Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan ilmu kedokteran jiwa yang
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
terjangkau. Hal ini perlu dukungan dnegan komitmen yang tinggi terhadap
peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru
2
berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk pada
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang
atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta
jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini
biro pusat statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980: 55,30
tahun, pada tahun 1985: 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 16,12 tahun, dan
tahun 1995: 60,05 tahun serta tahun 2000: 64,05 tahu (Biro Pusat Statistik,
2000).
Propinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Propinsi besar dengan jumlah
penduduk lanjut usia pada tahun 2000 mencapai 9,6 persen. Angka tersebut
jauh di atas jumlah lansia Nasional yang hanya 7,6 persen pada tahun 2000.
Usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun, dimana penduduk lansia wanita rata-
rata 67,2 tahun dan pria 63,8 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter
2002).
yang serius karena secara alamiah lanjut usia itu mengalami penurunan baik
dari segi fisik, biologi, maupun mentalnya dan hal ini tidak terlepas dari
masalah ekonomi, sosial, dan budaya sehingga perlu adanya peran serta
3
berbagai organ lansia menjadi rentan terhadap penyakit yang bersifat akut atau
menjadi korban peruabahan sosial adalah kelompok usia lanjut. Mereka yang
memiliki konsep hidup tradisional, seperti harapan akan dihormati dan dirawat
di masa tua, atau hubungan erat dengan anak yang telah dewasa. Pada
kenyataannya harus hidup dalam sistem nilai yang berbeda dengan yang
dianut misalnya kurang perasaan dihormati, karena anak tidak lagi tergantung
secara ekonomi pada orang tua, serata kurangnya waktu bagi menantu
perempuan untuk menjaga orang tua, karena bekerja. Keadaan ini dapat
paling banyak dialami lanjut usia. Beberapa penyebab kesepian antara lain (1)
terlampau rumit (2) Berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktivitas
sehingga waktu yang bertambah banyak (3) Meninggalnya pasangan hidup (4)
tersebut akan menimbulkan rasa kesepian lebih cepat bagi orang lanjut usia.
4
Dari segi inilah lanjut usia mengalami masalah psikologis yang banyak
Pada orang lanjut usia sering mengalami depresi pada orang berumur
uang, atau mungkin rumah tinggi, semua ini dapat menimbulkan reaksi yang
ditambahkan pada sumber daya yang memang sudah terbatas. Yang menarik
psikologik, yaitu rasa khawatir dan takut yang diperoleh dari rasa lebih muda
diatur sesuai jadwal kegiatan dan dilakukan secara rutinitas setiap harinya.
lansia terdiri dari laki-laki 33 orang dan perempuan 56 orang yang tinggal di
keluarga dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat diketahui bahwa minimal
di panti tersebut. Walaupun setiap harinya mereka berada di panti dan dapat
mereka merasa cemas, kurang tidur, dan kadang bermimpi buruk tentang
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal. Faktor
dan jenis kelamin. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiatmoko
lansia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kecemasan pada usia lanjut (lansia) di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
Surakarta untuk dapat memberikan pelayanan yang tepat pada lanjut usia.
lansia.
E. Keaslian Penelitian
subjek penelitian, jumlah lanjut usia yang berbeda sehingga masalah yang
tentang tingkat kecemasan usia lanjut di Panti Tresna Wreda Unit Budhi
penelitian, lokasi penelitian serta jumlah lanjut usia yang berbeda sehingga
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lanjut Usia
fase prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55-65 tahun, dan
fase senium yaitu lanjut usia yang berusia lebih dari 65 tahun
(Nugroho, 2000).
usia lanjut resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
11
menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) 60-74 t ahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, usia sangat tua
biologis, usia psikologis dan usia sosial meliputi (1) Usia biologis yaitu
berada dalam keadaan hidup tidak mati. (2) Usia psikologis yaitu yang
dengan usianya. Ketiga jenis usia yang dibedakan oleh Birren dan
(Nugroho, 2000).
usia. Faktor keadaan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia, faktor
usia.
12
1) Kesehatan fisik
2) Kesehatan psikososial
perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman,
akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) kebutuhan
e. Kemandirian
dalam memenuhi segala macam kebutuhan hidup, baik lanjut usia yang
dikemukakan hasil kelompok ahli dari WHO pada tahun 1959 yang
untuk memberi dari pada penerima (4) Secara relatif bebas dari rasa
tegang dan cemas (5) Berhubungan dengan orang lain secara tolong
Mempunyai daya kasih sayang yang besar. Selain itu kemandirian bagi
orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas hidup (Hardywinoto, 1999).
dapat mengurusi dirinya sendiri. Ini berarti bahwa jika seseorang sudah
2. Kecemasan
a. Definisi kecemasan
tetapi sumber sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal
dan sering kali suatu emosi yang normal. Menurut Yustinus (2006),
istilah stress dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Oleh karena dalam diri manusia itu antara fisik dan
psikis (kejiwaan) itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Mana istilah stress dan depresi ini dianggap sebagai satu kesatuan
tidak jelas dan menyebar, yang tidak memiliki objek yang spesifik.
dengan kehidupan.
yaitu:
Super Ego. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua
kelemahan fisik.
