You are on page 1of 16

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]

Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
DalamHidrostatis & Bonjeanakan dibuat kurva hydrostatic dan kurva
bonjean dari suatu kapal. Pengerjaan Hidrostatis & Bonjean ini berdasarkan data
hasil perencanaan dan perhitungan dari Tugas Rancang I (Lines Plan).
Kurva Hydrostatic merupakan kurva yang menunjukkan karakreristik dan
sifat badan kapal yang tercelup air atau di bawah garis air (water line) pada saat
Even Keel maupun Trim,sedangkan kurva Bonjean merupakan kurva yang
menunjukkan luas tiap-tiap Station sebagai fungsi sarat dari kapal.


1.2 Tujuan
Tujuan dalam Hidrostatis & Bonjean ini adalah agar mahasiswa mampu:
a. Mampu membuat kurva hydrostatic dan bonjean.
b. Memahami kurva-kurva hydrostatic dan bonjean, antara lain: MSA, WPA,
C
W
, C
M
, C
B
, C
P
, MTC, WSA, displacement, shell displacement, LBM,
LKM, LCB, LCF, TKM, TBM, TPC, DDT, MTC.
c. Mengetahui cara membaca dan menggunakan kurva-kurva Hydrostatic
dan Bonjean.











[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 2

BAB II
KURVA HIDROSTATIK DAN BONJEAN

2.1 DATA KAPAL
Dalam Tugas Rancang II akan dibuat kurva hidrostatik dan bonjean dari
Kapal dengan data sebagai berikut :

Type = Oil Tanker
Loa = 152 m
Lwl = 144 m
Lpp = 140 m
B = 20 m
H = 20,5 m
T = 8,5 m
V
S
= 15 Knot
C
b
= 0.720

2.2 KURVA HIDROSTATIK (HYDROSTATIC CURVES)
Kurva Hydrostatic merupakan kurva yang menunjukkan karakteristik dan
sifat badan kapal yang tercelup air atau di bawah garis air (water line) pada saat
Even Keel maupun Trim. Dari kurva hidrostatik tersebut, kita dapat meninjau
karakteristik kapal pada tiap-tiap kondisi atau ketinggian garis air (water line).
Kurva hidrostatik terdiri dari dua sumbu utama yang saling tegak lurus. Sumbu
mendatar adalah garis dasar kapal (base-line) sedangkan garis vertikal
menunjukkan sarat tiap water line yang dipakai sebagai titik awal pengukuran
kurva hidrostatik.
Kurva hidrostatik digambar sampai sarat penuh dan tidak berlaku untuk
kondisi kapal trim. Pergitungan dan penentuan tiap-tiap kurva hidrostatik terdapat
pada lampiran. Ada 19 kurva dalam kurva hidrostatik keseluruhan. Kurva-kurva
tersebut adalah :


[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 3


1. Water Plan Area (WPA)
WPA adalah luas bidang garis air dari tiap-tiap water line. Kemungkinan-
kemungkinan bentuk WPA ditinjau dari bentuk alas kapal antara lain:
- Untuk kapal dengan rise of floor, pada 0 mWL luas garis air adalah
nol karena luasan water line hanya berupa garis lurus (base-line),
sehingga lengkung WPA dimulai dari titik (0,0).
- Untuk kapal tanpa rise of floor, pada 0 mWL ada luasan yang
terbentuk pada garis dasar sehingga luas garis air tidak sama
dengan nol.
- Kapal alas miring pada 0 m WL, luas garis air mempunyai besaran
dan titik awal lengkung garis air dimulai dari titik terdalam dari
kapal.
WPA (water plan area) didapatkan berdasar perhitungan pada lampiran
(tabel B), dirumuskan :
4
3
1
2 E = o WPA

dimana : = jarak antar station
E
4
= luasan station antara water line yang ditinjau
(E
4
berdasar perhitungan lampiran Tabel A)

2. Coefficient of Water Line (C
WL
)
C
WL
adala nilai perbandingan antara luas bidang garis air tiap water line
dengan sebuah segi empat dengan panjang L dan lebar B dimana L adalah
panjang maksimum dari tiap water line dan B adalah lebar maksimum dari
tiap water line. C
WL
dirumuskan sebagai berikut:
( ) B L
WPA
C
WL

