You are on page 1of 34

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.

Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang
dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi
hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan
ketergantungan akan zat tersebut secara terus menerus. Pengertian
narkotika menurut Undang-undang / UU No. 22 tahun 1997 :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang kemudian
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.


Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah
gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif'.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah
gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
Psikotropika
Golongan Psikotropia adalahZat atau obat yang dapat menurunkan
aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan
kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para
pemakainya.

Pemakaian Psikotropika dalam jangka panjang tanpa pengawasan dan
pembatasan medis bisa menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja
menyebabkan ketergantungan namun juga menimbulkan berbagai macam
penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai bahkan menimbulkan
kematian.
Efek Pemakaian Psikotropika
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal),

Pemakaian psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan
pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk,
tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai
macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang
bahkan menimbulkan kematian.

Jenisjenis narkoba yang termasuk Psikotropia :

1. EKSTASI (XTC)
Ekstasi (XTC) adalah salah satu obat bius yang di buat secara ilegal di
sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul. Senyawa HYPERLINK
atau dalam bahasa kimia.

Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta
isolasi daun coca (erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada
sambungan syaraf dengan cara / teknik diminum dengan mencampurnya
dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup
dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya. Kenikmatan
menggunakan kokain hanya dirasakan sebentar saja, yaitu selama 1 sampai 4
menit seperti rasa senang riang gembira, tambah pede, terangsang,
menambah tanaga dan stamina, sukses, dan lain-lain. Setelah 20 menit semua
perasaan enak itu hilang seketika berubah menjadi rasa lelah / capek,
depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi dan lagi sampai
mati.

Cara Kerja Ekstasi :

Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat ditimbukan dari penggunaan
kokain secara terus menerus adalah :
- Darah tinggi
- Sulit bobo / susah tidur
- Bola mata menjadi kecil
- Hilang nafsu makan / kurus
- Detak jantung jadi cepat
- Terbius sesaat, dan sebagainya
a. Bentuk garam cocain: - mudah larut,
- dihirup

b. Bentuk basa: - tidak mudah larut
- dirokok
Pengaruh lain: - tekanan darah naik, denyut jantung naik, stroke
- mual, sakit kepala, berkeringat
- sesak nafas, susah tidur, anorexia
- adiksi

Pengaruh cocain pada otak
Otak mengalami perdarahan
Infark cerebral
Pathologi
otak
2. Sabu-sabu
Narkoba jenis psikotropika ini berbentuk kristal seperti gula,
tidak berwarna dan berbau, dalam bahasa medis lebih dikenal dengan
nama methamphetamine. Jenisnya antara lain gold river, coconut dan
kristal namun ada juga yang berbentuk tablet. Sabu-sabu juga di kenal
dengan julukan Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream.

Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si
pemakai sabu-sabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan akan
terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan
kematian.

Pemakaian:
Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga
mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya
berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang
memilih membakar sabu-sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka
panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.
Efek yang ditimbulkan:

Menjadi bersemangat, gelisah dan tidak bisa diam, tidak bisa
tidur, tidak bisa makan, dalam jangka panjang bisa menyebabkan
fungsi otak terganggu bahkan bisa berakhir dengan kegilaan, paranoid,
dan gangguan hati (lever).

Gejala pecandu yang putus obat:

1. Cepat marah,
2. tidak tenang,
3. cepat lelah, dan tak bersemangat,
4. lesu, letih dan
5. ingin selalu tidur terus.
Sedangkan dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf
pusat manusia, Psikotropia dapat dikelompokkan menjadi :

a. Depresant
Obat psikotropia yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas
susunan saraf pusat (Psikotropika Gol 4), contohnya antara lain Sedatin atau
Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak (MX).

b. Stimulant
Obat psikotropikayang bekerja dengan mengaktif kerja susunan saraf
pusat, contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini
terdapat dalam kandungan Ekstasi.

c. Hallusinogen
Obat psikotropika yang bekerja dengan menimbulkan perasaan halusinasi
atau khayalan contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine,
micraline. Psikotropika digunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan
harganya yang relatif mahal. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur
dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan
efek yang sama dengan Narkotika.
Zat Adiktif
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika &
Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup
(inhalansia) maupun zat pelarut (solven). Sering kali pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun) harus diwaspadai
orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi
pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya (Putauw).
Golongan Narkotika Berdasarkan Bahan Pembuatannya :

1. Narkotika Alami Zat dan obat yang langsung bisa dipakai sebagai
narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi dan proses
lainnya terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit
proses sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh
digunakan untuk terapi pengobatan secara langsung karena terlalu
beresiko. Contoh narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka.