18
dengan depresi.
anxietas.
tidak dicintai orang lain, tidak memiliki kasih sayang, tidak memiliki
dukungan dan motivasi, jauh dengan orang yang paling dekat (Stuart,
2006).
19
Sadock, 1997).
semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar (2) Rasa sakit atau
dada (3) Rasa sesak napas, ketika rasa cemas muncul syaraf-syaraf
muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi (5) Kehilangan gairah
seksual (6) Tubuh gemetar (7) Tangan atau anggota tubuh menjadi
bunuh diri (9) Gangguan kesehatan seperti sering merasa sakit kepala
e. Tingkat kecemasan
suatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang ahal lain.
f. Pengukuran kecemasan
nilai pada skala 5-titik, mulai dari 0 (tidak ada) sampai 4 (parah)
(Nitafitria, 2009).
a. Faktor internal
22
berikut ini.
1) Umur
pula dalam menerima cobaan, hal ini didukung oleh teori aktivita
usia tua oleh sebab itu tidak dibutuhkan suatu kompensasi terhadap
yang berarti.
tahun.
2) Jenis kelamin
3) Tingkat pendidikan
biografinya sendiri.
4) Motivasi
5) Kondisi fisik
menua, yakni:
dan ginjal.
d. Berbagai neoplasma.
6) Faktor eksternal
1) Dukungan sosial
sebagainya.
yaitu:
a) Kerekatan emosional
yang harmonis.
b) Integrasi sosial
sosial.
c) Pengakuan
memuaskan.
e) Bimbingan
2) Dukungan keluarga
peran-peran sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan
a) Dukungan informasional
b) Dukungan penilaian
c) Dukungan instrumental
lingkungan.
d) Dukungan emosional
bersangkutan diperhatikan.
31
B. Kerangka Teori
B. Faktor Eksternal
Dukungan Sosial
Kecepatan emosional
Faktor Internal Integrasi social
Usia atau Umur Pengakuan
Jenis Kelamin Ketergantungan yang
Tingkat Pendidikan dapat diandalkan
Motivasi Bimbingan
Kondisi Fisik Kesempatan untuk
mengasuh
Dukungan Keluarga
Informasional
Penilaian
Instrumental
Emosional
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
pada lanjut usia di Panti Sosial Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
Surakarta dan akan dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai bulan
Maret 2010.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lanjut usia yang tinggal
lansia.
responden.
terakhir.
Kriteria eksklusi
3. Teknik sampling
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan diri atau sifat-sifat
N
n=
1 + N (d 2 )
89
n=
1 + 89 (0,05 ) 2
89
n=
1 +89 (0,0025 )
36
89
n = 1 + 0,2225
89
n = 1,2225
89
n = 1,223
n = 72,77
n = 72
Keterangan:
N = besarnya populasi
n = besar sampel
Jadi jumlah sampel yang akurat lebih kurang 72 orang lansia dari
2005)
D. Variabel Penelitian
Tabel 3.1
Rangkuman Variabel Operasional
No. Variabel Pengertian Alat Ukur Skala Skoring
1. Usia lansia Usia lanjut usia Kuesioner Interval 45-89 tahun
faktor yang
mempengaruhi
psikologis lansia,
dilakukan
penelitian
3. Dukungan Bantuan yang Kuesioner Ordinal 40-53 = buruk
nasehat, materi
maupun penilaian
38
sekelompok
anggota keluarga
4. Dukungan Merupakan Kuesioner Ordinal 7–14=Buruk
diaberikan oleh
kehidupan
seseorang
5. Kecemasan Penderita yang Kuesioner Ordinal < 17 = ringan
ketidaktentuan, rasa
kenyataan atau
persepsi ancaman
diketahui
F. Instrumen Penelitian
luasnya. Subjek hanya memberi tanda (√) pada kolom jawbaan yang telah
menggunakan alat ukur HAS (Hamilton Anxiety Scala), yaitu nilai skala yang
masing-masing ditetapkan oleh sejumlah gejala. Setiap item adalah nilai pada
skala 5 titik, mulai dari 0 (tidak ada) sampai 4 (parah). (Nitafitria, 2009)
lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
kedua variabel berbentuk interval atau radio dan sumber data dari dua
N ∑ xy - ( ∑ x )( ∑ y )
rxy =
{N∑ x 2
− (∑ x)
2
}{N∑ y 2
− (∑ y)
2
}
41
Keterangan:
N = jumlah responden
y = skor total
(Arikunto, 2006)
sudah aik. Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha yang dapat
k
1 −
∑σb 2
r11 = σ 2t
( k −1)
Keterangan:
Σ σ b2 = jumlah varians
σ 1
2
= varians total
1. Pengumpulan data
2005):
a. Editing
b. Coding
pengklarifikasian data.
