5

KEWAJIBAN SETIAP PENYELENGARA NEGARA SBB:
1. Mengucapkan sumpah atau janji sesuai jabatannya sebelum
memangku jabatannya
2. Bersedia diperiksa kekayaannya sebelum memangku jabatannya
3. Melaporkan dan mengumumkan kekayaan sebelum memangku
jabatannya
4. Tidak melakukan KKN
5. Melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras
dan golongan
6. Melaksanakan tugas dengan penuh tangungjawab, tidak
melakukan perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk
kepentingan pribadi, keluarga, kroni maupun kelompok dan tidak
mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang bertentangan
dengan UU yang berlaku
7. Bersedia menjadi saksi dalam perkara KKN serta dalam perkara
lainnya sesuai ketentuan per UU-an yng berlaku
84
KARAKTERISTIK
Organisasi Birokrasi Ideal

Ada Spesialisasi pembagian pekerjaan
Tingkatan berjenjang (hirarchi)
Berdasarkan aturan dan prosedur kerja
Hubungan yang bersifat impersonal
Pengangkatan dan promosi pegawai
berdasarkan kompetensi.
85
ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA
Latar Belakang:
1. TAP MPR No VI/2001:
bahwa dalam mewujudkan cita-cita luhur Bgs Ind
termaktub dlm Pembukaan UUD 45 , diperlukan
pencerahan dan sekaligus pengamalan etika kehidupan
berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Akibat Krismon berkepanjangan, terjadi krisis multi
dimensional, ekonomi, sosial, politik, hukum dll

3. Terjadi konflik sosial dimasyarakat , kurangnya kesopanan
dan budi luhur dalam pergaulan sosial, melemahnya
kejujuran, menjadi ancaman thd persatuan dan kesatuan
bangsa, dan kemunduran dalam pelaksanaan etika
kehidupan berbangsa baik akibat faktor dalam negari dan
luar negeri

86
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
HARAPAN HIDUP
PENGETAHUAN
STANDAR KEHIDUPAN
NEGARA
MAJU
URUTAN INDEK
HDI
NEGARA
BERKEMBANG
URUTAN INDEX
HDI
KANADA
JEPANG
NORWEGIA
SWISS
SWEDIA
AMERIKA
AUSTRALIA
1
2
3
4
5
6
7
0,982
0,981
0,978
0,977
0,976
0,976
0,968
BARBADOS
HONGKONG
KOREA SELATAN
SINGAPURA
PHILIPINA
INDONESIA
20
24
34
40
80
98
0,927
0,913
0,871
0,848
0,600
0,491
HDI = Human Development Indek
PROFIL SDM ABAD 21,
TANTANGAN DAN PELUANG
87
INDIKATOR PENGETERAPAN
GOOD GOVERNMENT
DI BERBAGAI NEGARA
(The World Bank, Koran Tempo 12 Mei 2005)
ASPEK ASPIRASI DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
Politik, Hak Sipil dan HAM

ASPEK KEPASTIAN HUKUM
Tingkat Kriminalitas dan
Kebebasan Peradilan Negara
Negara Index
Denmark 1,59
Norwegia 1,53
Swedia 1,52
Indonesia -0,44
Eritrea -1,96
Korea Utara -2,05
Myanmar - 2,19
Islandia 2.00
Luksemburg 1.99
Swiss 1.99
Indonesia -0,91
Afganistan -1,91
Irak -1,97
Somalia -2,31
88

lanjutan
Luksemburg 2,02
Hongkong 1,89
Singapura 1,87
Indonesia -0,42
Turkmenistan -2,22
Myanmar -2,34
Somalia -2,69
Swiss 1,77
Singapura 1,66
Islandia 1,65
Indonesia -0,36
Liberia -1,86
Haiti -0,90
Somalia -2,32
ASPEK EFEKTIVITAS
PEMERINTAHAN
Birokrasi dan Pelayanan Publik
BEBAN PERATURAN
Kebijakan yang Pro Pasar
89
lanjutan
Finlandia 2,53
Singapura 2,44
Islandia 2,43
Indonesia 0,90
Myanmar -1,49
Somalia -1,58
Guinea Katulistiwa -1,65
KONTROL KORUPSI
Penyelewengan Wewenang
Islandia 1,77
LUksemburg 1,66
Finlandia 1,65
Indonesia -1,38
Pantai Gading -2,28
Somalia -2,39
Irak -2,87
STABILITAS PUBLIK
Kekerasan yg Mengancam Pemerintah
PENYELENGGARA NEGARA DITUNTUT UNTUK
BERSIKAP, BERPERILAKU DAN BERTINDAK
BERDASARKAN NILAI-NILAI YANG BERLAKU
DALAM LINGKUNGAN PROFESINYA.