2. Narkotika Sintetis / Semi Sintesis Narkotika jenis ini memerlukan proses
yang bersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian sebagai penghilang
rasa sakit / analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin, metadon,
dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.

Narkotika sintetis dapat menimbulkan dampak sebagai berikut :
a. Depresan = membuat pemakai tertidur atau tidak sadarkan diri.
b. Stimulan = membuat pemakai bersemangat dalam berkativitas kerja dan
merasa badan lebih segar.
c. Halusinogen = dapat membuat si pemakai jadi berhalusinasi yang mengubah
perasaan serta pikiran.

3. Narkotika Semi Sintesis / Semi Sintetis yaitu zat / obat yang diproduksi
dengan cara isolasi, ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin, morfin,
kodein, dan lain-lain.
Penyebaran Narkoba
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.
Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat
narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja
dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah,
diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu
saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan
penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.

Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih
sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja
maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD pun banyak yang terjerumus
narkoba.
Jenis-jenis Narkoba
Jenis-jenis Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan
Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan
maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala
masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau
opium, suatu golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga
tanaman Poppy yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos
(The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.

Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari narkotika,
Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu
pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat
disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).

Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak
sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik,
psikis/jiwa dan fungsi sosial.
Berikut jenis-jenis Narkoba:
Heroin atau diamorfin (INN)
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica)
Morfin.
Kokain
Methamphetamine (amphetamine)
Opium
LSD atau lysergic acid atau acid
Afetamin
SEDATIF-HIPNOTIK (Benzodiazepin/BDZ) Sedatif (obat penenang)
dan hipnotikum (obat tidur).
Alkohol
INHALANSIA atau SOLVEN
Demerol
Methadon
ECSTASY
Mariyuana
Kodein
Opiat Sintetik / Sintetis
Cara Narkoba digunakan
Dimakan, dihisap, dihirup
melalui hidung, disedot
melalui hidung,
Ditempel kekulit,
disuntikan
Melalui dubur
dll


Kontroversi
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolon narkotika, walau tidak
terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-
obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak,
yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Diantara pengguna
ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang
berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir diantara para
pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna
akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini
masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh
beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan
marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan
pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak
yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam
berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.


Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga
di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang
dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern "Cannabis
indica" yang berasal dari India dengan "Cannabis sativa" dari Barat, dimana
jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di
Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana
dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka
menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam
berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan
Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti
sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap
sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak
belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan
terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan
hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan
(aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
Efek-efek Narkoba
Halusinogen , efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam
sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-
halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada /
tidak nyata contohnya kokain & LTD.

Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan
cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu.

Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin
dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang
cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba
memutuskan syaraf-syaraf dalam otak Jika terlalu lama dan sudah
ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak
dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan
akhirnya kematian.








Jumlah korban yang tewas setiap harinya akibat
mengonsumsi narkoba mencapai 41 orang atau setahun sekitar
15.000 orang (mayoritas remaja) Indonesia tewas karena
penyalahgunaan narkotika Dalam kata lain, penyalahgunaan
narkotika membawa pada kematian yang mengenaskan dan sia-sia.
Gambar Sebelum dan Sesudah saat Pemakaian Narkoba
Secara ekonomi, angka dari Badan Narkotika Nasional membuat
orang terperangah. Kerugian keuangan masyarakat mencapai Rp 23,6
triliun, Rp 11,36 triliun di antaranya untuk belanja narkoba.

Diperkirakan, tanpa adanya pencegahan yang serius, dalam lima
tahun ke depan masyarakat dirugikan Rp 207 triliun per tahun,
demikian laporan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Kerusakan penyalahgunaan narkoba dari hari ke hari semakin
mengerikan, menyangkut gradasi kerusakan maupun tingkat
keluasannya. Daya rusak dan akibatnya tidak kalah mengerikan
dibanding korupsi.

