You are on page 1of 19

1

BAB I
SKENARIO
Kiat Belajar sebagai Mahasiswa Kedokteran
A. Skenario:
Bagus sebagai mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Swasta di sebuah kota besar, ia baru
saja lulus SMA tahun ini dan diterima di fakultas kedoktera tersebut. Keadaan baru ini
mengharuskan dia berpisah dari keluarganya di kota lain di propinsi lain.
Tempat kuliah baru ini terasa asing baginya, selain itu berbagai tantangan penyesuaian/
adaptasi diperlukan agar Bagus dapat bertahan sebagai mahasiswa baru di kota yang masih asing
baginya. Kota tempat Bagus diterima sebagai mahasiswa kedokteran, merupakan kota besar
dengan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga merupakan suasana baru.
Kampus tempat dia akan berkuliah juga memiliki budaya baru, dimana terdapat
kebiasaan buruk para peserta didiknya, yaitu biasa meremehkan kuliah reguler dan lebih
mengutamakan kuliah saat Semester Pendek sebagai sarana kelulusan.
Bagus memiliki kakak kandung yang berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di Fakultas
Kedokteran Negeri di kota lain, dimana X-Kakaknya memperoleh nilai prestasi yang kurang
sehingga banyak mata kuliah yang ditinggal karena tidak cukup SKS yang akan diambil
mengacu pada Indeks Prestasi semester yang lalu, saat ini sedang terancam Drop-out (DO).
Hal ini membuat gelisah hati Bagus: apakah yang akan terjadi pada dirinya? dan apa
terjadi terhadap Kakaknya, sehingga tidak dapat sukses belajar mengejar prestasi yang
maksimal?. Maklum mereka berdua merupakan keturunan Bangsawan daerah asal mereka,
sehingga kurang terpapar berbagai masalah kehidupan.
2

Bagaimana langkah Bagus agar dapat sukses belajar sebagai mahasiswa kedokteran?
Apakah yang dialami X-Kakak Bagus, bagaimana nasibnya kelak? Apakah ada kiat sukses
belajar sebagai mahasiswa kedokteran?




















3

BAB II
KATA KUNCI

1. Perubahan status
2. Adaptasi dengan lingkungan
3. Mengutamakan kuliah semester pendek
4. Kegagalan yang berakibat pada ancaman DO (DropOut)
5. Kiat sukses belajar mahasiswa kedokteran

4

BAB III
DAFTAR MASALAH

1. Perubahan status dari siswa SMA ke mahasiswa.
2. Penyesuaian diri dengan lingkungan dan budaya baru.
3. Minat dan cara belajar.
4. Adanya kebiasaan mengutamakan kuliah Semester Pendek.
5. Kegagalan dalam proses belajar yang berakibat pada ancaman di dropout (DO).


5

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perbedaan Siswa dan Mahasiswa
Secara etimologis, mahasiswa berasal dari kata maha (besar) dan siswa (murid).
Jadi, mahasiswa adalah murid besar. Murid besar, diandaikan berbeda perlakuan dan
kelakuan terhadapnya dibandingkan dengan murid biasa. Perbedaan yang paling
mencolok ialah sikap mental (attitude) perilaku, serta aspek kemandirian. (Yahya Ganda)
B. Adaptasi dengan Lingkungan
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini
dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti
mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi (Gerungan,1991).
Menurut Karta Sapoetra adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama
disebut penyesuaian diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya bentuk),
sedangkan pengertian yang kedua disebut penyesuaian diri yang allopstatis (allo artinya
yang lain, palstis artinya bentuk). Jadi adaptasi ada yang artinya pasif yang mana
kegiatan pribadi di tentukan oleh lingkungan. Dan ada yang artinya aktif, yang mana
pribadi mempengaruhi lingkungan (Karta Sapoetra,1987).
Menurut Suparlan (Suparlan,1993) adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah
suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan.
Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:
6