=


3. Ton Per Centimetre Immersion (TPC)
TPC adalah jumlah ton yang diperlukan untuk mengadakan perubahan
sarat kapal sebesar 1 cm. Bila kita menganggap tidak ada perubahan luas
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 4

garis air pada perubahan sarat sebesar 1 cm, atau pada perubahan 1 cm
tersebut dinding kapal dianggap vertikal. Jadi jika kapal ditenggelamkan
sebesar 1 cm, maka perubahan volume adalah hasil kali luas garis air
dengan tebal pelat pada garis air tersebut. Dengan demikian penambahan
volume dan berat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Penambahan volume = t x WPA (m
3
)
Penambahan berat = t x WPA x (ton)
Dimana t adalah tebal pelat pada tiap WL dan adalah berat jenis air laut
1.025 ton/m
3
.

4. Midship of Section Area (MSA)
MSA adalah luas moulded kapal pada section midship untuk tiap-tiap sarat
kapal. Harga MSA untuk tiap sarat dapat diketahui dari lampiran Tabel B
yang dirumuskan sebagai berikut :

9
3
1
2 E = | MSA

dimana : = setengah dari jarak antar water line yang
ditinjau
E
9
= luasan station terluas antar water line yang
ditinjau

5. Midship Coefficient (C
M
)
C
M
adalah perbandingan luas penampang midship kapal dengan luas suatu
penampang dengan lebar B dan tinggi T untuk tiap water line.
( ) T B
MSA
C
M

=


6. Keel to Center of Bouyancy (KB)
KB adalah jarak titik tekan bouyancy ke lunas kapal dalam meter.
Perhitungan KB terdapat di lampiran Tabel B, yang dirumuskan sebagai
berikut :
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 5

A
=
T
I
TBM



dimana : = tinggi WL tengah-tengah dari antar water line
yang ditinjau
E
1
= luasan station terluas antar water line yang
ditinjau

7. TransverseCenter of Bouyancy to Metacenter (TBM)
TBM adalah jarak titik tekan bouyancy ( gaya tekan ke atas air ) secara
melintang terhadap titik metacenter. Satuannya dalam meter (m).
Perhitungan TBM dirumuskan sebagai berikut :



= displacement
I
T
= momen inersia melintang
=
5
3
1
3
1
2 E o
E
5
= function of cube

8. Transverse of Keel to Metacenter (TKM)
TKM adalah letak titik metacenter melintang terhadap lunas kapal untuk
tiap-tiap water line-nya. Satuannya dalam meter (m).

TBM KB TKM + =

9. Longitudinal Center of Bouyancy(LCB) atau (uB)
LCB atauuB adalah jarak titik tekan bouyancy terhadap penampang
midship kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Tanda
negatif (-) dan positif (+) menunjukkan letaknya ada di depan midship (+)
dan di belakang midship (-). Pada lampiran Tabel B perumusan untuk LCB
adalah :
1
2
) (
'
E
E
+ =
|
| KB
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 6


1
3
E
E
=
o
LCB
E
3
= function of moment

10. Longitudinal Center of Floatation(LCF) atau (uF)
Lcf atauuF adalah jarak titik berat garis air terhadap penampang tengah
kapal untuk setiap sarat kapal. Satuannya dalam meter. Seperti juga LCB
tanda (-) dan (+) menunjukkan bahwa titik LCF terletak di depan dan di
belakang midship. Pada lampiran Tabel B perumusan untuk LCB adalah :


4
6
E
E
=
o
LCB

E
6
= function for CG of water plan
11. Longitudinal Center of Bouyancy to Metacenter(LBM)
LBM adalah jarak titik tekan bouyancy secara memanjang terhadap titik
metacenter. Satuannya dalam meter (m). LBM dirumuskan dalam
persamaan :

A
=
L
I
LBM
= displacement
I
L
= momen inersia memanjang
=
3
4
2
6 7
3
2
o
|
|
.
|

\
|
E
E E

E
7
= moment

12. Longitudinal of Keel to Metacenter (LKM)
LKM adalah letak metacenter memanjang terhadap lunas kapal untuk tiap
sarat kapal dalam meter. LKM merupakan penjumlahan LBM dan KB.