Pemanfaatan
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai
bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja
juga digunakan sebagai sumber minyak. Namun demikian, karena ganja
juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai
ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat
disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa
negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan
pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus
mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama
sekali. Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh
daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok,
dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Budidaya
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara
tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun
sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
Penyalahgunaan Zat dan
Gambaran Sosial
Melalui pengetahuan masyarakat tahu tentang penyalahgunaan zat dan
gambaran sosial diperoleh dari sumber informasi yaitu media massa,
penyuluhan atau sumber dari orang lain misalnya dari teman, keluarga, sekolh
atau pergaulan dalam masyarakat. Sumber informasi hendaknya dipahami
dengan tepat sehingga tidak akan terjadi kekeliruan penggunaan zat. Informasi
itu diharapkan dapat menjernihkan pemahaman zat dan gambaran social yang
menyalah gunakannya.

Pada dasarnya zat termasuk makanan, minuman karena berlebihan jadi
tidak baik. Apalagi yang termasuk zat yang dapat menimbulkan ketergantungan.
Zat apabila masuk dalam tubuh akan mempengaruhi otak sehingga timbul
perubahan misalnya kesadaran, perilaku, proses berpikir, perasaan dan
pemahaman atas diri dan lingkungan.

Masih ada zat yang dapat digolongkan pada zat yang mempengaruhi tubuh
manusia, terutama otak seperti dijelaskan diatas. Contohnya ; kafein yang
terdapat dalam kopi, obat pemacu, seperti amfetamin dan ectacy, yang dihirup,
seperti acetone dan sebagainya.
Berdasarkan cara zat itu masuk kedalam tubuh manusia, dapat dirinci sebagai
berikut :

Zat yang dapat diminum, misalnya kopi dan minuman yang berakohol.
Zat yang dapat dihisap, misalnya rokok dan ganja.
Zat yang disuntik, misalnya morfin.
Zat yang ditelan, misalnya pil penenang dan berbagai jenis zat yang dijual
bebas.
Zat yang dihirup, misalnya acetone, thiner.

Penyalahgunaan zat sangat mengganggu kehidupan sosial karena orang
menggunakan zat itu sering mengganggu ketenteraman umum. Bahkan sumber
dari kejahatan sehingga tingkat criminal semakin bertambah. Maka penggunaan
zat yang tidak pada tempatnya dilarang oleh KUHP (Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana) dan peraturan menteri kesehatan.
Gambaran Sosial

Gambaran umum tertentu dari penampilan luar seseorang misalnya
wajah, pakaian, tingkah lakunya disebut gambaran social.

Contoh :
Kita sering mempunyai gambaran orang yang menyalahgunakan morfin
sebagai orang yang berambut gondrong, kurus kering, putus sekolah yang
mengundang rasa takut dan kasihan.

Gambaran sosial tentang orang yang menyalah gunakan morfin diatas
belum tentu benar atau sesuai dengan kenyataan. Kita ketahui tentang bahwa,
ada siswa yang berpenampilan rapih, bersih dan sopan, ternyata juga
menggunakan zat yang dapat menimbulkan ketergantungan itu. Merokok
digambarkan sebagai suatu kebiasaan orang muda yang modern, tampan dan
gagah, seperti dalam iklan rokok. Tetapi dapat juga menggambarkan orang
yang berpakaian kusut, gigi kuning dan kumuh.
Fakta Medik dan Fakta Legal
Fakta adalah kenyataan berdasarkan penelitian atau pengamatan yang
dilihat, didengar, diraba dan dikecap. Fakta terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

Fakta Medik atau fakta kesehatan dibuktikan secara ilmiah menjadi
penemuan baru diantaranya pengaruh zat terhadap perilaku dan tubuh
manusia. Fakta medik menjelaskan :
Pengaruh zat terhadap perilaku manusia yang menggunakannya.
Pengaruh zat terhadap organ tubuh manusia, seperti jantung, paru-paru, otak, usus
dan sebagainya
Pengaruh zat pada pemakaian dalam jumlah banyak maupun pemakaian secara kronis
(bertahun-tahun).