c. Tabulating
d. Entry Data
2. Analisis data
macam yaitu: (1) analisis univariate, dilakukan terhadap tiap variabel dari
dilakukan pengujian statistik dengan Chai Square (x), t test, z test, dsb; (3)
sebagai variabel bebas atau independent adalah suai lansia, jenis kelamin,
Keterangan:
a = konstanta
b = koefisien variabel
44
e = standard error
untuk mendeteksi ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi. Uji
nilai R2 semakin besar atau mendekati 1 (satu) maka modal semakin tepat.
I. Etika Penelitian
mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Etika dalam penelitian dapat
meliputi:
1. Informed consent
penelitian, bila subjek menolak maka penelitian tidak memaksa dan tetap
3. Confidentiality (kerahasiaan)
J. Rencana Penulisan
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
baca dibantu oleh penerjemah bahasa bagi responden yang tidak mengerti
bahasa Indonesia, bagi responden yang bisa tulis baca langsung dijawab
tentang tujuan dari penelitian, cara mengisi kuesioner dan diminta untuk
3. Tahap pelaporan
K. Anggaran Penelitian
masing kegiatan dan item alat bahan dan bahan yang diperlukan, pada tabel di
bawah ini:
47
Tabel 2
Anggaran Penelitian
L. Jadwal Penelitian
Waktu Penelitian
No. Keterangan Agust Sept Okt Nop Des Jan Feb Mart
2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010
1. Penyusunan
proposal
2. Ujian proposal
3. Perbaikan proposal
4. Ujian reliabilitas
validitas
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan analisa
data
7. Pembahasan
8. Ujian skripsi
9. Perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2000. Karakteristik Penduduk Jawa Timur BPS Prop.
Jatim. Mitra Guna Bahagia.
Berlina, H.P, 1998. Kecemasan Pada Usia Lanjut Periunan Pegawai Departemen
P Dan K di Kabupaten Jogjakarta
Budi Nugroho, SKM. 2000. Buku Keperawatan Gerantik Edisi 2 Jakarta: Egc.
Matthew N and David L. 1959. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM - A).
http://www.neurotransmitter.net/anxietyscales.html, diaskes 09 juli 2009.
Isfandari S. 1999. Gejala Psikologis pada Lansia di Depok dan Senin. Buletin
Penelitian Kesehatan Vol. 26 No. 1.
48
Kaplan K.I & Sodock, B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi 7, Jilid II, Alih Bahasa
Widya Kusuma. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya: Air Langga
University Press.
Matthew N and David L. 1959. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM - A).
http://www.neurotransmitter.net/anxietyscales.html, diaskes 09 juli 2009.
Stuart, G.W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: egc.
Stuart, G.W dan Sundeen, S.J. 1998. Buku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:
egc.
Disusun oleh :
NURI WIDIYANINGSIH
J 210 050 021
Kepada Yth:
Di tempat
Dengan Hormat,
NIM : J210050021
Dharma Bhakti Kota Surakarta Tahun 2009”. Penelitian ini tidak akan
saya sebagai peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban bapak atau ibu
yang bapak atau ibu berikan dalam pertanyaan peneliti kepada bapak atau ibu
Hormat Saya,
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
NAMA :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
di Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta”. Untuk itu secara sukarela
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh
Responden
( … … … … … … …)
Lampiran 3
KUESIONER 1
LEMBAR DATA DEMOGRAFI
Hari / Tanggal :
Isilah kolom di bawah ini No. Urut :
Nama :
Umur : • 45-89 tahun
• 60-70 tahun
• 71-90 tahu
• > 90 tahun
Jenis Kelamin : • Laki-laki
• Perempuan
Tingkat Pendidikan : • SD
• SMP
• SMA
• Diploma
• Sarjana
Petunjuk:
Bapak atau ibu adiminta uantuk menjawab dengan jujur pada setiap nomor di
bawah ini dengan memberi tanda check list (√) yang dianggap BENAR.