LBM KB LKM + =


[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 7

13. Block Coefficient (C
B
)
C
B
adalah perbandingan isi karena dengan balok dengan panjang L, lebar
B dan tinggi T. Hal ini juga berlaku untuk tiap-tiap water line. Dengan
demikian C
B
dapat dirumuskan sebagai berikut :
( ) T B L
C
B

V
=


14.Prismatic Coefficient()
C
P
adalah perbandingan volume karene dengan volume prisma dengan
luas penampang midship kapal dan panjang L. Dengan perhitungan lebih
lanjut C
P
dapat dirumuskan sebagai berikut:
( )
M
B
C
C
L MSA
=

V
=

15. Wetted Surface Area (WSA)
WSA adalah luas permukaan badan kapal yang tercelup dalam air pada
setiap water line-nya. WSA didapat dari jumlah perkalian half girth
dengan faktor luas pada setiap station dan setiap water line-nya. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
8
20 3
2
E =
PP
L
WSA

Dimana
8
= jumlah perkalian half girth dengan faktor luas.

16. Displacement Moulded ( A
mld
)
Displacement moulded adalah berat air laut yang dipindahkan karena
adanya volume karene tanpa kulit. Nilai ini didapat dari perkalian volume
karene dengan berat jenis air laut yaitu 1.025 ton/m
3
.

17. Displacement (A)
Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya
volume badan kapal yang tercelup ke dalam air (karene) termasuk juga
akibat tambahan adanya pelat karene. Jadi displacement di sini adalah
penjumlahan dari displacement moulded dengan shell displacement.

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 8

18. Moment to change Trim one Centimeter (MTC)
MTC adalah momen yang diperlukan untuk mengadakan trim sebesar 1
cm. Satuannya dalam ton-meter. Secara matematis MTC dirumuskan
sebagai berikut:
( )
( )
PP
L
LBM
MTC

A
=
100


19Displacement Due to one centimeter of Trim by stern (DDT)
DDT adalah besarnya perubahan displacement kapal yang diakibatkan
oleh perubahan trim kapal sebesar 1 cm. Perumusan DDT adalah sebagai
berikut:
( )
PP
L
TPC F
DDT
u
=

2.3 KURVA BONJEAN (BONJEAN CURVES)
Kurva bonjean adalah kurva yang menunjukkan luas station sebagai
fungsi sarat. Jadi untuk menghitung luas station sampai setinggi sarat yang
diinginkan dapat di baca pada lengkung-lengkung bonjean dengan menarik garis
mendatar hingga memotong lengkung bonjean pada station dan sarat yang
diinginkan. Pada umumnya lengkung bonjean cukup digambarkan sampai dengan
geladak tepi kapal (Upper Deck Side Line) sepanjang kapal.
Bentuk-bentuk Lengkung Bonjean :
1. Garis Lurus
Bentuk ini adalah bentuk station atau penampang kapal berbentuk
segiempat. Jadi pertambahan luas tiap sarat yang sama selalu konstan.
2. Parabola
Bentuk ini adalah bentuk station dengan penampang segitiga maupun
melengkung.
3. Parabola diikuti Garis Lurus
Bentuk seperti ini adalah untuk bentuk penampang kapal melengkung
pada bagian bawah kapal dan garis lurus untuk bagian atas kapal. Jadi
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 9

pada awalnya perubahan luas tidak konstan tetapi kemudian
pertambahan luasnya konstan pada sarat yang lebih tinggi.

Fungsi Lengkung Bonjean
Lengkung bonjean berfungsi untuk mendapatkan volume dan
displacement tanpa kulit pada setiap sarat yang dikehendaki, baik kapal
tersebut dalam keadaan even-keel maupun trim dan juga pada saat kapal
terkena gelombang. Untuk langkah pengerjaan selanjutnya lengkung
bonjean digunakan untuk perhitungan kebocoran (Floodable Length).