TAPI MASIH DIJUMPAI TINDAKAN TIDAK ETIS
PARA PENYELENGARA NEGARA DALAM
MENJALANKAN TUGAS, FUNGSI DAN
KEWENANGANNYA

DAN SELALU BANYAK ALASAN UNTUK
PEMBENARAN MELAKUKAN PENYIMPANGAN
90
91
POKOK-POKOK ETIKA
KEHIDUPAN BERBANGSA

1. Etika Sosial dan Budaya
-sikap jujur, peduli, memahami, menghargai,
- menumbuhkan budaya malu berbuat hal yang melanggar norma,
etika,dan moral agama, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa

2. Etika Politik dan Pemerintahan
-utk mewujudkan Clean and Good Governance

3. Etika Ekonomi dan Bisnis
-melahirkan kondisi realitas eko yang bercirikan persaingan yang jujur,
berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi dan
kemampuan daya saing

4. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
-Suprermasi Hukum melahirkan kesadaran tertib sosial, ketenangan dan
keteraturan hidup bersama , tidak diskriminatif, dan penggunaan hukum
secara salah, sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum
- Seluruh peraturan hukum berpihak kepada keadilan



92

Sambungan.

5. Etika Keilmuan
-menjunjung tingi nilai kemanusiaan, IPTEK,
-Etika diwujudkan dalam karsa, cipta, karya yang inovatif, kreatif,
komunikatif
-Etika keilmuan mendorong budaya kerja keras dan kerja cerdas,
menghargai waktu, disiplin, tepat janji, dan komitmen dll.

6. Etika Lingkungan
-kesadaran thd pelestarian lingkungan hidup serta tata ruang secara
berkeanjutan Dan bertanggung jawab.



93
Reff:
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
Hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari, hanya tunduk sujud padaNya
du du du du du 2x Ooo ..ooooooooo
du du du du du 2x oo..oooooooooo....
Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum... Oh oh
Berubahlah agar Dia tersenyum
du du du du du 2x Ooo oooo ..oooo

Ya TUHAN,
SELAMATKANLAH BANGSA INI
DARI TINDAKAN ORANG-ORANG
YANG TIDAK BERMORAL
Lyric / Lirik Ebiet G Ade - Untuk Kita Renungkan

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat.. Ooo
Singkirkan debu yang masih melekat..
Dudududu 2x.Ooo ..ooooooooooo

Anugerah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya.. Ooo
Adalah Dia di atas segalanya..
Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang, bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan, masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista... Ooo oh
94
Untuk Kita Renungkan (Ebiet GAD)
Ya TUHAN,
SELAMATKANLAH BANGSA INI
DARI TINDAKAN ORANG-ORANG
YANG TIDAK BERMORAL
Intro: D A7 G A7 D (2x)
D A7 D
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, suci lahir dan di dalam batin
A7 G A7 D
Tengoklah ke dalam sebelum bicara, singkirkan debu yang masih melekat
hohoo
G A7 D
Singkirkan debu yang masih melekat

Interlude: D A7 G A7 D (2x)
D A7 D
Anugerah dan bencana adalah kehendakNya, kita mesti tabah menjalani
A7 G A7 D
Hanya cambuk kecil agar kita sadar, adalah Dia di atas segalanya
A7 D
Hohohoo adalah Dia di atas segalanya
A G A7 D
Anak menjerit-jerit asap panas membakar, lahar dan badai menyapu bersih
A G A7 D
Ini bukan hukuman hanya satu isyarat, bahwa kita mesti banyak berbenah
F#m Bm
Memang bila kita kaji lebih jauh
E E7 A A7
Dalam kekalutan masih banyak tangan yang tega berbuat nista,
hohohoo
D G D E A
Tuhan pasti telah memperhitungkan, amal dan dosa yang kita
perbuat, hohohoo
G D A7 D
Kemanakah lagi kita kan sembunyi, hanya kepadaNya kita
kembali
G D A7 D
Tak ada yang bakal bisa menjawab, mari hanya tuk bersujud
padaNya

Interlude: D A7 G A7 D (2x)
D A7 D
Kita mesti berjuang memerangi diri, bercermin dan banyak
bercermin
A7 G A7 D
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini, berusahalah agar Dia
tersenyum
A7 D
Hohohoo berusahalah agar Dia tersenyum

Coda: D A7 G A7 D (2x)
bunbasawa@yahoo.com 95
95


BAB VI

ETIKA DALAM PELAYANAN PUBLIK
(UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2009
TENTANG
PELAYANAN PUBLIK)