1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk menjaga
kesetabilan temperatur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis
secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainya).
2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh dari
perasaan takut, keterpencilan gelisah). 3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan
hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan, tidak merasa dikucilkan, dapat
belajar mengenai kebudayaanya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan
musuh). Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 2000) memberikan beberapa batasan
pengertian dari adaptasi sosial, yakni:
a. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan.
b. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
c. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
d. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
sistem.
e. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Dari batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan proses
penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit sosial terhadap norma-
norma, proses perubahan, ataupun suatu kondisi yang diciptakan. Lebih lanjut tentang
proses penyesuaian tersebut, Aminuddin menyebutkan bahwa penyesuaian dilakukan
dengan tujuan-tujuan tertentu (Aminuddin, 2000), di antaranya:
a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
b. Menyalurkan ketegangan sosial.
c. Mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.
7

d. Bertahan hidup.
C. Minat dan Cara Belajar
1. Minat
Menurut Tidjan (1976) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian
tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi
terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului
oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.
Sedangkan menurut Drs. Dyimyati Mahmud (1982), Minat dalah sebagai sebab
yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang
situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat
yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek,
atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
Berdasarkan definisi minat tersebut dapatlah penulis kemukakan bahwa minat
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Minat adalah suatu gejala psikologis
2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.
3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran
4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan
kegiatan guna mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa Pengertian Minat menurut alhi tersebut penulis simpulkan
bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya
pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut
8

menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada
obyek tersebut.
2. Cara Belajar
Cara belajar yang baik dapat dilakukan dengan menentukan :
a. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
Menetapkan tujuan dan memenuhinya benar-benar menjadi momentum
kesuksesan. Memiliki tujuan akan memberi kita arah dalam kehidupan kuliah.
Sebuah tujuan juga akan mendorong kita terus maju ketika kita ragu tentang apa
yang akan kita alami.
b. Mengikuti jadwal belajar
Kuliah adalah tentang menguasai seni multitasking. Untuk melakukan
berbagai pekerjaan dalam satu waktu, kita perlu membuat jadwal kegiatan dan
rencana belajar. Demikian dilansir Campus Grotto, Senin (23/9/2013).
c. Memanfaatkan dosen
Mahasiswa yang sukses tahu betul bagaimana cara mendulang ilmu
sebanyak mungkin dari para dosen. Mereka mendatangi dosen pada saat jam kerja
dan berdiskusi tentang materi kuliah. Dengan melakukan hal ini, mahasiswa akan
mendapat nilai lebih baik dalam ujian, lebih puas dengan kuliah, dan merasa lebih
terhubung dengan kampus dan para dosen.
d. Menggunakan teknik belajar dan mencatat
Menguasai teknik belajar dan mencatat yang tepat memungkinkan kita
untuk belajar lebih baik dan efisien.
e. Aktif di kegiatan ekstrakurikuler
9

Mahasiswa yang sukses juga aktif dalam berbagai kegiatan luar ruangan
seperti di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Aktivitas ini justru meningkatkan
kepuasan seseorang tentang pengalaman kuliah mereka.
f. Memanfaatkan sumber daya kampus
Mahasiswa sukses enggak malas memanfaatkan perpustakaan dan pusat
karier di kampus.
g. Menyeimbangkan kuliah
Triknya adalah memilih mata kuliah yang bervariasi baik dari beban SKS
maupun tingkat kesulitannya.
h. Rajin kuliah dan aktif di kelas
Seperti halnya sekolah, mahasiswa yang sukses duduk di depan dan aktif
dalam diskusi di kelas. Mereka bertanya dan memberikan pendapat.
i. Memanfaatkan peralatan belajar.
j. Siap menghadapi ujian
Karena ujian memberi persentase terbesar dalam nilai akhir, maka
mahasiswa sukses tahu betul bagaimana belajar dan mempersiapkan diri untuk
menghadapi ujian.
k. Membuat kelompok belajar
Biasanya, seseorang akan belajar lebih banyak ketika dia belajar bersama
di sebuah kelompok kecil ketimbang belajar sendiri. Seseorang akan belajar lebih
baik dengan mengajari orang lain karena materi yang kita ajarkan menjadi lebih
kuat menancap di memori. Sebaliknya, kita juga bisa meminta saran dari teman
tentang hal yang belum kita kuasai.
10