2.4 PERHITUNGAN TEBAL PELAT KAPAL
Ketebalan pelat dasar kapal dengan panjang kapal kurang dari 100 meter
dapatdicari dengan menggunakan persamaan di bawah ini:

1. Menghitung Koefisien Gelombang (C1)
Koefisien gelombang dapat dicari dengan rumus:
C1 = 0.0282 x Lpp (untuk Lpp < 100 meter)
= 0.0282 x140
= 3,9
2. Menghitung beban pada dasar kapal (Pb)
Beban pada dasar kapal dapat dicari dengan rumus:
Pb = ( 10 x T ) + ( Po x (0,5 + b) )
dimana:
Po = 10,5 x C1
= 10,5 x 3,9
= 41,5kN/m
2

b = 1
sehingga:
Pb = ( 10 x 8,5 ) + ( 41,5 x (0.5 + 1) )
= 147,2kN/m
2

3. Menghitung jarak pengaku/ penguat melintang (a)
Jarak pengaku/ penguat melintang dapat dicari dengan rumus:
a = Lpp/500 + 0.48
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 10

= 140/500 + 0.48
= 0,8 mm
4. Menghitung tebal material ( t)
Tebal material dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
t' = n x a x [((Pb x k)/(16.5 +(Lpp/50))]
1/2
) x (1 + (Lpp/300) - (H/25))
dengan:
n = 1 (untuk konstruksi melintang)
a = 0,8 mm (jarak pengaku/penguat melintang)
Pb = 147,2kN/m
2
(beban pada dasar kapal)
k = 1 (untuk kapal baja dengan struktur lambung biasa)
Sehingga:
t' = n x a x [((Pb x k)/(16.5 +(Lpp/50))]
1/2
) x (1 + (Lpp/300) - (H/25))
= 1 x 0,8 x [((147,2x 1)/(16.5 +(140/50))]
1/2
) x (1 + (140/300) -
(10,5/25))
= 2,2 mm
5. Menghitung korosi ijin kapal ( tk )
Karena t < 10 mm , korosi ijin kapal dapat dihitung dengan rumus:
tk = 0.1 x t / k
0,5
(rumus ini digunakan untuk t'>10 mm)
= 0.1 x 2,2/ 1
= 0,22 mm
6. Menghitung tebal plat kapal ( t )
Tebal plat kapal dapat dicari dengan rumus:
t = t + tk
= 2,2 + 0,22
= 2,42 mm

Jadi, tebal plat kapal yang digunakan adalah 16 mm.
Pembagian water line untuk gambar hydrostatic curves dan bonjean curves
adalah sebagai berikut.
i. 0.0 m WL ~ 1.5 m WL
ii. 1.5 m WL ~ 3.0 m WL
iii. 3.0 m WL ~ 4.5 m WL
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 11

iv. 4.5 m WL ~ 8.5 m WL
Pembagian station adalah 20 station dimulai dari after perpendicular (Ap)
hingga fore perpendicular (Fp).

2.5 PENJELASAN TABEL
Berikut adalah penjelasan table perhitungan untuk menggambar
Hydrostatic Bonjean curve.
1. TABEL A
Tabel A dan B merupakan tabel perhitungan untuk main part.tabel A
dibuat untuk interval waterline. Interval tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang
sama sehingga terdapat 3 waterline yang ditinjau pada tiap tabel A.
Data - data yang dimasukkan dalam tabel A adalah :
y : Half Breadth pada station dan waterline yang ditinjau.
n : Faktor momen memanjang kapal ditinjau dari midship.
S : Faktor Simpson memanjang kapal.
n' : Faktor momen vertikal ditinjau dari waterline tengah.
S' : Faktor Simpson vertikal.
g : Panjang kurva body plan dari midship s/d waterline yang ditinjau pada
tiap station.