Lampiran 4
KUESIONER 2
DUKUNGAN SOSIAL
Nama Klien :
Jenis Kelamin :
Umur :
A. Penilaian
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
• Berilah tanda (√) pada yang menurut bapak atau ibu benar atau sesuai
dengan keadaan sekarang.
1. Apakah bapak aau ibu mempunyai suami atau istri?
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
2. Apakah Bapak atau ibu tinggal bersama pasangan?
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
3. Apakah dalam seminggu ini bapak atau ibu menelpon kerabat atau teman?
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
4. Apakah bapak atau ibu senang dikunjungi kerabat atau teman?
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5. Apakah bapak atau ibu menginginkan bergabung dengan kelompok lansia
atau dalam kegiatan?
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
6. Apakah ada yang bersedia merawat bapak atau ibu bila sakit?
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
7. Apakah ada yang dapat dihubungi jika bapak atau ibu mengalami keadaan
emergensi?
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah Score:
Kesimpulan : Dukungan sosial buruk
Dukungan sosial sedang
Dukungan sosial baik
(Noorkasiani, 2009)
Lampiran 5
KUESIONER 3
DUKUNGAN KELUARGA
Nama Klien :
Jenis Kelamin :
Umur :
A. Penilaian
4 : Sangat Sering
3 : Sering
2 : Kadang-kadang
1 : Tidak Pernah
Berilah tanda (√) pada yang menurut bapak atau ibu benar atau sesuai dengan
keadaan sekarang.
1. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan berbagai informasi
tentang keterampilan baru yang dapat bapak / ibu di kerjakan di Panti
Wredha?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
2. Apakah keluarga bapak /ibu pernah mengerti tentang keadaan bapak atau
ibu?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
3. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberikan bantuan berupa
kebutuhan sehari-hari selama bapak atau ibu di Panti Wredha?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
4. Apakah bapak / ibu tidak pernah mendapatkan kiriman uang dari keluarga
untuk kebutuhan sehari-hari bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
5. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan bantuan berupa
kebutuhan sehari-hari bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
6. Apakah keluarga bapak / ibu selalu mendorong untuk selalu aktif dalam
berbagai kegiatan yang ada di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
7. Apakah bapak / ibu sering mendapat kiriman uang dari keluarga untuk
memenuhi kebutuahan bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
8. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberi dukungan terhadap segala
kegiatan yang diikuti bapak / ibu selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
9. Apakah keluarga bapak / ibu tidak mau peduli dengan berbagai kegiatan
yang bapak / ibu lakukan di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
10. Apakah keluarga bapak / ibu sering memberikan pakaian selama bapak
atau ibu di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
11. Apakah bapak / ibu merasa telah ditinggalkan oleh keluarga bapak / ibu?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
12. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan dukungan kepada
bapak atau ibu untuk selalu berbuat baik selama di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
13. Apakah keluarga bapak / ibu tidak pernah memberikan semangat ketiaka
bapak / ibu mengalami kesulitan?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
14. Apakah keluarga bapak / ibu sangat memahami keadaan bapak / ibu saat
ini?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
15. Walaupun bapak / ibu di panti, apakah bapak / ibu merasa tetap dekat
dengan keluarga?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
16. Apakah setiap keluarga bapak / ibu berkunjung, mereka selalu
menanyakan jika bapak / ibu terlihat berbeda?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
17. Walau bapak / ibu sedang mengalami masalah di panti, apakah keluarga
bapak / ibu tidak pernah mau memahami?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
18. Apakah selama bapak / ibu di panti, keluarga bapak / ibu jarang memberi
bapak / ibu nasehat?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
19. Apakah bapak / ibu tidak pernah tahu atau mengetahui berbagai kejadian
yang terjadi dalam keluarga bapak / ibu selama bapak / ibu di panti?
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
20. Apakah bapak / ibu pernah merasa apapun yang bapak / ibu hasilkan dari
kegiatan di lingkungan panti tidak mendapat tanggapan dari keluarga
Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Jumlah Score:
Kesimpulan : Dukungan keluarga rendah
Dukungan keluarga sedang
Dukungan keluarga tinggi
Lampiran 6
KUESIONER 4
HAMILTON SKALA PENELITIAN KECAMASAN (HAM-A)
Nama Pasien :
Umur :
Ruang :
Dx
Perlakuan : sebelum / sesudah perlakuan
A. Penilaian
0 : tidak ada tidak ada gejala sama sekali
1 : ringan satu gejala dari pilihan yang ada
2 : sedang separuh dari gejala yang ada
3 : berat lebih dari separuh gejala yang ada
4 : sangat berat semua gejala ada
Jumlah Score:
Kesimpulan : Kecemasan rendah
Kecemasan sedang
Kecemasan berat
(Metthew, 2009)