l. Tidur cukup
Kuliah membutuhkan tubuh yang sehat. Mahasiswa butuh istirahat yang
cukup serta sehat secara fisik dan psikis. Lama tidur yang dijalani seseorang
berdampak besar pada performa akademiknya. Mendapatkan otak yang encer
dimulai dengan tidur yang cukup.
D. Kebiasaan Mengutamakan Kuliah Semester Pedek
1. Pengertian Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam
hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat dan kebiasaan
itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikan rupa, sehingga tindakan yang berlawanan
dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan
demikian timbulah suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai
hukum.
Contohnya, Setiap mahasiswa kedokteran menghadapi tekanan yang sama,
bahkan di antara mereka ada yang lebih dari yang lain. Ingatkan teman anda yang
sukanya mengerutkan dahi, ajarilah untuk selalu tersenyum (dr. Hoki)
Namun demikian tidak semua kebiasaan itu pasti mengandung hukum yg baik dan
adil oleh sebab itu belum tentu kebiasaan atau adat istiadat itu pasti menjadi sumber
hukum formal. Adat kebiasaan tertentu di daerah hukum adat tertentu yg justru sekarang
ini dilarang untuk diberlakukan karena dirasakan tidak adil dan tidak berperikemanusiaan
sehingga bertentangan denagan Pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber
hukum.

11

2. Semester Pendek
Semester pendek pada dasarnya merupakan program perkuliahan fakultatif, yang
dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) bulan dengan perincian 3 (tiga) minggu untuk
kuliah tatap muka dan 1 (satu) minggu untuk pelaksanaan ujian. Perkuliahan fakultatif
artinya mahasiswa diberi kebebasan untuk mengikuti atau tidak mengikuti kegiatan
akademik pada program perkuliahan tersebut (semester pendek).
Tujuan diselenggarakannya semester pendek adalah dalam rangka membantu
studi mahasiswa lulus tepat waktu, sehingga memberi peluang bagi mahasiswa yang
ingin melakukan perbaikan atau pengulangan (remedial) suatu mata kuliah.
Ketentuan Umum :
a. Setiap mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah maksimal 12 (dua belas)
SKS.
b. Sebelum perkuliahan semester pendek diselenggarakan, setiap mahasiswa diwajibkan
melaksanakan perwalian/konsultasi dengan dosen pembimbing akademik (prosedur
sama dengan ketika perkuliahan semester reguler).
c. Besaran SPP variable dalam semester pendek ditentukan Akademi berdasarkan Surat
Keputusan Direktur.
d. Teori proses belajar mengajar di semester pendek sama dengan perkuliahan pada
semester regular.
e. Di dalam semester pendek, dalam satu minggu perkuliahan untuk satu mata kuliah
minimal dilaksanakan 2 (dua) kali tatap muka.

12

3. Faktor- Faktor Penyebab Kegagalan Belajar
Ada banyak sekali hal hal yang menyebabkan gagalnya proses belajar dalam
perkuliahan. Karena aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya berlangsung
wajar, kadang dapat lancar, kadang kadang tidak, kadang dapat cepat menangkap apa
yang dipelajari, kadang terasa sulit. Kenyataan ini sering dijumpai pada setiap mahasiswa
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu tidaklah sama. Hal ini yang menyebabkan
perbedaan tingkah laku belajar dikalangan mahasiswa. Suatu kondisi proses belajar yang
ditandai dengan adanya hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar
disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar terdiri dari beberapa kategori. Menurut
Soekamto dan Udin SW (1997), seorang mahasiswa tentu mempunyai IQ di atas rata-
rata. Berdasar asumsi tersebut maka kesulitan belajar yang terjadi pada mahasiswa
termasuk dalam "under achiever" yaitu prestasi rendah atau kurang. Mahasiswa tersebut
memiliki IQ tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah atau tidak dapat mencapai yang
semestinya (berdasar tingkat kemampuannya). Sedangkan kelompok mahasiswa yang
mengalami kesulitan belajar tersebut disebut sebagai "lower group" yaitu kelompok yang
mempunyai prestasi di bawah rata-rata (Makmun, 2000).
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan faktor intelegensi, tetapi dapat juga
karena faktor non intelegensi. IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan dalam
belajar (Ahmadi dan Widodo, 1991). Faktor-faktor kesulitan belajar dapat berasal dari
dalam diri mahasiswa sendiri seperti motivasi yang kurang, kebiasaan belajar kurang
efektif dan kecakapan mengikuti kuliah kurang. Faktor lain berasal dari sekolah, yaitu
karena faktor guru, bahan bacaan, kurikulum, kondisi gedung dan alat pelajaran.
Keluarga juga merupakan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar, yaitu perhatian
13