2. TABEL B
Pada tabel B dilakukan perhitungan berdasarkan data atau hasil
perhitungan yang didapat dari tabel A. Perhitungan tersebut adalah :
L
wl
= Panjang garis air paling atas.
B = Lebar garis air paling atas.
d = Tinggi garis air paling atas.
= Jarak station = 4.8 m
| = Jarak tiap waterline = Interval
t = Tebal Pelat
Vol. Disp. = 2 (1/3) (1/3) o| [E1]
Displ = 1,025 Vol. Disp.
KB = Tinggi titik berat volume Interval tersebut (Tinggi WL tengah)
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 12

uB = Jarak titik berat volume interval tersebut ke midship
= ( [E3] o ) / [E1]
WPA = Luas garis air paling atas
= 2 (1/3 ) o [E4]
C
w
= Koefisien garis air teratas
= WPA / (L
wl
B)
MSA = Luas midship station pada tiap interval
= 2 (1/3) | [E9]
MSA / WL = Luas midship station dari 0 m WL s/d garis air teratas.
C
m
= Koefisien midship station
= MSA per WL / (B d)
Vol. Disp' = Volume Displacement dari 0 m WL s/d garis air teratas.
C
b
= Koefisien blok
= Vol. Disp' / (L
wl
B d)
I
T
= Momen Inersia melintang garis air teratas
= 2 (1/3) (1/3) o [E5]
TBM = I
T
/ Vol. Disp'
uF = Jarak titik berat luas garis air teratas ke midship
= ( [E6] o ) / [E4]
I
L
= ( [E7] - ( [E6]
2
/ [E4] )) 2/3 o
3

LBM = I
L
/ Vol. Disp'
WSA = Luas permukaan basah pada interval tersebut
= 2 (1/3) o [E8]
Dif of WSA= Luas permukaan basah dari 0 m WL s/d garis air terbawah.
WSA / WL = Luas permukaan basah dari 0 m WL s/d garis air teratas.
Shell Disp. = Volume kulit pada interval tersebut
= (1.025 / 1) t WSA
Dif. of SD = Volume kulit dari 0 m WL s/d garis air terbawah.
Total SD = Volume kulit dari 0 m WL s/d garis air teratas.
3. TABEL C - TABEL J
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 13

Tabel C s/d tabel E
1
merupakan tabel perhitungan cant part. Hal-hal yang
dihitung secara garis besar sama dengan perhitungan main part adalah sebagai
berikut:
- Tabel E
2
merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan
cant part untuk WSA, Shell Displacement, WPA dan F.
- Tabel F merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan
cant part untuk LBM dan TBM.
- Tabel G merupakan tabel perhitungan data gabungan main part dan
cant part untuk moulded Displacement, KB dan B.
- Tabel H merupakan data akhir hydrostaticcalculation untuk seluruh
badan kapal sampai dengan sarat penuh.
- Tabel I dan Tabel J merupakan tabel data perhitungan bonjean sampai
dengan upper deck side line (sheer).





























[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 14

BAB III
HASIL PERHITUNGAN
3.1 Hasil Perhitungan
A. Kurva Hydrostatic
WL WPA ( m
2
) WSA (m
2
) MSA (m2)
MTC
(ton-m)
KB (m)
0 ~ 1,5 1854,81

2041,07

9,10

116,74

1,26

1,5 ~ 3 2014,41

2474,32

19,01

147,93

2,06

3 ~ 4,5
2041,29

2903,04

28,99

143,67

2,84

4,5 ~ 8,5
2422,58

4359,55

38,99

6,17

4,35

Tabel 3.1 Nilai WPA, WSA, MSA, MTC, KB

WL LBM (m) TBM (m) LKM (m) TKM (m) TPC(ton)
0 ~ 1,5
1892,46 56,50 1893,72 57,76 19,01
1,5 ~ 3 1117,31 29,21 1119,37 31,27 20,65
3 ~ 4,5 696,76 20,06 699,61 22,90 20,92
4,5 ~ 8,5 21,56 17,80 25,91 22,15 24,83
Tabel 3.2 Nilai LBM, TBM, LKM, TKM, TPC


Shell
Displacement
Displacement
Moulded
Displacement F B
(ton) (ton) (ton) (m) (m)
0 ~ 1,5 17,95 863,65 898,40 3,83 4,24
1,5 ~ 3 21,26 1853,51 1892,32 1,55 3,70
3 ~ 4,5 34,32 2886,76 2928,71 2,74 3,33
4,5 ~ 8,5
44,84 4008,98 4061,59 -4,19 2,40
Tabel 3.3Nilai Shell Displacement, Displacement Moulded, Displacement, uF,
uB
Cw Cb C Cp DDT
0 ~ 1,5 0,66 0,08 0,30 0,25 0,52
1,5 ~ 3 0,72 0,16 0,32 0,51 0,23
3 ~ 4,5 0,73 0,25 0,32 0,79 0,41
4,5 ~ 8,5 1,31 0,35 0,23 1,54 -0,74
[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 15