Fakta Legal adalah semua peraturan perundang-undangan atau hokum
yang berkembang dengan penanaman, pembuatan, penyimpanan, pengedaran,
penjualan dan penggunaan zat, siapa yang melakukan akan dikenakan sanksi
hokum.
Penyebab yang bersumber dari orang tua/keluarga
Keluarga tidak harmonis
Kurang atau bahkan tidak ada komunikasi dan keterbukaan dengan orang
tua
Orang tua yang terlalu memiliki,menguasai.melindungi,mengarahkan dan
mendikte
Kurangnya pengawasan
Orang tua yang terlalu memanjakan
Orang tua terlalu sibuk baik karena mencari nafkah ataupun karena
kejaran karier
Tidak ada perhatian, kehangatan,kasih sayang dan kemesraan dalam
keluarga
Salah satu atau kedua orang tua menderita tekanan jiwa
Salah saru atau kedua orang tua adalah pemakai


Situasi Penawaran Zat
1. Berbagai Alasan Penggunaan Zat
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang yang mencoba
akhirnya memiliki ketergantungan. Factor penyebabnya dapat berasal dari
dalam diri maupun di luar diri.
a. Faktor Dalam Diri
Kepribadian yang lemah seseorang yang menyalah gunakan zat karena ia
mempunyai kepribadian yang lemah dan perkembangan kepribadian yang
terganggu oleh bebagai sebab, sehingga tidak mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
Ingin tahu seseorang menyalahgunakan zat karena ia ingin tahu.
Karena anggota kelompok pengguna zat yang tidak mau menggunakan zat
tidak akan diterima dalam anggota itu.
Ketidaktahuan dampak dari penyalahgunaan zat. Karena Frustasi atau
kecewa terhadap orang lain dan situasi lingkungan yang tidak mendukung.

b. Faktor Dari Luar
Pemaksaan seseorang dalam menyalahgunaan zat karena ada orang yang
memaksanya.
Mode (ikut-ikutan) beberapa orang percaya, bahwa penyalahgunaan zat
adalah suatu Mode.

2. Penawaran Zat

Penawaran berbagai jenis zat oleh orang-orang tertentu apalagi
menyalahgunaan zat terjadi dimana-mana di luar dugaan kita. Penawaran zat
dalam kehidupan sehari-hari terutama di dalam kalangan generasi muda,
seperti di sekolahan, diwaktu pergi dan pulang sekolah, dirumah kawan,
dipesta ulang tahun, di diskotik, diperkemahan dan lain-lain. Yang
menawarkan kadang-kadang teman terdekat, sebelumnya tidak pernah kita
duga bahwa teman kita menggunakan zat. Hal seperti harus kita waspadai.

Cara-cara penawaran zat mungkin dilakukan secara halus seperti
memberikan secara gratis, ingin coba, dengan memasikkan zat ke minuman
atau di paksa. Akhinya timbul ketagihan dan ketergantungan pada zat
tersebut.
Pengambilan Keputusan
Mungkin di hadapi oleh kamu, seperti teman mengajak bolos,
merokok, tidak mengerjakan PR, mengobrol diruang kelas. Pengambilan
keputusan adalah suatu proses yang tidak mudah, apabila salah
mengambil keputusan akan merugikan diri sendiri.
Oleh sebab itu harus berlatih dalam mengambil keputusan. Untuk
itu mengambil keputusan harus bersikap bijaksana. Didalam penawaran
zat, harus memiliki pengetahuan, pemahan dan keterampilan sebagai
berikut :

Memiliki dan mengetahui fakta medik dan fakta legal.
Memiliki suatu pemahaman situasi penawaran.
Memiliki pemahaman diri.
Memiliki keterampilan pengambilan keputusan.
Untuk memperoleh suatu keterampilan harus banyak berlatih
diantanya kebiasaan, penyesalan sesudah terjadinya kebiasaan, hambatan
dan potensi serta pertimbangan dalam mengambil keputusan. Hal tersebut
dapat di gambarkan sewbagai berikut :

Terbentuknya kebiasaan di antaranya kebiasaan merokok sambil kerja,
habis makan, ingin mencoba-coba dan lain-lain.
Penyesalan sesudah terjadinya kebiasaan, habis merokok uang lenyap,
menggunakan zat merusak tubuh dan lain-lain.
faktor penghambat untuk menolak tawaran yaitu sulit menolak permintaan
orang lain, tidak tega menolak, mengecewakan dan merasa kawan adalah
segalanya. Faktor pendukung untuk menolak tawaran misalnya tidak suka
berbohong, mengendalikan diri dan tidak mudah terpengaruh.
Pertimbangan dalam mengambil keputusan hendaknya memerhatikan
beberapa factor atau resiko diantaranya resiko hokum, resiko medik dan
resiko sosial.
SELESAI
Di Persembahkan Oleh :
Nama : Arif Jayarana
Kelas : XI TKJ
Mata Pelajaran : PENJASORKES

You might also like