orangtua, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi. Faktor masyarakat seperti teman
bergaul, aktivitas di masyarakat dan lingkungan tetangga juga mempengaruhi kesulitan
belajar.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi proses belajar yang ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar ini
sering terjadi pada mahasiswa tetapi sering pula tidak disadari oleh mahasiswa. Hal ini
dapat berakibat terjadinya kegagalan dalam menempuh studinya. Kegagalan yang terjadi
berulangkali akan menimbulkan kejengkelan, kemarahan, kemalasan, kebosanan dan
bahkan kebencian yang akhirnya mahasiswa tersebut terpaksa meninggalkan bangku
kuliahnya dengan segala macam kerugian baik mental biaya atau seluruh hidupnya
(Hamalik,1990).
Menurut kompas penyebab kegagalan dalam kuliah. Sudah banyak para
mahasiswa yang berhenti di tengah jalan alias tidak meneruskan kulahnya. kebanyakan di
semester awal, semester tengah adalah rawannya masa-masa berhenti kuliah. bermacam-
macam masalah yang menjadi penyebabnya. dan berikut adalah beberapa penyebabnya
kegagalan dalam kuliah:
1. Kuliah karena terpaksa
Melihat anaknya diwisuda adalah kebanggaan bagi setiap orang tua. Dari lubuk
hati setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi seorang yang pintar dan
sukses. Bahkan memaksa anaknya untuk kuliahpun bisa saja mereka lakukan. Berawal
dari sebuah keterpaksaan inilah maka ketika sudah menjadi mahasiswa, dia enggan untuk
serius dalam kuliah, apalagi pengen cepat-cepat diwisuda.

14

2. Salah Jurusan
Kalah dalam persaingan SPMB/UM PTN/PTS yang memiliki jurusan-jurusan
favorit, menyebabkan banyak mahasiswa memilih jurusan lain (yang tidak diminati)
sebagai pelarian ketika tidak diterima. Tujuannya adalah agar mereka tetap bisa kuliah
meski jurusan itu bukan yang diminati.
3. Terlalu Menikmati Kebebasan Karena Jauh dari Ortu Tua
Anak Mami kalau kita sering sebut, terkadang juga menjadi faktor kuliah lama.
Rendahnya pengawasan dari orang tua (jauh dariortu) terkadang kebebasan itu
dimanfaatkan secara berlebihan. Kerjanya maen,pacaran, begadang tiap malam,
nongkrong sana-sini dan lain-lainnya.
4. Sibuk Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan Ataupun Ormas
Tingkat Intelegency Emotional (IE) yang lebih besar daripada IQ mendorong
mahasiswa untuk lebih senang berorganisasi,bersosialisasi, bertukar pikiran dan
melakukan kegiatan-kegiatan atau bergabung dengan Ormas daripada belajar.
Kesibukannya itu terkadang menghabiskan uang,tenaga, pikiran dan juga waktu sehingga
kuliah terabaikan dan bukan prioritas lagi.
5. Menekuni Hobi Secara Berlebihan
Soft Skill yang dimiliki mahasiswa mendorong untuk menjadi hobi. Hobi kalau
dilakukan secara wajar itu baik, tapi kalau berlebihan, pasti mengganggu kegiatan
lainnya. Beberapa hobi seorang mahasiswa antara lain: ngegame, ngeband, billiard,
Playstation, ngenet, Futsal, dll.


15

6. Bisa Mendapatkan Uang Sendiri
Kerja terkadang dibutuhkan bagi mahasiswa,terutama yang kurang mampu
ataupun untuk menambah uang saku. Tetapi tidak sedikit pula dari mereka yang terlena
dengan pekerjaannya itu. Alasannya simple, ujung akhir dari kuliah adalah mendapat
gelar sarjana yang bisa digunakan sebagai sarana untuk mencari kerja sehingga
menghasilkan uang.
7. Tidak Adanya Jaminan Kerja Setelah Lulus
Tidak adanya jaminan inilah yang paling banyak membuat mereka lebih milih
lama kuliah daripada lama menganggur.