Tabel 3.4 Nilai C
W
, C
B
, C
M
, C
P
, DDT
B. Kurva Bonjean
Tabel 3.5 Nilai Area per station untuk kurva Bonjean
3.2 Pembahasan
Untuk bentuk kurva Hydrostatic dapat dilihat pada gambar dan lebih
jelasnya perhitungan mengenai kurva hydrostaticdapat dilihat pada lampiran.
Sedangkan untuk bentuk kurva Bonjean dapat dilihat pada gambar dan lebih
jelasnya perhitungan mengenai kurva bonjean dapat dilihat pada table I dan J
(LAMPIRAN).

Number of
ordinat
Total Area Total area total area total area total area
0 ~ 1,5
m WL
1,5 ~ 3
m WL
3~ 4,5
m WL
4,5 ~ 8,5
mWL
0 ~ Upper deck
AP 0.00 0.00 0.00 0,04 1,01
1 0,01 0,04 0,06 0,15 1,37
2 0,04 0,11 0,20 0,40 1,80
3 0,10 0,25 0,44 0,72 2,22
4 0,19 0,43 0,71 1,04 2,56
5 0,26 0,59 0,94 1,31 2,85
6 0,32 0,69 1,07 1,45 3,01
7 0,36 0,75 1,14 1,53 3,11
8 0,36 0,76 1,16 1,56 3,16
9 0,36 0,76 1,16 1,56 3,16
10 0,36 0,76 1,16 1,56 3,16
11 0,36 0,76 1,16 1,56 3,16
12 0,36 0,76 1,16 1,56 3,16
13 0,36 0,76 1,16 1,56 3,16
14 0,36 0,74 1,14 1,54 3,13
15 0,34 0,71 1,09 1,48 3,04
16 0,29 0,62 0,96 1,33 2,85
17 0,22 0,49 0,76 1,06 2,38
18 0,13 0,29 0,46 0,66 1,61
19 0,02 0,07 0,14 0,24 0,86
FP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,07





[TYPE THE DOCUMENT TITLE]
Hidrostatis
& Bonjean

Hanggar Hadi Putra | 4312.100.008 16

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Perbandingan Hasil TR-2 dan TR-1
Dari hasil perhitungan pada TR-2 dan TR-1 untuk sarat air (T = 6m)
didapat nilai-nilai berikut (Lampiran I):

Nama Tugas Rancang I Tugas Rancang II
C
w
0.8 1,31
C
b
0,7 0,35
C
p
0,73 0,25
C
m
0,985 0,23
|B (m) 0,72m 2,40 m
Displ. Moulded 17368,765 ton 4008,98ton

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil TR-Idan TR-II

Dari hasil perhitungan antara TR-1 dan TR-2 di atas, maka dapat
diperbandingkan nilai untuk C
W
, C
B
, C
P
, C
M
, |F, |B dan displacement moulded-
nya. Jadi dapat disimpulkan selisih yang terjadi pada nilai di atas disebabkan oleh:
1. Pada TR-1 kita menghitung nilai untuk C
W
, C
B
, C
P
, C
M
, |B dan
displacement moulded pada sarat air (T) dengan menggunakan rumusan
yang telah diketahui.
2. Sedangkan pada TR-2 kita mendapatkan nilai untuk C
W
, C
B
, C
P
, C
M
, |F,
|B dan displacement moulded pada sarat air (T) dengan langkah awal
mengukur panjang half girth pada body plan dari TR-1. Pada TR I kita
mendapatkan nilai koefisien-koefisien lalu dirancang kapalnya namun
pada TR II ini sudah ada kapalnya dan dicari koefisien-koefisiennya.
3. Pembulatan nilai dari hasil pengukuran terhadap body plan.

You might also like