96
Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggara pelayanan publik yang
selanjutnya disebut Penyelenggara adalah
setiap institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang
untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata untuk kegiatan pelayanan publik.
97
kepentingan umum;
kepastian hukum;
kesamaan hak;
keseimbangan hak dan kewajiban;
keprofesionalan;
partisipatif;
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
keterbukaan;
akuntabilitas;
fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok rentan;
ketepatan waktu; dan
kecepatan, kemudahan, dan
keterjangkauan.
Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan:
98
mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;
mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang
diajukan;
mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau
pemenuhan pelayanan;
memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara
untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang
diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
memberitahukan kepada Pelaksana untuk memperbaiki
pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak
sesuai dengan standar pelayanan;
mengadukan Pelaksana yang melakukan
penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak
memperbaiki pelayanan kepada Penyelenggara dan
ombudsman;
mengadukan Penyelenggara yang melakukan
penyimpangan standar pelayanan dan/atau tidak
memperbaiki pelayanan kepada pembina
Penyelenggara dan ombudsman; dan
mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
asas dan tujuan pelayanan.
Masyarakat berhak:
DIMENSI DASAR KUALITAS PELAYANAN JASA
1. RELIABILITY: Kemampuan melaksanakan jasa
secara handal
2. RESPONSIVENESS: kesediaan membantu
pelanggan dan memberikan jasa tepat waktu
3. ASSURANCE: pengetahuan dan keramahan dari
karyawan dan kemampuan memberikan keyakinan
dan kepercayaan/jaminan pelanggan
4. EMPATHY: memberikan perhatian penuh pada
pelanggan
5. TANGIBLE: penampilan fisik, perlengkapan toilet,
personil, alat komunikasi, dll
REENGINEERING CORPORATION
DAHULU
Pasar milik Produsen
(produk apa saja akan terserap, karena pelanggan
tidak mempunyai alternatif lain)

SEKARANG
Tiga kekuatan : Customers, Competition, Change
PRODUSEN harus perhatikan PERMINTAAN
REENGINEERING BIROKRASI
DAHULU
Pelayanan milik Birokrasi
(Pelayanan seperti apapun diterima, karena
pelanggan tidak mempunyai kekuatan)

SEKARANG
Tiga kekuatan : Customers, Competition, Change
BIROKRASI harus perhatikan KEPUASAN
EKSPEKTASI PELANGGAN
1.Layanan yang diharapkan
pelanggan
2.Penilaian pelanggan terhadap
layanan yang diberikan
3.Tingkat layanan yang dibutuhkan
untuk memenuhi ekspektasi
pelanggan
103
Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggara pelayanan publik yang
selanjutnya disebut Penyelenggara adalah
setiap institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang
untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata untuk kegiatan pelayanan publik.
104
ETIKA DALAM PELAYANAN
PUBLIK
HARUS:
KALAU BISA DIPERMUDAH
MENGAPA DIPERSULIT

JANGAN:
KALAU BISA DIPERSULIT
KENAPA DIBUAT MUDAH
bunbasawa@yahoo.com 105
105


BAB VII

1. Penerapan Norma-norma dan Etika
2. Sanksi terhadap Pelanggaran Etika

106

Hukuman disiplin
PNS dan CPNS yang tidak menaati kewajiban atau melanggar
laranganSebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dijatuhi hukuman
disiplin.
Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang melanggar Pasal
3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
dijatuhi hukuman disiplin;
Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan
perundang- undangan pidana, PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
107
adalah
hukuman yang dijatuhkan terhadap seorang
Pegawai Negeri Sipil
Sie Infokum Ditama Binbangkum
karena melanggar Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
Adapun tingkat hukuman disiplin adalah sebagai
berikut:
1. Hukuman disiplin ringan,
2. Hukuman disiplin sedang, dan
3. Hukuman disiplin berat.

Hukuman disiplin
108






Jenis hukuman disiplin ada 3 macam.

1. Hukuman disiplin ringan, terdiri atas :
a. Tegoran lisan,
b. Tegoran tertulis,
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.

2. Hukuman disiplin sedang, terdiri atas :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
(satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1
(satu) tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat Iebih rendah
selama 1 satu) tahun.

Jenis hukuman disiplin
109
3. Hukuman disiplin berat, terdiri atas :

a. penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai Pegawai
Negeri Sipil,
e. Pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Jenis hukuman disiplin
110
HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI
KEMARIN & HARI ESOK LEBIH
BAIK DARIPADA HARI INI
Dengan motto :
tiada hari tanpa prestasi
KUNCI SUKSES ADALAH
KESIAPAN DAN KESEMPATAN
S = 2K
111
TUGAS KELOMPOK.
SINTESAKAN :
ASPEK DAN DAMPAK AKIBAT KEGAGALAN DAN
KEBERHASILAN YANG DISEBABKAN OLEH
IMPLEMENTASI ETIKA;
Kelompok A. pada pelaksanaan Etika dalam berorganisasi,
kepemimpinan dan manajemen
Kelompok B. pada pelaksanaan Etika Disiplin PNS
Kelompok C .pada Pelaksanaan Etika Birokrasi dalam penyelenggaraan
Negara
Kelompok D .dalam Pelaksanaan Etika Pelayanan
Publik
Masing-masing dipresentasikan
112
TERIMA KASIH, Semoga bermanfaat..
DIKLAT TEKNIS
LANJUTAN II
CEPU 2014

You might also like