16

BAB V
PEMBAHASAN
Secara etimologis, mahasiswa berasal dari kata maha (besar) dan siswa (murid).
Jadi, mahasiswa adalah murid besar. Dimana Penyesuaian terhadap norma-norma,
yaitu : Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah,
Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan, Memanfaatkan sumber-
sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.
Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah adalah gejala
psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek
yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan
perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut. Semisal melalui Cara
belajar yang baik, yang dapat dilakukan dengan menentukan : Tujuan jangka pendek
dan jangka panjang, Mengikuti jadwal belajar, Memanfaatkan dosen, Menggunakan
teknik belajar dan mencatat, Aktif di kegiatan ekstrakurikuler, Memanfaatkan sumber
daya kampus, Menyeimbangkan kuliah, Rajin kuliah dan aktif di kelas,
Memanfaatkan peralatan belajar, Siap menghadapi ujian, Membuat kelompok belajar
serta Tidur yang cukup
Ada banyak sekali hal hal yang menyebabkan gagalnya proses belajar dalam
perkuliahan. Karena aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya
berlangsung wajar, kadang dapat lancar, kadang kadang tidak, kadang dapat cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang terasa sulit. Kenyataan ini sering dijumpai
pada setiap mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu tidaklah sama.
Hal ini yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan mahasiswa.
17

Suatu kondisi proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan- hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan
belajar terdiri dari beberapa kategori.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan faktor intelegensi, tetapi dapat juga
karena faktor non intelegensi. IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan
dalam belajar (Ahmadi dan Widodo, 1991).
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi proses belajar yang ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar
ini sering terjadi pada mahasiswa tetapi sering pula tidak disadari oleh mahasiswa.
Hal ini dapat berakibat terjadinya kegagalan dalam menempuh studinya. Kegagalan
yang terjadi berulangkali akan menimbulkan kejengkelan, kemarahan, kemalasan,
kebosanan dan bahkan kebencian yang akhirnya mahasiswa tersebut terpaksa
meninggalkan bangku kuliahnya dengan segala macam kerugian baik mental biaya
atau seluruh hidupnya (Hamalik,1990).









18

BAB VI
KESIMPULAN

Secara etimologis, mahasiswa berasal dari kata maha (besar) dan siswa (murid).
Jadi, mahasiswa adalah murid besar. Murid besar, diandaikan berbeda perlakuan dan
kelakuan terhadapnya dibandingkan dengan murid biasa. Perbedaan yang paling
mencolok ialah sikap mental (attitude) perilaku, serta aspek kemandirian.
Kemandirian agaknya menjadi kata kunci bagi mahasiswa, mahasiswa yang
mandiri, tidak bergantung harapan kepada pihak yang lain, entah dosen entah teman
kuliah. Bagus harus yakin, bahwa keberhasilan studynya merupakan buah dari hasil kerja
kerasnya sendiri, meskipun fihak lain pun ada sumbangsihnya.
Pada hakikatnya, proses belajar adalah proses perseorangan (individual).
Seseorang dapat belajar jika dia secara aktif selama waktu tertentu berupaya mengetahui
sesuatu. Selain faktor dari diri sendiri, masih banyak faktor pendukung lain yang turut
memberikan andil bagi suksesnya seorang mahasiswa, seperti sesama mahasiswa, dosen,
dosen pembimbing, administrator, perangkat belajar, serta masih banyak aspek yang lain.







19

DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk praktis dalam pembelajaran :
http://books.google.co.id/books?id=atD2wBku45YC&pg=PA266&dq=perbedaan+siswa
+dan+mahasiswa&hl=en&sa=X&ei=DF8hVM_1IYnY8gXi94HgAQ&redir_esc=y#v=on
epage&q=perbedaan%20siswa%20dan%20mahasiswa&f=false
Pengertian minat bakat :
http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/
Pengertian tips belajar
http://kampus.okezone.com/read/2013/09/21/373/869740/large
Ilmu dan aplikasi pendidikan
http://books.google.co.id/books?id=B8cfnF69lOEC&pg=PA125&dq=perbedaan+siswa+
dan+mahasiswa&hl=en&sa=X&ei=vnEhVILJIsfX8gWjyIDYCA&ved=0CBwQ6AEwA
A#v=onepage&q=perbedaan%20siswa%20dan%20mahasiswa&f=false
Proses belajar dan mengajar
http://books.google.co.id/books?id=PT4S8C7gGFcC&pg=PA110&dq=perbedaan+siswa
+dan+mahasiswa&hl=en&sa=X&ei=vnEhVILJIsfX8gWjyIDYCA&ved=0CE8Q6AEwB
w#v=onepage&q=perbedaan%20siswa%20dan%20mahasiswa&f=false

You might also like